IK-14 Prosentase Sertiikat Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Yang Diterbitkan
77
Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Komponen Target
Realisasi
Prosentase sertiikat alat dan perangkat telekomunikasi yang diterbitkan
Prosentase sertiikat alat dan perangkat
telekomunikasi yang diterbitkan
65 82
126
Jumlah sertiikat yang diterbitkan sampai dengan Desember 2013 sebanyak
6.011jumlah sertiikat dari 7.302 jumlah pemohon sehingga Prosentase jumlah
sertiikat yang diterbitkan adalah 82 .
Adapun rincian dari jenis sertiikat yang telah diterbitkan adalah sebagaimana disajikan
dalam table di bawah ini
No JenisSertiikat
Jumlah
1 Baru
4872 2
Perpanjangan 824
3 Revisi
197 4
Revisi + Perpanjangan 117
Total 6011
Peningkatan jumlah permohonan sertiikat alat dan perangkat telekomunikasi yang
terjadi pada tahun 2013 merupakan dampak dari hasil kegiatan-kegiatan program
kerja tahunan diantaranya koordinasi Direktorat Standardisasi Perangkat Pos dan
Informatika dengan pihak Bea dan Cukai yang mengacu pada Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor : 5 Tahun 2013 tentang Kelompok Alat Dan
Perangkat Telekomunikasi yang digunakan sebagai Larangan pembatasan LARTAS
disektor perangkat Telekomunikasi dengan penggunaan sertiikat alat dan perangkat
telekomunikasi sebagai acuan dalam alur
proses impor atau pemasukan barang ke wilayah Republik Indonesia dengan
menggunakan Portal Indonesia Nasional Single Window INSW. Hasil koordinasi
antara tersebut membahas kendala- kendala yang sering terjadi dilapangan
diantaranya mengenai tata cara penerbitan sertiikat alat dan perangkat telekomunikasi
yang diberikan untuk per tipe produk
telekomunikasi, terutama untuk perangkat yang berbentuk modul WiFi, Bluetooth, Fax
dimana modul tersebut terpasang diberbagai merk produk yang berbeda-beda sehingga
dibutuhkan pemeriksaan yang lebih detail dikarenakan data yang tertulis di sertiikat
alat dan perangkat telekomunikasi berbeda
dengan produk yang di impor ke Indonesia. Sehubungan dengan kondisi tersebut diatas
serta ketentuan dalam Peraturan Menteri Nomor 29 tahun 2008 tentang Sertiikasi Alat
dan Perangkat Telekomunikasi tidak tertuang
secara rinci maka untuk solusi tersebut ditetapkan bahwa data yang tertuang dalam
sertiikat alat dan perangkat telekomunikasi harus sesuai dengan pruduk yang akan
78
dimasukan ke Indonesia, sehingga sertiikat modul hanya bisa digunakan untuk impor
modul sedangkan untuk impor mesin printerfotokopilaptop harus bersertiikat
produk akhirnya. Hal tersebut dari sisi teknis
juga untuk memastikan bahwa modul-modul yang terpasang didalam beberapa produk
akhir tersebut berfungsi secara baik. Direktorat Standardisasi PPI mulai tahun
2013 juga melaksanakan kegiatan Post Market Survellance yang mengacu
pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 08PER
Kominfo032012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Post Market Surveillance yaitu
suatu kegiatan untuk mengetahui apakah parameter teknis perangkat yang beredar
dilapangan masih sesuai dengan parameter teknis perangkat yang telah diterbitkan
sertiikat. Metoda pelasanaan kegiatan Post Market Surveillance adalah dengan cara
membeli alatperangkat telekomunikasi yang telah bersertiikat dipasar atau
dipinjam dari pemilik sertiikat yang diambil secara random atau acak untuk dilakukan
pengujian ulang dengan sanksi apabila alat perangkat yang telah bersertiikat tersebut
telah menyimpang dari persyaratan teknis
yang digunakan dalam acuan pengujian maka perangkat tersebut harus dicabut
sertiikatnya dan dilakukan reekspor oleh pemilik sertiikat.
Dalam rangka penyelarasan kegiatan sertiikasi juga rutin setiap tahun
dilaksanakan Temu Vendor Nasional Alat dan Perangkat telekomunikasi yang
merupakan bagian dari dengar pendapat mencari masukan tentang regulasi yang
terkait dengan pelaksanaan sertiikasi alat dan perangkat telekomunikasi dengan
mengundang para stake holder antara lain Penyelenggara Telekomunikasi, agen
distributor pabrikan alat perangkat Telekomunikasi, pakar telekomunikasi
dan pengguna alat dan perangkat telekomunikasi, dimana pelaksanaan
Temu Vendor Nasional Alat dan Perangkat Telekomunikasi tahun 2013 dilaksanakan
di Kota Surabaya Jawa Timur. Selain itu Direktorat Standardisasi Perangkat Pos
dan Informatika juga melakukan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi
mengenai Tata Cara Sertiikasi terkait dengan adanya revisi Peraturan Menteri
Nomor 29 Tahun 2008 yang pelaksanaanya dibeberapa kota besar dengan mengundang
para stake holder. Untuk meningkatkan pelayanan sertiikasi
alat dan perangkat telekomunikasi Direktorat Standardisasi PPI saat ini sedang menyusun
dokumen Sistem Manajemen Mutu Lembaga Sertiikasi Produk dan akan mulai diterapkan
pada tahun 2014 untuk memperoleh
Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional KAN
79