Pengaruh Efikasi Diri, Kesiapan Instrumentasi, Dan Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Minat Mahasiswa Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fisip USU)
PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP
UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BERASTAGI
TAHUN 2010
SKRIPSI
OLEH
JHONDRY ENDRI SEMBIRING
NIM : 071000251
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi dengan Judul :
PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BERASTAGI TAHUN 2010 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
JHONDRY ENDRI SEMBIRING NIM : 071000251
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada tanggal 18 Juni 2010
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatra Utara Dekan,
(dr. Ria Masniari Lubis, MSi) NIP. 19531018 198203 2 001
Ketua Penguji Penguji I
(dr. Linda T. Maas, MPH) NIP. 19521022 198003 2 002
(Drs. Alam Bakti Keloko, MKes) NIP. 19620604 199203 1 001
Penguji II Penguji III
(Lita Sri Andayani, SKM, MKes) NIP. 19690922 199403 2 002
(Drs. Eddy Syahrial, MS) NIP: 19590713 198703 1 001
(3)
ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam berlebih, kurang olah raga, alkoholis, obesitas, lemak darah tinggi dan stres, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan infark miokardium, stroke, gagal ginjal, bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak. Diwilayah Kerja Puskesmas Berastagi memiliki penderita hipertensi terbesar di Kabupaten karo dan program penanggulangan hipertensi juga telah dijalankan sejak tahun 2006. Akan tetapi masih terjadi peningkatan kasus hipertensi disertai dengan kasus penyakit akibat komplikasi hipertensi tersebut.
Hal Inilah yang melatar belakangi peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi pada tahun 2010. Untuk dapat memperoleh gambaran perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi.
Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencehagan komplikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang belum terkena komplikasi dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Berastagi yaitu sebanyak 1451 orang. Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti ditentukan dengan menggunakan rumus Lameshow (1994). Besar sampel diperoleh sebanyak 65 Orang penderita hipertensi. Metode pemilihan sampel dengan stratified random sampling.
Dari hasil penelitian diketahui mayoritas responden berada pada tingkat pengatahuan sedang yaitu sebanyak 72.3%, sedangkan yang mempunyai pengetahuan pada tingkat baik sebanyak 24.6%. Pada tingkat sikap mayoritas responden berada pada tingkat sikap baik yaitu sebanyak 84.6% sedangkan untuk pernyataan sikap pada tingkat sedang sebanyak 15.4%. Pada tindakan terhadap upaya pencegahan komplikasi sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu sebanyak 84.6% dan yang mempunyai tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 13.8% sedangkan sebanyak 1.5% berada pada tingkat kepatuhan rendah
Petugas kesehatan perlu melakukan peningkatan promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi dalam melakukan upaya pencegahan komplikasi.
Kata kunci : Perilaku, Penderita Hipertensi, Pencegahan Komplikasi
(4)
ABSTRACT
Hypertension or high blood pressure is the leading cause of death and illness. The Historical Illness of hypertension together with the unhealthy lifestyle such as consuming tobacco, high fat, insufficient fiber, excessive salt, insufficient sport, alcoholism, obesity, high blood fat and stress, will worsen complication risks such as infark miokardium, stroke, kidney failure, and it can also lead to sudden death. In the work region in Puskesmas Berastagi has the highest number of hypertension sufferers in all the Ka bupaten Karo and the program for the handling of hypertension has been in operation since 2006. However, there is still an increase in the case of hypertension together with the illness caused by the hypertension complication mentioned above.
This research is conducted due to the background mentioned above and the researcher wants to know more about hypertension sufferer behavior toward the complication avoidance efforts in the Puskesmas Berastagi work region in 2010. This will enable the researcher to get a picture of hypertension
sufferers’ behavior in their efforts to avoid complications.
This research is quantitative descriptive using the survey method to
know the behavior of the hypertension sufferers’ behavior toward the
complication avoidance efforts. The population in this research is the hypertension sufferers who has not experienced complications and live in the work region of the Puskesmas Berastagi amounting to 1451 people. Lameshow (1994) theory is used to determine the size of the sample in this research. The size of the sample is 65 people suffering from hypertension. The stratified random sampling is used in this research.
From the result of this research the majority of the respondents who are
at the “normal” knowledge level is 72.3%, while the “good” knowledge level is 24.6%. In the “good” attitude level is 84.6% while the “normal” attitude
level is 15.4%. In the level of action to avoid complication a large number have high obedience level amounted to 13.8% while about 1.5% has low obedience level.
