= jumlah skor butir N
= jumlah siswa
Setelah memperoleh angka reliabilitas langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel produk moment taraf
signifikan 5. Jika maka instrument tersebut
tidak reliable. Jika maka instrument tersebut
reliabel. Dari hasil perhitungan reliabelitas instrumen di peroleh r
11
= 0,7408 dan r
tabel
= 0,532 maka r
11
r
tabel
, maka butir soal nomor 1 sampai 5 dinyatakan reliabel. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada lampiran
1.
3. Tingkat Kesukaran
Raka Joni 1984: 41 menyatakan bahwa tingkatan kesukaran suatu soal berhubungan dengan banyaknya siswa yang bisa menjawab soal
yang bersangkutan dengan benar, sehingga sebenarnya bisa juga dinamakan tingkat kemudahan.
Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:
TK= n
N x 100 Arikunto,2003:147
Keterangan: Tk : Tingkat kesukaran
n : Jumlah siswa yang mendapatkan skor dibawah setengah
skor maksimum
N : Jumlah siswa
Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10 hingga 90. Klasifikasi tingkat kesukaran adalah:
0,00 – 0.30 soal tergolong sukar 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 soal tergolong mudah
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran uji instrumen diperoleh data sebagai berikut:
TK
1
¿ 1
14 ×
100 =
7,14
soal tergolong sukar TK
2
¿ 2
14 ×
100 =
14 , 29
soal tergolong sukar TK
3
¿ 2
14 ×
100 =
14 , 29
soal tergolong sukar TK
4
¿ 6
14 ×
100 =
42 , 86
soal tergolong sedang TK
5
¿ 4
14 ×
100 =
28 , 57
soal tergolong sukar
4. Daya Beda
Menurut Sudjana 2008:149, analisis daya pembeda mengkaji apakah suatu soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa
yang termasuk ke dalam kategori yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.
Untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
Joni,
Raka 1984:43
Keterangan : D
: Daya beda NA
: Total nilai riil yang diperoleh kelompok atas NB
: Total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah NT
: Nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atasbawah
Daya beda yang paling tidak bisa diterima adalah soal-soal yang indeks daya bedanya negatif. Dengan demikian, butir tes walaupun daya
bedanya sama dengan nol masih bisa digunakan. Dari perhitungan daya beda terhadap uji instrumen diperoleh data
sebagai berikut: D
1
=
85−62 147
× 100 =15 , 64
soal jelek D
2
=
87−61 148
× 100 =17 ,57
soal jelek D
3
=
101−81 182
× 100 =10 , 99
soal jelek D
4
=
140−70 210
× 100 =33 , 33
soal cukup D
5
=
145−81 226
× 100 =28 , 32
soal baik Dengan demikian butir soal nomor 1 sampai 5 dapat dipakai.
E. Teknik Analisis Data