71
4.2.2 Komponen Input
Agar pelaksanaan pendidikan inklusi bisa berjalan maka perlu adanya program.Untuk itu SD Negeri 1
Panimbo telah menyusun program tersebut agar penge- lolaan anak ABK ada acuannya.Program tersebut bisa
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Program Pendidikan Inklusi SDN 1 Panimbo
No Rencana
Pelaksanaan Rujukan
Target 1
Sosialisasi Pendidikan Inklusi
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Pemerintah
Desa, masyarakat
Awal tahun ajaran
2 Identifikasi ABK
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Tenaga
ahli psikologi
Awal tahun ajaran
3 Whorkshop
Penyelenggaraan Inklusi
Kepala Sekolah,
Guru Pemerintah
Selama program
berjalan 4
Kerjasama Dengan Tenaga Ahli
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Kepala Seklah,
Guru,Komite Selama
program berjalan
5 Pengadaan GPK
Kepala Sekolah,
Guru SLB,
pemerintah Selama
program berjalan
6 Sumber Dana
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Komite,
masyarakat, pemerintah
Selama program
berjalan 7
Pengadaan Sarpras Kepala
Sekolah, uru,Komite
Komite, masyarakat,
pemerintah Selama
program berjalan
8 Menjalin Kerja
sama dengan Stakeholder
Kepala Sekolah,
Guru,Komite Masyarakat
dan narasumber
Selama program
berjalan 9
Membina Siswa ke Arah Life Skill
Kepala Sekolah,
Guru GPK Kepala
Sekolah, guru, GPK
Selama program
berjalan 10
Menyiapkan Program PPI
Kepala Sekolah,
Guru Kepala
Sekolah, guru, GPK
Selama program
berjalan
72 Sumber : Hasil wawancara dan dokumen sekolah
4.2.2.1Sosialisasi Pendidikan Inklusi Sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah diseki-
tar untuk persiapan pelaksanaan pendidikan inklusi sudah dilakukan baik pada waktu penerimaan murid
baru, dalam pertemuan-pertemuan maupun acara-acara di masyarakat agar pihak orang tua ABK atau masyarakat
pada umumnya tahu dan mau untuk menyekolahkan anaknya di sekolah inklusi yang ada yaitu di SD Negeri 1
Panimbo. Sebagaimana penjelasan guru SD Negeri 1 Panimbo berikut:
Pada saat sebelum sekolah inklusi di selenggarakan di SDN 1 Panimbo kepala sekolah bersama dengan guru-
guru melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah di sekitar Desa Panimbo. Tujuan sosialisai ini agar
masyarakat dan orang tua yang mempunyai anak ABK tahu dan bisa menye- kolahkan anaknya. Anak-anak ABK
tidak harus bersekolah di SDLB atau SLB yang ada di kota kabupaten tapi bisa belajar di sekolah inklusi yang ada
terdekat .wawancara tanggal 17 Februari 2016
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Panimbo juga menjelas- kan sebagai berikut:
Di SD ini saya baru menjabat sebagai kepala
sekolah.Ketika sekolah ini ditunjuk untuk melaksanakan pendidikan inklusi saya sebagai kepala sekolah di SD
Negeri 2 Panimbo yang berada di di sebelah timur dari SDN 1 Panimbo.Pada waktu itu kepala sekolah dan guru-
guru pernah melakukan sosialisasi di SD saya pada saat ada pertemuan dengan wali murid . wawancara tanggal
17 Februari 2016
Hal senada juga dituturkan Sunadi sebagai komite yang sudah dua kali terpilih dan menjadi ketuanya
sebagai berikut:
73 Pendidikan inklusi di Desa Panimbo adalah hal yang baru
bagi masyarakat.Apalagi ditingkat Kecamatan Kedungjati juga belum ada sehingga untuk pelaksanaanya pasti ada
hambatannya. Agar masalah tersebut bisa diatasi sosialisai kepada masyarakat dilakukan supaya paham
dan tahu akan pentingya pendidikan, serta menerima keberadaan sekolah inklusi yang ada di SDN 1 Panimbo.
