Terdapat  pendapat  pula  bahwa  glutamin  juga  menjadi  asam  amino  esensial kondisional pada pasien dengan sakit kritis. Setelah cedera, konsentrasi glutamin
plasma  dan  intrasel  menurun,  kemungkinan  akibat  peningkatan  uptake  glutamin dari  usus  yang  melebihi  jumlah  glutamin  yang  dilepaskan  dari  otot  rangka
Escallon dkk, 2007.
2.2   Imbang Nitrogen
Tinjauan tentang nitrogen sebenarnya telah ditelusuri oleh Cuthbertson sejak tahun  1930.  Dalam  beberapa  seri  penelitiannya  bersama  dengan  rekan-rekannya,
Cuthbertson  menyelidiki  tentang  hubungan  antara  kehilangan  nitrogen  dengan derajat  cedera,  faktor  imobilisasi,  demam  dan  nutrisi,  serta  perubahan  pada
protein  plasma,  kalium,  metabolisme  fosfat,  sumber-sumber  nitrogen  dalam tubuh,  serta  hasil  dan  metabolitnya  pada  urin,  serta  respon  kerja  hormon  dan
sistem saraf yang ditimbulkannya.
Metode  imbang  nitrogen  telah  terbukti  secara  klinis  bermanfaat  dalam menilai  terapi  nutrisi  untuk  menentukan  derajat  katabolisme  pada  pasien  bedah
atau  sakit  kritis.  Respon  metabolik  terhadap  cedera  merupakan  serangkaian perubahan  hormonal  dan  biokimiawi  yang  unik  yang  dicirikan  dengan
katabolisme  protein  dan  perubahan  kebutuhan  energi,  sesuai  derajat  cedera. Pemecahan  cadangan  protein  endogen  untuk  menyediakan  asam  amino  untuk
perbaikan  jaringan,  penyembuhan  luka  dan  petanda  inflamasi  dikatakan
merupakan suatu respon adaptasi Herridge, 2013.
Keseimbangan  nitrogen  nol  terjadi  ketika  masukan  sama  dengan  keluaran, yang  membuktikan  bahwa  sumber  protein  tubuh  berada  dalam  ekuilibrium.
Diasumsikan  bahwa  individu  berada  dalam  keseimbangan  nitrogen  bila  nitrogen tidak  disimpan  untuk  pertumbuhan  atau  perbaikan  jaringan  otot  dan  tidak  hilang
karena  cedera  atau  kelaparan.  Asumsi  yang  dibuat  adalah  bahwa  siklus  protein, yang  digambarkan  sebagai  proses  dinamis  sintesis  dan  degradasi  protein,  berada
dalam jumlah yang sama Herridge, 2013. Masukan nitrogen dalam bentuk protein diet dapat ditemukan pada makanan,
ASI,  asam  amino  parenteral  atau  enteral.  Jumlah  nitrogen  yang  dimasukkan tergantung pada sumber utamanya karena protein mengandung berbagai campuran
asam  amino  esensial  dan  nonesensial  yang  mengandung  berbagai  kandungan nitrogen  yang  berbeda  tergantung  dari  struktur  kimiawinya.  Oleh  sebab  itu
perhitungan  jumlah  asam  amino  yang  terdapat  dalam  diet  adalah  penting  untuk menentukan jumlah masukan nitrogen secara akurat Herridge, 2013.
Keluaran  nitrogen  terutama  diukur  dalam  urin,  sedangkan  kehilangan  lewat tinja biasanya dihitung untuk pasien yang dirawat di rumah sakit. Namun ekskresi
nitrogen  dari  tubuh  terjadi  dalam  berbagai  bentuk  antara  lain  hilangnya  lewat integumen  seperti  kulit,  rambut,  dan  keringat,  dan  cairan  tubuh  lewat
gastrointestinal. Produksi nitrogen urin terjadi akibat deaminasi asam amino yang melepaskan  amonia  setelah  detoksifikasi  pada  hepar  lewat  siklus  urea,  yang
membentuk urea menjadi produk akhir yang larut air Herridge, 2013. Nitrogen secara kontinyu terakumulasi dan keluar selama terjadi penggantian
jaringan  protein  tubuh  yang  terjadi  terus-menerus.  Ketika  asam  amino  sudah
dipecah,  nitrogen  dilepaskan.  Nitrogen  yang  diekskresi  paling  banyak  keluar dalam  bentuk  urea,  meskipun  sejumlah  kecil  juga  terdapat  pada  feses,  keringat,
rambut, kulit dan kuku Escallon dkk, 2007. Jumlah nitrogen yang seimbang dari makanan diperlukan untuk penggantian.
