Skripsi Perbandingan Belajar Siswa\BAB III Metode newww

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2008:2), metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

A. Jenis Penelitian

Dalam pelaksanaan suatu penelitian, maka seorang peneliti harus dapat menggunakan suatu cara yang diperlukan dalam mengadakan suatu penelitian yang disebut metode. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Arikunto (2006 : 3) “ Eksperimen adalah suatu cara mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengiminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang mengganggu. B. Penentuan Objek Penelitian

1. Populasi

Dalam suatu penelitian, kita tidak lepas dari populasi. Arikunto (2006 :130), menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dengan demikian populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan penelitian.


(2)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN Satu Atap 1 Pangarengan Sampang semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah seluruhnya 65 siswa. Adapun populasi tersebut dapat diurai sebagai berikut:

1) Kelas VIII-A sebanyak 21siswa 2) Kelas VIII-B sebanyak 20 siswa 3) Kelas VIII-C sebanyak 24 siswa 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2008: 215). Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak yaitu dengan cara undian. Dimana semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sebanyak 21 siswa sebagai kelas yang akan diajar dengan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (dianggap sebagai kelas eksperimen), dan kelas VIII-B sebanyak 20 siswa sebagai kelas yang akan diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori (dianggap sebagai kelas kontrol). Dimana tingkat kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama.


(3)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes.

1. Metode Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. (Arikunto, 2012: 67). Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essai subjektif, yaitu soal atau pertanyaan yang diajukan pada responden berbentuk uraian (essai), sehingga dengan demikian jawaban yang diinginkan adalah berbentuk uraian bebas.

Kebaikan – kebaikan tes (Arikunto, 2012:178) : a. Mudah disiapkan dan disusun

b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung – untungan.

c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri


(4)

e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.

Kelemahan – kelemahan tes (Arikunto, 2012:178) :

a. Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai

b. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)

c. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur – unsur subjektif. d. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan

individual lebih banyak dari penilai

e. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Usaha mengatasi kelemahan (Arikunto, 2012:179):

a. Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif. b. Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin

langsung dari buku atau catatan.

c. Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya

d. Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba


(5)

e. Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusunan tes. Untuk itu pertanyaan tidak bleh umum, tetapi harus spesifik.

Langkah-langkah membuat tes essai subjektif sebagai berikut: a) Menyusun kisi-kisi soal (kisi-kisi instrumen penilaian). b) Membuat butir-butir soal.

c) Membuat kunci jawaban. d) Menentukan skor jawaban.

e) Melakukan uji coba instrumen penilaian.

D. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan uji coba terhadap instrumen penelitian dimana uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMPN Satu Atap 2 Sampang yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes diberikan dengan menggunakan:

1. Validitas Tes

Suatu item dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kurikulum, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil item tersebut dengan kurikulum. Untuk mengetahui tingkat validitas tes, peneliti menggunakan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut:


(6)

(Arikunto,2006:170) Keterangan:

= koefisien relasi produk moment = jumlah skor butir

= jumlah skor total

= jumlah hasil kali skor butir dengan skor total = jumlah siswa

Setelah diperoleh nilai dari , maka langkah berikutnya mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi tersebut sebagai berikut: 0,80 < 1,00 = sangat tinggi

0,60 < 0,80 = tinggi 0,40 < 0,60 = cukup 0,20 < 0.40 = rendah

0,00 < 0,20 = sangat rendah

Selanjutnya rxy dikonsultasikan ke rtabel dengan taraf signifikan

5%. Jika rxy > rtabel maka butir soal tersebut valid, jika rxy < rtabel maka

butir soal tersebut tidak valid.

Dari hasil penghitungan validitas instrumen diperoleh hasil sebagai berikut:

rxy1 = 0,6318


(7)

rxy3 = 0,6648

rxy4 = 0,7869

rxy5 = 0,9041

Dengan n = 14 diperoleh rtabel = 0,532, dengan demikian rxy > rtabel,

maka butir soal dari nomor 1 sampai 5 dinyatakan valid. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Reliabilitas Tes

Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan (reliabilitas) yang tinggi jika tes tersebut dapat menghasilkan hasil yang tetap dan maksimal. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal subjektif adalah rumus alpha.

r11=

[

k

(k−1)

]

[

1−

σ

i2 σ

t2

]

(Arikunto,2006:196) Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

σ

i2

=

jumlah varian total

Dengan data yang tertera dalam tabel dicari varians tiap-tiap soal dahulu baru dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu:

(Arikunto.2006:184) Keterangan:

= varians


(8)

= jumlah skor butir N = jumlah siswa

Setelah memperoleh angka reliabilitas langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel produk moment (taraf signifikan 5%). Jika maka instrument tersebut tidak reliable. Jika maka instrument tersebut reliabel.

Dari hasil perhitungan reliabelitas instrumen di peroleh r11= 0,7408

dan rtabel = 0,532 maka r11 > rtabel, maka butir soal nomor 1 sampai 5

dinyatakan reliabel. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1.

3. Tingkat Kesukaran

Raka Joni (1984: 41) menyatakan bahwa tingkatan kesukaran suatu soal berhubungan dengan banyaknya siswa yang bisa menjawab soal yang bersangkutan dengan benar, sehingga sebenarnya bisa juga dinamakan tingkat kemudahan.

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:

TK=n

N x100 (Arikunto,2003:147) Keterangan:

Tk : Tingkat kesukaran

n : Jumlah siswa yang mendapatkan skor dibawah setengah skor maksimum


(9)

N : Jumlah siswa

Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10% hingga 90%. Klasifikasi tingkat kesukaran adalah:

0,00 – 0.30 soal tergolong sukar 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang 0,71 – 1,00 soal tergolong mudah

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran uji instrumen diperoleh data sebagai berikut:

TK1

¿ 1

14×100 0

0=7,14

( soal tergolong sukar) TK2

¿ 2

14×100 0

0=14,29

( soal tergolong sukar) TK3

¿ 2

14×100 0

0=14,29

( soal tergolong sukar) TK4

¿ 6

14×100 0

0=42,86

( soal tergolong sedang) TK5

¿ 4

14×100 0

0=28,57

( soal tergolong sukar) 4. Daya Beda

Menurut Sudjana (2008:149), analisis daya pembeda mengkaji apakah suatu soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.

Untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

(Joni,


(10)

Keterangan :

D : Daya beda

NA : Total nilai riil yang diperoleh kelompok atas NB : Total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah

NT : Nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atas/bawah

Daya beda yang paling tidak bisa diterima adalah soal-soal yang indeks daya bedanya negatif. Dengan demikian, butir tes walaupun daya bedanya sama dengan nol masih bisa digunakan.

Dari perhitungan daya beda terhadap uji instrumen diperoleh data sebagai berikut:

D1 =

85−62

147 ×100 =15,64 (soal jelek)

D2 =

87−61

148 ×100 =17,57 ( soal jelek)

D3 =

101−81

182 ×100 =10,99 ( soal jelek)

D4 =

140−70

210 ×100 =33,33 (soal cukup)

D5 =

145−81

226 ×100 =28,32 ( soal baik)

Dengan demikian butir soal nomor 1 sampai 5 dapat dipakai.

E. Teknik Analisis Data

Dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis statistik, karena data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa


(11)

data kuantitatif, yaitu skor tes yang berupa angka. Maka data terlebih dahulu dianalisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas sampel dengan penggunaan nilai hasil tes penelitian, selanjutnya data hasil tes dianalisis dengan menggunakan uji-t.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel yang akan diteliti tersebut berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu sebelum penelitian dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data kelas eksperimen dan kelas konrol (Sugiyono,2010:172). Hal ini berdasarkan nilai hasil tes penelitian.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian normalitas sampel, namun dalam hal ini menggunakan cara pengujian normalitas dengan rumus Chi Kuadrat (x2). Dengan rumus :

x2=(f0−fh)

2

fh (Sugiyono, 2010: 241) Dimana :

f0 = frekuensi / jumlah data

fh = jumlah / frekuensi yang diharapkan (presentase luas tiap bidang dikalikan dengan jumlah anggota sampel)