Untuk sosialisasi dengan sekolah lain SDN 1 Panimbo sudah melakukan di SDN 2 Panimbo sebagai sekolah
tetangga dan dimasyarakat .wawancara tanggal
17 Februari 2016
Sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi SD Negeri 1 Panimbo juga menerima murid dari wilayah
luar Desa Panimbo yang berada disekitarnya. Karena SD Negeri 1 Panimbo berdekatan dengan wilayah Kecamatan
Wonosegoro tepatnya Desa Bengle. Dari masyarakat Desa Bengle yang berada dekat wilayah Desa Panimbo juga
bersekolah di SD Negeri 1 Panimbo bahkan ada anak ABK tuna rungu belum ada identifikasi yang resmi dari pihak
terkait dan slowleaner.Untuk kegiatan sosialisasi pada awal penyelengaraan biaya dibebankan pada BOS yang
ada. Sedangkan untuk sosialisasi lanjutan setelah mendapatkan beasiswa dari APBD tingkat I anggaran
diambilkan dari beasiswa yang diterima siswa ABK sesuai proposal yang telah dibuat. bukti dokumen
4.2.2.2 Identifikasi siswa ABK Sekolah inklusi menerima semua siswa yang ingin
masuk di sekolah inklusi baik siswa normal maupun siswa yang mempunyai kekurangan difabel.Untuk
pembelajarannya menjadi satu kelas atau belajar secara
74
bersama-sama.Untuk identifikasi siswa ABK SD Negeri 1 Panimbo belum menjalin kerjasama dengan rumah sakit
jiwa RSJ yang ada.Hal ini karena rumah sakit jiwa letaknya jauh dari lokasi sekolah yaitu adanya di Wilayah
Semarang.Untuk mengetahui siswa ABK yang masuk sekolah, dari pihak sekolah atau bapak ibu guru hanya
berpedoman pada jenis kekurangan yang mereka alami misalnya lamban belajar, lumpuh, kurang pendengaran
atau jenis lainnya. Identifikasi siswa ABK ini dilakukan pihak sekolah
pada saat penerimaan siswa baru.Harapannya kedepan untuk identifikasi siswa
ABK ini bisa dilakukan kerjasama antara pihak sekolah dengan tenaga ahli atau
psikolog dari rumah sakit jiwa RSJ agar siswa ABK yang ada benar-benar bisa dideteksi sesuai jenis kelainannnya
sehingga pelayanannya bisa lebih tepat. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah yang menya-
takan:
Identifikasi siswa ABK di sekolah kami baru dilakukan oleh pihak sekolah atau guru dengan cara melihat jenis
kelainan yang mereka alami. Setelah itu baru kita katakan jenis kelainan nya. Hal ini dilakukan karena
sekolah belum menjalin kerjasama dengan tenaga ahli atau pihak rumah sakit jiwa RSJ yang ada. Mudah-
mudahan hal ini bisa segera diatasi dengan kerjasama pada pihak yang berwenang kalau ada dana atau beasiswa
lagi .wawancara tanggal 20 Februari 2016
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Wahyuningsih guru kelas dua sebagai berikut:
75 Awal tahun pelajaran saat penerimaan murid baru pihak
sekolah dan guru mendaftar siswa yang masuk sambil menyeleksi siswa ABK yang ada. Kalau ada siswa ABK
yang jelas kecacadannya kita beri tanda siswa ABK tetapi untuk menentukan siswa yang slowleaner baru setelah
beberapa
minggu dalam
pembelajaran di
kelas .wawancara tanggal 20 Februari 2016
Pendapat di atas diperkuat oleh Sunadi selaku ketua komite SD Negeri 1 Panimbo yang menyatakan:
SDN 1 Panimbo sebagai sekolah inklusi sampai saat ini belum menjalin kerjasama dengan pihak rumah sakit jiwa
yang ada sehingga untuk mengidentifikasi siswa ABK, sekolah berpedoman pada jenis kekurangan yang mereka
alami .wawancara tanggal 20 Februari 2016
Jadi dari penjelasan nara sumber di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengidentifikasi jenis ABK
yang ada di sekolah SD Negeri 1 Panimbo selama ini hanya berpedoman pada jenis kecacadan yang mereka
alami belum ada tes secara resmi dari tenaga ahli atau RSJ terkait. Hal ini disebabkan karena kepala sekolah
yang menjabat sering dimutasi, belum adanya dana untuk melakukan idenfikasi ke RSJ dan juga jarak RSJ
yang jauh dari sekolahan sehingga identikasi siswa ABK selama ini yang secara tepat sesuai jenis kekurangannya
belum bisa terlaksana. 4.2.2.3 PelatihanWorkshopPendidikan Inklusi
Pemerintah dalam mengambil kebijakan mengenai sekolah inklusi tentunya juga sudah dipersiapkan sejak
dini agar program pendidikan inklusi bisa berjalan dengan baik. Aturan tersebut supayalembaga sekolah
76
penyelenggara inklusi bisa terlaksana sesuai aturan yang ada. Adapun kebijakan tersebut salah satunya adalah
pengadaan workshop bagi sekolah penyelenggara inklusi. Workshop atau pelatihan yang pernah diikuti oleh SD
