II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Bakar Fosil dan Polusi Udara
Aktivitas manusia sangat bergantung pada tersedianya energi, baik itu energi yang berasal dari cahaya matahari, panas bumi, dan yang paling banyak
dimanfaatakan adalah sumber energi dari konversi bahan bakar fosil yaitu minyak bumi. Selain sumbernya yang mudah ditemukan diberbagai belahan dunia, proses
produksi minyak bumi tergolong lebih mudah. Minyak bumi telah menjadi pilihan utama sumber energi yang dimanfaatkan saat ini. Sejarah panjang antara manusia
yang memanfaatkan bahan bakar fossil sudah dimulai oleh bangsa Babylonia, yaitu menggunakan minyak bumi sebagai pelapis dinding batu dalam membangun
Simanzhenkov, 2003. Bangsa Yunani menggunakan minyak bumi sebagai senjata untuk berperang. Mereka melumuri panah mereka dengan minyak dan
membakarnya ketika berperang, yang terkenal dengan istilah Greek Fire.
Sedangkan Industri minyak bumi sendiri sudah dimulai sejak tahun 1859 di Pennsylvenia, Amerika Serikat Simanzhenkov, 2003.
Revolusi industri di Inggris dan Eropa pada akhir abad ke18 hingga abad ke-19, menjadi pendorong semakin banyaknya penggunaan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi utama segala bentuk aktivitas manusia. Baik dari aspek pabrikan, pertambangan, pertanian, dan yang paling berkembang sangat pesat
hingga akhir abad ke-20 adalah industri transportasi dan perminyakan itu sendiri Anonim, 2015a. Transportasi menggunakan bahan bakar fosil baik jenis bahan
bakar gasoline, avtur untuk pesawat dan diesel yang digunakan dalam berbagai
jenis industri.
Penggunaan bahan bakar fossil hingga tahun 2015 mencapai 93,7 juta barrel
per hari, dengan peningkatan pertahunnya mencapai 1,9 juta barrel per tahun
Anonim, 2015b. Menurut data yang didapat dacri Kepolisan RI, Indonesia sendiri memiliki jumlah kendaraan bermotor sebanyak 104 juta unit pada tahun
2013 Anonim, 2015c. Jumlah yang besar ini tentunya masih didominasi jenis kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil. Emisi-emisi pembakaran yang
dihasilkan kendaraan bermotor adalah salah satu agen penyebab polusi udara. Menurut Likens 2011, emisi pembakaran bahan bakar yang menghasilkan
, , ammonia dan lain-lain ini adalah penyebab utama terbentuknya hujan
asam. Siklus terbentuknya hujan asam sendiri dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sulfur dioksida bereaksi dengan oksigen di udara dengan reaksi kimia sebagai
berikut ; +
Sulfur dioksida
, adalah salah satu agen terbentuknya hujan asam. Hasil pembakaran sempurna hanya menciptakan
dan serta
. jika pembakaran tersebut tidak sempurna, hasil pembakaran ini menghasilkan partikel-
partikel karbon dan hidrokarbon kompleks serta senyawa organik yang teroksidasi sebagian itu akan menjadikan kandungan pada awan menjadi asam Goubin
et al, 2006, dan jika hujan dengan kandungan asam ini turun ke tanah akan
mengakibatkan penurunan pH pada tanah dan peningkatan tingkat korosi pada bahan logam. Penurunan pH hingga pH 3,7 mengindikasikan tanah yang tercemar
80 kali lebih asam jika dibandingkan dengan tanah yang tidak tercemar. Dampak dari hujan asam ini juga dapat mengakibatkan kematian pada organisme air,
tanaman pertanian, dan kerusakan pada gedung Gunam et al., 2006.
Gambar 2.1 Sumber polusi udara Anonim, 2015
2.2 Senyawa Sulfur Pada Minyak Bumi