Health officials need more promotion on health so that this will
promote hypertension sufferers’ knowledge in making efforts to avoid
complication of hypertension
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Perilaku Penderita Hipertensi terhadap Upaya pencegahan komplikasi Diwilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku dekan fakultas kesehatan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
2. Drs. Tukiman, MKM, Selaku ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3. dr. Linda T. Maas, MPH, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Drs. Alam bakti Keloko, M.kes, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyususn skripsi ini
(6)
5. Lita sri Andayani, SKM, M.Kes, selaku dosem penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini
6. Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku dosem penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini
7. dr. Simon Gurusinga, selaku kepala Puskesmas Berastagi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini
8. Orang tua saya yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunsn skripsi ini.
9. Rekan – rekan mahasiswa peminatan PKIP yang turut memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis sudah berusaha menulis skripsi ini dengan baik, namun penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun penulisannya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Akhir kata semoga tuhan yang maha esa selalu menyertai kita semua.
Medan Juni 2010
(7)
DAFTAR ISI Halaman pengesahan
Abstak
Daftar riwayat hidup Kata pengantar Daftar isi
daftar tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan masalah ... 8
1.3. Tujuan penelitian ... 8
1.3.1.Tujuan Umum. ... 8
1.3.2. Tujuan Khusus ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku ... 10
2.2. Ruang Lingkup Perilaku .. ... 10
2.2.1. Pengetahuan ... 10
2.2.2. Sikap ... 14
2.2.3. Tindakan ... 17
2.3. Perilaku Kesehatan ... 18
2.4. Teori Perubahan Perilaku ... 20
2.5. Proses Adopsi Perilaku ... 23
2.6. Konsep Sehat – Sakit ... 24
2.7. Hipertensi ... 24
2.7.1. Pengertian Hipertensi ... 24
2.7.2. Etiologi Hipertensi ... 25
2.7.3.Manifestasi Klinis ... 26
2.7.4. Diagnosis ... 26
2.7.5. Klasifikasi Tekanan darah pada Dewasa ... 26
2.7.6. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Hipertensi ... 27
2.7.6. Komplikasi Hipertensi ... 37
2.7.7. Penatalaksanaan hipertensi ... 38
2.8. Program pencegahan Hipertensi dan Komplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi ... 45
2.9. Alogaritma Penanggulangan Hipertensi ... 46
2.10. Kerangka Konsep ... 47 BAB. III METODE PENELITIAN
(8)
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 48
3.2.2. waktu Penelitian ... 48
3.3. Populasi dan sampel ... 49
3.3.1. Populasi ... 49
3.3.2. Sampel ... 49
3.4 Metode pengumpulan data ... 50
3.5. Defenisi Operasional ... 50
3.6.1. Aspek pengukuran dan Instrumen penelitian ... 53
3.6.2. Instrumen Penelitian... 56
3.7. Teknik Analisa Data dan Pengolahan data ... 56
3.7.1. Analisa Data ... 56
3.7.1. Teknik Pengolahan data ... 57
BAB . IV HASIL 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58
4.2. Karakteristik Responden ... 60
4.3. Faktor Eksternal ... 63
4.4. Pengetahuan Responden... 65
4.5. Sikap Responden ... 72
4.6. Tindakan Responden ... 77
BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden ... 88
5.2. Faktor Eksternal ... 92
5.3. Pengetahuan Responden ... 94
5.4. Sikap Responden ... 98
5.5. Tindakan Responden ... 103
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 114
6.2. Saran ... 115 Daftar Pustaka
Lampiran
Instrumen Penelitian
Surat Permohonan izin Lokasi Surat Selesesai Penelitan Lampiran Master Data
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas berastagi
tahun 2009 ... 8 Tabel 2.1. Kategori Tingkatan Hipertensi Berdasarkan
Tingkatan Tekanan Darah ... 26 Tabel 4.1. Gambaran Luas Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 58 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Berastagi ... 60 Tabel 4.3. Distribusi Jenis Kelamin Responden Berdasarkan
Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi
Tahun 2010 ... 61 Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun
2010 ... 61 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 62 Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun
2010 ... 62 Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 63 Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama
Menderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 63 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber
Pendukung Dalam Berperilaku Sehat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 63 Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria
Dukungan Dalam Berperilaku Sehat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 64 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber
Informasi / Media Informasi Tentang Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun
2010 ... 64 Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Esensi
(10)
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Partisipasi Dalam Program Penanggulangan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 66 Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
penyakit hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 66 Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Tekanan Darah yang disebut Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 67 Tabel 4.16. Distribusi tingkat Pengetahuan Responden
Tentang Gejala Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 68 Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Faktor Resiko Penyebab Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 69 Tabel 4.18. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Komplikasi Hipertensi Resiko Penyebab Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 70 Tabel 4.19. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Metode Penanggulangan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 71 Tabel 4.20. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
waktu untuk mengukur Tekanan darah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 72 Tabel 4.21. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Dampak Tekanan Darah Yang Tinggi Dalam Waktu Yang Lama Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 72 Tabel 4.22. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Usia
penderita hipertensi yang paling Beresiko menyebabkan komplikasi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 72 Tabel 4.23. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap
Pola Hidup Sehat Untuk Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010.
... 72 Tabel 4.24. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Manfaat penanggulangan Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010. ... 73 Tabel 4.25. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Hipertensi Yang Harus Ditanggulangi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.26. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan
Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan Penanggulangan Hipertensi Yang Harus
(11)
Ditanggulangi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berastagi Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.27. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan
Sikap Tentang Hipertensi dan Penanggulangan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.28. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan
Sikap Tentang Hipertensi Dan Upaya Pencegahan Kompliaksi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berastagi Tahun 2010 ... 75 Tabel 4.29. Distribusi Tindakan Responden Dalam Pencarian
Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 75 Tabel 4.30. Distribusi Tindakan Responden Setelah
Menjalani Pengobatan Dari Dokter Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 76 Tabel 4.31. Distribusi Tindakan Responden Untuk Mngekur
Tekanan Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 76 Tabel 4.32. Distribusi Tindakan Responden Dalam
Pemeriksaan Laboratorium Keterkaitan Denga Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 77 Tabel 4.33. Distribusi Tindakan Responden dalam
Mengkonsusi Garam di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 78 Tabel 4.34. Distribusi Tindakan Responden dalam
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung natrium Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 78 Tabel 4.35. Distribusi Tindakan Responden Dalam
Mengkonsumsi Daging Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010
Tabel 4.36. Distribusi Tindakan Responden dalam mengkonsumsi sayur Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 78 Tabel 4.37. Distribusi Tindakan Responden dalam
mengkonsumsi Buah Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 79 Tabel 4.38. Distribusi Tindakan Responden dalam
melakukan olah raga mengkonsumsi Buah Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun
2010 ... 79 Tabel 4.39. Distribusi Responden Berdasarkan Kreteria Olah
Raga Yang Dilakuakan Di Wilayah Kerja
(12)
Tabel 4.40. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Olah Raga Dilakuakan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 80 Tabel 4.41. Distribusi Responden berdasarkan Jumlah waktu
yang digunakan setiap sesi Olah Raga dilakuakan di Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun
2010 ... 80 Tabel 4.42. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Waktu Yang Digunakan Untuk Tidur Dimalam Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi
Tahun 2010 ... 81 Tabel 4.43. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Waktu Yang Digunakan Refresing Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 81 Tabel 4.44. Distribusi Responden Dalam Tindakan
Melakukan Aktivitas Dan Berinteraksi Dengan Orang Lain Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 82 Tabel 4.45. Distribusi tindakan Responden dalam
mengkonsusi rokok di Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 82 Tabel 4.46. Distribusi Responden berdasarkan jumlah rokok
yang dikonsumsi perhari di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 83 Tabel 4.47. Distribusi tindakan Responden dalam
mengkonsusi Kopi di Wilayah Kerja Puskesmas
Berasatagi Tahun 2010 ... 84 Tabel 4.48. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Bubuk Kopi Yang Dikonsumsi Setiap Hari Di Wilayah Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun
2010 ... 84 Tabel 4.49. Distribusi Tindakan Responden Dalam
Mengkonsumsi Alkohol Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 85 Tabel 4.50. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Akohol (dalam ukuran gelas) Yang Dikonsumsi Yang Dikonsumsi Setiap Hari Di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... Tabel 4.51. Distribusi Responden Dalam Mengkonsumsi
Obat/ Minuman Penambah Stamina... 85 Tabel 4.52: Distribusi responden berdasarkan tindakan yang
dilakukan sebelum mengkimsumsi obat
penambah samina ... Tabel 4.53. Distribusi Responden berdasarkan kategori
Indeks masa Tubuh di Wilayah Kerja Puskesmas
(13)
Tabel 4.54. Distribusi Responden berdasarkan Tindakan menurunkan berat badan di Wilayah Kerja
Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 86 Tabel 4.55. Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Yang
Dilakukan Dalam Menurunkan Berat Badan Tindakan Menurunkan Berat Badan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Berasatagi Tahun 2010 ... 87 Tabel 4.56. Distribusi Tindakan Responden Dalam Upaya
Mencegah Komplikasi Di Wilayah Kerja
(14)
ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam berlebih, kurang olah raga, alkoholis, obesitas, lemak darah tinggi dan stres, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan infark miokardium, stroke, gagal ginjal, bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak. Diwilayah Kerja Puskesmas Berastagi memiliki penderita hipertensi terbesar di Kabupaten karo dan program penanggulangan hipertensi juga telah dijalankan sejak tahun 2006. Akan tetapi masih terjadi peningkatan kasus hipertensi disertai dengan kasus penyakit akibat komplikasi hipertensi tersebut.
Hal Inilah yang melatar belakangi peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi pada tahun 2010. Untuk dapat memperoleh gambaran perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi.
Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencehagan komplikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang belum terkena komplikasi dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Berastagi yaitu sebanyak 1451 orang. Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti ditentukan dengan menggunakan rumus Lameshow (1994). Besar sampel diperoleh sebanyak 65 Orang penderita hipertensi. Metode pemilihan sampel dengan stratified random sampling.
