Frasa baju baru dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Kata baju termasuk golongan kata nomina,
karena itu, frasa baju baru termasuk golongan frasa nominal. Menurut Widjono Hs 2007 : 142 frasa nominal adalah
kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan ; ke kiri menggolongkan, misalnya : dua
buah buku, seorang teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata benda inti berfungsi mewatasi membatasi, misal: buku dua
buah, teman seorang, telur beberapa butir. Widjono juga menggolongkan frasa nominal menjadi 3 jenis
yaitu: a
Frasa nominal modifikatif mewatasi, misalnya : rumah mungil, hari minggu, buku dua buah, dan pemuda kampus,
b Frasa nominal koordinatif tidak saling menerangkan,
misalnya : hak dan kewajiban, sandang pangan, dunia akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur.
c Frasa nominal apositif, misalnya : Toni, Supir taksi itu
C. Fungsi Frasa Nominal
Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat
tersebut. Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah
predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Di samping itu, ada fungsi lain seperti atribut yang menerangkan, koordinatif yang
menggabungkan secara setara, subordinatif yang menggabungkan secara bertingkat.
Menurut Chaer 2009 : 39 sebagai pengisi fungsi – fungsi
sintaksis frasa – frasa juga mempunyai kategori. Maka kita mengenal
adanya frasa nominal, seperti adik saya, sebuah meja yang mengisi fungsi S atau O, dan frasa verbal seperti suka makan, sudah mandi yang mengisi
fungsi P, adanya frasa adjectival seperti sangat indah, bagus sekali yang mengisi fungsi P. adanya frasa preposisional seperti di pasar, ke surabaya
yang mengisi fungsi ket. Tidak semua kata atau frasa dapat menduduki semua fungsi yang
menyusun kalimat. Dari segi fungsinya dalam klausa yang membentuk fungsi kalimat frasa nominal terutama menduduki fungsi subjek S.
D. Pola Frasa Nominal
Secara umum, kontruksi frasa endosentrik mempunyai berbagai variasi dan corak, walaupun demikian pemikiran hampir setiap bahasa
mempunyai variasi atau corak yang sama yang berkisar pada empat tipe variasi, yaitu atribut di belakang, atribut terpisah atau terbagi, dan atribut
manasuka Parera, 1993 : 34-35. Sebagai kelompok kata, frasa nominal mungkin terbentuk dari
gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, gabungan frasa
dengan frasa, dan frasa dengan klausa. Frasa nominal memiliki pola yang sangat beragam, sehingga keberagaman frasa nominal dalam suatu karya
sastra sangat tergantung pada kreativitas pengarang dalam merangkaikan unsur-unsur frasa nominal.
Frasa nominal terdiri atas nominal sebagai induk dan atribut. Atribut dapat berupa nomina, jadi pola frasa dengan atribut demikian
adalah nomina + nomina. Atribut juga dapat berupa kategori atau kelas kata yang bukan nominal seperti pronominal, adjektiva, atau kata
bilangan – contohnya lapangan ini, pabrik besar, banyak anak.
E. Hubungan Makna Antar-Unsur Pembentuk Frasa Nominal
Pertemuan unsur-unsur dalam suatu frasa dapat menimbulkan hubungan makna. Diperlukan kecermatan dalam menganalisis hubungan
makna yang ditimbulkan oleh pertemuan antar unsur pembentuk frasa nominal.termasuk dalam memahami konjungsi yang menjadi unsur
pembentuk dalam frasa nominal tersebut. Sebab adanya konjungsi yang menjadi unsur pembentuk dalam frasa nominal akan memudahkan dalam
menentukan hubungan makna yang ditimbulkan. Menurut Ramlan 2005 : 150 hubungan-hubungan makna dalam
frasa nominal sebagai berikut :
1. Penjumlahan
Telah dikemukakan di atas bahwa secara jelas hubungan makna ini ditandai oleh kemungkinan diletakkannya kata penghubung dan di antara
kedua unsurnya. Misanya: a.
Suami dan istri b.
Nusa dan bangsa c.
Pembinaan dan pengembangan 2.
Pemilihan Secara jelas hubungan makna ini ditandai oleh kemungkinan
diletakkannya kata atau di antara unsurnya. Misalnya: a.
Senin atau selasa b.
Ayah atau ibu c.
Januari atau februari 3.
Kesamaan Kesamaannya ditandai oleh kemungkinan diletakkannya kata adalah
di antara kedua unsurnya. Misalnya : a.
Bapak Suharto, Presiden RI b.
Gadjah Mada, universitas perjuangan c.
Ahmad, mahasiswa Fakultas Sastra 4.
Penerang Hubungan makna ditandai oleh kemungkinan diletakkannya kata
yang di antara unsurnya. Misalnya : a.
Acara terakhir b.
Pohon rindang c.
Rumah bagus
5. Pembatas
Hubungan makna ini ditandai dengan tidak mungkinnya diletakkan kata yang, dan, atau, dan adalah di antara kedua unsurnya. Misalnya :
a. Jendela rumah
b. Pembangunan indonesia
c. Anggota DPR
6. Penentu atau Penunjuk
Frasa jendela itu berbeda dengan frasa jendela rumah, dan berbeda pula dengan frasa jendela baru. Frasa jendela rumah dan frasa jendela
baru masih dapat diikuti unsur atribut lagi menjadi jendela rumah itu, tetapi frasa jendela itu sudah tidak mungkn ditambah dengan atribut lagi.
Demikianlah, unsur itu dalam frasa jendela itu bukan menyatakan makna „penerang‟ sekalipun dapat ditambahkan kata yang di antara unsurnya, dan
bukan menyatakan hubungan makna „pembatas‟, tetapi menunjukan ma
kna „penentu atau penunjuk‟. Contoh lain, misalnya : a.
Pekarangan luas itu b.
Penggilingan padi itu c.
Mahasiswa yang rajin itu 7.
Jumlah Dalam frasa dua jembatan unsur dua yang berfungsi sebagai atribut
menyatakan hubungan makna „jumlah‟ bagi kata jembatan yang berfungsi sebagai unsur pusat. Contoh lain, misalnya :
a. Dua orang petani
b. Sepuluh helai sarung
c. Lima kilogram beras merah