Skripsi Perbandingan Belajar Siswa\BAB II Kajian Pustaka

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri atas dua kata yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan penjelasan masing-masing kata untuk mempermudah pemahaman tentang prestasi belajar.

“Prestasi” berdasarkan arti kamus adalah hasil yang telah dicapai (Kamus Pelajar, 2003: 519). Pencapaian tersebut setelah ada yang dikerjakan. Prestasi tidak akan pernah dicapai apabila seseorang tidak melakukan sesuatu. Poerwadarminta (dalam Djamarah, 1994: 20) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan Nasrun Harahap dan kawan-kawan dalam buku yang sama memberikan batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari pendapat di atas terdapat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun pada intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami, bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.


(2)

Selanjutnya makna dari kata belajar. Menurut Djamarah (1994: 21), belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar adalah aktivitas sadar akan tujuan, yakni perubahan tingkah laku.

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku (hasil belajar), akibat interaksi individu dengan lingkungan (Sumiati, 2008: 38). Slameto (dalam Djamarah, 1994: 22) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari penjelasan tentang kata prestasi dan belajar, dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Perubahan yang diharapkan dapat terjadi tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek yang lain yakni aspek afektif dan aspek psikomotor.

Sehubungan dengan itu, prestasi belajar memiliki dua fungsi yakni sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi.

1. Prestasi Belajar sebagai Hasil Penilaian

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan keterampilan setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa


(3)

dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Untuk itu diperlukan evaluasi didalamnya karena evaluasi merupakan suatu tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam pendidikan.

Penilaian merupakan terjemahan dari kata “evaluasi” yang berasal dari kata “evaluation” dalam Bahasa Inggris. Edwind Wand dan Gerald (dalam Djamarah, 1994: 25) mengatakan bahwa Evaluation refer to the act or process to determining the value of something (evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu).

Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran.

2. Prestasi Belajar sebagai Alat Motivasi

Prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individual maupun kelompok. Motivasi adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar (Djamarah, 1994: 27).

Setiap siswa pasti tidak ingin prestasinya jelek. Karena itu, mereka berusaha seoptimal mungkin agar prestasinya baik, bahkan menjadi yang terbaik. Dalam hal inilah prestasi belajar sebagai alat motivasi dalam diri siswa untuk belajar.


(4)

B. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

1. Konsep Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa adalah strategi think-talk-write (TTW). Strategi yang dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis (Yanin dan Antasari, 2009:84).

Dari pengertian di atas, strategi think-talk-write (TTW) bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, komunikasi secara verbal dan komunikasi secara tulisan. Alur kemajuan strategi ini dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana tersebut lebih efektif jika dilakukan dalam bentuk kelompok yang heterogen.

2. Aktivitas dalam Strategi Pembelajaran TTW

Seperti telah diurai, strategi think-talk-write (TTW) bertumpu pada tiga fase yakni berpikir (think), berbicara (talk), dan menulis (write). Dalam setiap fase, aktivitas siswa diarahkan agar sesuai dengan apa yang diharapkan.

a. Fase Berpikir (Think)

Aktivitas berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks Matematika atau berisi cerita Matematika kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Membaca, secara umum dianggap


(5)

sebagai berpikir, meliputi membaca baris demi baris (reading the lines) atau membaca yang penting saja (reading between the lines).

Begitu pun dengan menulis. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Belajar rutin membuat/ menulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama, dan setelah membaca.

b. Fase Berbicara (Talk)

Fase berbicara yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang siswa pahami. Dalam Matematika fase “Talk” penting. Hal ini dikarenakan: (1) apakah itu tulisan, gambaran, isyarat, atau percakapan merupakan perantara ungkapan Matematika sebagai bahasa manusia, (2) pemahaman matematik dibangun melalui interaksi dan konversasi (percakapan) antara sesama individual yang merupakan aktivitas sosial yang bermakna, (3) cara utama partisipasi komunikasi dalam Matematika adalah melalui “Talk”, (4) pembentukan ide (forming ideas) melalui proses talking, (5) internalisasi ide (internalizing ideas), (6) meningkatkan dan menilai kualitas berpikir.

