71
4.2.2  Komponen Input
Agar  pelaksanaan  pendidikan  inklusi  bisa  berjalan maka  perlu  adanya  program.Untuk  itu  SD  Negeri  1
Panimbo  telah  menyusun  program  tersebut  agar  penge- lolaan  anak  ABK  ada  acuannya.Program  tersebut  bisa
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Program Pendidikan Inklusi SDN 1 Panimbo
No Rencana
Pelaksanaan Rujukan
Target 1
Sosialisasi Pendidikan Inklusi
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Pemerintah
Desa, masyarakat
Awal  tahun ajaran
2 Identifikasi  ABK
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Tenaga
ahli psikologi
Awal  tahun ajaran
3 Whorkshop
Penyelenggaraan Inklusi
Kepala Sekolah,
Guru Pemerintah
Selama program
berjalan 4
Kerjasama Dengan Tenaga Ahli
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Kepala Seklah,
Guru,Komite Selama
program berjalan
5 Pengadaan  GPK
Kepala Sekolah,
Guru SLB,
pemerintah Selama
program berjalan
6 Sumber Dana
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Komite,
masyarakat, pemerintah
Selama program
berjalan 7
Pengadaan  Sarpras Kepala
Sekolah, uru,Komite
Komite, masyarakat,
pemerintah Selama
program berjalan
8 Menjalin Kerja
sama dengan Stakeholder
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Masyarakat
dan narasumber
Selama program
berjalan 9
Membina Siswa ke Arah Life Skill
Kepala Sekolah,
Guru GPK Kepala
Sekolah,  guru, GPK
Selama program
berjalan 10
Menyiapkan Program PPI
Kepala Sekolah,
Guru Kepala
Sekolah, guru, GPK
Selama program
berjalan
72 Sumber :  Hasil wawancara dan dokumen sekolah
4.2.2.1Sosialisasi  Pendidikan Inklusi Sosialisasi  kepada  masyarakat  dan  sekolah  diseki-
tar  untuk  persiapan  pelaksanaan  pendidikan  inklusi sudah  dilakukan    baik  pada  waktu penerimaan  murid
baru,  dalam  pertemuan-pertemuan  maupun  acara-acara di masyarakat agar pihak orang tua ABK atau masyarakat
pada  umumnya  tahu  dan  mau  untuk  menyekolahkan anaknya  di sekolah inklusi yang ada yaitu di SD Negeri 1
Panimbo.  Sebagaimana  penjelasan  guru  SD  Negeri  1 Panimbo berikut:
Pada  saat sebelum  sekolah  inklusi    di  selenggarakan  di SDN  1  Panimbo  kepala  sekolah  bersama  dengan  guru-
guru  melakukan  sosialisasi  kepada  masyarakat  dan sekolah di sekitar Desa Panimbo. Tujuan sosialisai ini agar
masyarakat  dan  orang  tua  yang  mempunyai  anak  ABK tahu dan bisa menye- kolahkan anaknya. Anak-anak ABK
tidak harus bersekolah di SDLB atau SLB yang ada di kota kabupaten  tapi  bisa  belajar  di  sekolah  inklusi  yang  ada
terdekat .wawancara tanggal 17 Februari 2016
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Panimbo juga menjelas- kan sebagai berikut:
Di  SD  ini saya  baru  menjabat  sebagai  kepala
sekolah.Ketika  sekolah  ini  ditunjuk  untuk  melaksanakan pendidikan  inklusi  saya  sebagai  kepala  sekolah  di  SD
Negeri  2  Panimbo  yang  berada  di  di  sebelah  timur  dari SDN  1  Panimbo.Pada waktu itu kepala sekolah  dan guru-
guru  pernah  melakukan  sosialisasi  di  SD  saya  pada  saat ada  pertemuan  dengan  wali  murid .  wawancara  tanggal
17 Februari 2016
Hal  senada  juga  dituturkan  Sunadi  sebagai  komite yang sudah  dua  kali  terpilih  dan  menjadi  ketuanya
sebagai berikut:
73 Pendidikan inklusi di Desa Panimbo adalah hal yang baru
bagi  masyarakat.Apalagi  ditingkat  Kecamatan  Kedungjati juga  belum  ada  sehingga  untuk  pelaksanaanya  pasti  ada
hambatannya.  Agar  masalah  tersebut  bisa  diatasi sosialisai  kepada  masyarakat  dilakukan  supaya  paham
dan  tahu  akan  pentingya  pendidikan,  serta  menerima keberadaan  sekolah  inklusi  yang  ada  di  SDN  1  Panimbo.
Untuk  sosialisasi  dengan  sekolah  lain  SDN  1  Panimbo sudah  melakukan  di  SDN  2  Panimbo  sebagai  sekolah
tetangga  dan  dimasyarakat .wawancara  tanggal
17 Februari 2016
Sebagai  sekolah  penyelenggara  pendidikan  inklusi SD  Negeri  1  Panimbo  juga  menerima  murid  dari  wilayah
luar  Desa  Panimbo  yang  berada  disekitarnya. Karena  SD Negeri  1  Panimbo  berdekatan  dengan  wilayah  Kecamatan
Wonosegoro tepatnya  Desa Bengle. Dari masyarakat Desa Bengle  yang  berada  dekat  wilayah  Desa  Panimbo  juga
bersekolah di SD Negeri 1 Panimbo bahkan ada anak ABK tuna rungu belum ada identifikasi yang resmi dari pihak
terkait  dan  slowleaner.Untuk  kegiatan  sosialisasi  pada awal  penyelengaraan  biaya  dibebankan  pada  BOS  yang
ada.  Sedangkan  untuk  sosialisasi  lanjutan  setelah mendapatkan  beasiswa  dari  APBD  tingkat    I  anggaran
diambilkan dari beasiswa yang diterima siswa ABK  sesuai proposal yang telah dibuat. bukti dokumen
4.2.2.2 Identifikasi siswa ABK Sekolah  inklusi  menerima  semua  siswa  yang  ingin
masuk  di  sekolah  inklusi  baik  siswa  normal  maupun siswa  yang  mempunyai  kekurangan  difabel.Untuk
pembelajarannya  menjadi  satu  kelas  atau  belajar  secara
74
bersama-sama.Untuk  identifikasi  siswa  ABK  SD  Negeri  1 Panimbo  belum  menjalin  kerjasama  dengan  rumah  sakit
jiwa  RSJ  yang  ada.Hal  ini  karena  rumah  sakit  jiwa letaknya jauh dari lokasi sekolah yaitu adanya di Wilayah
Semarang.Untuk  mengetahui  siswa  ABK  yang  masuk sekolah,  dari  pihak  sekolah  atau  bapak  ibu  guru hanya
berpedoman  pada  jenis  kekurangan  yang  mereka  alami misalnya  lamban  belajar,  lumpuh,  kurang  pendengaran
atau jenis lainnya. Identifikasi  siswa  ABK  ini  dilakukan  pihak  sekolah
pada  saat  penerimaan  siswa  baru.Harapannya  kedepan untuk  identifikasi  siswa
ABK  ini  bisa  dilakukan kerjasama  antara  pihak  sekolah  dengan  tenaga  ahli  atau
psikolog dari rumah sakit jiwa RSJ agar siswa ABK yang ada  benar-benar  bisa  dideteksi  sesuai  jenis  kelainannnya
sehingga  pelayanannya  bisa  lebih  tepat.  Sebagaimana hasil  wawancara  dengan  kepala  sekolah  yang  menya-
takan:
Identifikasi  siswa  ABK  di  sekolah  kami  baru  dilakukan oleh  pihak  sekolah  atau  guru  dengan  cara  melihat  jenis