Dari hasil penelitian diketahui mayoritas responden berada pada tingkat pengatahuan sedang yaitu sebanyak 72.3%, sedangkan yang mempunyai pengetahuan pada tingkat baik sebanyak 24.6%. Pada tingkat sikap mayoritas responden berada pada tingkat sikap baik yaitu sebanyak 84.6% sedangkan untuk pernyataan sikap pada tingkat sedang sebanyak 15.4%. Pada tindakan terhadap upaya pencegahan komplikasi sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu sebanyak 84.6% dan yang mempunyai tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 13.8% sedangkan sebanyak 1.5% berada pada tingkat kepatuhan rendah
Petugas kesehatan perlu melakukan peningkatan promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi dalam melakukan upaya pencegahan komplikasi.
Kata kunci : Perilaku, Penderita Hipertensi, Pencegahan Komplikasi
(15)
ABSTRACT
Hypertension or high blood pressure is the leading cause of death and illness. The Historical Illness of hypertension together with the unhealthy lifestyle such as consuming tobacco, high fat, insufficient fiber, excessive salt, insufficient sport, alcoholism, obesity, high blood fat and stress, will worsen complication risks such as infark miokardium, stroke, kidney failure, and it can also lead to sudden death. In the work region in Puskesmas Berastagi has the highest number of hypertension sufferers in all the Ka bupaten Karo and the program for the handling of hypertension has been in operation since 2006. However, there is still an increase in the case of hypertension together with the illness caused by the hypertension complication mentioned above.
This research is conducted due to the background mentioned above and the researcher wants to know more about hypertension sufferer behavior toward the complication avoidance efforts in the Puskesmas Berastagi work region in 2010. This will enable the researcher to get a picture of hypertension
sufferers’ behavior in their efforts to avoid complications.
This research is quantitative descriptive using the survey method to
know the behavior of the hypertension sufferers’ behavior toward the
complication avoidance efforts. The population in this research is the hypertension sufferers who has not experienced complications and live in the work region of the Puskesmas Berastagi amounting to 1451 people. Lameshow (1994) theory is used to determine the size of the sample in this research. The size of the sample is 65 people suffering from hypertension. The stratified random sampling is used in this research.
From the result of this research the majority of the respondents who are
at the “normal” knowledge level is 72.3%, while the “good” knowledge level is 24.6%. In the “good” attitude level is 84.6% while the “normal” attitude
level is 15.4%. In the level of action to avoid complication a large number have high obedience level amounted to 13.8% while about 1.5% has low obedience level.
Health officials need more promotion on health so that this will
promote hypertension sufferers’ knowledge in making efforts to avoid
complication of hypertension
(16)
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan haruslah dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang antara lain suatu komponen utama untuk pendidikan dan ekonomi serta kesehatan yang juga memiliki peran dalam penanggulangan kemiskinan. (Indra, 2009)
Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum, ibu dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke atas pada tahun 1990 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000 meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun. Secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang semakin menua (ageing population) yang akan berdampak pada pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. (DepKes RI, 2003)
Pada akhir abad 20 Prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok
(17)
utama dengan faktor risiko yang sama (common underlying risk factor) (DepKes RI, 2003)
Kronologi kejadian penyakit degeneratif diasumsikan seperti bagan dibawah ini :
Bagan 1.1. Faktor resiko penyakit tidak menular (DepKes RI, 2003)
Penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular mengalami peningkatan resiko penyebab kematian, dimana pada tahun 1990, kematian
penyakit tidak menular 48 % dari seluruh kematian di dunia, sedangkan
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal dan stroke
sebanyak 43% dari seluruh kamatian di dunia dan meningkat pada tahun 2000
kematian akibat penyakit tidak menular yaitu 64 % dari seluruh kematian
dimana 60 % disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke
dan gagal ginjal. Pada tahun 2020, diperkirakan kematian akibat penyakit tidak
Factor Genetik
- Tinggi Lemak - Tinggi Kolesterol - Tinggi kalori - Tinggi garam - Tinggi glukosa
Rendah Serat Merokok Alkoholis -Aktivitas fisik O B E S I T A S Kepribadian Individu Penyakit Tidak Menular dan Penyakit Degeneratif Stres Mental Tingkat Sosial Merokok Alkohol
(18)
dimana faktor resiko utama penyakit tersebut adalah hipertensi. (Zamhir,
2006).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi karena disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Sehingga kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan seumur hidup. (Bahrianwar, 2009)
Di dunia, hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita
hipertensi. hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak
organ tubuh. Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian
(7 juta per tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal.
Di negara berkembang Penyakit yang menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.
(Zamhir, 2006)
Di Indonesia dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3% (pengkuran standart WHO yaitu
(19)
pada batas tekanan darah normal 160/90 mmHg). Pada tahun 2000 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89 mmHg). Selanjutnya akan diestimasi akan meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan menjadi 42 % pada tahun 2025. (Zamhir, 2006)
Dari 33 Propisnsi di indonesia terdapat 8 propinsi yang kasus penderita hipertensi melebihi rata – rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara 24%, Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%). sedangkan dalam perbandingan kota di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban seperti : Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30 – 34%. (Zamhir, 2006).
Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumi garam berlebih, kurang olah raga, alkoholis, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi dan stres, akan memperberat resiko komplikasi seperti, mengakibatkan payah jantung, infark miokardium, stroke, gagal ginjal, komplikasi kehamilan bahkan tak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak. (Patrick, 2002).
Dari hasil penelitian Fazidah (2005), yang menganalisa faktor resiko
penyakit jantung koroner pada pasien di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan
ditemukan bahwa 89,3% penderita penyakit jantung koroner mempunyai
(20)
Tahun 2005 juga ditemukan sebanyak 90,9% penderita stroke mempunyai
riwayat hipertensi. Dari perhitunga rasiko relatif dari kedua penelitian tersebut
disimpulkan bahwa sebagai faktor resiko penyakit kardio vasikuler yang
penting, hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner 5 kali dan stroke 10 kali.
(Fazidah,dkk 2005)
Penyebab hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95 % kasus. Bentuk hipertensi idiopatik disebut hipertensi primer atau esensial. Patogenesis pasti tampaknya sangat kompleks dengan interaksi dari berbagai variabel, mungkin pula ada predisposisi genetik. Mekanisme lain yang dikemukakan mencakup perubahan – perubahan berikut: (1). Eksresi natrium dan air oleh ginjal, (2). Kepekaan baroreseptor, (3). Respon vesikuler, dan (4). Sekresi renin. Sedangkan 5% penyakit hipertensi terjadi sekunder akibat proses penyakit lain seperti penyakit parenkhim ginjal atau aldosterronisme primer (Prince, 2005).
Beberapa organisasi dunia dan regional telah memproduksi, bahkan memperbaharui pedoman penanggulangan hipertensi. Dari berbagai strategi dapat disimpulkan bahwa penanggulangan hipertensi melibatkan banyak disiplin ilmu. Kunci pencegahan atau penanggulangan perorangan adalah gaya hidup sehat. Masyarakat juga perlu tahu risiko hipertensi agar dapat saling mendukung untuk mencegah atau menanggulangi agar tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan sampai mencegah terjadinya komplikasi. (Bahrianwar,2009).
Di Indonesia, Pemerintah bersama Departemen Kesehatan RI memberi apresiasi dan perhatian serius dalam pengendalian penyakit Hipertensi. Sejak
(21)
tahun 2006 Departemen Kesehatan RI melalui Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang bertugas untuk melaksanakan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi dan penyakit degenaritaif linnya, serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera. (Depkes, 2007).
Untuk mengendalikan hipertensi di Indonesia telah dilakukan beberapa langkah, yaitu mendistribusikan buku pedoman, Juklak dan Juknis pengendalian hipertensi; melaksanakan advokasi dan sosialisasi; melaksanakan intensifikasi, akselerasi, dan inovasi program sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah setempat (local area specific); mengembangkan (investasi) sumber daya manusia dalam pengendalian hipertensi; memperkuat jaringan kerja pengendalian hipertensi, antara lain dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pengendalian Hipertensi; memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi; meningkatkan surveilans epidemiologi dan sistem informasi pengendalian hipertensi; melaksanakan monitoring dan evaluasi; dan mengembangkan sistem pembiayaan pengendalian hipertensi. (Depkes, 2007).
Dinas Kesehatan Karo telah melakukan program penanggulangan hipertensi dan komplikasinya yang dimulai sejak tahun 2006, dimana Puskesmas Berastagi, Puskesmas Kabanjahe, dan puskesmas Tiga Panah adalah pelaksana program secara langsung karena kasus hipertensi tertinggi dibandingkan wilayah kerja Puskesmas lainnya di Kabupaten Karo. Pada awal program dipuskesmas Berastagi ditemukan 1067 penderita hipertensi , di
(22)
berjumlah 785 kasus. Namun dari segi pemanfaatan Puskesmas Berastagi memiliki tempat yang strategis sehingga tak jarang pasien yang berobat berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Berastagi
Dari hasil obeservasi di Puskemas Berastagi, berbagai pendekatan persuasive telah dilakukan petugas kesehatan yaitu penyuluhan kesehatan, Pembuatan film sebagai media promosi kesehatan, pengobatan gratis, pembinaan kelompok beresiko, senam sehat penderita hipertensi dan lain sebagainya. Namun penderita hipertensi yang terdata sebagai penderita hipertensi di wlayah kerja puskesmas berastagi dari tahun ke tahun terus meningkat dimana pada tahun 2006 sebanyak 1067 penderita, pada tahun 2007 sebanyak 1224 dan terus meningkat pada tahun 2008 dengan jumlah penderita sebanyak 1339, bahkan pada tahun 2009 menjadi peringkat kedua dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas berastagi, seperti pada tabel berikut :
Tabel 1.1. Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Berastagi Tahun 2009
Sumber : Puskesmas Berastagi
Tidak sebatas peningkatan penderita saja, kasus stroke yang terdata pada tahun 2008 sebanyak 79 penderita menjadi 114 penderita pada tahun 2009. Dari hasil wawancara peneliti dengan dokter yang bertugas di Puskesmas Berastagi, pada tahun 2009 terdapat kematian mendadak akibat komplikasi
Peringkat Jenis penyakit Jumlah kasus
I ISPA 2939
II Hipertensi 1451
III Infeksi Jamur 1130
IV Penyakit lain saluran nafas 1093
V Infeksi Lain Pada Usus 893
VI Alergi 836
VII Diare 792
VIII Penyakit Otot, Tulang, Jaringan pengikat 478
IX Kecelakaan lalu lintas 209
(23)
dari hipertensi tingkat berat dimana 4 orang karena serangan stroke dan 2 orang akibat penyakit jantung
Dari hasil obeservasi, dari berbagai kegiatan yang dilakukan, antusias masyarakat (penderita hipertensi) yang menjadi target program masih sangat kurang. Hal ini dapat disimpulkan dari jumlah kehadiran para penderita hipertensi pada kegiatan posyandu lansia 3 tiga kelurahan yang pernah diikuti yang hanya dihadiri 8 – 12 orang, pada kegiatan senam sehat penderita hipertensi hanya diikuti oleh 10 – 12 peserta.