Talking membantu guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar Matematika, sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan.


(6)

c. Fase Menulis (Write)

Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam Matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.

Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Guru juga dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.

Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi think-talk-write ini adalah (1) mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan, dan menantang siswa berpikir, (2) mendengar secara hati-hati ide siswa, (3) menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan, (4) memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi, (5) memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan, (6) memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong siswa untuk berpartisipasi.


(7)

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Strategi TTW

Menurut Martinis dan Bansu (2009: 90), langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW adalah :

a. Guru membagi teks bacaan berupa Lembar Kerja Siswa yang memuat situasi masalah yang bersifat open ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.

b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think).

c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

d. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).


(8)

Guru Situasi Masalah Open Ended THINK TALK WRITE Membaca teks & Membuat catatan secara individual Interaksi dalam Grup : Untuk mambahas isi catatan Konstruksi pengetahuan hasil dari think

& talk secara individual Siswa Siswa Kemampu an pemaham an dan konstruksi Matematik Aktivita Siswa Aktivita Siswa Aktivita Siswa Bagan 2.a

Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW (Martinis dan Bansu, 2009: 89)

Dampak Belajar Bermakna


(9)

C. Strategi Pembelajaran Ekspositori

1. Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Sanjaya, 2006: 179).

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Hal ini dikarenakan guru memegang peran yang sangat dominan. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi tersebut dikuasai siswa dengan baik.

Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori ada tiga. Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. 2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :


(10)

a. Berorientasi pada Tujuan

Sebelum penerapan strategi, guru terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektifitas penggunaan strategi pembelajaran.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau kelompok orang (penerima pesan). Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai penyampai pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif, manakala pesan itu dapat dengan mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh; dan sebaliknya, system komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat setiap pesan yang disampaikan. Sehingga, guru harus berupaya untuk menghilangkan gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.

c. Prinsip Kesiapan

Setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan, begitu pun


(11)

sebaliknya. Agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang guru berikan, terlebih dahulu harus memposisikan siswa dalam keadaan baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai menyajikan materi pelajaran manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

3. Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Menurut Sanjaya (2006: 185) ada 5 langkah penerapan strategi ekspositori yaitu :

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting, karena keberhasilan strategi ekspositori bergantung pada tahap persiapan ini. Hal ini bertujuan untuk mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif, membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar, merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa, dan menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka. Beberapa hal bisa dilakukan dalam tahapan ini seperti memberikan sugesti positif dan menghindari sugesti negatif,


(12)

memulai dengan mengemukakan tujuan yang ingin dicapai, serta membuka file dalam otak siswa.

b. Penyajian (Presentation)

Langkah ini berupa penyampaian materi sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Dalam hal ini peranan komunikasi sangat penting, agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu penggunaan bahasa, intonasi suara, kontak mata dengan siswa, serta penggunaan joke-joke yang menyegarkan. c. Menghubungkan (Correlation)

Langkah korelasi adalah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap mata pelajaran, baik makna untuk memperbaiki maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

d. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti(core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Tahap ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya pertama, mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan. Kedua, memberikan pertanyaan yang relevan dengan materi yang disajikan. Ketiga,


(13)

dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.

e. Penerapan (Aplication)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru, sehingga guru dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi oleh siswa. Teknik yang bisa digunakan seperti membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, atau dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.


(14)

TAHAP

GURU SISWA

PERSIAPAN Mengkondisikan

siswa agar siap belajar dan memberikan sugesti positif Mendengarkan keterangan guru Menjelaskan

materi pelajaran penjelasan guruMendengarkan

Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa Mendengarkan penjelasan guru Menyimpulkan materi Memberikan persoalan yang sepadan melalui pemberian tugas Mendengarkan penjelasan guru Menjawab persoalan yang diajukan PENYAJIAN MENGHUBUNGKAN MENYIMPULKAN PENERAPAN Bagan 2.b


(15)

D. Sub Materi Pokok Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar 1. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk aljbar, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Suku-suku sejenis

b. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pengurangan yaitu:

ab + ac = a(b + c ) atau a( b + c ) = ab + ac

ab - ac = a(b – c) atau a( b - c ) = ab - ac c. Hasil perkalian dua bilangan bulat yaitu :

1. Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.

2. Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.

3. Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat negatif.

Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan diatas,maka hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan memperhatikan suku-suku yang sejenis.


(16)

1. Sederhanakan bentuk-bentuk aljabar berikut ini !

a. 8a + 3a – 6a

b. 9a + 10b – 3b + 7a

c. 8x2 + 2xy – 8y2 – 11x2 + 6xy + y2

Penyelesaian :

a. 8a + 3a – 6a = ( 8 + 3 – 6 ) a= 5a

b. 9a + 10b – 3b + 7a = 9a + 7a + 10b – 3b

= ( 9 + 7 ) a + ( 10 - 3 ) b = 16a + 7b

c. 8x2 + 2xy – 8y2 – 11x2 + 6xy + y2 = 8x2 – 11 x2 – 2xy + 6xy – 8y2 + y2 = -3x2 + 8xy – 7y2

2. Tentukan jumlah dari 12x2 – 9x + 6 dan -7x2 + 8x – 14 !

Penyelesaian :

Hasil penjumlahan 12x2 – 9x + 6 dan -7x2 + 8x – 14 adalah

( 12x2 – 9x + 6 ) + ( -7x2 + 8x – 14 ) = 12x2 – 9x + 6 - 7x2 + 8x – 14 = 12x2 – 7x2 - 9x + 8x + 6 – 14 = 5x2 - x – 8

3. Kurangkan 5x – 3y dari 9x – 6y, kemudian sederhanakanlah hasil pengurangan tersebut!

Penyelesaian :

Ingat bahwa a dikurangkan dari b artinya b – a, bukan a – b. Hasil pengurangan 5x – 3y dari 9x – 6y adalah

( 9x – 6y ) – ( 5x – 3y ) atau 9x – 6y = 9x – 6y – 5x + 3y 5x – 3y = 9x – 5x – 6y + 3y 4x – 3y = 4x – 3y


(17)

4. Kurangkanlah -4 ( 2x +3 ) dari –5 ( x – 2 ), kemudian sederhanakanlah hasil pengurangan tersebut !

Penyelesaian :

Hasil pengurangan -4 ( 2x +3 ) dari –5 ( x – 2 ) adalah –5 ( x – 2 ) – ( -4 ( 2x +3 ) ) = –5x + 10 - ( -8x – 12 ) = –5x + 10 + 8x + 12

= –5x + 8x + 10 + 12 = 3x + 22

2. Perkalian bentuk aljabar

Bentuk –bentuk perkalian suku dua dan suku banyak yang perlu diingat kembali meliputi:

a. x ( x + a ) = x2 + ax

b. x ( x + a + b ) = x2 + ax + bx

c. ( x + a ) ( x + b ) = x2 + bx + ax + ab

d. ( x + a ) ( x + y – b ) = x2 + xy – bx + ax + ay – ab

Contoh :

Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut ini ! 1. 3x ( 2x2 + 4 xy – 7y2 )

2. ( 3y – 4 ) ( 3y – 8 )

Penyelesaian :

a. 3x ( 2x2 + 4 xy – 7y2 ) = 3x ( 2x2 )+ 3x ( 4xy ) – 3x ( 7y2 )


(18)

b. ( 3y – 4 ) ( 3y – 8 ) = 9y2 – 24y – 12y + 32

= 9y2 – 36y + 32 3. Pembagian bentuk aljabar

Jika dua bentuk aljabar memiliki faktor – faktor yang sama,maka hasil pembagian kedua bentuk aljabar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dengan memperhatikan faktor – faktor yang sama.

Bentuk aljabar 3a dan a memiliki faktor yang sama,yaitu a sehingga hasil pembagian 3a dengan a dapat disederhanakan,yaitu 3a : a = 3. Demikian halnya dengan 6xy dan 2y yang memiliki faktor yang sama yaitu y,sehingga 6xy : 2y = 3.

