Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi, Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fisip USU)

(1)

PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BERASTAGI

TAHUN 2010

SKRIPSI

OLEH

JHONDRY ENDRI SEMBIRING

NIM : 071000251

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi dengan Judul :

PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BERASTAGI TAHUN 2010 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

JHONDRY ENDRI SEMBIRING NIM : 071000251

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada tanggal 18 Juni 2010

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatra Utara Dekan,

(dr. Ria Masniari Lubis, MSi) NIP. 19531018 198203 2 001

Ketua Penguji Penguji I

(dr. Linda T. Maas, MPH) NIP. 19521022 198003 2 002

(Drs. Alam Bakti Keloko, MKes) NIP. 19620604 199203 1 001

Penguji II Penguji III

(Lita Sri Andayani, SKM, MKes) NIP. 19690922 199403 2 002

(Drs. Eddy Syahrial, MS) NIP: 19590713 198703 1 001


(3)

ABSTRAK

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam berlebih, kurang olah raga, alkoholis, obesitas, lemak darah tinggi dan stres, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan infark miokardium, stroke, gagal ginjal, bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak. Diwilayah Kerja Puskesmas Berastagi memiliki penderita hipertensi terbesar di Kabupaten karo dan program penanggulangan hipertensi juga telah dijalankan sejak tahun 2006. Akan tetapi masih terjadi peningkatan kasus hipertensi disertai dengan kasus penyakit akibat komplikasi hipertensi tersebut.

Hal Inilah yang melatar belakangi peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi pada tahun 2010. Untuk dapat memperoleh gambaran perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi.

Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencehagan komplikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang belum terkena komplikasi dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Berastagi yaitu sebanyak 1451 orang. Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti ditentukan dengan menggunakan rumus Lameshow (1994). Besar sampel diperoleh sebanyak 65 Orang penderita hipertensi. Metode pemilihan sampel dengan stratified random sampling.

Dari hasil penelitian diketahui mayoritas responden berada pada tingkat pengatahuan sedang yaitu sebanyak 72.3%, sedangkan yang mempunyai pengetahuan pada tingkat baik sebanyak 24.6%. Pada tingkat sikap mayoritas responden berada pada tingkat sikap baik yaitu sebanyak 84.6% sedangkan untuk pernyataan sikap pada tingkat sedang sebanyak 15.4%. Pada tindakan terhadap upaya pencegahan komplikasi sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu sebanyak 84.6% dan yang mempunyai tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 13.8% sedangkan sebanyak 1.5% berada pada tingkat kepatuhan rendah

Petugas kesehatan perlu melakukan peningkatan promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi dalam melakukan upaya pencegahan komplikasi.

Kata kunci : Perilaku, Penderita Hipertensi, Pencegahan Komplikasi


(4)

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is the leading cause of death and illness. The Historical Illness of hypertension together with the unhealthy lifestyle such as consuming tobacco, high fat, insufficient fiber, excessive salt, insufficient sport, alcoholism, obesity, high blood fat and stress, will worsen complication risks such as infark miokardium, stroke, kidney failure, and it can also lead to sudden death. In the work region in Puskesmas Berastagi has the highest number of hypertension sufferers in all the Ka bupaten Karo and the program for the handling of hypertension has been in operation since 2006. However, there is still an increase in the case of hypertension together with the illness caused by the hypertension complication mentioned above.

This research is conducted due to the background mentioned above and the researcher wants to know more about hypertension sufferer behavior toward the complication avoidance efforts in the Puskesmas Berastagi work region in 2010. This will enable the researcher to get a picture of hypertension

sufferers’ behavior in their efforts to avoid complications.

This research is quantitative descriptive using the survey method to

know the behavior of the hypertension sufferers’ behavior toward the

complication avoidance efforts. The population in this research is the hypertension sufferers who has not experienced complications and live in the work region of the Puskesmas Berastagi amounting to 1451 people. Lameshow (1994) theory is used to determine the size of the sample in this research. The size of the sample is 65 people suffering from hypertension. The stratified random sampling is used in this research.

From the result of this research the majority of the respondents who are

at the “normal” knowledge level is 72.3%, while the “good” knowledge level is 24.6%. In the “good” attitude level is 84.6% while the “normal” attitude

level is 15.4%. In the level of action to avoid complication a large number have high obedience level amounted to 13.8% while about 1.5% has low obedience level.

Health officials need more promotion on health so that this will

promote hypertension sufferers’ knowledge in making efforts to avoid

complication of hypertension


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Perilaku Penderita Hipertensi terhadap Upaya pencegahan komplikasi Diwilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku dekan fakultas kesehatan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

2. Drs. Tukiman, MKM, Selaku ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3. dr. Linda T. Maas, MPH, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Drs. Alam bakti Keloko, M.kes, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyususn skripsi ini


(6)

5. Lita sri Andayani, SKM, M.Kes, selaku dosem penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini

6. Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku dosem penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini

7. dr. Simon Gurusinga, selaku kepala Puskesmas Berastagi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini

8. Orang tua saya yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunsn skripsi ini.

9. Rekan – rekan mahasiswa peminatan PKIP yang turut memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis sudah berusaha menulis skripsi ini dengan baik, namun penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun penulisannya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Akhir kata semoga tuhan yang maha esa selalu menyertai kita semua.