kelainan  yang  mereka  alami.  Setelah  itu  baru    kita katakan  jenis  kelainan  nya.  Hal  ini  dilakukan  karena
sekolah  belum  menjalin  kerjasama  dengan  tenaga  ahli atau  pihak  rumah  sakit  jiwa  RSJ  yang  ada.  Mudah-
mudahan  hal  ini  bisa  segera  diatasi  dengan  kerjasama pada pihak yang berwenang kalau ada dana atau beasiswa
lagi .wawancara tanggal 20 Februari 2016
Pernyataan  tersebut  diperkuat  oleh  Wahyuningsih guru kelas dua sebagai berikut:
75 Awal tahun pelajaran saat penerimaan murid baru pihak
sekolah  dan  guru  mendaftar  siswa  yang  masuk  sambil menyeleksi  siswa  ABK  yang  ada.  Kalau  ada  siswa  ABK
yang  jelas  kecacadannya  kita  beri  tanda  siswa  ABK  tetapi untuk  menentukan  siswa    yang    slowleaner  baru  setelah
beberapa
minggu dalam
pembelajaran di
kelas .wawancara tanggal 20 Februari 2016
Pendapat  di  atas  diperkuat  oleh  Sunadi  selaku ketua komite SD Negeri 1 Panimbo yang menyatakan:
SDN  1  Panimbo  sebagai  sekolah  inklusi  sampai  saat  ini belum menjalin kerjasama dengan pihak rumah sakit jiwa
yang  ada  sehingga  untuk  mengidentifikasi  siswa  ABK, sekolah berpedoman pada jenis  kekurangan  yang  mereka
alami .wawancara tanggal 20 Februari 2016
Jadi  dari  penjelasan  nara  sumber  di  atas  dapat disimpulkan  bahwa  untuk  mengidentifikasi  jenis  ABK
yang  ada  di  sekolah  SD  Negeri  1  Panimbo  selama  ini hanya  berpedoman  pada  jenis  kecacadan  yang  mereka
alami  belum  ada  tes  secara  resmi  dari  tenaga  ahli  atau RSJ  terkait.  Hal  ini  disebabkan  karena  kepala  sekolah
yang  menjabat  sering  dimutasi,  belum  adanya  dana untuk  melakukan  idenfikasi  ke  RSJ  dan  juga  jarak  RSJ
yang  jauh  dari  sekolahan  sehingga  identikasi  siswa  ABK selama  ini  yang  secara  tepat sesuai  jenis  kekurangannya
belum bisa terlaksana. 4.2.2.3 PelatihanWorkshopPendidikan Inklusi
Pemerintah  dalam  mengambil  kebijakan  mengenai sekolah  inklusi  tentunya  juga  sudah  dipersiapkan    sejak
dini  agar  program  pendidikan  inklusi  bisa  berjalan dengan baik. Aturan tersebut supayalembaga sekolah
76
penyelenggara inklusi bisa terlaksana sesuai aturan yang ada.  Adapun  kebijakan  tersebut  salah  satunya  adalah
pengadaan workshop bagi  sekolah  penyelenggara  inklusi. Workshop atau  pelatihan  yang  pernah  diikuti  oleh  SD
Negeri  1  Panimbo  tahun  2010  yaitu workshop yang diselenggarakan  oleh  BP-Diksus  Semarang    yang  diikuti
oleh  kepala  sekolah  dan  satu  guru  yang  telah  ditunjuk oleh  sekolah  sebagai  perwakilan.  Karena  untuk  kepala
sekolahnya  pada  waktu  itu  masih  dirangkap  maka  yang ikut  pelatihan  akhirnya  guru  semua.  Kemudian  pada
tahun  2014 juga  pernah  mengikuti
workshop atau
pelatihan di Semarang lagi tapi untuk kali ini hanya satu orang  guru  yang  dikirim  karena  untuk  kepala  sekolah
pada  waktu  itu  masih  dirangkap  kepala  sekolah  dari  SD lain.Dengan  adanya workshop atau  pelatihan  tersebut
harapannya  SD  Negeri  1  Panimbo  sebagai    sekolah penyelenggara  inklusi guru-gurunya
bisa dan  mampu mendidik  anak  ABK  dengan  baik.  Tetapi  hal  tersebut
justru  malah  kebalikannya    karena  dua  orang  guru  yang pernah  mengikuti  pelatihan    tadi dua-duanya  sudah
dimutasi dari SD Negeri 1 Panimbo yang satu kembali ke asal wilayahnya di Rembang sedangkan yang satunya lagi
dimutasi  di  SD  Negeri  2  Panimbo  sebagai  mana penjelasan kepala sekolah sebagai berikut:
Untuk  kelancaran  penyelengaraan  pendidikan  inklusi  di SDN  1  Panimbo  ini  pihak  pemerintah  khususnya
Pemerintah Provinsi
sudah berusaha
memberikan
77 whorkshop  atau  pelatihan  bagi  sekolah-sekolah  inklusi
se-Jateng  agar  penyelenggaraannya  bisa  bejalan  sesuai peraturan,  akan  tetapi  di  SDN  1  Panimbo  ini  guru-guru
yang  pernah  ikut workshop sekarang  sudah  dimutasi semua sehingga untuk pembelajaran terutama siswa ABK
menjadi
kurang maksimal .wawancara
tanggal 22
Februari 2016
Keterangan  kepala  sekolah  tersebut  diperjelas  oleh Rindho Budi Utomo guru kelas enam sebagai berikut:
Pada  tahun  yang  lalu  SDN  1  Panimbo  guru-gurunya sudah  pernah  ada  yang  mengikuti  whorkshop  atau
pelatihan  inklusi  di  Semarang.  Bahkan  ada  dua  orang guru  yang  pernah  ikut  pelatihan  tapi  sekarang  dua  guru
tersebut  sudah  pindah  semua.  Jadi  guru-guru  yang  ada sekarang  dalam  mengajar  siswa  ABK  ya  semampu  kita
sesuai
pengalaman yang
dimiliki. Tapi
walaupun demikian  siswa  ABK  tetap  kita  layani  dengan  baik  hanya
kurang  maksimal  saja  karena  kurangnya  pengalaman kami .wawancara tanggal 22 Februari 2016
Dari  penjelasan  Kepala  Sekolah  dan  Rindho  Budi Utomo  tersebut  diperkuat  oleh  Sutardiyanto  selaku
komite  sekolah  sebagai  berikut: BapakIbu  guru  SDN  1 Panimbo  pada  waktu  itu  sudah  ada  yang  ikut  pelatihan
inklusi  di  Semarang,  tapi  guru  tersebut  sekarang  sudah dipindah ke sekolah lain .
Untuk  pelaksanaan workshop
penyelenggaraan pendidikan  inklusi  di  SD  Negeri  1  Panimbo  ini  sebetul-
nya  sudah  pernah  dilakukan  oleh  guru-guru.  Hanya  saja bapakibu  guru  yang  sudah  pernah  mengikuti  pelatihan
sekarang  tidak  mengajar  lagi  di  SD  Negeri  1  Panimbo maka  untuk  pembelajaran
bagi  siswa  ABK  menjadi kurang  maksimal  karena  guru-guru  yang  ada  tidak
78
mempunyai  pengetahuan  yang  cukup  untuk  siswa  ABK. Kepala  Sekolah  berencana  mengirim  guru-guru  untuk
whorkshop  pendidikan  inklusi  agar  SD  Negeri  1  Panimbo guru-gurunya  mempunyai  pengetahuan  dan  ketrampilan
dalam  memberikan  pelayanan  kepada  anak-anak  berke- butuhan  khusus    ABK,  sehingga  program  pendidikan
inklusi  di  SD  ini  bisa  lebih  baik  lagi.  Studi  dokumentasi berupa hasil sertifikat dan RKTRKS sekolah yang ada.