Contoh :

Tentukan hasil pembagian untuk aljabar berikut ini ! 1. 48x5y4z : 12x3y

2. 12a2 : 4a

Penyelesaian :

1. 48x5y4z : 12x3y =

=

= 4 ( x2 ) ( y3 ) ( z ) = 4 x2y3z


(19)

2. 12a2 : 4a =

= = 3 ( a ) = 3a

4. Pemangkatan Betuk Aljabar

1. Arti pemangkatan bentuk aljabar

Pemangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang untuk bilangan yang sama. Jadi, untuk sembarang bilangan a, maka a2 = a x

a.

Hal ini juga berlaku pada bentuk aljabar, misalnya : 3a2 = a x a x a

( 3a )2 = 3a x 3a -( 3a )2 = - ( 3a x 3a )

( -3a )2 = ( -3a ) x (-3a )

Contoh :

tentukan hasil pemangkatan bentuk aljabar berikut ini ! a. ( 4pq )2

b. ( -xy2 z3 )4


(20)

a. ( 4pq )2 = ( 4pq ) x ( 4pq )

= 16p2q2

b. ( -xy2 z3 )4 = ( -xy2 z3 )x ( -xy2 z3 )x ( -xy2 z3 )x ( -xy2 z3 )

= -x4y8 z12 2. Pemangkatan suku dua

Koefisien suku-suku pada hasil pemangkatan suku dua diperoleh dari bilangan-bilangan pada segitiga pascal.

1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1

(a+b)2=1a2+2ab+1b2 (a+b)3=1a3+3a2b+3ab2+1b3 (a+b)4=1a4+4a3b+6a2b2+4ab3+1b4

(a+b)5=1a5+5a4b+10a3b2+10a2b3+5ab4+1b5 Contoh :

Tentukan hasil pemangkatan berikut ini ! a. ( a + 5 )2

b. ( 2x + y2 )3

Penyelesaian

a. ( a + 5 )2 = 1 ( a )2 + 2 ( a ) ( 5 ) + 1 ( 5 )2

= a2 + 10a + 25

b. ( 2x + y2 )3 = 1 ( 2x )3 + 3 ( 2x )2 ( y ) + 3 ( 2x ) ( y )2 + 1 ( y )3


(21)

E. Perbandingan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Pada Pokok Bahasan Faktorisasi Bentuk Aljabar

Dalam strategi think-talk-write (TTW) tidak hanya mengembangkan kemampuan matematik anak tetapi juga kemampuan komunikasi baik verbal maupun tulisan. Strategi ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah, siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada siswa untuk dipecahkan. Tugas berikutnya dari guru adalah membimbing belajar siswa dalam rangka pemecahan masalah.

Berikut ini akan diberikan gambaran tentang proses pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi think-talk-write (TTW) dan strategi ekspositori pada sub materi pokok faktorisasi bentuk aljabar pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar.

1. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) a. Pendahuluan

Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa Guru

Pada kegiatan ini guru mengingatkan siswa tentang materi pelajaran sebelumnya (membahas PR), memotivasi siswa, menyampaikan


(22)

tujuan pembelajaran dan menjelaskan strategi yang akan digunakan, menyiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan serta membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan heterogen, serta membagikan Lembar Kerja Siswa yang akan dipecahkan siswa tentang operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar.

Siswa

Pada kegiatan ini siswa menjawab pertanyaan guru terkait materi pelajaran sebelumnya, mengamati dan memperhatikan informasi atau penjelasan yang disampaikan oleh guru kemudian berkumpul dengan kelompok sesuai dengan pembagian guru.

b. Kegiatan Inti

Tahap I : Tahap Berpikir (Think) Guru

Pada tahap ini guru memberikan waktu kepada siswa dalam kelompok untuk membaca referensi dan membuat catatan terkait materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar serta penyelesaian masalah dalam LKS yang telah dibagikan.

Siswa

Siswa membaca referensi dan membuat catatan terkait dengan materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan


(23)

pemangkatan pada bentuk aljabar serta menyelesaikan masalah dalam LKS secara berkelompok.

