c Muatan normatif atau ekspektasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain karena karakter-karakter atau atribut khusus yang ada.
Bagi wirausaha, jaringan merupakan alat mengurangi resiko dan biaya transaksi serta memperbaiki akses terhadap ide-ide bisnis, informasi dan modal.
Hal senada diungkap oleh Kristiansen yang menjelaskan bahwa jaringan sosial terdiri dari hubungan formal dan informal antara pelaku utama dan pendukung
dalam satu lingkaran terkait dan menggambarkan jalur bagi wirausaha untuk mendapatkan akses kepada sumber daya yang diperlukan dalam pendirian,
perkembangan dan kesuksesan usaha.
E. Kebutuhan Akan Prestasi
McClelland dalam Indarti, 2008 telah memperkenalkan konsep kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu motif psikologis. Kebutuhan akan
prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan. Lebih
lanjut, McClelland menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk
memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya, ada tiga atribut yang melekat pada seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu
a Menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan, b Mau mengambil resiko sesuai dengan kemampuannya, dan
c Memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil.
Kebutuhan akan pujian dan penghargaan ini muncul sebagai reaksi atas perasaan bahwa dirinya tidak berguna dan bukan siapa-siapa. Mereka ingin
menunjukkan kepada dunia di sekelilingnya bahwa mereka pantas diperhitungkan serta mampu melakukan sesuatu yang menarik perhatian. Wirausahawan
seringkali memutuskan untuk memulai usahanya sendiri karena mereka adalah high achiver yang merasa bahwa karier mereka sulit berkembang dalam
perusahaan tempat mereka bekerja maupun profesi yang mereka tekuni Susanto, 2009:30. Para individu tersebut terdorong untuk membuat usaha yang dapat
mereka tentukan sendiri jenjang karier yang mereka inginkan. Pencapaian prestasi adalah alasan utama mereka ingin berwirausaha karena tempat mereka bekerja
tidak dapat memfasilitasi keinginan mereka untuk mencapai jenjang karier yang diharapkan.
Maslow dalam Adair, 2008:51 membagi kebutuhan akan prestasi ke dalam dua perangkat yaitu:
a. Hasrat akan kekuatan, pencapaian, kecukupan, penguasaan, kompetensi,
percaya diri di hadapan dunia, kemandirian, serta kebebasan; dan b.
Hasrat akan reputasi, prestise, status, dominasi, pengakuan, perhatian, kepentingan, dan penghargaan.
BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
A. Sejarah Umsu
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara disingkat dengan UMSU merupakan salah satu dari lembaga pendidikan milik persyarikatan
Muhammadiyah, berfungsi menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. UMSU merupakan perguruan tinggi
swasta mitra pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul, menjadi
bangsa yang bermartabat, dan memiliki kedudukan sama dengan bangsa- bangsa lain di dunia. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara didirikan
pada tanggal 29 Februari 1957 atas prakarsa beberapa tokoh ulama Muhammadiyah diantara H.M. Bustami Ibrahim, D. Diyar Karim, Rustam
Thayib, M. Nur Haitami, Kadarrudin Pasaribu, Dr. Darwis Datuk Batu Besar, H. Syaiful U.A., Abdul Mudathi dan Baharuddin Latif. Cikal bakal UMSU
bermula dari lahirnya Fakultas Falsafah dan Hukum Islam Muhammadiyah FAFHIM yang kemudian berkembang menjadi Perguruan Tinggi
Muhammadiyah PTM Sumatera Utara pada tahun 1968, dengan mengasuh 3 falkultas yakni : Fakultas Ilmu Pendidikan FIP, fakultas Ilmu Agama Jurusan
Dakwah FIAD, dan Fakultas Syariah. Pada awalnya berdirinya FIP UMSU merupakan cabangkelas jauh dari FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta
UMJ kemudian tahun 1974 memisahkan diri dan berdiri sendiri. Sedangkan