Medan Juni 2010


(7)

DAFTAR ISI Halaman pengesahan

Abstak

Daftar riwayat hidup Kata pengantar Daftar isi

daftar tabel

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah ... 8

1.3. Tujuan penelitian ... 8

1.3.1.Tujuan Umum. ... 8

1.3.2. Tujuan Khusus ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku ... 10

2.2. Ruang Lingkup Perilaku .. ... 10

2.2.1. Pengetahuan ... 10

2.2.2. Sikap ... 14

2.2.3. Tindakan ... 17

2.3. Perilaku Kesehatan ... 18

2.4. Teori Perubahan Perilaku ... 20

2.5. Proses Adopsi Perilaku ... 23

2.6. Konsep Sehat – Sakit ... 24

2.7. Hipertensi ... 24

2.7.1. Pengertian Hipertensi ... 24

2.7.2. Etiologi Hipertensi ... 25

2.7.3.Manifestasi Klinis ... 26

2.7.4. Diagnosis ... 26

2.7.5. Klasifikasi Tekanan darah pada Dewasa ... 26

2.7.6. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Hipertensi ... 27

2.7.6. Komplikasi Hipertensi ... 37

2.7.7. Penatalaksanaan hipertensi ... 38

2.8. Program pencegahan Hipertensi dan Komplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi ... 45

2.9. Alogaritma Penanggulangan Hipertensi ... 46

2.10. Kerangka Konsep ... 47 BAB. III METODE PENELITIAN


(8)

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 48

3.2.2. waktu Penelitian ... 48

3.3. Populasi dan sampel ... 49

3.3.1. Populasi ... 49

3.3.2. Sampel ... 49

3.4 Metode pengumpulan data ... 50

3.5. Defenisi Operasional ... 50

3.6.1. Aspek pengukuran dan Instrumen penelitian ... 53

3.6.2. Instrumen Penelitian... 56

3.7. Teknik Analisa Data dan Pengolahan data ... 56

3.7.1. Analisa Data ... 56

3.7.1. Teknik Pengolahan data ... 57

BAB . IV HASIL 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58

4.2. Karakteristik Responden ... 60

4.3. Faktor Eksternal ... 63

4.4. Pengetahuan Responden... 65

4.5. Sikap Responden ... 72

4.6. Tindakan Responden ... 77

BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden ... 88

5.2. Faktor Eksternal ... 92

5.3. Pengetahuan Responden ... 94

5.4. Sikap Responden ... 98

5.5. Tindakan Responden ... 103

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 114

6.2. Saran ... 115 Daftar Pustaka

Lampiran

Instrumen Penelitian

Surat Permohonan izin Lokasi Surat Selesesai Penelitan Lampiran Master Data


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas berastagi

tahun 2009 ... 8 Tabel 2.1. Kategori Tingkatan Hipertensi Berdasarkan

Tingkatan Tekanan Darah ... 26 Tabel 4.1. Gambaran Luas Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 58 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di

Wilayah Kerja

Puskesmas Berastagi ... 60 Tabel 4.3. Distribusi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan

Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi

Tahun 2010 ... 61 Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun

2010 ... 61 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 62 Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun

2010 ... 62 Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 63 Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama

Menderita Hipertensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 63 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber

Pendukung Dalam Berperilaku Sehat Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 63 Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria

Dukungan Dalam Berperilaku Sehat Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 64 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber

Informasi / Media Informasi Tentang Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun

2010 ... 64 Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Esensi


(10)

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Dalam Program Penanggulangan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 66 Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

penyakit hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 66 Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Tekanan Darah yang disebut Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 67 Tabel 4.16. Distribusi tingkat Pengetahuan Responden

Tentang Gejala Hipertensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 68 Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Faktor Resiko Penyebab Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 69 Tabel 4.18. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Komplikasi Hipertensi Resiko Penyebab Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 70 Tabel 4.19. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Metode Penanggulangan Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 71 Tabel 4.20. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

waktu untuk mengukur Tekanan darah Di

Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 72 Tabel 4.21. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Dampak Tekanan Darah Yang Tinggi Dalam Waktu Yang Lama Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 72 Tabel 4.22. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Usia

penderita hipertensi yang paling Beresiko menyebabkan komplikasi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 72 Tabel 4.23. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap

Pola Hidup Sehat Untuk Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010.