4.2.2.5 Kerjasama Dengan Tenaga Ahli Yang  dimaksud  dengan  team  ahli  yaitu  orang  yang
mempunyai  ilmu  kejiwaan  atau  psikologi.Orang  yang mempunyai  keahlian  ini  biasa  disebut  tenaga  psykiater.
Untuk  mendapatkan  tenaga    ahli  sekolah  harus  melaku- kan  kerjasama  dengan  rumah  sakit  jiwa  RSJ  terkait.
Karena SD Negeri 1 Panimbo berada jauh dari RSJ maka untuk  menjalin  kerjasama  dengan  tenaga  ahli  sampai
saat  ini belum  terlaksana. Selain  karena  jauh  juga terkendala  masalah  dana  yang  dibutuhkan.    Agar
apayang  sudah  diprogramkan  tersebut bisa  terlaksana maka  perlu  adanya  campur  tangan  pemerintah  baik
pemerintah pusat,
provinsi maupun
pemerintah daerah.Disamping  itu  perlu  juga  dukungan  dari  pihak
ketiga  donatur  agar  pendidikan  inklusi  di  SD  Negeri  1 Panimbo bisa terwujud.
4.2.2.5 Pengadaan Guru Pembimbing Khusus GPK Guru pembimbing khusus GPK adalahguru yang-
79
bertugas  membimbing  anak-anak  ABK  yang  berasal  dari lulusan  pendidikan  SLB  atau  yang  sederajat.  Guru
pembimbing  khusus  ini  sudah  mempunyai  keahlian terhadap  anak-anak  ABK.  SD  Negeri  1  Panimbo  sebagai
sekolah  penyelenggara  inklusi  sampai  saat  ini belum mempunyai  GPK. Padahal  kehadirannya  sangat  dibutuh-
kan  sekolah    agar  bisa  membantu  guru  kelas  dalam melayani  anak  berkebutuhan  khusus  ABK.  Keberadaan
SDLB yang ada jauh dari sekolah yaitu dikota kabupaten. Jarak  tempuh  ke  kabupaten  dari  sekolah  dua  jam  lebih
dengan  mengendarai  sepada  motor.  Disamping  itu  untuk mendatangkan  GPK  dari  kabupaten    masih  terkendala
dengan dana. Untuk bantuan dari APBD 1 baik beasiswa maupun  bantuan  operasional  untuk  tahun  2015  juga
tidak  ada.  Sekolah  dalam  memberikan  layanan  kepada siswa ABK kalau tidak ada bantuan beasiswa maka hanya
bersumber dari dana BOS yang ada dan digunakan untuk kepentingan  operasional  sekolah  secara  bersama-sama
dengan  siswa  normal  lainnya.  Mengenai    GPK  kaitannya dengan  sekolah  inklusi  seperti  hasil  wawancara  dengan
kepala sekolah sebagai berikut:
Sebagai sekolah
inklusi kehadiran
GPK sangat
dibutuhkan  oleh  sekolah.  Karena  dengan  adanya  GPK yang  sudah  mempunyai  pengalaman  dalam  melayani
siswa  ABK  sehingga  siswa  ABK  yang  ada  di  SDN  1 Panimbo akan terlayani dengan lebih baik lagi. Akan tetapi
sampai  saat  ini  sekolah  belum  bisa  mendatangkan  GPK karena  terkendala  dengan  dana.  Untuk  melayani  siswa
ABK  dilakukan  guru  kelas  masing-masing .wawancara tanggal 24 Februari 2016
80
Pendapat  tersebut  diperkuat  oleh  Rindho  Budi Utomo sebagai berikut:
Sekolah  belum  mempunyai  guru  pembimbing  khusus GPK,  maka  guru  kelas  yang  bertindak  sebagai    GPK
dengan  bekal  dan  kemampuan  yang  ada  agar  siswa  ABK juga  mendapat  pelayanan  pendidikannya . wawancara
tanggal 24 Februari 2016
Selain  itu  pendapat  dari  Mudinem  guru  kelas  tiga juga menjelaskan sebagai berikut:
Sebagai sekolah inklusi kalau hanya mengandalkan guru kelas  saja  untuk  membimbing  siswa  ABK  hasilnya  tidak
akan  maksimal.Kami  selaku  guru  kelas  sudah  berusaha semaksimal  mungkin  untuk  memberikan  pelayanan
kepada siswa ABK, tetapi karena kemam- puan kami yang terbatas  maka  hasilnya  juga  belum maksimal.  Mestinya
pemerintah harus memikirkan sekolah inklusi yang belum mempunyai  GPK  untuk  menugaskan  atau  mengangkat
GPK  di  sekolah  inklusi  walaupun  hanya  satu  guru sehingga
pelayanan pada
siswa yang
mempunyai kebutuhan khusus  menjadi lebih baik .wawancara tangal
24 Februari 2016
Hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa    untuk  pembelajaran  di  SD  Negeri  1  Panimbo
terutama  untuk  melayani  siswa  ABK  selama  ini  masih dilakukan oleh guru kelas dan belum pernah mendatang-
kan  guru  pembimbing  khusus.  Padahal  keberadaan  GPK sangat  dibutuhkan  sekali  di  sekolah  inklusi  agar  siswa
ABK  yang  ada  bisa  terlayani  lebih  baik  lagi  karena  GPK mempunyai  pengalaman  khusus  untuk  mendidik  siswa
yang membutuhkan pelayanan khusus. 4.2.2.6 Sumber  Dana Inklusi
Sumber dana untuk penyelenggaraanpendidikan-
81
inklusi  di  SD  Negeri  1  Panimbo  berasal  dari APBD Provinsi dan dana BOS  sekolah.  Dana  yang  berasal  dari
APBD 1  biasanya  berupa  beasiswa  inklusi  dan  dana operasional.  Untuk  memperoleh  dana  tersebut  sekolah
harus  membuat  proposal  setelah  ada  perintah  atau petunjuk  dari    Pemerintah  Kabupaten  setempat.  Penga-
juan bantuan beasiswa atau dana operasional tidak setiap tahun ada tergantung pada pemerintah provinsi APBD 1.
Bantuan  beasiswa  yang  pernah  diperoleh  siswa  ABK digunakan  untuk  keperluan  mereka.  Karena  yang
mendapat  beasiswa  hanya  beberapa  siswa  saja  tidak sesuai  jumlah  ABK  yang  ada  maka  dari  pihak  sekolah
membagikan  kepada  semua  siwa  ABK  yang  ada  dengan bagian  yang  sama.  Bantuan  operasional  yang  pernah
diterima  di  SD  Negeri  1  Panimbo  sebagai  sekolah  inklusi diujudkan barang  sehingga barang tersebut kadang tidak
sesuai  dengan  kebutuhan  yang  diperlukan  sekolah. Karena  dana  bantuan  atau  beasiswa  untuk  siswa  ABK
juga  tidak  setiap  tahun  ada,  maka  sekolah  kalau  hanya mengandalkan  dana  BOS  yang  ada  juga  tidak  cukup.
Untuk  mencari  bantuan  dari  pihak  lain  juga  masih kesulitan  karena wilayah di SD Negeri 1 Panimbo berada
jauh dari industri atau perusahaan-perusahaan.