Pada kegiatan pengobatan di Puskesmas Berastagi sangat jarang sekali penderita hipertensi yang berobat mengontrol tekanan darah kembali setelah mengkonsumsi obat hipertensi sesuai dengan anjuran dokter. Dan dilain sisi dari hasil wawancara dengan penderita hipertensi di Puskesmas Berastagi, penderita hipertensi memiliki pemahaman lain tentang penyebab hipertensi dan komplikasinya, dimana penderita hipertensi mengganggap hipertensi tersebut terjadi akibat stress saja. Dan peningkatan tekanan darah sejalan dengan usia dianggap hal yang wajar. Sehingga pola hidup sehat yang seharusnya dilakukan penderita hipertensi untuk mencegah komplikasi sering terabaikan. Apabila hal ini tidak segera ditindak lanjuti (mendapat perhatian khusus), tentunya akan menjadi hambatan bagi program pencegahan komplikasi hipertensi, Sehingga kemungkinan bertambahnya kasus yang diakibatkan komplikasi hipertensi akan meningkat dan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan negara.
(24)
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti lebih tentang perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi.
1.2. Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu “ belum dikatahuinya perilaku penderita hipertensi terhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010 “.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010 1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Pengetahuan penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010 2. Untuk mengetahui sikap penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan
komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010
3. Untuk mengetahui tindakan penderita hipertensi terrhadap upaya pencegahan komplikasi di wilayah kerja Puskesmas Berastagi tahun 2010
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bentuk umpan balik dari program penangulangan hipertensi di Puskesmas Berastagi
(25)
2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Karo dalam merencanakan merencanakan program penanggulangan hipertensi dimasa yang akan datang
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah kegitan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, hewan sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing – masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia iu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berbicara, berjalan menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.(Notoatmojo, 2003)
2.2. Ruang lingkup Perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai runag linngkup yang sangat luas. Menurut Benjamin Bloom (1908) dalam Notoatmojo (2005) bahwa perilaku dibagi dalam 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan . 2.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.(Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan manusia banyak digunakan untuk kebutuhan sehari – hari, terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat untuk keperluan hidup manusia sehari – hari. Pengetahuan ini diperlukan dalam rumah tangga, pertanian, kesehatan dan sebagainya. Setiap orang akan mempergunakan
(27)
pengetahuan namun tidak tahu benar akan seluk beluk pengetahuan itu. Manusia berani bertindak tidak hanya berguna secara kebetulan melainkan demikian mutlaknya sehingga tidak ragu – ragu lagi. Jadi pengetahuan yang digunakan orang untuk hidupmnya sehari – hari adalah pengetahuan umum.
Dalam domain kogitif pengetahuan dicakup kedalam 6 (enam) tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ’tahu’ merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan seseorang yang menyebutkanya. Menguraikan, mendefenisikan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaska, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebabagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
(28)
diartikan sebagai hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintetis (synthetis)
Intetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah sutu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi – formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atai penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian ini berdasarkan suatu kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kreteria – kreteria yang telah ada.
Dari semua unsur pengetahuan tersebut terisi dalam akal dan jiwa manusia secara individu yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dilingkungan ada bermacam – macam hal yang dialami individu melalui penerimaan panca inderanya, serta alat penerimaan atau reseptor. Hal – hal yang dialami tersebut masuk kedalam sel – sel otaknya sehingga menjadi
(29)
bermacam – macam proses seperti fisik, fisiologis dan psikologis kemuadian dipancarkan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang suatu objek secara sabjektif oleh masing – masing idividu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberkn oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tingi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
4. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan sesorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh penetahuan yang lebih mendalam.