Tahap II : Tahap Berbicara (Talk) Guru

Pada tahap ini guru mengkondisikan kelas untuk setting diskusi baik dalam kelompok dan diskusi antar kelompok, guru menjadi moderator merangkap motivator yang mengatur jalannya diskusi antar kelompok untuk membahas hasil bacaan dan catatan pada tahap sebelumnya serta penyelesaian masalah yang ada pada LKS.

Siswa

Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas hasil bacaan dan catatan tentang materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar serta mencari penyelesaian permasalahan yang ada di LKS. Tahap III : Tahap Menulis (Write)

Guru

Pada tahap ini guru memberikan waktu kepada siswa untuk menuliskan materi kembali dan solusi dari permasalahan yang ada di LKS sesuai dengan bahasa sendiri secara individual.

Siswa

Siswa menulis materi kembali dan solusi dari permasalahan yang ada di LKS sesuai dengan bahasa sendiri.


(24)

c. Penutup Guru

Pada kegiatan ini guru memberikan PR dan mengakhiri pelajaran Siswa

Pada kegiatan ini siswa mencatat PR 2. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Berbeda jika dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori, pada strategi ini proses pembelajaran ditekankan pada komunikasi verbal. Dalam strategi ini guru mempresentasikan bahan pelajaran. Siswa mendapatkan materi jadi bukan dikonstruksi sendiri.

Dalam pembelajaran Matematika Materi Pokok Faktorisasi bentuk aljabar yang dilaksanakan dengan strategi Ekspositori kita dapat menerapkannya dengan beberapa langkah:

a. Persiapan (Preparation) Guru

Pada kegiatan ini guru mengingatkan siswa tentang materi pelajaran sebelumnya (membahas PR), memotivasi siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa

Pada kegiatan ini siswa menjawab pertanyaan guru terkait materi pelajaran sebelumnya, mengamati dan memperhatikan informasi atau penjelasan yang disampaikan oleh guru.


(25)

b. Kegiatan Inti

Tahap Penyajian (Presentation) Guru

Guru memberikan penjelasan tentang operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar

Siswa

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar

Tahap Menghubungkan (Correlation) Guru

Guru mengaitkan materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar dengan kehidupan siswa.

Siswa

Siswa mendengarkan penjelasan guru dan menanyakan hal yang tidak dimengerti.

Tahap Menyimpulkan (Generalization) Guru


(26)

Pada tahap ini guru menyimpulkan materi dengan memberikan poin penting dari operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar.

Siswa

Siswa mendengarkan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.

Tahap Penerapan (Application) Guru

Guru memberikan soal terkait materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri kemudian dibahas secara klasikal.

Siswa

Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru kemudian secara bergantikan membahas soal ke depan kelas.

c. Penutup Guru

Pada kegiatan ini guru memberikan PR dan mengakhiri pelajaran Siswa

Pada kegiatan ini siswa mencatat PR.


(27)

Tabel 2.1

Perbandingan Strategi TTW dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi TTW Strategi Ekspositori 1. Peserta didik berperan aktif

dalam proses pembelajaran, mulai dari tahap berpikir, berbicara, dan menulis

2. Prinsip komunikasi verbal diterapkan oleh siswa selaku penyampai pesan

3. Pengetahuan dibangun oleh konstruksi siswa dari hasil bacaan, diskusi, dan tulisan 4. Kemampuan didasarkan atas

hasil bacaan, diskusi, dan tulisan 5. Tujuan akhir pembelajaran

adalah kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa 6. Keberhasilan pembelajaran dilihat mulai dari proses dan hasil belajar (tes)

7. Interaksi dominan antar siswa

1. P

eserta didik berperan pasif sebagai penerima informasi

2. P

rinsip komunikasi verbal diterapkan guru selaku penyampai pesan

3. P

engetahuan didapat dari guru tanpa konstruksi siswa

4. K

emampuan diperoleh melalui latihan

5. T

ujuan akhir pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran

6. K

eberhasilan pembelajaran dilihat hanya dari hasil tes


(28)

7. In teraksi dominan antara siswa dengan guru


(1)

pemangkatan pada bentuk aljabar serta menyelesaikan masalah dalam LKS secara berkelompok.

