Model implementasi kebijakan publik

yang akan dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan. Karakteristik yang dimiliki kelompok sasaran akan mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan ini Tahcjan, 2006.

2.1.2.3 Model implementasi kebijakan publik

Komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik, terdiri dari program kebijakan yang dilaksanakan, target groups kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut, perubahan atau peningkatan, unsur pelaksanaimplementor baik organisasi ataupun perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan dan pengawasan dari proses implementasi, dan faktor lingkungan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan politik Tahcjan, 2006. Model yang paling klasik digunakan yaitu model proses atau alur Smith 1973. Dalam model ini ada empat variabel yang merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan berinteraksi secara timbal balik, oleh karena itu terjadi ketegangan-ketegangan yang bisa menyebabkan timbulnya protes-protes, bahkan aksi fisik, dimana hal ini menghendaki penegakan institusi-institusi baru untuk mewujudkan sasaran kebijakan tersebut. Ketegangan-ketegangan itu bisa juga menyebabkan perubahan-perubahan dalam institusi ini Tahcjan, 2006. Keempat variabel dalam implementasi kebijakan publik tersebut adalah kebijakan yang diidealkan idealized policy yaitu pola-pola interaksi ideal yang telah merak definisikan dalam kebijakan yang berusaha untuk diinduksikan, kelompok sasaran target groups yaitu mereka orang-orang yang paling langsung dipengaruhi oleh kebijakan dan yang harus mengadopsi pola-pola interaksi sebagaimana yang diharapkan oleh perumus kebijakan, implementing organization yaitu badan-badan pelaksana atau unit-unit birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan, environmental factor yakni unsur-unsur dalam lingkungan yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh implementasi kebijakan, seperti aspek budaya, sosial, ekonomi, dan politik Tahcjan, 2006. Dilihat dari perspektif perilaku, kepatuhan kelompok sasaran merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan implementasi kebijakan dan sebagai hasil langsung dari implementasi kebijakan yang menentukan efeknya terhadap masyarakat. Selain itu, penciptaan situasi dan kondisi lingkungan kebijakan diperlukan agar dapat memberikan pengaruh, meskipun pengaruhnya seringkali bersifat positif atau negatif Akib, 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Efraldo 2014 terkait implementasi Perda Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2010 tentang Kawasan Tanpa Rokok di kampus ada 4 faktor yang berpengaruh dalam implementasi. Pertama, kebijakan yang diidealkan idealized policy dimana peraturan walikota terkait Kawasan Tanpa Rokok diubah menjadi perda KTR. Kedua, kelompot sasaran target groups, dalam hal ini dekan belum mengetahui tentang tugas dan tanggung jawabnya dalam KTR karena belum pernah ada sosialisasi, dosen yang kurang setuju jika penerapan KTR di seluruh lingkungan kampus, mahasiswa yang tidak setuju penerapan KTR di kampus, dan masih ada kelompok sasaran yang belum mengetahui tentang perda KTR ini. Ketiga, organisasi pelaksana implementing organization, yang dimaksud disini adalah dinas kesehatan dan satpol PP. Dimana sudah melakukan sosialisasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi, membentuk pengawas internal, dan pemberian sanksi. Keempat, faktor lingkungan environmental factors, seperti lingkungan sosial dengan adanya perasaan tidak enak untuk menegur bila terjadi pelanggaran, lingkungan fisik yang kurang memadai di setiap ruang kelas, dan lingkungan ekonomi yang membuat masih adanya kegiatan penjualan rokok.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan