Hakikat Frasa KAJIAN TEORI

mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dari segi sintaksisnya, nomina mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu. 1. Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap. 2. Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. 3. Nomina umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang. Kata benda nomina adalah kata yang menunjukkan suatu benda konkret atau abstrak. Kata benda biasanya berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat. Menurut Harimurti Kridalaksana 1994: 68 nomina adalah kategori yang secara sintaksis 1 Tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, 2 Mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari. Nomina dibedakan menjadi 2 yaitu 1 berdasarkan bentuk, a nomina dasar : Rumah, orang, burung. b Nomina turunan : ke- kekasih, per- pertanda. 2 berdasarkan subkategori, a nomina bernyawa manusia, hewan dan nomina tidak bernyawa bunga, rumah. b nomina terbilang lima orang mahasiswa dan tak terbilang air laut, awan.

2. Pengertian Frasa Nominal

Dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frasa. Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Frasa tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal bedanya dengan kata majemuk yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna. Nomina sering dikembangkan dengan tambahan pembatas tertentu. Nomina dapat dikembangkan dengan nomina lain, dengan adjetiva, atau dengan kategori lain gedung  gedung sekolah, gedung bagus, gedung yang bagus itu. Pada tataran sintaksis nomina dan perkembangannya disebut dengan frasa nominal. Frasa nominal adalah frasa modifikatif yang terdiri dari nomina sebagai induk dan unsur perluasan lain yang mempunyai hubungan subordinatif dengan induk, yaitu adjektiva, verba, numeralia, demonstrative, pronominal, artikula, frasa preposisi, frasa dengan artikula, frasa preposisi, frasa dengan yang . . . nya, atau frasa lain. Frasa nominal dapat bertugas sebagai subjek, objek, atau komplemen dalam kontruksi predikatif. Menurut Ramlan 2005 : 145 Frasa nominal adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan atau nomina. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran : Ia membeli baju baru Ia membeli baju Frasa baju baru dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Kata baju termasuk golongan kata nomina, karena itu, frasa baju baru termasuk golongan frasa nominal. Menurut Widjono Hs 2007 : 142 frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda ke kiri dan ke kanan ; ke kiri menggolongkan, misalnya : dua buah buku, seorang teman, beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata benda inti berfungsi mewatasi membatasi, misal: buku dua buah, teman seorang, telur beberapa butir. Widjono juga menggolongkan frasa nominal menjadi 3 jenis yaitu: a Frasa nominal modifikatif mewatasi, misalnya : rumah mungil, hari minggu, buku dua buah, dan pemuda kampus, b Frasa nominal koordinatif tidak saling menerangkan, misalnya : hak dan kewajiban, sandang pangan, dunia akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur. c Frasa nominal apositif, misalnya : Toni, Supir taksi itu

C. Fungsi Frasa Nominal