82 Tabel 4.2
Data ABKpenerima beasiswa tahun 2014 No
Nama Kelas
LP Jenis ABK
Ket 1
Gisela Nabila Syakieb
1 P
Slowleaner 2
Septriasa Ramadani 1
P Slowleaner
3 Adha Desi Lutfiana
1 P
Slowleaner 4
Aditya 2
L Slowleaner
5 Antono
2 L
Slowleaner 6
Bagas Aji Santoso 2
L Tuna rungu sedang
7 Rahayu Ningsih
3 P
Slowleaner 8
Tri Yantik 3
P Slowleaner
9 Septi Wahyuningsih
4 P
Slowleaner 10
Johana Kusuma 4
L Slowleaner
11 Jesen
4 L
Slowleaner 12
Bagas Saputra 4
L Slowleaner
13 Denik Murtasiyah
5 P
Slowleaner 14
Rendy Aditya 5
L Slowleaner
15 Wahyu Pujilestari
5 P
Slowleaner 16
Endik Setiyawan 6
L Slowleaner
17 Andi Romandhon
6 L
Slowleaner 18
Eliyani 6
P Slowleaner
Hasil dokumen beasiswa ABK 2014
4.2.2.7 Pengadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di SD Negeri 1 Panimbo seba
gai  sekolah  penyelenggara  pendidikan  inklusi  masih sangat  kurang.  Hal  ini  karena  untuk    ruang kelas  saja
sampai  sekarang  belum  lengkap  baru  ada  lima  kelas sehingga untuk kelas dua harus masuk siang. Dari pihak
sekolah sebetulnya sudah berusaha mengajukan proposal ke pemerintah terkait melalui UPTD Pendidikan setempat
tetapi  belum  dapat  teralisasi.Tentunya  tidak  hanya ruangan  kelas  saja  yang  kurang  di  sekolah  inklusi  juga
83
perlu  ada  ruangan  untuk  bimbingan  khusus  bagi  anak ABK.
Untuk  sarana  dan  prasarana  lain  SD  Negeri  1 Panimbo pada tahun 2011 mengajukan proposal ke APBD
1  untuk  peralatan  yang berhubungan  dengan  kebutuhan inklusi.  Proposal  tersebut  dari  pemerintah  provinsi
diujudkan  berupa  barang-barang    meliputi:  peralatan drumband,  organ,  komputer,  LCD,  handy  camp,  puzzel
dan  kepentingan  kebutuhan  inklusi  lainnya.  Harga bantuan  tersebut  diperkirakan  mencapai  Rp.50.000.000
karena  sekolah  memang  tidak  menerima  rincian  harga barangnya,  yang  diterima  hanya  daftar  nama  barang-
barang yang ada. Pengelolaan  dan  penyimpanan  peralatan  yang  ada
dikelola  oleh  tenaga  administrasi    sekaligus  sebagai penjaga  sekolah.  Karena  sekolah  belum  mempunyai
gudang  yang  layak  hanya  ada  ruangan  kecil  saja  maka peralatan  yang  ada  kurang  bisa  terawat  dengan
baik.Bahkan  peralatan  tersebut  sudah  ada  yang  rusak dan  mahal  untuk  penyervisannya  sehingga  dibiarkan
begitu  saja.Sebagai  pengelola  dan  penyimpanan    barang tentu  tugasnya  tidak  hanya  menyimpan  saja  tetapi  juga
mencatat  dan  mengiventariskan  barang-barang  yang dimiliki  sekolah.  Petugas  ini  sekarang  dikenal  dengan
nama  petugas  aset  sekolah.  Seperti  penjelasan  kepala sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
84 Agar  peralatan  sekolah  yang  ada  bisa  bermanfaat  perlu
adanya  pengelolaan  dan  penyimpanan.  Sebagai  petugas aset saya serahkan kepada tenaga administrasi yang nota
benenya  adalah  penjaga  sekolah  dan  sudah    diangkat CPNS  tahun  2014  yang  lalu .wawancara  tanggal 27
Februari 2016
Begitu juga pendapat Susanto sebagai  petugas aset yang menyatakan sebagai berikut:
Sebagai  petugas  aset  saya  telah  mencatat  barang-barang milik  sekolah  termasuk  peralatan  bantuan  dari  APBD  1
untuk  siswa  ABK.  Selain  masuk  dalam  buku  inventaris barang-barang  tersebut  perlu  kelola  dan  dirawat  tapi
sayang gudang
penyimpan barang
belum layak .wawancara tanggal 27 Februari 2016
Dari penjelasan kepala sekolah dan petugas aset di atas dapat disimpulkan bahwa  untuk sarana dan prasa-
rana di  SD  Negeri  1  Panimbo  sebagai  penyelenggara pendidikan  inklusi  masih  jauh  dari  harapan    karena
masih  banyak  kekurangannya  baik  sarana  maupun prasananya.Untuk  itu  perlu  adanya  perhatian  dari  pihak
pemerintah yang lebih serius lagi agar pendidikan inklusi yang  sudah  dilaksanakan  di  SD  Negeri  1  Panimbo  bisa
berjalan dengan baik. Hasil  dari  lapangan  mengenai  sarana  dan  prasaran
yang belum ada di SD Negeri 1 Panimbo dapat dilihat data seperti di bawah ini:
85 Tabel 4.3
Sarpras yang belum ada di SDN 1 Panimbo No
Nama Barang Manfaat
1 Ruang Kelas
Untuk pembelajaran 2.
Perpustakaan Wacana membaca dan belajar
3. Ruang Bimbingan
Untuk bimbingan ABK 4.
Kursi Roda Sarana ABK tuna daksafolio
5. Alat Peraga
KBM 6.
Alat Olah Raga Mengembangkan bakat ABK
Hasil pengamatan lapangan
4.2.2.8MenjalinKerjasama dengan Stakeholder Kerjasama  sangat  dibutuhkan  dalam  penyeleng-
garaan  pendidikan  inklusi.  Kerjasama  tersebut  berguna untuk    mendukung agar  pelaksanaan  pendidikan  inklusi
dikenal  oleh  masyarakat  umum.  Setelah  tahu  atau  kenal harapannya  bagi  orang  tua  yang  mempunyai  anak  ABK
mau menyekolahkan di sekolah inklusi terdekat. 4.2.2.8.1  Tokoh Masyarakat
Sebagai  tokoh  masyarakat  sangat  besar pengaruh- nya  dalam  kehidupan  di  lingkungnnya.Untuk  itu  sekolah
sangat  membutuhkan  orang-orang  seperti  itu  agar  dima- syarakat  mereka  juga  bisa  mensosialisasikan  pendidikan
inklusi  kepada  masyarakat  yang ada  dilingkungannya untuk mendukung terselenggaranya pendidikan inklusi di
sekolah.