Tahap II : Tahap Berbicara (Talk) Guru

Pada tahap ini guru mengkondisikan kelas untuk setting diskusi baik dalam kelompok dan diskusi antar kelompok, guru menjadi moderator merangkap motivator yang mengatur jalannya diskusi antar kelompok untuk membahas hasil bacaan dan catatan pada tahap sebelumnya serta penyelesaian masalah yang ada pada LKS.

Siswa

Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas hasil bacaan dan catatan tentang materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar serta mencari penyelesaian permasalahan yang ada di LKS. Tahap III : Tahap Menulis (Write)

Guru

Pada tahap ini guru memberikan waktu kepada siswa untuk menuliskan materi kembali dan solusi dari permasalahan yang ada di LKS sesuai dengan bahasa sendiri secara individual.

Siswa

Siswa menulis materi kembali dan solusi dari permasalahan yang ada di LKS sesuai dengan bahasa sendiri.


(2)

Siswa

Pada kegiatan ini siswa mencatat PR 2. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Berbeda jika dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori, pada strategi ini proses pembelajaran ditekankan pada komunikasi verbal. Dalam strategi ini guru mempresentasikan bahan pelajaran. Siswa mendapatkan materi jadi bukan dikonstruksi sendiri.

Dalam pembelajaran Matematika Materi Pokok Faktorisasi bentuk aljabar yang dilaksanakan dengan strategi Ekspositori kita dapat menerapkannya dengan beberapa langkah:

a. Persiapan (Preparation) Guru

Pada kegiatan ini guru mengingatkan siswa tentang materi pelajaran sebelumnya (membahas PR), memotivasi siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa

Pada kegiatan ini siswa menjawab pertanyaan guru terkait materi pelajaran sebelumnya, mengamati dan memperhatikan informasi atau penjelasan yang disampaikan oleh guru.


(3)

b. Kegiatan Inti

Tahap Penyajian (Presentation) Guru

Guru memberikan penjelasan tentang operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar

Siswa

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar

Tahap Menghubungkan (Correlation) Guru

Guru mengaitkan materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar dengan kehidupan siswa.

Siswa

Siswa mendengarkan penjelasan guru dan menanyakan hal yang tidak dimengerti.

Tahap Menyimpulkan (Generalization) Guru


(4)

Siswa

Siswa mendengarkan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.

Tahap Penerapan (Application) Guru

Guru memberikan soal terkait materi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pemangkatan pada bentuk aljabar serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan sendiri kemudian dibahas secara klasikal.

Siswa

Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru kemudian secara bergantikan membahas soal ke depan kelas.

c. Penutup Guru

Pada kegiatan ini guru memberikan PR dan mengakhiri pelajaran Siswa

Pada kegiatan ini siswa mencatat PR.


(5)

Tabel 2.1

Perbandingan Strategi TTW dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi TTW Strategi Ekspositori 1. Peserta didik berperan aktif

dalam proses pembelajaran, mulai dari tahap berpikir, berbicara, dan menulis

2. Prinsip komunikasi verbal diterapkan oleh siswa selaku penyampai pesan

3. Pengetahuan dibangun oleh konstruksi siswa dari hasil bacaan, diskusi, dan tulisan 4. Kemampuan didasarkan atas

hasil bacaan, diskusi, dan tulisan 5. Tujuan akhir pembelajaran

adalah kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa 6. Keberhasilan pembelajaran dilihat mulai dari proses dan hasil belajar (tes)

7. Interaksi dominan antar siswa

1. P

eserta didik berperan pasif sebagai penerima informasi

2. P

rinsip komunikasi verbal diterapkan guru selaku penyampai pesan

3. P

engetahuan didapat dari guru tanpa konstruksi siswa

4. K

emampuan diperoleh melalui latihan

5. T

ujuan akhir pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran

6. K

eberhasilan pembelajaran dilihat hanya dari hasil tes


(6)