Jika sejumlah nitrogen yang diekskresikan setara dengan jumlah yang didapat dari enteral  atau  parenteral,  maka  individu  tersebut  dikatakan  berada  dalam
keseimbangan  nitrogen.  Perbedaan  antara  jumlah  nitrogen  yang  masuk  ke  tubuh dalam  bentuk  protein  dan  jumlah  yang  keluar,  menentukan  status  nitrogen  dari
seseorang Escallon dkk, 2007.
Imbang nitrogen = intake nitrogen
– output nitrogen
Karena sebagian besar protein mengandung sekitar 16 nitrogen, jumlah nitrogen yang  berada  dalam  makanan  dapat  dihitung  dengan  membagi  protein  secara
kimiawi tersebut dengan konstanta 6,25 Escallon dkk, 2007. Imbang  nitrogen  adalah  perbedaan  antara  masukan  nitrogen  dan  jumlah
nitrogen  yang  diekskresikan  dari  tubuh.  Adapun  studi  akan  imbang  nitrogen dilakukan untuk mengevaluasi siklus protein. Dengan menghitung antara masukan
dan  keluaran  tersebut,  maka  dapat  dihitung  tentang  imbang  nitrogen  apakah hasilnya positif atau negatif Escallon dkk, 2007.
Seseorang  berada  dalam  kondisi  imbang  nitrogen  positif  jika  memiliki nitrogen lebih besar dibanding yang keluar. Pada kasus ini, jaringan protein yang
baru disintesis, seperti pada anak-anak, orang hamil, menyusui, pembentukan otot atlet, dan penyembuhan dari pembedahan, cedera atau malnutrisi. Ketika masukan
nitrogen  lebih  besar  dibanding  keluarannya,  maka  disebut  imbangnya  positif.
Biasanya  hal  ini  terjadi  pada  pasien  anak,  pasien  hamil,  atlet  atau  dalam  proses penyembuhan.  Kebutuhan  nutrisi  pada  pasien  ini  dapat  diperkirakan  dengan
menghitung  retensi  protein  yang  diperlukan  untuk  membentuk  jaringan  baru sebagai  tambahan  dari  perkiraan  total  protein  yang  diperlukan  untuk
mempertahankan  fungsi  pemeliharaan  tubuh.  Pada  penilaian  imbang  nitrogen pada  pasien  sakit,  imbang  nitrogen  yang  positif  akan  menandakan  anabolisme
yang  dicirikan  dengan  penambahan  berat  badan  seperti  yang  terlihat  pada penambahan  lemak  dan  massa  otot  sehingga  berakibat  peningkatan  kekuatan
Herridge, 2013. Sebaliknya  saat  terjadi  katabolisme,  seperti  pada  pasien  kritis  atau  stres,
imbang  nitrogen  negatif  di  mana  masukan  nitrogen  sangat  sedikit  dibanding keluarannya.  Cadangan  protein  otot  menjadi  sangat  penting  untuk  mendukung
kebutuhan metabolisme tubuh dan berakibat pada imbang nitrogen negatif. Lebih penting lagi, ekskresi nitrogen pada pasien katabolik sangat berbeda seperti pada
pasien  trauma  dan  pasien  bedah.  Bila  imbang  nitrogen  negatif  ini  terus  terjadi akan mempengaruhi sistem organ pasien Herridge, 2013.
Pada imbang nitrogen negatif, sering terjadi proses katabolik seperti trauma, luka bakar, pembedahan, atau cedera yang menyebabkan kehilangan protein lebih
banyak  dibandingkan  yang  disimpan.  Kurang  kalori  protein,  program  penurunan berat  badan,  stres  emosional  dan  demam  tinggi  dicirikan  mengalami  imbang
nitrogen  negatif.  Pasien  bedridden  juga  mengalami  kehilangan  nitrogen  lewat atrofi  dari  otot-ototnya.  Pemecahan  protein  tubuh  yang  terjadi  pada  proses
katabolisme  ini  dapat  meningkatkan  risiko  komplikasi  pascaoperasi  antara  lain
penurunan tekanan onkotik, peningkatan derajat efusi pleura, edema dinding usus dan  asites.  Pada  keadaan  imbang  nitrogen  negatif,  akibat  utamanya  adalah
peningkatan  pemecahan  protein  tubuh  untuk  menyokong  kebutuhan  metabolik. Selama  periode  stres  metabolik  akut,  cadangan  protein  mengalami  proses
katabolisme  berakibat  pada  kehilangan  nitrogen  lewat  urin.  Peningkatan  asam amino  bebas  digunakan  oleh  hepar  untuk  sintesis  glukosa  yang  akan
mengakibatkan peningkatan urea pada urin. Penelitian yang dilakukan oleh Marin et al ternyata memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan total nitrogen urin 3-4
kali  lebih  tinggi  pada  pasien  yang  puasa  setelah  pembedahan  mayor  sebagai akibat dari katabolisme jaringan Herridge, 2013.
2.3  Kehilangan Nitrogen dalam Tubuh