Tinjauan tentang Branding STRATEGI MENJADIKAN RUMPUT LAUT SEBAGAI BRANDING KULINER DI PANTAI PANDAWA, DESA KUTUH, KABUPATEN BADUNG.

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Gastronomi

Dalam pariwisata istilah gastronomi seringkali disamakan dengan istilah-istilah wisata kuliner culinary tourism ataupun food tourism. Istilah wisata gastronomi memiliki cakupan yang lebih luas, tidak terbatas hanya pada pengolahan dan penyajian makanan saja namun dapat mencakup kunjungan ke tempat bahan baku makanan tersebut dihasilkan serta proses untuk memperoleh bahan baku tersebut Sunada, 2013. Briliilat-Savarin 2009 mendifinisikan gastronomy is the intelligent knowledge of whatever concern mans nourishment” sebagai ilmu yang berhubungan dengan segala sesuatu yang terkait dengan makanan manusia. Tidak terbatas hanya pada sesuatu yang dapat dimakan atau dinikmati saja namun lebih jauh gastronomy juga mencakup di mana dan bagaimana bahan makanan diperoleh dan diolah, didistribusikan dan cara menikmati makanan tersebut. Gastronomi merupakan hasil budidaya dari kegiatan pertanian sehingga warna, rasa, aroma dan cara penyajian dari suatu makanan dapat ditelusuri melalui asal-usul dimana lingkungan bahan baku makanan tersebut dihasilkan Gillesoie C dalam Wikipedia. Perbedaan sumber daya alam serta keahlian lokal dalam mengolah hasil pertanian akan menciptakan makanan lokal yang unik yang tentu saja dapat memberikan kontribusi terhadap identitas budaya masyarakat pengusungnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gastronomi juga dapat menjadi sebuah identitas budaya dari sebuah masyarakat tertentu atau daerah tertentu yang terkait dengan perilaku masyarakat tersebut terhadap makanan dan minuman.

2.2 Tinjauan tentang Branding

Merek Brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya membedakan dari barang atau jasa pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendifrensiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama Kotler, 2009. 11 Istilah branding tidak hanya dapat diterapkan pada barang manufaktur atau jasa namun lebih jauh branding juga dapat diterapkan pada suatu wilayah tujuan wisata atau sebuah destinasi wisata. Seperti yang dikemukakan oleh Goeldner dkk dalam Iliachenko 2005 yang mendefinisikan destination branding sebagai seperangkat asosiasi merek yang dapat menjadi tanda pengenal atau pembeda suatu lokasi dengan menawarkan pengalaman berwisata yang mengesankan pada lokasi tersebut. Sementara Kaplanidou 2003, h. 2 berpendapat bahwa hakikat destination branding adalah kombinasi atribut sebuah daerah yang diwujudkan dalam satu konsep yang dapat menyampaikan identitas unik dan kerakteristik lokasi yang berbeda dari kompetitornya. Menurut Morgan Pritchard dalam Murfianti, 2012, h. 75-76 menyarankan lima tahapan untuk melakukan destination branding dalam merubah image sebuah daerah, yakni sebagai berikut: 1. Market investigation, analysis and strategic recommendations. Tahapan ini menurut Murfianti 2012, h. 75 dilakukan kegiatan riset pemetaan potensi pasar, hal-hal apa saja yang dapat dikembangkan serta menyusun strategi. Hal tersebut menunjukan bahwa fungsi dari kegiatan market investigation, analysis and strategic recommendation adalah untuk menemukan dan menyusun strategi apa saja yang dapat dikembangkan oleh destinasi. 2. Brand identity development. Brand identity development dibentuk berdasarkan visi, misi dan image yang ingin dibentuk daerah tersebut. . Konsep tersebut menunjukan bahwa tahap brand identity development adalah tahap menentukan identitas daerah yang bersifat intangible yang diperkenalkan kepada publik, untuk menggambarkan daerah tersebut. 3. Brand launch and introduction: communicating the vision. Langkah selanjutnya setelah tagline dibuat adalah memperkenalkan brand. Tahapan ini merupakan tahap mengkomunikasikan brand melalui berbagai media yang tersedia. 4. Brand implementation. merupakan sutau usaha untuk mengintegrasikan semua pihak yang terlibat dalam pembentukan merek, sehinggadestination branding dapat berhasil. 5. Monitoring, evaluation and review. Tahap ini sebagai sebuah usaha untuk monitoring apakah ada penyimpangan, kekurangan dan sebagainya. Hasil monitoring tersebut kemudian dievaluasi dan direview untuk perbaikan selanjutnya. 12

2.3 Kajian tentang Wisata Kuliner