Langkah – langkah uji normalitas data dengan chi kuadrat menurut Sugiyono (2010:172) adalah sebagai berikut:

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan di uji normalitasnya b. Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas

intervalnya = 6. Karena luas kurva normal dibagi menjadi enam yang masing-masing luasnya adalah : 2,7%, 13,34%, 33,96%, 33,96%, 13,34%, 2,7%


(12)

c. Menentukan panjang kelas interval PK = data terbesar - data terkecil

(jumlah kelas interval)

d. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. e. Menghitung fh (didasarkan pada presentase luas tiap bidang kurva

normal dikalikan jumlah anggota sampel)

f. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh sekaligus

menghitung harga-harga (fo-fh) dan dan

menjumlahkannya. jumlah dari merupakan harga Chi Kuadrat

g. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Dengan db = (n - 1) dan taraf signifikan 5%. Bila harga Chi

Kuadrat hitung < harga Chi Kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui apakah variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak. Tujuan dilakukan uji homogenitas dalam penelitian ini adalah untuk


(13)

mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah homogen atau tidak homogen (Arikunto,2006:320) yang dalam hal ini data diambil berdasarkan nilai rapot semester satu.

Untuk pengujian homogenitas varians dapat digunakan uji-F dengan rumus:

F = Varians terbesarVarian terkecil

( Sugiyono, 2010: 197)

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang (n1-1) dan dk penyebut (n2-1) serta tingkat

kesalahan 5%.

Jika harga F hitung lebih kecil dari F tabel maka Varian kedua kelompok data tersebut homogen, Namun jika harga F hitung lebih besar dari F tabel maka Varian kedua kelompok data tersebut tidak homogen.

3. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Antar Kelas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dengan prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, sehingga dapat menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Adapun Hipotesis yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Kerja (H1)


(14)

Prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan strategi Think-Talk-Write (TTW) lebih baik dibandingkan yang diajar menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada materi pokok Faktorisasi bentuk aljabar kelas VIII SMPN Satu Atap 1 Pangarengan Sampang tahun pelajaran 2013/2014.

b. Hipotesis Nihil (H0)

Prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan strategi Think-Talk-Write (TTW) tidak lebih baik dibandingkan yang diajar menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada materi pokok Faktorisasi bentuk aljabar kelas VIII SMPN Satu Atap 1 Pangarengan Sampang tahun pelajaran 2013/2014.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data statistik yaitu uji-t. Untuk menguji kedua hipotesis tersebut, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

t =

M1M2

X

12+

X22

N(N−1) (Arikunto, 2006:309)

Keterangan:

M1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen

M2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol

X


(15)

X

22 = jumlah kuadrat nilai kelompok kontrol

N = Jumlah sampel

Nilai t yang didapat dinyatakan sebagai thitung yang nantinya

dikonversikan dengan nilai ttabel kritik dengan taraf signifikan 5% atau taraf

kepercayaan 95%, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1+n2−2 . Hal ini berarti resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan sebesar 5% atau benar dalam mengambil keputusan sebesar 95% dengan ketentuan sebagai berikut, jika :

- tkritis < thitung < tkritis Hipotesis nol diterima


(1)

Keterangan :

D : Daya beda

NA : Total nilai riil yang diperoleh kelompok atas NB : Total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah

NT : Nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atas/bawah

Daya beda yang paling tidak bisa diterima adalah soal-soal yang indeks daya bedanya negatif. Dengan demikian, butir tes walaupun daya bedanya sama dengan nol masih bisa digunakan.

Dari perhitungan daya beda terhadap uji instrumen diperoleh data sebagai berikut:

D1 =

85−62

147 ×100 =15,64 (soal jelek) D2 =

87−61

148 ×100 =17,57 ( soal jelek) D3 =

101−81

182 ×100 =10,99 ( soal jelek) D4 =

140−70

210 ×100 =33,33 (soal cukup) D5 =

145−81

226 ×100 =28,32 ( soal baik) Dengan demikian butir soal nomor 1 sampai 5 dapat dipakai.