... 72 Tabel 4.24. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Manfaat penanggulangan Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010. ... 73 Tabel 4.25. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Hipertensi Yang Harus Ditanggulangi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.26. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan

Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan Penanggulangan Hipertensi Yang Harus


(11)

Ditanggulangi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berastagi Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.27. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan

Sikap Tentang Hipertensi dan Penanggulangan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.28. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan

Sikap Tentang Hipertensi Dan Upaya Pencegahan Kompliaksi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 75 Tabel 4.29. Distribusi Tindakan Responden Dalam Pencarian

Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 75 Tabel 4.30. Distribusi Tindakan Responden Setelah

Menjalani Pengobatan Dari Dokter Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 76 Tabel 4.31. Distribusi Tindakan Responden Untuk Mngekur

Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 76 Tabel 4.32. Distribusi Tindakan Responden Dalam

Pemeriksaan Laboratorium Keterkaitan Denga Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 77 Tabel 4.33. Distribusi Tindakan Responden dalam

Mengkonsusi Garam di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 78 Tabel 4.34. Distribusi Tindakan Responden dalam

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung natrium Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 78 Tabel 4.35. Distribusi Tindakan Responden Dalam

Mengkonsumsi Daging Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010

Tabel 4.36. Distribusi Tindakan Responden dalam mengkonsumsi sayur Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 78 Tabel 4.37. Distribusi Tindakan Responden dalam

mengkonsumsi Buah Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 79 Tabel 4.38. Distribusi Tindakan Responden dalam

melakukan olah raga mengkonsumsi Buah Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun

2010 ... 79 Tabel 4.39. Distribusi Responden Berdasarkan Kreteria Olah

Raga Yang Dilakuakan Di Wilayah Kerja


(12)

Tabel 4.40. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Olah Raga Dilakuakan Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 80 Tabel 4.41. Distribusi Responden berdasarkan Jumlah waktu

yang digunakan setiap sesi Olah Raga dilakuakan di Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun

2010 ... 80 Tabel 4.42. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Waktu Yang Digunakan Untuk Tidur Dimalam Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi

Tahun 2010 ... 81 Tabel 4.43. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Waktu Yang Digunakan Refresing Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 81 Tabel 4.44. Distribusi Responden Dalam Tindakan

Melakukan Aktivitas Dan Berinteraksi Dengan Orang Lain Di Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 82 Tabel 4.45. Distribusi tindakan Responden dalam

mengkonsusi rokok di Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 82 Tabel 4.46. Distribusi Responden berdasarkan jumlah rokok

yang dikonsumsi perhari di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 83 Tabel 4.47. Distribusi tindakan Responden dalam

mengkonsusi Kopi di Wilayah Kerja Puskesmas

Berasatagi Tahun 2010 ... 84 Tabel 4.48. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Bubuk Kopi Yang Dikonsumsi Setiap Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun

2010 ... 84 Tabel 4.49. Distribusi Tindakan Responden Dalam

Mengkonsumsi Alkohol Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 85 Tabel 4.50. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Akohol (dalam ukuran gelas) Yang Dikonsumsi Yang Dikonsumsi Setiap Hari Di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... Tabel 4.51. Distribusi Responden Dalam Mengkonsumsi

Obat/ Minuman Penambah Stamina... 85 Tabel 4.52: Distribusi responden berdasarkan tindakan yang

dilakukan sebelum mengkimsumsi obat

penambah samina ... Tabel 4.53. Distribusi Responden berdasarkan kategori

Indeks masa Tubuh di Wilayah Kerja Puskesmas


(13)

Tabel 4.54. Distribusi Responden berdasarkan Tindakan menurunkan berat badan di Wilayah Kerja

Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 86 Tabel 4.55. Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Yang

Dilakukan Dalam Menurunkan Berat Badan Tindakan Menurunkan Berat Badan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 87 Tabel 4.56. Distribusi Tindakan Responden Dalam Upaya

Mencegah Komplikasi Di Wilayah Kerja


(14)

ABSTRAK

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam berlebih, kurang olah raga, alkoholis, obesitas, lemak darah tinggi dan stres, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan infark miokardium, stroke, gagal ginjal, bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak. Diwilayah Kerja Puskesmas Berastagi memiliki penderita hipertensi terbesar di Kabupaten karo dan program penanggulangan hipertensi juga telah dijalankan sejak tahun 2006. Akan tetapi masih terjadi peningkatan kasus hipertensi disertai dengan kasus penyakit akibat komplikasi hipertensi tersebut.

Hal Inilah yang melatar belakangi peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi pada tahun 2010. Untuk dapat memperoleh gambaran perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi.

Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencehagan komplikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang belum terkena komplikasi dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Berastagi yaitu sebanyak 1451 orang. Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti ditentukan dengan menggunakan rumus Lameshow (1994). Besar sampel diperoleh sebanyak 65 Orang penderita hipertensi. Metode pemilihan sampel dengan stratified random sampling.

