BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Indarti 2008, melakukan penelitian yang berjudul “Intensi
Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa variabel Efikasi Diri
X1 terbukti mempengaruhi secara signifikan intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kesiapan instrumen X2 menjadi faktor penentu intensi
kewirausahaan bagi mahasiswa Norwegia. Kebutuhan akan prestasi X3 tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan. Intensi
Kewirausahaan dari ketiga negara ditunjukkan bahwa Mahasiswa Jepang memiliki intensi kewirausahaan yang paling rendah diantara mahasiswa Indonesia
dan Norwegia.
Sembiring 2010, melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan instrumentasi, dan Kebutuhan akan Prestasi terhadap Minat
Mahasiswa Berwirausaha Studi Kasus Mahasiswa FISIP USU”.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel independen Efikasi Diri, Kesiapan Instrumen, dan Kebutuhan akan Prestasi secara parsial atau
masing uji t berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fisip USU. Dan variabel Efikasi Diri ED memiliki
pengaruh yang paling besar terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha di Fisip USU. Hal ini terlihat dari nilai koefesiennya sebesar 0,552 lebih besar dari
Kesiapan Instrumen 0,261 dan Kebutuhan Akan Prestasi 0,186.
21
B. Minat Berwirausaha 1. Pengertian Minat
Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang minat: a.
Minat adalah sikap yang membuat orang senang terhadap obyek, situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan
untuk mencari obyek yang disenangi itu. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan
pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaannya pun berbeda-beda. Tingkat prestasi seseorang ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan
minat. As’ad, 2005:7 b.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu. Winkel, 2001:30. c.
Minat adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menyebabkan terikatnya perhatian individu tersebut pada obyek tertentu. Indryati,
2003:62 Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan adanya keinginan. Keinginan yang timbul dalam diri individu tersebut dinyatakan dengan suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang terhadap sesuatu obyek atau keinginan yang akan memuaskan kebutuhan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Minat bertalian erat dengan perhatian, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena dalam kondisi-kondisi tertentu minat bisa berubah-ubah, tergantung faktor-
faktor yang mempengaruhinya, yang mempengaruhi minat secara garis besar ada tiga yaitu faktor fisik, psikis, dan lingkungan :
a. Faktor Fisik. Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya saja
individu memilih berwirausaha maka kondisi fisiknya harus benar-benar kuat karena berwirausaha adalah pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor
fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan individu. b. Faktor Psikis
Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan. 1. Motif
Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Menurut Walgito 2003:149 motif diartikan sebagai suatu
kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan
tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat timbul jika ada motif, dan motif bersifat alami sebagai akibat perkembangan individu sesuai dengan
norma yang ada pada individu.
2. Perhatian Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau kelompok obyek Walgito,2003:56. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika
subyek mengalami keterlibatan dalam obyek. 3. Perasaan
Perasaan adalah aktivitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek Winkel,2001:30. Hubungan perasaan dalam
mencapai minat adalah perasaan senang akan menimbulkan minat yang akan diperkuat adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan
suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan.
c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. 1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam
mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola
tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, keluarga
merupakan faktor yang paling penting bagi tumbuh dan berkembangnya potensi yang dimiliki anak.
2. Lingkungan Fakultas Fakultas merupakan lingkungan yang sangat potensial untuk mendorong
mahasiswa dalam perkembangan minat, misalnya di lingkungan fakultas memberi motivasi kepada mahasiswanya untuk mandiri maka kemungkinan
mahasiswa tersebut juga akan punya minat untuk mandiri. 3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan ketiga yang turut mempengaruhi perkembangan minat. Misalnya lingkungan yang mayoritas berwirausaha
maka kemungkinan besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat terhadap wirausaha.
3. Wirausaha
Holt dalam Riyanti, 2003:21, kata Entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Kata ”wirausaha” merupakan gabungan kata ”wira” gagah berani,
perkasa dan kata ”usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah beraniperkasa dalam usaha.
Smith dalam Riyanti, 2003:23 melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial
atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang merubah permintaan
menjadi produksi. Richard Cantillon dalam Riyanti, 2003:23 berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha
menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger dalam Riyanti, 2003:23 berpendapat bahwa
wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai bernilai rendah menjadi sesuatu yang
bernilai tinggi. Misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
perpaduan definisi yang dikemukakan diatas sebagai berikut: ”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara
mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan
secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan
produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.” Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan
mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu Suryana, 2003:13, sebagai berikut:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis Acmad Sanusi, 1994.
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda Drucker, 1959.
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan Zimmerer. 1996.
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha dan perkembangan usaha Soeharto Prawiro, 1997. 5.
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru creative, dan sesuatu yang berbeda inovative yang bermanfaat memberi
nilai lebih. 6.
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Kewirausahaan secara ringkas berdasarkan keenam konsep di atas dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah
barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan
seuatu yang baru dan berbeda create new and different melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam
mengembangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa
harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang
ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih
efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Menurut Geoffrey G. Meredith Suryana, 2003:14 mengemukakan ciri- ciri dan watak kewirausahaan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri-ciri Watak
1 Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme. 2 Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan
insiatif.
3 Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran- saran dan kritik.
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6 Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.
Sumber: Suryana 2003:14 Menurut pengertian di atas maka yang dimaksud dengan minat
berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide- ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta
mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.
C. Efikasi diri
Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan
pada apa yang mereka percaya percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan
intensi seseorang Indarti, 2008. Bandura dalam Riani, 2006 mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi
diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat
diuraikan sebagai berikut: a.
Tingkat kesulitan tugas, yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan
perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia
persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya.
b. Kekuatan keyakinan, yaitu berkaitan dengan kekuatanpada keyakinan
individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan,
walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan
kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.
c. Generalitas, yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di
mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman
kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi
Proses efikasi diri mempengaruhi fungsi manusia bukan hanya secara langsung, tetapi juga mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap faktor lain.
Secara langsung, proses efikasi diri mulai sebelum individu memilih pilihan mereka dan mengawali usaha mereka. Yang pertama, orang cenderung
mempertimbangkan, mengevaluasi, mengintegrasikan informasi mengenai kapabilitas yang dirasakan. Yang penting, langkah awal dari proses tersebut tidak
begitu berhubungan dengan kemampuan atau sumber individu, tetapi lebih pada bagaimana mereka menilai atau meyakini bahwa mereka dapat menggunakan
kemampuan dan sumber mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Luthans, 2006:45.
D. Kesiapan Instrumentasi