86
4.2.2.8.2 Komite Sekolah Setiap  lembaga  pendidikan  mempunyai  mitra  kerja
untuk  mendukung  program  sekolah.Mitra  kerja  tersebut adalah  komite  sekolah.Tugas  komite  membantu  sekolah
dalam  melaksanakan  program  pendidikan  yang dijalan- kan  agar  terlaksana  dengan  baik.SD    Negeri  1  Panimbo
dalam  merencanakan  program  pendidikan  inklusi  juga melibatkan  komite  sekolah.  Berikut  pernyataan  Sunadi
selaku ketua komite:
Komite adalah sebagai mitra kerja sekolah untuk itu saya dan
teman-teman sewaktu-waktu
dibutuhkan siap
membantu  semampunya  demi  kemajuan  pendidikan anak-anak bangsa.Dalam merencanakan program sekolah
juga  melibatkan  komite  walaupun  tidak  semua  anggota tapi  cukup  perwakilan  saja.Untuk  sarpras  terutama
gedung di SDN 1 Panimbo ini kurang karena memang luas tanah  juga  tidak  mencukupi.  Melalui  pertemuan  antara
pihak  sekolah,  komite,  tokoh  masyarakat  dan  wali  murid telah  menyepakati  untuk  membeli  tanah  seluas  ±  75  m²
hasil  dari  iuran    wali  murid  dan  pihak  sekolah.  Untuk pembangunannya  baru  diajukan  ke  pemda  setempat  dan
sampai  saat  ini  belum  teralisasi .wawancara  tanggal 1 Maret 2016
Dari  pendapat  komite  tersebut  diperkuat  oleh pendapat  kepala  sekolah    yang  menyatakan  sebagai
berikut:
Secara  umum  pihak  sekolah  dalam merencanakan
program tidak lupa melibatkan  komite lebih-lebih sekolah penyelenggara  inklusi  seperti  SDN  1  Panimbo  ini.  Tugas
komite  menampung  aspirasi  dari  masyarakat  lalu disampaikan  pihak  sekolah  untuk  masukan  dalam
membuat  program  baik  program  secara  umum  maupun program inklusi .wawancara tanggal 1 Maret 2016
87
Pendapat  tersebut  diperkuat  oleh  Rindho  Budi Utomo sebagai berikut:
Dalam  menyusun  program  inklusi  sekolah  ini  tidak  lupa mengundang komite sekolah. Peran komite sangat penting
terutama  untuk menampung  aspirasi  dari  masyarakat yang bisa digunakan untuk  masukan dalam menetapkan
program inklusi .wawancara tanggal 1 Maret 2016
Sudah  jelas  bahwa komite  sekolah  sangat  dibutuh- kan keberadaannya oleh pihak sekolah dalam perencana-
an program yang berhubungan dengan sekolah inklusi di SD  Negeri  1  Panimbo  ini.  Karena  komite  sekolah  sebagai
wakil  dari    masyarakat  dan  orang  tua  wali  murid  untuk menyampaikan aspirasi kepada pihak sekolah.
4.2.2.8.3 Orang Tua Wali Wali Murid Selain hubungan dengan komite sekolah, hubungan
dengan  orang    wali  murid  juga  sangat  penting.  Terlebih hubungan  dengan  orang  tua  ABK.    Dengan  adanaya
hubungan  yang  baik  maka  keharmonisan  antara  sekolah dengan  orang  tua  wali  akan    memudahkan  untuk  men-
dapatkan  informasi  yang  menyangkut  dengan  siswa berkebutuhan khusus secara mudah.
Pelayanan  pendidikan  di  sekolah    berkisar  antara empat  hingga  tujuh    jam  saja  sedangkan  di  rumah  siswa
waktunya  lebih  banyak.  Ini  artinya  orang  tua  dalam membimbing  putra-putrinya  di  rumah  lebih  lama
dibanding  bapak  ibu  guru  di  sekolah.  Orang  tua  yang memperhatikan  perkembangan  anak  ABK-nya  sangat
besar  manfaatnya  untuk    masa  depannya.  Sebagaimana
88
hasil  wawancara  dengan  Ibu  Sumiyem  yang  mempunyai anak ABK sebagai berikut:
Sebagai orang tua wali murid saya sangat mendukung SDN 1  Panimbo  sebagai  sekolah  inklusi.    Saya  mem- punyai
anak  ABK    yaitu  pendengarannya  terganggu  kalau dipanggil.hanya  sekali  bisa  menjawab  dan  selanjutnya
hanya  tertawa-tawa  saja  bila  dipanggil.  Sekarang  sudah kelas  tiga  dan  mengenai    hasil  belajarnya  terserah  bapak
ibu  guru  yang  penting  dia  mau  berkumpul  dengan  teman- temannya  di  sekolah.  Masalahnya  kalau  di  rumah  selalu
pergi
kemana saja
kadang-kadang tidak
terkontrol .wawancara tanggal 3 Maret 2016
Pendapat  dari  Ibu  Sumiyem  diperkuat  oleh pendapat  Ibu  Dwi  Rahayu  orang  tua  wali  dari  Gading
Satria Adinata kelas 1 siswa tuna daksafolio
Saya mempunyai anak  lumpuh  dan  sudah  usia sekolah. Sekarang  sudah  saya  sekolahkan  di  SDN  1  Panimbo.
Karena  saya  asli  orang  Panimbo  dan  rumah  saya jarak dari  sekolah  kurang  lebih  hanya  lima  ratus  meter  saja.
Saya  senang    anak  saya  bisa  bersekolah  walaupun  saya setiap  hari  harus  mengantarnya.  Untuk  perencanaan
program  inklusi  saya  kurang  paham    karena  anak  saya juga  baru  kelas  satu  yang  penting  apa  yang  diajarkan
sekolah
kepada anak-anak
baik, kita
harusmendukungnya .wawancara tanggal 3 Maret 2016
Hal  tersebut  di  atas  juga didukung  hasil  wawan- cara  dengan  Ibu  Wartiyem  wali  murid  dari  Jacinta  yang
anaknya normal sebagai berikut:
Biarpun  anak  saya sekolah  bersama-sama  anak  ABK, saya  tidak  menghiraukan  keberadaanya.  Karena  mereka
juga pengen sekolah dan berkumpul dengan teman-teman sebayanya.  Sebagai  orang    tua  kita  harus  menghargai
terhadap anak-anak
yang mempunyai
kebutuhuan khusus  ABK    agar  mereka  juga  mendapat  pendidik-an
sebagaimana  yang  diperoleh  anak  normal .  wawancara tanggal 3 Maret 2016
89
Hasil  wawancara  dari  ketiga  nara  sumber  di  atas dapat  disimpulkan  bahwa  wali  murid  sangat  mendukung
dengan adanya penyelenggaraan sekolah inklusi yaitu SD Negeri 1 Panimbo. Mereka merasa senang karena anaknya
bisa  sekolah,  begitu  juga  dengan  wali  murid  yang  lain merekajuga  bisa  menerima  keberadaan  siswa  ABK  yang
ada disekolah. Bukti lain berupa dokumen orang tua yang selalu  menunggu  anaknya  karena  masih  ada  siswa  kelas
satu yang belum mau tinggal orang tuanya sehingga 4.2.2.9Membina Siswa ke Arah Life Skill
Sekolah  berusaha  dalam  melayani  siswa-siswi  ABK yang  ada,
tujuannya  agar  mereka  bisa  mandiri. Maksudnya  bahwa  siswa  ABK  yang  sudah  bersekolah  di
SD Negeri  1  Panimbo  selain  mereka  bisa  menikmati  pen- didikan  setidaknya  ia  dapat  melakukan  sesuatu  sendiri
yang  dianggap  mampu  tanpa  bantuan  orang    lain  orang tua. Misalnya memakai baju, makan dan lain-lain.
4.2.2.9.1  Prestasi yang diperoleh   siswa ABK Setiap
manusia  mempunyai  kemampuan  yang berbeda-beda.Kemampuan
tersebut dinamakan
bakat.Begitu  juga  halnya  dengan  siswa  ABK.Meskipun siswa ABK tentu juga mempunyai bakat di dalam dirinya.
