Selama kondisi proses HDS, senyawa Thiol mengalami reaksi yang menyebabkan terbukanya rantai karbon dan Sulfida Siklik dikonversi menjadi
jenuh tergantung dari komponen aromatiknya. Gambar 2.4 menunjukkan reaksi yang terjadi selama proses HDS, yaitu benzotiofena
dikonversi menjadi senyawa alkil aromatik, sementara dibenzotiofena biasanya dikonversi menjadi berbagai
varian biphenyl Speight, 2008.
Gambar 2.4 Reaksi hidrodesulfurisasi dari beberapa tipe komponen sulfur
pada minyak bumi Speight, 2008
2.3.2. Biodesulfurisasi
Desulfurisasi secara biologis mempunyai potensi menjadi pengembangan dari teknologi hilir seperti metode Hidrodesulfurisasi HDS. Berbagai varian
metode dikembangkan untuk menyempurnakan proses HDS berdasarkan mikrobiologis desulfurisasi secara anaerobik dan aeorobik Gupta, 2004. Katalis
biologis bekerja di berbagai jangkauan kondisi. Termasuk penentuan suhu dan tekanan, yang sebelumnya diseleksi secara selektif untuk mengurangi biaya
energi, emisi minimal, dan tidak adanya turunan produk samping yang tidak diinginkan. Serta menyempurnakan teknik HDS yang terlebih dahulu dilakukan
pada proses turunan minyak bumi. Seperti yang diungkapkan di atas bahwa banyak senyawa sulfur aromatik yang tidak terdegradasi pada proses yang
menggunakan tekanan dan suhu tinggi. Dibenzotiofena DBT sudah menjadi model komponen utama pada
berbagai penelitian BDS. Berbagai jenis kultur mikroba, termasuk Gram-positif dan Gram-negatif kultur bakteri telah diisolasi bedasarkan kemampuannya untuk
memanfaatkan DBT molekul terkait sebagai sumber Sulfur Kilbane, 2006 Gambar 2.5 menunjukan skema biodesulfurisasi pada
pathway 4S, dszC gene sebagai DBT monooksidase DszC katalis yang mengkonversi DBT
menjadi DBT sulfone DBTSO
2
. Enzim dszA gene sebagai Dibenzothiopena-5,5-
dioksida monooksigenase DszA katalis yang mengkonversi DBTSO
2
menjadi 2-
hydroxylbiphenil-2-sulfinate HBPSi. Serta enzim dszB gene sebagai 2- hydroxylbiphenil-2-sulfinate sulfinolyase DszB katalis yang mengkonversi
HBPSi menjadi 2-Hydroxybiphenyl 2-HBP dan Sulfinate. dszABC gene tecatat
sebagai operon yang dapat ditemukan dalam plasmid yang besar pada bakteri yang mempunyai kemampuan desulfurisasi Monticello, 2000.
Enzimologi dari skema desulfurisasi secara oksidasi telah ditetapkan melalui enzim murni dari berbagai sepesies bakteria yang berkompeten dalam
proses desulfurisasi dan berbagai hasil analisis genetik Kilbane, 2006. Hasil penelitian beberapa peneliti menemukan beberapa bakteri yang mempunyai
potensi dalam mendegradasi sulfur, diantaranya Rhodococus rhodochorus IGTS8,
Pseudomonas sp., Desufovibrio desulfurican, dan Brevibacterium sp. Setti dan
Lazarani, 1997. Dan hanya beberapa dari strain mikroba saja yang mampu mendegradasi sulfur pada suhu tinggi, sebab hasil yang diharapkan dari
biodesulfurisasi sendiri yaitu biaya yang lebih sedikit untuk menurunkan suhu energi tentuya tidak memotong rantai karbon pada bahan bakar itu sendiri.
Gambar 2.5 Skema Biodesulfurisasi dari degradasi DBT secara Oksidasi
Monticello, 2000
2.4 Isolasi Bakteri Pendegradasi Sulfur Dari Tanah Tercemar Langkat,