Dari hasil penelitian diketahui mayoritas responden berada pada tingkat pengatahuan sedang yaitu sebanyak 72.3%, sedangkan yang mempunyai pengetahuan pada tingkat baik sebanyak 24.6%. Pada tingkat sikap mayoritas responden berada pada tingkat sikap baik yaitu sebanyak 84.6% sedangkan untuk pernyataan sikap pada tingkat sedang sebanyak 15.4%. Pada tindakan terhadap upaya pencegahan komplikasi sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu sebanyak 84.6% dan yang mempunyai tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 13.8% sedangkan sebanyak 1.5% berada pada tingkat kepatuhan rendah

Petugas kesehatan perlu melakukan peningkatan promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi dalam melakukan upaya pencegahan komplikasi.

Kata kunci : Perilaku, Penderita Hipertensi, Pencegahan Komplikasi


(15)

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is the leading cause of death and illness. The Historical Illness of hypertension together with the unhealthy lifestyle such as consuming tobacco, high fat, insufficient fiber, excessive salt, insufficient sport, alcoholism, obesity, high blood fat and stress, will worsen complication risks such as infark miokardium, stroke, kidney failure, and it can also lead to sudden death. In the work region in Puskesmas Berastagi has the highest number of hypertension sufferers in all the Ka bupaten Karo and the program for the handling of hypertension has been in operation since 2006. However, there is still an increase in the case of hypertension together with the illness caused by the hypertension complication mentioned above.

This research is conducted due to the background mentioned above and the researcher wants to know more about hypertension sufferer behavior toward the complication avoidance efforts in the Puskesmas Berastagi work region in 2010. This will enable the researcher to get a picture of hypertension

sufferers’ behavior in their efforts to avoid complications.

This research is quantitative descriptive using the survey method to

know the behavior of the hypertension sufferers’ behavior toward the

complication avoidance efforts. The population in this research is the hypertension sufferers who has not experienced complications and live in the work region of the Puskesmas Berastagi amounting to 1451 people. Lameshow (1994) theory is used to determine the size of the sample in this research. The size of the sample is 65 people suffering from hypertension. The stratified random sampling is used in this research.

From the result of this research the majority of the respondents who are

at the “normal” knowledge level is 72.3%, while the “good” knowledge level is 24.6%. In the “good” attitude level is 84.6% while the “normal” attitude

level is 15.4%. In the level of action to avoid complication a large number have high obedience level amounted to 13.8% while about 1.5% has low obedience level.

Health officials need more promotion on health so that this will

promote hypertension sufferers’ knowledge in making efforts to avoid

complication of hypertension


(16)

BAB. I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan haruslah dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang antara lain suatu komponen utama untuk pendidikan dan ekonomi serta kesehatan yang juga memiliki peran dalam penanggulangan kemiskinan. (Indra, 2009)

Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum, ibu dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke atas pada tahun 1990 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000 meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun. Secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang semakin menua (ageing population) yang akan berdampak pada pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. (DepKes RI, 2003)

Pada akhir abad 20 Prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok


(17)

utama dengan faktor risiko yang sama (common underlying risk factor) (DepKes RI, 2003)

Kronologi kejadian penyakit degeneratif diasumsikan seperti bagan dibawah ini :

Bagan 1.1. Faktor resiko penyakit tidak menular (DepKes RI, 2003)

Penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular mengalami peningkatan resiko penyebab kematian, dimana pada tahun 1990, kematian

penyakit tidak menular 48 % dari seluruh kematian di dunia, sedangkan

kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal dan stroke

sebanyak 43% dari seluruh kamatian di dunia dan meningkat pada tahun 2000

kematian akibat penyakit tidak menular yaitu 64 % dari seluruh kematian

dimana 60 % disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke

dan gagal ginjal. Pada tahun 2020, diperkirakan kematian akibat penyakit tidak

Factor Genetik

- Tinggi Lemak - Tinggi Kolesterol - Tinggi kalori - Tinggi garam - Tinggi glukosa

Rendah Serat Merokok Alkoholis -Aktivitas fisik O B E S I T A S Kepribadian Individu Penyakit Tidak Menular dan Penyakit Degeneratif Stres Mental Tingkat Sosial Merokok Alkohol


(18)

dimana faktor resiko utama penyakit tersebut adalah hipertensi. (Zamhir,

2006).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi karena disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Sehingga kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan seumur hidup. (Bahrianwar, 2009)

Di dunia, hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita

hipertensi. hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak

organ tubuh. Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian

(7 juta per tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal.

Di negara berkembang Penyakit yang menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

(Zamhir, 2006)

Di Indonesia dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3% (pengkuran standart WHO yaitu


(19)

pada batas tekanan darah normal 160/90 mmHg). Pada tahun 2000 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89 mmHg). Selanjutnya akan diestimasi akan meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan menjadi 42 % pada tahun 2025. (Zamhir, 2006)

Dari 33 Propisnsi di indonesia terdapat 8 propinsi yang kasus penderita hipertensi melebihi rata – rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara 24%, Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%). sedangkan dalam perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30 – 34%. (Zamhir, 2006).

Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumi garam berlebih, kurang olah raga, alkoholis, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi dan stres, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan payah jantung, infark miokardium, stroke, gagal ginjal, komplikasi kehamilan bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak. (Patrick, 2002).

Dari hasil penelitian Fazidah (2005), yang menganalisa faktor resiko

penyakit jantung koroner pada pasien di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan

ditemukan bahwa 89,3% penderita penyakit jantung koroner mempunyai


(20)

Tahun 2005 juga ditemukan sebanyak 90,9% penderita stroke mempunyai

riwayat hipertensi. Dari perhitunga rasiko relatif dari kedua penelitian tersebut

disimpulkan bahwa sebagai faktor resiko penyakit kardio vasikuler yang

penting, hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat

meningkatkan resiko penyakit jantung koroner 5 kali dan stroke 10 kali.

(Fazidah,dkk 2005)

Penyebab hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95 % kasus. Bentuk hipertensi idiopatik disebut hipertensi primer atau esensial. Patogenesis pasti tampaknya sangat kompleks dengan interaksi dari berbagai variabel, mungkin pula ada predisposisi genetik. Mekanisme lain yang dikemukakan mencakup perubahan – perubahan berikut: (1). Eksresi natrium dan air oleh ginjal, (2). Kepekaan baroreseptor, (3). Respon vesikuler, dan (4). Sekresi renin. Sedangkan 5% penyakit hipertensi terjadi sekunder akibat proses penyakit lain seperti penyakit parenkhim ginjal atau aldosterronisme primer (Prince, 2005).

Beberapa organisasi dunia dan regional telah memproduksi, bahkan memperbaharui pedoman penanggulangan hipertensi. Dari berbagai strategi dapat disimpulkan bahwa penanggulangan hipertensi melibatkan banyak disiplin ilmu. Kunci pencegahan atau penanggulangan perorangan adalah gaya hidup sehat. Masyarakat juga perlu tahu risiko hipertensi agar dapat saling mendukung untuk mencegah atau menanggulangi agar tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan sampai mencegah terjadinya komplikasi. (Bahrianwar,2009).

Di Indonesia, Pemerintah bersama Departemen Kesehatan RI memberi apresiasi dan perhatian serius dalam pengendalian penyakit Hipertensi. Sejak


(21)

tahun 2006 Departemen Kesehatan RI melalui Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang bertugas untuk melaksanakan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi dan penyakit degenaritaif linnya, serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera. (Depkes, 2007).

Untuk mengendalikan hipertensi di Indonesia telah dilakukan beberapa langkah, yaitu mendistribusikan buku pedoman, Juklak dan Juknis pengendalian hipertensi; melaksanakan advokasi dan sosialisasi; melaksanakan intensifikasi, akselerasi, dan inovasi program sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah setempat (local area specific); mengembangkan (investasi) sumber daya manusia dalam pengendalian hipertensi; memperkuat jaringan kerja pengendalian hipertensi, antara lain dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pengendalian Hipertensi; memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi; meningkatkan surveilans epidemiologi dan sistem informasi pengendalian hipertensi; melaksanakan monitoring dan evaluasi; dan mengembangkan sistem pembiayaan pengendalian hipertensi. (Depkes, 2007).

Dinas Kesehatan Karo telah melakukan program penanggulangan hipertensi dan komplikasinya yang dimulai sejak tahun 2006, dimana Puskesmas Berastagi, Puskesmas Kabanjahe, dan puskesmas Tiga Panah adalah pelaksana program secara langsung karena kasus hipertensi tertinggi dibandingkan wilayah kerja Puskesmas lainnya di Kabupaten Karo. Pada awal program dipuskesmas Berastagi ditemukan 1067 penderita hipertensi , di


(22)

berjumlah 785 kasus. Namun dari segi pemanfaatan Puskesmas Berastagi memiliki tempat yang strategis sehingga tak jarang pasien yang berobat berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Berastagi

Dari hasil obeservasi di Puskemas Berastagi, berbagai pendekatan persuasive telah dilakukan petugas kesehatan yaitu penyuluhan kesehatan, Pembuatan film sebagai media promosi kesehatan, pengobatan gratis, pembinaan kelompok beresiko, senam sehat penderita hipertensi dan lain sebagainya. Namun penderita hipertensi yang terdata sebagai penderita hipertensi di wlayah kerja puskesmas berastagi dari tahun ke tahun terus meningkat dimana pada tahun 2006 sebanyak 1067 penderita, pada tahun 2007 sebanyak 1224 dan terus meningkat pada tahun 2008 dengan jumlah penderita sebanyak 1339, bahkan pada tahun 2009 menjadi peringkat kedua dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas berastagi, seperti pada tabel berikut :

Tabel 1.1. Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Berastagi Tahun 2009