Untuk  mengembangkan  bakat tersebut  perlu  dilatih  dan dibim- bing  agar bisa  menonjol.  Lebih-lebih  siswa  ABK
yang bersekolah di SD Negeri 1 Panimbo rata-rata adalah siswa
slowleaner atau  siswa  lambat  belajar.Lambat
90
belajar  ini  biasanya  berhubungan  dengan  membaca  atau menulis  dan  menerima  materi  pelajaran.  Sedangkan
dibidang  lain  seperti  melukis,  menyanyi  atau  olah  raga tentu siswa ABK ini ada yang mampu. Hal ini sesuai hasil
wawancara  dengan  Susanto  sebagai  tenaga  administrasi atau penjaga yang pernah membimbing siswa ABK untuk
lomba lukis sebagai berikut:
Saya  pernah  membimbing  Bagas  siswa  slowleaner mengikuti  lomba  dikabupaten  yang  diselenggarakan  oleh
PLAN  di  Grobogan  mendapat  juara  dua  dan  mendapat hadiah  sepeda.  Kemudia  tahun  ini  mengikuti  lomba  lukis
POPDA  ditingkat  kecamatan  juga  juara  dua .  wawancara tanggal 5 Maret 2016
Pendapat    tersebut  juga  diperkuat  oleh  Sugiyarso sebagai guru  olah  raga  sebagai  berikut: Pada  tahun  yang
lalu Ihksan  siswa slow  leaner pernah  ikut  seleksi  bola POPDA  tingkat  kecamatan  juga  terpilih  ikut  mewakili
tingkat  Kecamatan  Kedungajati  walau akhirnya  dikalah- kan oleh Kecamatan Tegowanu .
Selanjutnya  kepala  sekolah  juga  mempertegas  dari kedua pendapat tersebut bahwa :
Pada POPDA tahun ini 2016 dari sekolah kami mengikuti lomba  lukisoleh Bagas  siswa slowleaner yang  sudah
beberapa  kali  mengikuti  lomba  lukis  mendapat  juara  dua di  tingkat  kecamatan.  Sebetulnya  dari  dua  yuri  sudah
memenangkan  menjadi  juara  satu  tetapi  ada  satu  yuri yang
menyatakan dalam
menggambarnya Bagas
menggunakan  penggaris  akhirnya  digeser  men- jadi  juara kedua .wawancara tanggal 5 Maret2016
Ini  membuktikan  bahwa  siswa  ABK  juga  mem- punyai  potensi  di  bidang  non  akademik  yang  perlu
91
dikembangkan. Walaupun di SD Negeri 1 Panimbo belum mempunyai  GPK  tetapi  juga  sudah  mampu  membimbing
siswa  ABK  mencapai  prestasi  apalagi  kalau  ada  guru GPK-nya  pasti akan lebih meningkat lagi.
4.2.2.10Menyiapkan Program PPI Untuk  hasil  pelaksanaan  program  pendidikan
individual  PPI  tidak  terlaksana.Hal  ini  karena  untuk mewujudkan  PPI  membutuhkan  pengetahuan  khusus
yang mestinya dimiliki oleh GPK.Berhubung di SD Negeri 1  Panimbo  sebagai  sekolah  inklusi  belum  mempunyai
GPK  maka  hasilnya  untuk  mengembangkan program pendidikan  individual  tidak  berjalan.Selain  dari  itu  guru-
guru  kelas  yang  biasa  menangani  anak-anak  ABK menyatakan  belum  mampu  dan  tidak  paham  mengenai
PPI. 4.2.2.2Sumber Daya Manusia atau Guru
Sumber  daya  manusia  atau  tenaga  pendidik  dan kependidikan  di  SD  Negeri  1  Panimbo  terdiri  dari  bebe-
rapa komponen antara lain meliputi: 4.2.2.2.1  Kepala Sekolah
Peran  kepala  sekolah  sebagai  manajer  atau pimpinan  sangat  besar  manfaatnya  dalam  penyeleng-
garaan  pendidikan  inklusi.  Karena  untuk  menentukan program    inklusi  dibutuhkan  pemikiran  yang    komplek
dan  pandangan  yang  luas  agar  bisa  menghasilkan progran  yang baik atau  strategis.  Disamping  itu  kepala
92
sekolah juga harus pandai-pandai memanfaatkan sumber daya  yang  ada  di  sekolah  berupa  apa  saja  untuk  men-
dukung  terselenggaranya  pendidikan  inklusi  di  sekolah yang  dipimpinnya.  Belum  lagi  kalau  ada  perubahan  atau
pengembangan    kurikulum  yang  disesuiakan  dengan  ke- butuhan  siswa  ABK  agar  semuan  siswa  terpenuhi  akan
kebutuhan  pendidikannya.  Hal  ini  sesuai  dengan  prinsip pendidikan  inklusi  yaitu  melayani  pendidikan  untuk
semua  tanpa  perbedaan  agar  lulusan  atau  out  put  mem- punyai ketrampilan untuk hidupnya.
Hal ini sesuai yang diungkapkan Aprilia Damayanti mengenai  pentingnya  peran  kepala  sekolah  sebagai
berikut;
Kepala  sekolah  memegang  peranan  penting  dalam menentukan  program  di  sekolah.  Program  tersebut
meliputi    program  akademik  maupun  non  akademik. Apalagi  sebagai  sekolah  inklusi  tentu  dalam  membuat
program  berbeda  dengan  sekolah  yang  bukan  inklusi. Dalam  pembuatan  program  tersebut  juga  dibantu  oleh
guru-guru  sehingga  bisa  memberi  masukan  bila  ada program  yang  kurang  sesuai.  Tapi  walaupun  demikian
berhasil  dan  tidaknya  program  adalah  tangggungjawab kepala sekolah .wawancara tanggal 8 Maret  2016
Pendapat  lain  yang  mendukung  dari    pernyataan Aprilia  Damayanti  adalah  Wahyuningsih  yang  menutur-
kan sebagai berikut:
Program  pendidikan  sekolah  inklusi  di  sekolah  kami disusun
secara bersama-sama
setelah melakukan
pertemuan  terlebih  dahulu.  Dalam  menyususun  program ini  juga  disesuaikan  dengan  kemampuan  dan  kondisi
sarpras  di  sekolah  yang  ada.  Kepala  Sekolah  diharapkan mampu  membimbing  guru-guru  sesuai  potensi  yang
93 dimilki  sehingga  program  inklusi  bisa  terlaksana  sesuai
tujuan dengan baik .wawancara tanggal 8 Maret  2016
Kedua pendapat di atas diperkuat dengan pendapat Sugiyarso yang menyatakan bahwa:
Penyelenggaraan  pendidikan  inklusi  di  SDN  1  Panimbo programnya  disusun  atau  direncanakan  oleh  kepala
sekolah  bersama-sama  bapakibu  guru  melalui  perte- muan  terlebih  dahulu.  Dengan  demikian  maka  apa  yang
kita  butuhkn  untuk  kepentingan  inklusi  guru-guru  bisa memberi  masukan,  tapi  tanggungjawab  program ada
ditangan  kepala  sekolah .wawancara  tanggal 8  Maret 2016
Dari  keterangan  tiga  nara  sumber  di  atas  jelas bahwa  peran  kepala  sekolah  dalam  menyusun  atau
membuat  program  sekolah  inklusi  sangat  menentukan akan  keberhasilan  program  apakah  berhasil  atau  tidak.
Tergantung  bagaimana  manajemen  kepala  sekolah  dalam menerapkan  progran  tersebut,  karena  guru-guru  hanya
sebagai  pelaksana  program  saja  dan  tanggungjawab sepenuhnya ada di kepala sekolah.
