dapat dikaji berdasarkan teori sistem hukum dari Lawrence M. Friedman yang menyatakan: untuk menilai bekerjanya hukum sebagai suatu proses, ada 3
komponen yang harus diperhatikan , yaitu: 1 Legal structure struktur hukum, 2 Legal substance substansi hukum, 3 Legal culture budaya hukum.
18
Dari ketiga komponen-komponen dalam sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain tersebut, maka dapat dikaji bagaimana bekerjanya hukum dalam
praktek sehari-hari. Hukum merupakan budaya masyarakat, oleh karna itu tidak mungkin mengkaji hukum secara satu atau dua sistem hukum saja, tanpa
memperhatikan kekuatan-kekuatan sistem yang ada dalam masyarakat. Suatu Peraturan Pemerintah haruslah dijalankan oleh organ atau struktur yang benar,
akan tetapi itu semua akan berjalan dengan efektif apabila didukung oleh budaya hukumnya.
Dengan demikian teori sistem hukum ini menganalisa masalah-masalah terhadap penerapan substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Ketiga
komponen-komponen inilah yang harus dapat dilaksanakan didalam efektifitas penerapan undang-undang terhadap Pemecahan Tanah Pertanian Dibawah Batas
Minimim sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Kerangka Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori konsepsi yang diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari yang abstrak menjadi suatu
18
Lawrence M. Friedman, seperti yang dikutip dalam buku Ediwarman, Perlindungan Hukum Bagi Korban Kasus-kasus Pertanahan, Medan, Pustaka Bangsa Press, 2003, hal. 76.
Universitas Sumatera Utara
yang konkrit, yang disebut dengan operational definition.
19
Pentingnya defenisi operasional adalah “untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran
mendua dua bius dari suatu istilah yang dipakai untuk ditemukan suatu kebenaran dengan substansi yang diperluhkan “.
20
Konsep concept adalah kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan gejala-gejala tertentu.
Kerangka konsepsional merupakan gambaran bagaimana hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti.
21
Dalam penulisan tesis ini diperlukan konsepsi yang merupakan defenisi operasional dari istilah-istilah yang dipergunakan untuk menghindari perbedaan
penafsiran. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: a. Penetapan luas tanah pertanian dilakukan dengan peraturan perundang-
undangan dan pemilikan atau penguasaan tanah pertanian dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 diperintahkan kepada
pemerintah untuk mengadakan usaha-usaha agar supaya setiap petani sekeluarga memiliki tanah pertanian minimum 2 hektar. Menurut
penjelasannya 2 dua hektar itu bisa berupa sawah, tanah kering atau sawah dan tanah kering.
22
b. Pada umumnya tanah pertanian adalah semua tanah yang menjadi hak orang, selainnya tanah untuk perumahan dan perusahaan, bila atas sebidang tanah
luas berdiri rumah tempat tinggal seseorang, maka pendapat setempatlah
19
Soerjono Soekanto, Loc.Cit
20
Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia, Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Bandung, Alumni, 2006, hal. 31.
21
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 20.
22
Boedi Harsono, Op.Cit, hal. 382.
Universitas Sumatera Utara
yang menentukan berapa luas bagian yang dianggap halaman rumah dan berapa luas yang merupakan tanah pertanian.
23
c. Landreform adalah perombakan mengenai pemilikan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan pengusahaan
tanah.
24
d. Penguasaan tanah adalah hubungan hukum antara orang per orang, kelompok orang, atau badan hukum dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria.
e. Pemilikan atas tanah adalah jaminan hukum yang lebih luas dan terpenuh dari hak-hak lain untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan hak
itu untuk memenuhi kepentingannya sepanjang tidak bertentangan dengan fungsi sosial.
f. Tanah Absentee adalah tanah yang dimiliki seseorang pemilik, dimana orang tersebut bertempat tinggal diluar kecamatan tempat letaknya tanah
tersebut.
25
G. Metodologi Penelitian
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani dengan asal kata methods yang berarti cara atau jalan sehubungan dengan penelitian yang menyangkut tentang
cara kerja yang berfungsi untuk dapat memahami objek yang menjadi sasran ilmu
23
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria isi dan Pelaksanaanya, Jakarta, Djambatan, 2000, hal.372.
24
Ibid, hal. 364.
25
Tampil Anshari Siregar, Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Bagan, Medan, FH
USU, 2006, hal. 77.
Universitas Sumatera Utara
yang bersangkutan.
26
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam mengembangkan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh
karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistimatis, metodologis, dan konsisten.
27
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan gejala menganalisanya.
28
Suatu metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memhami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
29
Dengan demikian metode penelitian adalah upaya ilmiah untuk memahami dan
memecahkan suatu permasalahan berdasarkan metode tertentu. Sehubungan dengan itu dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan sehubungan dengan
permasalahan tersebut sebelumnya dapat dikemukakan beberapa hal diantaranya:
1. Spesifikasi Penelitian