(30)
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan agi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara sabjektif.
6. Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membant mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. (Wahid dkk, 2007)
2.2.2. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon sseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari – hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. (Wahid dkk, 2007)
Sikap menentukan jenis tingkah laku dalam hubungannya dengan rangsangan yang relevan, individu lain atau fenomena – fenomena. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal tapi tidak semua faktor internal adalah sikap.
Adapun ciri – ciri sikap adalah sebagai berikut:
1. Sikap itu dipelajari (learnability)
Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif – motif psikologi lainnya, misalnya : lapar, haus, nyeri adalah motif psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap.
(31)
Beberapa sikap dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai individu..
2. Memiliki kesetabilan (stability)
Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau tidak suka terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang – ulang.
3. Personal Societal Significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya dan dia akan merasa bebas dan nyaman.
4. Berisi Kognitif dan effecty
Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual, misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan
5. Approach – avoidence directionality
Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya. (Ahmadi, 1999)
Selanjutnya ciri – ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut : 1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), hasil pemikiran dan
perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan – pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, dan merupakan
(32)
modal untuk bertindak dengan pertimbangan untung – rugi, manfaat serta sumberdaya yang tersedia.
2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (personnal references) merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan – pertimbangan individu
3. Sumber daya (resurces) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.
4. Sosial budaya (culture) berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir seseorang untuk bersikap terhadap objek / stimulus tertentu. (Notoatmojo,2005)
Fungsi (tugas) sikap dibagi empat golongan yaitu : 1. Sebagai Alat Menyesuaikan Diri.
Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yang artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lain.
2. Sebagai Pengatur Tingkah Laku.
Pertimbangan antara perangsang dan reaksi pada orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya tidak ada perangsang itu. Pada umumnya tidak diberi perangsang secara sepontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang – perangsang itu.
(1)
pengetahuan sikap
no
R
es
p
p1 p2 p3 p4
no
R
es
p
p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12
pt ot al pt ot al k at
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 0 s1 s11 s12 s13 s14 stoa
l st ot al k at
1 1 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 25 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28 3
2 2 3 2 3 1 2 1 2 3 1 2 2 24 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 24 2
3 1 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 2 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 29 3
4 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 3 23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3
5 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 21 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 25 3
6 1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 26 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 25 3
7 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 2 23 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 3
8 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 29 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 26 3
9 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 2 27 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3
10 2 3 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 30 3 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 25 3
11 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 30 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 28 3
12 3 2 3 3 1 3 2 1 3 2 2 3 28 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 27 3
13 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 24 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 26 3
14 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 2 3 29 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 26 3
15 3 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 27 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 26 3
16 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 29 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3
17 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 27 3 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 25 3
18 1 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 28 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 23 2
19 1 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 24 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 3
20 1 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 29 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 29 3
21 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 27 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 25 3
22 1 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 28 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 28 3
23 1 3 2 2 3 2 1 1 3 3 2 3 26 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 27 3
(2)
25 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 27 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 28 3
26 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2 2 2 25 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 27 3
27 1 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 26 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 28 3
28 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 31 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 3
29 2 2 2 3 1 2 3 3 2 2 3 3 28 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 25 3
30 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 31 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 25 3
31 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2 25 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 20 2
32 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 28 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 3
33 2 2 2 3 1 2 1 2 3 1 2 2 23 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 29 3
34 1 1 3 3 1 3 3 1 3 2 1 2 24 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 25 3
35 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 22 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 28 3
36 1 3 3 3 1 2 2 2 2 1 3 2 25 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 28 3
37 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 2 24 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 27 3
38 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 31 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 30 3
39 2 2 2 2 1 3 1 1 3 2 1 2 22 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 25 3