Sumber : Puskesmas Berastagi

Tidak sebatas peningkatan penderita saja, kasus stroke yang terdata pada tahun 2008 sebanyak 79 penderita menjadi 114 penderita pada tahun 2009. Dari hasil wawancara peneliti dengan dokter yang bertugas di Puskesmas Berastagi, pada tahun 2009 terdapat kematian mendadak akibat komplikasi

Peringkat Jenis penyakit Jumlah kasus

I ISPA 2939

II Hipertensi 1451

III Infeksi Jamur 1130

IV Penyakit lain saluran nafas 1093

V Infeksi Lain Pada Usus 893

VI Alergi 836

VII Diare 792

VIII Penyakit Otot, Tulang, Jaringan pengikat 478

IX Kecelakaan lalu lintas 209


(23)

dari hipertensi tingkat berat dimana 4 orang karena serangan stroke dan 2 orang akibat penyakit jantung

Dari hasil obeservasi, dari berbagai kegiatan yang dilakukan, antusias masyarakat (penderita hipertensi) yang menjadi target program masih sangat kurang. Hal ini dapat disimpulkan dari jumlah kehadiran para penderita hipertensi pada kegiatan posyandu lansia 3 tiga kelurahan yang pernah diikuti yang hanya dihadiri 8 – 12 orang, pada kegiatan senam sehat penderita hipertensi hanya diikuti oleh 10 – 12 peserta.

Pada kegiatan pengobatan di Puskesmas Berastagi sangat jarang sekali penderita hipertensi yang berobat mengontrol tekanan darah kembali setelah mengkonsumsi obat hipertensi sesuai dengan anjuran dokter. Dan dilain sisi dari hasil wawancara dengan penderita hipertensi di Puskesmas Berastagi, penderita hipertensi memiliki pemahaman lain tentang penyebab hipertensi dan komplikasinya, dimana penderita hipertensi mengganggap hipertensi tersebut terjadi akibat stress saja. Dan peningkatan tekanan darah sejalan dengan usia dianggap hal yang wajar. Sehingga pola hidup sehat yang seharusnya dilakukan penderita hipertensi untuk mencegah komplikasi sering terabaikan. Apabila hal ini tidak segera ditindak lanjuti (mendapat perhatian khusus), tentunya akan menjadi hambatan bagi program pencegahan komplikasi hipertensi, Sehingga kemungkinan bertambahnya kasus yang diakibatkan komplikasi hipertensi akan meningkat dan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan negara.


(24)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi.

1.2. Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu “ belum dikatahuinya perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010 “.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010 1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Pengetahuan penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010 2. Untuk mengetahui sikap penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan

komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010

3. Untuk mengetahui tindakan penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bentuk umpan balik dari program penangulangan hipertensi di Puskesmas Berastagi


(25)

2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Karo dalam merencanakan merencanakan program penanggulangan hipertensi dimasa yang akan datang


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah kegitan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, hewan sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing – masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia iu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berbicara, berjalan menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.(Notoatmojo, 2003)

2.2. Ruang lingkup Perilaku

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai runag linngkup yang sangat luas. Menurut Benjamin Bloom (1908) dalam Notoatmojo (2005) bahwa perilaku dibagi dalam 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan . 2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.(Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan manusia banyak digunakan untuk kebutuhan sehari – hari, terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat untuk keperluan hidup manusia sehari – hari. Pengetahuan ini diperlukan dalam rumah tangga, pertanian, kesehatan dan sebagainya. Setiap orang akan mempergunakan


(27)

pengetahuan namun tidak tahu benar akan seluk beluk pengetahuan itu. Manusia berani bertindak tidak hanya berguna secara kebetulan melainkan demikian mutlaknya sehingga tidak ragu – ragu lagi. Jadi pengetahuan yang digunakan orang untuk hidupmnya sehari – hari adalah pengetahuan umum.

Dalam domain kogitif pengetahuan dicakup kedalam 6 (enam) tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ’tahu’ merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan seseorang yang menyebutkanya. Menguraikan, mendefenisikan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaska, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebabagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat


(28)

diartikan sebagai hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintetis (synthetis)

Intetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah sutu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi – formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atai penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian ini berdasarkan suatu kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kreteria – kreteria yang telah ada.

Dari semua unsur pengetahuan tersebut terisi dalam akal dan jiwa manusia secara individu yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dilingkungan ada bermacam – macam hal yang dialami individu melalui penerimaan panca inderanya, serta alat penerimaan atau reseptor. Hal – hal yang dialami tersebut masuk kedalam sel – sel otaknya sehingga menjadi


(29)

bermacam – macam proses seperti fisik, fisiologis dan psikologis kemuadian dipancarkan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang suatu objek secara sabjektif oleh masing – masing idividu.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberkn oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tingi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan sesorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh penetahuan yang lebih mendalam.


(30)

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan agi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara sabjektif.

6. Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membant mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. (Wahid dkk, 2007)

2.2.2. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon sseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari – hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. (Wahid dkk, 2007)

Sikap menentukan jenis tingkah laku dalam hubungannya dengan rangsangan yang relevan, individu lain atau fenomena – fenomena. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal tapi tidak semua faktor internal adalah sikap.