E. Teknik Analisis Data

Dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis statistik, karena data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa


(2)

data kuantitatif, yaitu skor tes yang berupa angka. Maka data terlebih dahulu dianalisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas sampel dengan penggunaan nilai hasil tes penelitian, selanjutnya data hasil tes dianalisis dengan menggunakan uji-t.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel yang akan diteliti tersebut berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu sebelum penelitian dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data kelas eksperimen dan kelas konrol (Sugiyono,2010:172). Hal ini berdasarkan nilai hasil tes penelitian.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian normalitas sampel, namun dalam hal ini menggunakan cara pengujian normalitas dengan rumus Chi Kuadrat (x2). Dengan rumus :

x2=(f0−fh)

2

fh (Sugiyono, 2010: 241) Dimana :

f0 = frekuensi / jumlah data

fh = jumlah / frekuensi yang diharapkan (presentase luas tiap bidang dikalikan dengan jumlah anggota sampel)

Langkah – langkah uji normalitas data dengan chi kuadrat menurut Sugiyono (2010:172) adalah sebagai berikut:

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan di uji normalitasnya b. Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas

intervalnya = 6. Karena luas kurva normal dibagi menjadi enam yang masing-masing luasnya adalah : 2,7%, 13,34%, 33,96%, 33,96%, 13,34%, 2,7%


(3)

c. Menentukan panjang kelas interval PK = data terbesar - data terkecil

(jumlah kelas interval)

d. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. e. Menghitung fh (didasarkan pada presentase luas tiap bidang kurva

normal dikalikan jumlah anggota sampel)

f. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh sekaligus

menghitung harga-harga (fo-fh) dan dan

menjumlahkannya. jumlah dari merupakan harga Chi Kuadrat

g. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Dengan db = (n - 1) dan taraf signifikan 5%. Bila harga Chi

Kuadrat hitung < harga Chi Kuadrat tabel, maka distribusi data dinyatakan normal dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui apakah variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak. Tujuan dilakukan uji homogenitas dalam penelitian ini adalah untuk


(4)

mengetahui kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah homogen atau tidak homogen (Arikunto,2006:320) yang dalam hal ini data diambil berdasarkan nilai rapot semester satu.

Untuk pengujian homogenitas varians dapat digunakan uji-F dengan rumus:

F = Varians terbesarVarian terkecil

( Sugiyono, 2010: 197)

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang (n1-1) dan dk penyebut (n2-1) serta tingkat kesalahan 5%.

Jika harga F hitung lebih kecil dari F tabel maka Varian kedua kelompok data tersebut homogen, Namun jika harga F hitung lebih besar dari F tabel maka Varian kedua kelompok data tersebut tidak homogen.

3. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Antar Kelas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dengan prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, sehingga dapat menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Adapun Hipotesis yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Kerja (H1)


(5)

Prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan strategi Think-Talk-Write (TTW) lebih baik dibandingkan yang diajar menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada materi pokok Faktorisasi bentuk aljabar kelas VIII SMPN Satu Atap 1 Pangarengan Sampang tahun pelajaran 2013/2014.

b. Hipotesis Nihil (H0)

Prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan strategi Think-Talk-Write (TTW) tidak lebih baik dibandingkan yang diajar menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada materi pokok Faktorisasi bentuk aljabar kelas VIII SMPN Satu Atap 1 Pangarengan Sampang tahun pelajaran 2013/2014.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data statistik yaitu uji-t. Untuk menguji kedua hipotesis tersebut, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

t =

M1M2

X

12+

X22

N(N−1) (Arikunto, 2006:309)

Keterangan:

M1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen M2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol

X


(6)

X

22 = jumlah kuadrat nilai kelompok kontrol

N = Jumlah sampel

Nilai t yang didapat dinyatakan sebagai thitung yang nantinya dikonversikan dengan nilai ttabel kritik dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1+n2−2 . Hal ini berarti resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan sebesar 5% atau benar dalam mengambil keputusan sebesar 95% dengan ketentuan sebagai berikut, jika :

- tkritis < thitung < tkritis Hipotesis nol diterima