4.2.2.2.2 Guru Kelas Guru kelas adalah gurupendidik yang mengajar di
kelas  dan  sekaligus  sebagai  wali  kelas  yang  diajarnya. Guru  kelas  hanya  berlaku  di  tingkat  Sekolah Dasar  SD
saja.  Sebagai  sekolah  inklusi    maka  guru  kelas  harus mengajar siswa yang normal dan siswa inklusi satu kelas
secara  bersama-sama.Lebih-lebih  sekolah  inklusi  yang belum  ada  Guru  Pembimbing  Khusus  GPK  maka  kerja
guru  kelas  harus  lebih  ekstra  dan membutuhkan
94
kesabaran  tersendiri.  Karena  tidak  semua  guru  bisa  dan mampu  mendidik  siswa    ABK  tanpa  adanya    kesabaran,
ketulusan,  keiklahasan,  ketekunan  yang  dimiliki.  Seperti pendapat kepala sekolah berikut ini:
Walaupun  saya  sebagai  kepala  sekolah baru, saya
berusaha  untuk  lebih  memberi  motivasi  atau  semangat kepada  guru-guru.  Karena  sekolah  kita  adalah  sekolah
inklusi  maka  dalam  mengajar  di  sekolah  tersebut  kita harus  siap  mental  dan  mempunyai  kesabaran.  Karena
yang  diajar  bukan  hanya  anak  normal  saja
tapi didalamnya  terdapat  siswa  ABK  yang  kemampuanya
berbeda  dengan siswa yang lainnya. Lebih-lebih terhadap siswa  ABK  yang  mempunyai  ketunaan.  Kalau  hanya
untuk  siswa  yang  slowleaner    mungkin  masih  bisa diarahkan.  Dalam  bekerja  seperti  ini  dasarnya  memang
harus  ibadah  sebagaimana  ajaran  yang  telah  diajarkan pada agama kami . wawancara tanggal 10 Maret 2016
Pendapat  lain  disampaikan  oleh  Mudinem  sebagai guru  kelas  tiga  yang  ada  siswa  tuna  rungu  tuna  rungu
sedang identifikasi dari sekolah sementara karena siswa tersebut kadang-kadang kalau dipanggil masih ada reaksi
atau  merespon  walau  hanya  sekali  dan  memang  belum ada  identifikasi  yang  pasti  dari  pihak    berwenang.  Tentu
siswa  yang  seperti  ini  membutuhkan  kesabaran  dan ketekunan  dalam  pelayanannya.Sebagaimana  pendapat
yang diucapkan  Mudinem adalah sebagai berikut:
Untuk  pertama  kali  mengajar  kelas  tiga  ini  saya  belum tahu  kalau  ada  siswa  ABK.  Karena  saya  juga  guru  baru
di  sekolah  ini  tetapi  setelah  satu  minggu  dan  berkat informasi  dari  kepala  sekolah dan  guru-guru  lain  saya
mulai  tahu  atau    paham  bahwa  mengajar  di  sekolah inklusi  memang  harus  sabar  dan  telaten.  Disamping  itu
siswa  ABK  juga  butuh  pendidikan  setidaknya  untuk dirinya  sendiri.  Dengan  demikian  saya  berusaha
semampu  saya  untuk  bisa  membimbing  siswa  tersebut
95 dan tentunya de ngan bantuan kepala sekolah dan guru
yang lainnya .wawancara tanggal 10 Maret 2016
Sebagai  penguat  argumentasi  di  atas  tentang kesabaran  dan  ketelatenan  dalam  mengajar  di  sekolah
inklusi  seperti  yang  diungkapkan  oleh Rindho  Budi Utomo sebagai berikut:
Pada  awal  penyelenggaraan  pendidikan  inklusi  ini  kami para  guru  juga  bingung  dan  belum  siap  karena  tidak
punya bekal
untuk melayani
siswa ABK.Dengan
bimbingan dan arahan dari kepala sekolah pada waktu itu lama-kelamaan kami berusaha semampu kita dengan niat
ihklas membantu anak-anak ABK agar bisa bersama-sama dengan  siswa  normal  belajar  bersama  di  sekolah  ini.Yang
kami  butuhkan  hanya  kesabaran,  kegigihan  serta keuletan untuk melayani mereka . wawancara tanggal 10
Maret 2016
Dari keterangan ketiga sumber di atas dapat ditarik kesimpulan  bahwa  dalam  penyelenggaraan  sekolah
inklusi  dibutuhkan  persiapan  yang  cukup,  baik  kesiapan mental  maupun  kesiapan  moral  yang  berupa  kesabaran,
ketelatenan,  keikhlasan    dan  keuletan  untuk melayani siswa  ABK.  Karena  tanpa  adanya  kesabaran,  keuletan,
ketekunan  maka  pendidikan  inklusi  tidak  akan  bisa berjalan dengan baik. Selain penjelasan dari nara sumber
keterangan  mengenai  persiapan  penyelenggaraan  sekolah inklusi  juga  diperoleh  dari  dokumen  yang  berupa  hasil
notulen pertemuan. 4.2.2.2.3 Guru Bidang Studi
Guru bidang
studi atau
juga disebutguru
matapelajaran  bisanya  berlaku  di  sekolah  lanjutan
96
setingkat  SLTP  atau  SLTA.  Pada  umumnya  untuk  guru bidang  studi  ditingkat  sekolah  dasar  meliputi
guru agama,  guru  penjas  atau  guru  olah  raga.Pekerjaan
sebagai  guru  termasuk  pekerjaan  formal  dan  profesional baik  guru  yang  mengajar  ditingkat  bawah  paud  sampai
yang  mengajar  ditingkat  menengah  SLTA.Dikatakan formal  karena  guru  mengajar  dilembaga  resmi
dan waktunya  ditentukan  atau  diatur.  Sedangkan  dikatakan
profesional  karena  guru  mempunyai  keahlian  tertentu sesuai  kualifikasinya  yang  tidak  dimiliki  oleh  orang  lain.
Begitu  juga  guru  bidang  studi  keberadaannya  sangat dibutuhkan  untuk  sekolah  inklusi.  Tugas  guru  bidang
studi  sama  dengan  guru  kelas  atau  GPK  yaitu membimbing  dan  melayani  siswa  ABK  sesuai  mata
pelajaran yang
diampunya. Sebagaimana
yang diungkapkan kepala sekolah sebagai berikut:
Di  sekolah  inklusi  keberadaan  guru  bidang  studi  sangat dibutuhkan. Karena dengan keberadaan guru bidang studi
siswa  ABK  akan  mendapatkan  penga- laman  atau
pelajaran  tertentu.  Contohnya  guru  agama  maka  akan mengajarkan  akhlaq  atau  ilmu  agama,  guru  olah  raga
tentunya juga akan mengajari  teori dan praktek olah raga yang  mampu  siswa  ABK  lakukan  sehingga  mempunyai
ketrampilan    untuk  hidupnya .  wawancara  tanggal 12Maret 2016
Begitu  juga  pendapat  dari  Kundori  guru  agama islam  yang menyatakan sebagai berikut:
Saya  termasuk  guru  agama  baru  di  sekolah  inklusi  ini karena merangkap  untuk  memenuhi  jam  kerja.  Sebelum
saya disini
dirangkap guru
wiyata dari
sekolah tetangga.Pendidikan  agama  sangat  penting  diajarkan
97 kepada
anak-anak termasuk
anak ABK.