Adapun ciri – ciri sikap adalah sebagai berikut:

1. Sikap itu dipelajari (learnability)

Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif – motif psikologi lainnya, misalnya : lapar, haus, nyeri adalah motif psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap.


(31)

Beberapa sikap dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai individu..

2. Memiliki kesetabilan (stability)

Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau tidak suka terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang – ulang.

3. Personal Societal Significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya dan dia akan merasa bebas dan nyaman.

4. Berisi Kognitif dan effecty

Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual, misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan

5. Approach avoidence directionality

Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya. (Ahmadi, 1999)

Selanjutnya ciri – ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut : 1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), hasil pemikiran dan

perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan – pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, dan merupakan


(32)

modal untuk bertindak dengan pertimbangan untung – rugi, manfaat serta sumberdaya yang tersedia.

2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (personnal references) merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan – pertimbangan individu

3. Sumber daya (resurces) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.

4. Sosial budaya (culture) berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir seseorang untuk bersikap terhadap objek / stimulus tertentu. (Notoatmojo,2005)

Fungsi (tugas) sikap dibagi empat golongan yaitu : 1. Sebagai Alat Menyesuaikan Diri.

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yang artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lain.

2. Sebagai Pengatur Tingkah Laku.

Pertimbangan antara perangsang dan reaksi pada orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya tidak ada perangsang itu. Pada umumnya tidak diberi perangsang secara sepontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang – perangsang itu.


(1)

pengetahuan sikap

no

R

es

p

p1 p2 p3 p4

no

R

es

p

p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12

pt ot al pt ot al k at

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 0 s1 s11 s12 s13 s14 stoa

l st ot al k at

1 1 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 25 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28 3

2 2 3 2 3 1 2 1 2 3 1 2 2 24 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 24 2

3 1 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 2 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 29 3

4 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 3 23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3

5 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 21 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 25 3

6 1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 26 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 25 3

7 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 2 23 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 3

8 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 29 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 26 3

9 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 2 27 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3

10 2 3 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 30 3 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 25 3

11 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 30 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 28 3

12 3 2 3 3 1 3 2 1 3 2 2 3 28 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 27 3

13 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 24 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 26 3

14 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 2 3 29 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 26 3

15 3 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 27 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 26 3

16 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 29 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3

17 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 27 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 25 3

18 1 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 28 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 23 2

19 1 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 24 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 3

20 1 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 29 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 29 3

21 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 27 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 25 3

22 1 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 28 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 28 3

23 1 3 2 2 3 2 1 1 3 3 2 3 26 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 27 3


(2)

25 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 27 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 28 3

26 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2 2 2 25 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 27 3

27 1 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 26 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 28 3

28 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 31 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 3

29 2 2 2 3 1 2 3 3 2 2 3 3 28 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 25 3

30 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 31 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 25 3

31 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2 25 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 20 2

32 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 28 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 3

33 2 2 2 3 1 2 1 2 3 1 2 2 23 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 29 3

34 1 1 3 3 1 3 3 1 3 2 1 2 24 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 25 3

35 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 22 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 28 3

36 1 3 3 3 1 2 2 2 2 1 3 2 25 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 28 3

37 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 2 24 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 27 3

38 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 31 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 30 3

39 2 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 2 22 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 25 3

40 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 30 3 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 3 2 25 3

41 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 21 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 24 2

42 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 28 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 22 2

43 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 23 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 25 3

44 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 1 3 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 23 2

45 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 28 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 26 3

46 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 26 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 23 2

47 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 21 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 27 3

48 2 2 3 3 2 2 1 1 3 1 1 1 22 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 30 3

49 3 2 3 2 1 3 2 2 3 1 2 2 26 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 27 3

50 2 3 3 3 1 1 1 2 3 1 2 2 24 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 26 3

51 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 25 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 27 3


(3)

54 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 22 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 26 3

55 3 2 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 29 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28 3

56 2 2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 28 3 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 25 3

57 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 20 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 24 2

58 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 27 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 25 3

59 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 27 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 3

60 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 29 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 22 2

61 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 26 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28 3

62 3 3 3 3 1 2 2 2 3 1 2 2 27 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 3

63 2 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 19 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 28 3

64 2 2 3 3 2 2 1 1 3 1 2 2 24 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 24 2


(4)

Tindakan

no

R

es

p

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 t11 t12 t13 t14 t15 t16 7 t1 t17a t18 t18a t19 t19a 0 t2 t20a t21 t22 t23 t0tal

tto

ta

l k

at

1 3 3 2 1 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 48 2

2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 2 3 2 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 48 2

3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 52 3

4 3 3 1 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 1 3 0 2 0 1 3 . 3 . 1 . 45 2