40 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 30 3 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 3 2 25 3
41 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 21 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 24 2
42 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 28 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 22 2
43 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 23 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 25 3
44 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2 1 3 23 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 23 2
45 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 28 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 26 3
46 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 26 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 23 2
47 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 21 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 27 3
48 2 2 3 3 2 2 1 1 3 1 1 1 22 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 30 3
49 3 2 3 2 1 3 2 2 3 1 2 2 26 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 27 3
50 2 3 3 3 1 1 1 2 3 1 2 2 24 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 26 3
51 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 25 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 27 3
(3)
54 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 22 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 26 3
55 3 2 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 29 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28 3
56 2 2 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 28 3 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 25 3
57 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 20 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 24 2
58 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 27 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 25 3
59 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 27 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 3
60 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 29 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 22 2
61 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 26 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 28 3
62 3 3 3 3 1 2 2 2 3 1 2 2 27 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 3
63 2 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 19 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 28 3
64 2 2 3 3 2 2 1 1 3 1 2 2 24 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 24 2
(4)
Tindakan
no
R
es
p
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 t11 t12 t13 t14 t15 t16 7 t1 t17a t18 t18a t19 t19a 0 t2 t20a t21 t22 t23 t0tal
tto
ta
l k
at
1 3 3 2 1 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 48 2
2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 2 3 2 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 48 2
3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 52 3
4 3 3 1 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 1 3 0 2 0 1 3 . 3 . 1 . 45 2
5 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 43 2
6 3 3 1 1 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 48 2
7 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 44 2
8 3 2 1 1 3 3 1 3 1 3 3 2 3 2 2 1 2 0 3 0 1 0 3 0 1 3 3 44 2
9 3 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 0 2 0 2 3 . 3 . 3 3 49 2
10 1 2 1 1 3 3 2 3 1 3 1 . . . 2 1 1 3 . 3 . 0 3 3 . 1 . 33 2
11 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 39 2
12 2 3 1 1 3 2 1 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 0 1 0 3 0 3 3 . 1 . 45 2
13 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 51 3
14 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 47 2
15 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 1 3 1 2 2 2 0 1 3 . 3 . 3 . 1 . 42 2
16 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 45 2
17 3 3 1 1 2 3 1 3 1 3 3 1 3 1 1 1 2 0 2 3 . 3 . 3 . 3 3 45 2
18 1 3 1 1 2 2 1 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 . 0 2 3 . 3 . 1 . 42 2
19 2 2 2 1 3 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 49 2
20 1 3 2 1 3 2 3 2 2 3 1 . . . 2 2 3 0 2 3 . 3 . 3 . . . 39 2
21 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 46 2
22 2 2 1 3 2 2 1 1 3 3 1 . . . 2 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 44 2
(5)
25 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 1 2 0 2 0 3 3 . 3 . 3 3 52 3
26 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 1 . . . 2 2 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 42 2
27 3 3 1 1 3 2 2 2 2 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 40 2
28 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 43 2
29 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 3 3 51 3
30 1 1 2 1 2 3 1 3 2 3 1 . . . 2 1 3 0 3 3 . 3 . 3 . 1 . 34 2
31 3 1 1 1 1 3 3 3 2 3 1 . . . 2 1 2 3 . 0 2 0 1 3 . . . 34 2
32 3 3 1 1 3 3 1 3 1 3 1 . . . 2 2 3 3 . 0 2 3 . 3 . 3 1 42 2
33 1 1 1 1 3 3 1 3 1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 2 3 . 3 . 3 . 3 1 39 2
34 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 0 2 3 . 3 . 3 . . . 46 2
35 3 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 2 2 1 2 1 2 0 3 3 . 3 . 3 . 3 3 50 3
36 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 1 . . . 2 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 45 2
37 3 3 3 1 2 3 2 1 1 3 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 39 2
38 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 3 57 3
39 1 1 1 1 2 3 2 3 1 3 1 . . . 2 1 2 0 2 3 . 0 3 3 . 1 . 30 1
40 3 3 2 3 2 3 1 3 1 2 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 44 2
41 3 3 2 1 1 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 1 2 0 1 3 . 3 . 3 . 1 . 44 2
42 3 3 2 1 1 3 1 3 3 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 44 2
43 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 . . . 2 1 3 0 2 0 2 3 . 3 . 1 . 32 2
44 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 42 2
45 1 1 2 3 2 3 2 3 1 3 1 . . . 2 1 3 0 1 3 . 3 . 3 . 1 . 35 2
46 3 3 2 3 1 3 2 1 3 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 48 2
47 1 1 1 3 1 3 2 3 2 2 1 . . . 2 1 2 3 . 3 . 0 2 3 . 1 . 32 2
48 3 3 2 1 2 1 1 2 3 3 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 45 2
49 1 1 2 1 1 3 2 3 2 3 1 . . . 2 1 2 0 2 3 . 3 . 3 . 3 2 36 2
50 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 44 2
51 3 2 3 1 3 3 2 2 1 3 3 2 1 1 2 1 3 0 2 3 . 0 3 3 . 3 2 48 2
52 1 1 3 1 2 3 1 3 3 3 3 1 2 2 2 1 3 0 3 0 1 3 . 3 . 3 2 45 2
(6)
54 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 1 . . . 2 3 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 46 2
55 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 1 . . . 2 1 3 3 . 0 2 3 . 3 . 3 2 44 2
56 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 41 2
57 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 1 51 3
58 3 3 1 3 2 3 1 3 1 3 1 . . . 3 1 1 3 . 0 2 3 . 0 1 3 2 38 2
59 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 53 3
60 3 2 3 1 1 3 3 2 2 3 1 . . . 2 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 39 2
61 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 . . . 3 2 3 3 . 0 2 3 . 0 1 1 . 39 2
62 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 1 . . . 3 2 3 3 . 3 . 3 . 3 . 3 2 46 2
63 1 1 1 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 1 2 1 1 3 . 3 . 3 . 3 . 1 . 43 2
64 3 3 1 1 2 3 3 3 2 3 1 . . . 3 1 3 3 . 3 . 3 . 3 . . . 40 2