Dengan pendidikan  agama  ahklaq  anak  akan  terbentuk.  Saya
memprogramkan  kepada mereka  menulis  kaligrafi  untuk meng  embangkan  bakat  atau  potensi  pada  anak-anak
termasuk anak ABK . wawancara tanggal 12Maret 2016
Pendapat  Kepala  Sekolah  dan  Kundori  diperkuat oleh  pendapat  Sugiyarso  sebagai  guru  penjaskes  atau
olah raga yang menyatakan sebagai berikut:
Sebagai  sekolah  penyelenggara  inklusi  saya  selaku  guru olah  raga    harus  bertindak  lebih  hati-hati  karena  anak-
anak  yang  saya  ajar  tidak  hanya  anak  normal  saja  tetapi ada anak ABK yang harus saya layani dan bimbing secara
bersama. Agar ketahuan bakatnya dan kemapuannya saya berusaha  untuk  mencari  dengan  mengajarkan  beberapa
cabang  olah  raga  melalui  eksta  sehingga  nantinya  bisa ditangani  secara  khusus .  wawancara  tanggal 12Maret
2016
Dari  penjelasan  ketiga  nara  sumber  di  atas  dapat ditarik  kesimpulan  bahwa  keberadaan  guru  bidang  studi
atau  guru  mata  pelajaran  sangat  dibutuhkan  dalam penyelenggaraan  sekolah  inklusi  guna  membantu  anak-
anak  khususnya  anak  ABK  agar  bakat  atau  kemampuan yang  dimiliki  bisa  berkembang  sesuai  kematangan
usianya  sebagai  life  skillnya.  Pembianaan  tersebut difokuskan pada kegiatan ekstakurikuler.
4.2.2.2.4 Tenaga AdministrasiPenjaga Meskipun sebagai tenaga administrasi atau penjaga
mereka  juga  mempunyai  peran  dalan  penyelenggaraan pendidikan  inklusi.    Peran  tenaga  tehnis  tentu  berbeda
dengan  peran  guru  kelas  atau  guru  bidang  studi.  Kalau peran  guru  kelasbidang  studi  bisa  langsung  kepada
98
siswa  ABK,  tetapi  kalau  peran  tenaga  tehnis  bisa langsung  dan  tidak  langsung.  Sebagaimana  yang
diungkapkan  Susanto  sebagai  penjagatenaga  adminis- trasi sebagai berikut:
Kadang  saya  dimintai  bantuan  oleh  kepala  sekolah untuk  membimbing  siswa  ABK  melukis  dalam  lomba
POPDA  di  tingkat  kecamatan  maupun  lomba-lomba  di tingkat  kabupaten.  Karena  saya  sedikit-sedikit    bisa
menggambar.  Popda  tahun  ini  lomba  seni  lukis mendapat  juara  dua  ditingkat  kecamatan .wawancara
tanggal 15 Maret 2016
Hal  senada  juga disampaikan  oleh  kepala  sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
Sekolah  kami  mempunyai  tenaga  administrasipenjaga yang  mempunyai  kemampuan  melukis  dengan  baik  bila
dibanding kan dengan bapakibu guru lainnya. Untuk itu bila  ada  lomba  lukis saya suruh
untuk  membimbing siswa yang  dipersiapkan  untuk  mengikuti  lomba,  baik
siswa  normal  maupun  siswa ABK.Dalam  lomba  Popda tahun  ini  siswa  dari  SDN  1  Panimbo mendapat  juara
duauntuk seni lukis .wawancara tanggal 15 Maret 2016
Dari  keterangan  hasil  wawancara menunjukkan bahwa  selain  guru  tenaga  kependidikan  dalam  hal  ini
penjagatenaga administrasi
juga berperan
dalam membimbing
siswa ABK
agar pendidikan
inklusi terlaksana.
4.2.2.3 Motivasi Guru Guru  adalah  penentu  keberhasilan  suatu  sekolah
baik  dari  segi  akademik  dan  non  akademik.  Baik  dan tidaknya  suatu  sekolah  tergantung  bagaimana  cara  guru
membimbing  atau  memberi  pelajaran  kepada  siswa-
99
siswinya.  Kalau  sekolah  ingin  mendapat  prestasi  maka guru-gurunya  juga harus  giat,  semangat  dan  mempunyai
motivasi  untuk maju.Wujud  motivasi  tersebut  bisa
ditunjukkan  dalam  bentuk  apapun  baik  dalam  tingkah laku,  dalam  RPP  maupun  dalam  pembelajaran.  Sebagai-
mana  pernyataan  dari  Rindho  Budi  Utomo  guru  kelas enam sebagi berikut:
Mengajar  di  sekolah  inklusi  berbeda  dengan  mengajar  di sekolah  reguler  lainnya.  Mengajar  di  sini  harus  semangat
dan  mempunyai  motivasi  terutama  yang  berhubungan dengan  anak-anak  ABK  agar  mereka  juga  bisa bergaul
bersama-sama  kita, baik
di  kelas  maupun  di  luar kelas .wawancara tanggal 17 Maret 2016
Begitu  juga  yang  disampaikan  oleh  Wahyuningsih guru kelas dua sebagai berikut:
Saya  guru  baru  di  sekolah  ini.Pada  awal  saya  mengajar saya belum tahu kalau sekolah ini sekolah inklusi.Karena
yang  diajar  ada  anak  ABK  maka  sebagai  pendidik  kita harus  punya semangat  dan  motivasi  tersendiri  untuk
melayani  mereka  agar  mereka  juga  bisa  menerima  kita dengan  baik  sehingga  mau  menerima  pelajaran  yang  kita
ajarkan . wawancara tanggal 17 Maret 2016
Sebagai  guru  lebih-lebih  mengajar  di  sekolah inklusi  dibutuhkan
motivasi  yang    lebih  bila  dibanding mengajar  di  sekolah  reguler  lainnya.  Ini  bukan  berarti
mengajar  di  sekolah  reguler  tidak  butuh  motivasi  akan tetapi  motivasi  yang  dibutuhkan  tentu  berbeda    dengan
yang  di  sekolah  inklusi.  Karena  dengan  motivasi  yang tinggi  maka  anak-anak  ABK  juga  akan  merespon  apa
yang disampaikan. 4.2.2.4 Karakteristik peserta didik
100
Sudah  barang  tentu  bila  dilihat  karakteristiknya sebagai sekolah inklusi  menunjukkan  adanya perbedaan
yang  mencolok  antara  siswa  normal  dan  siswa  ABK.  Ini bisa  dilihat  dari  tingkah  laku  maupun  kebiasaan  sehari-
hari yang dilakukan dari siswa-siswi. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah yang
menuturkan sebagai berikt:
Sebagai  sekolah  inklusi  bila  dilihat  karakteristik  dari anak-anak    sangat beragam.  Terutama  anak-anak  ABK
kadang-kadang  menunjukkan  sikap  yang  aneh-anah seperti  Bagas  siswa  kelas  tiga  saat  tanda  masuk
dibunyikan  ia  ikut  masuk  kelas  tetapi  beberapa  saat kemudian  kelaur  dan  tidak  mau  masuk  lagi .wawancara
tanggal 19 Maret 2016
Bukti  lain  mengenai  karakteristik  siswa  juga disampaikan oleh Muhamad Lutfhi sebagai berikut:
Anak-anak  kelas  yang  sekarang  ini  secara  keseluruhan menurut  dan  tertib  bila  dibandingkan  dengan  kelas
lainnya. Hal ini saya bisa membanding- kan karena ketika kelas  lima  tahun  kemarin  saya  yang  mengajarnya.  Akan
tetapi  kelas  lima  yang  sekarang  saya  ajar  ada  beberapa siswa yang agak bandel dan kalau diberi tugas masih ada
yang  tidak  tidak  mengerjakan .wawancara  tanggal 19 Maret 2016
Kesimpulan dari
hasil wawancara
di atas
menunjukkan  bahwa  karakteristik  peserta  didik  di  SD Negeri  1  Panimbo  sangat  beragam.Terlebih  bagi  siswa
ABK  kadang-kadang  menunjukkan  sifat-sifat  yang  aneh dan  sulit  dimengerti  oleh  guru-guru  maupun  siswa
lainnya.
4.2.3  Komponen Proses