5 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 43 2

6 3 3 1 1 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 48 2

7 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 44 2

8 3 2 1 1 3 3 1 3 1 3 3 2 3 2 2 1 2 0 3 0 1 0 3 0 1 3 3 44 2

9 3 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 0 2 0 2 3 . 3 . 3 3 49 2

10 1 2 1 1 3 3 2 3 1 3 1 . . . 2 1 1 3 . 3 . 0 3 3 . 1 . 33 2

11 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 39 2

12 2 3 1 1 3 2 1 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 0 1 0 3 0 3 3 . 1 . 45 2

13 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 51 3

14 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 47 2

15 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 1 3 1 2 2 2 0 1 3 . 3 . 3 . 1 . 42 2

16 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 45 2

17 3 3 1 1 2 3 1 3 1 3 3 1 3 1 1 1 2 0 2 3 . 3 . 3 . 3 3 45 2

18 1 3 1 1 2 2 1 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 . 0 2 3 . 3 . 1 . 42 2

19 2 2 2 1 3 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 49 2

20 1 3 2 1 3 2 3 2 2 3 1 . . . 2 2 3 0 2 3 . 3 . 3 . . . 39 2

21 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 46 2

22 2 2 1 3 2 2 1 1 3 3 1 . . . 2 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 44 2


(5)

25 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 1 2 0 2 0 3 3 . 3 . 3 3 52 3

26 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 1 . . . 2 2 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 42 2

27 3 3 1 1 3 2 2 2 2 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 40 2

28 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 43 2

29 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 3 51 3

30 1 1 2 1 2 3 1 3 2 3 1 . . . 2 1 3 0 3 3 . 3 . 3 . 1 . 34 2

31 3 1 1 1 1 3 3 3 2 3 1 . . . 2 1 2 3 . 0 2 0 1 3 . . . 34 2

32 3 3 1 1 3 3 1 3 1 3 1 . . . 2 2 3 3 . 0 2 3 . 3 . 3 1 42 2

33 1 1 1 1 3 3 1 3 1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 2 3 . 3 . 3 . 3 1 39 2

34 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 0 2 3 . 3 . 3 . . . 46 2

35 3 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 2 2 1 2 1 2 0 3 3 . 3 . 3 . 3 3 50 3

36 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 1 . . . 2 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 45 2

37 3 3 3 1 2 3 2 1 1 3 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 39 2

38 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 3 57 3

39 1 1 1 1 2 3 2 3 1 3 1 . . . 2 1 2 0 2 3 . 0 3 3 . 1 . 30 1

40 3 3 2 3 2 3 1 3 1 2 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 44 2

41 3 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 1 2 0 1 3 . 3 . 3 . 1 . 44 2

42 3 3 2 1 1 3 1 3 3 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 44 2

43 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 . . . 2 1 3 0 2 0 2 3 . 3 . 1 . 32 2

44 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 42 2

45 1 1 2 3 2 3 2 3 1 3 1 . . . 2 1 3 0 1 3 . 3 . 3 . 1 . 35 2

46 3 3 2 3 1 3 2 1 3 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 48 2

47 1 1 1 3 1 3 2 3 2 2 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 0 2 3 . 1 . 32 2

48 3 3 2 1 2 1 1 2 3 3 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 45 2

49 1 1 2 1 1 3 2 3 2 3 1 . . . 2 1 2 0 2 3 . 3 . 3 . 3 2 36 2

50 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 44 2

51 3 2 3 1 3 3 2 2 1 3 3 2 1 1 2 1 3 0 2 3 . 0 3 3 . 3 2 48 2

52 1 1 3 1 2 3 1 3 3 3 3 1 2 2 2 1 3 0 3 0 1 3 . 3 . 3 2 45 2


(6)

54 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 1 . . . 2 3 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 46 2

55 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 1 . . . 2 1 3 3 . 0 2 3 . 3 . 3 2 44 2

56 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 41 2

57 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 51 3

58 3 3 1 3 2 3 1 3 1 3 1 . . . 3 1 1 3 . 0 2 3 . 0 1 3 2 38 2

59 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 53 3

60 3 2 3 1 1 3 3 2 2 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 39 2

61 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 . . . 3 2 3 3 . 0 2 3 . 0 1 1 . 39 2

62 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 46 2

63 1 1 1 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 1 2 1 1 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 43 2

64 3 3 1 1 2 3 3 3 2 3 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 40 2


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

16 157 111

Analisis Pengaruh Minat Mahasiswa Fmipa Usu Memilih Laptop Dengan Metode Kendall’s W Dan Analisis Konjoin

2 87 78

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Departemen Manajemen FE UMSU)

2 49 81

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

7 91 92

PENGARUH KEBUTUHAN AKAN PRESTASI, LOKUS KENDALI, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA : Survey pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

0 0 65

PENGARUH EFIKASI DIRI, KEBUTUHAN AKAN PRESTASI DAN KEBERANIAN MENGAMBIL RISIKO TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA.

0 2 34