Negeri 1 Panimbo tahun 2010 yaitu workshop yang diselenggarakan oleh BP-Diksus Semarang yang diikuti
oleh kepala sekolah dan satu guru yang telah ditunjuk oleh sekolah sebagai perwakilan. Karena untuk kepala
sekolahnya pada waktu itu masih dirangkap maka yang ikut pelatihan akhirnya guru semua. Kemudian pada
tahun 2014 juga pernah mengikuti
workshop atau
pelatihan di Semarang lagi tapi untuk kali ini hanya satu orang guru yang dikirim karena untuk kepala sekolah
pada waktu itu masih dirangkap kepala sekolah dari SD lain.Dengan adanya workshop atau pelatihan tersebut
harapannya SD Negeri 1 Panimbo sebagai sekolah penyelenggara inklusi guru-gurunya
bisa dan mampu mendidik anak ABK dengan baik. Tetapi hal tersebut
justru malah kebalikannya karena dua orang guru yang pernah mengikuti pelatihan tadi dua-duanya sudah
dimutasi dari SD Negeri 1 Panimbo yang satu kembali ke asal wilayahnya di Rembang sedangkan yang satunya lagi
dimutasi di SD Negeri 2 Panimbo sebagai mana penjelasan kepala sekolah sebagai berikut:
Untuk kelancaran penyelengaraan pendidikan inklusi di SDN 1 Panimbo ini pihak pemerintah khususnya
Pemerintah Provinsi
sudah berusaha
memberikan
77 whorkshop atau pelatihan bagi sekolah-sekolah inklusi
se-Jateng agar penyelenggaraannya bisa bejalan sesuai peraturan, akan tetapi di SDN 1 Panimbo ini guru-guru
yang pernah ikut workshop sekarang sudah dimutasi semua sehingga untuk pembelajaran terutama siswa ABK
menjadi
kurang maksimal .wawancara
tanggal 22
Februari 2016
Keterangan kepala sekolah tersebut diperjelas oleh Rindho Budi Utomo guru kelas enam sebagai berikut:
Pada tahun yang lalu SDN 1 Panimbo guru-gurunya sudah pernah ada yang mengikuti whorkshop atau
pelatihan inklusi di Semarang. Bahkan ada dua orang guru yang pernah ikut pelatihan tapi sekarang dua guru
tersebut sudah pindah semua. Jadi guru-guru yang ada sekarang dalam mengajar siswa ABK ya semampu kita
sesuai
pengalaman yang
dimiliki. Tapi
walaupun demikian siswa ABK tetap kita layani dengan baik hanya
kurang maksimal saja karena kurangnya pengalaman kami .wawancara tanggal 22 Februari 2016
Dari penjelasan Kepala Sekolah dan Rindho Budi Utomo tersebut diperkuat oleh Sutardiyanto selaku
komite sekolah sebagai berikut: BapakIbu guru SDN 1 Panimbo pada waktu itu sudah ada yang ikut pelatihan
inklusi di Semarang, tapi guru tersebut sekarang sudah dipindah ke sekolah lain .
Untuk pelaksanaan workshop
penyelenggaraan pendidikan inklusi di SD Negeri 1 Panimbo ini sebetul-
nya sudah pernah dilakukan oleh guru-guru. Hanya saja bapakibu guru yang sudah pernah mengikuti pelatihan
sekarang tidak mengajar lagi di SD Negeri 1 Panimbo maka untuk pembelajaran
bagi siswa ABK menjadi kurang maksimal karena guru-guru yang ada tidak
78
mempunyai pengetahuan yang cukup untuk siswa ABK. Kepala Sekolah berencana mengirim guru-guru untuk
whorkshop pendidikan inklusi agar SD Negeri 1 Panimbo guru-gurunya mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
dalam memberikan pelayanan kepada anak-anak berke- butuhan khusus ABK, sehingga program pendidikan
inklusi di SD ini bisa lebih baik lagi. Studi dokumentasi berupa hasil sertifikat dan RKTRKS sekolah yang ada.
4.2.2.5 Kerjasama Dengan Tenaga Ahli Yang dimaksud dengan team ahli yaitu orang yang
mempunyai ilmu kejiwaan atau psikologi.Orang yang mempunyai keahlian ini biasa disebut tenaga psykiater.
Untuk mendapatkan tenaga ahli sekolah harus melaku- kan kerjasama dengan rumah sakit jiwa RSJ terkait.
Karena SD Negeri 1 Panimbo berada jauh dari RSJ maka untuk menjalin kerjasama dengan tenaga ahli sampai
saat ini belum terlaksana. Selain karena jauh juga terkendala masalah dana yang dibutuhkan. Agar
apayang sudah diprogramkan tersebut bisa terlaksana maka perlu adanya campur tangan pemerintah baik
pemerintah pusat,
provinsi maupun
pemerintah daerah.Disamping itu perlu juga dukungan dari pihak
ketiga donatur agar pendidikan inklusi di SD Negeri 1 Panimbo bisa terwujud.
4.2.2.5 Pengadaan Guru Pembimbing Khusus GPK Guru pembimbing khusus GPK adalahguru yang-
79
bertugas membimbing anak-anak ABK yang berasal dari lulusan pendidikan SLB atau yang sederajat. Guru
pembimbing khusus ini sudah mempunyai keahlian terhadap anak-anak ABK. SD Negeri 1 Panimbo sebagai
sekolah penyelenggara inklusi sampai saat ini belum mempunyai GPK. Padahal kehadirannya sangat dibutuh-
kan sekolah agar bisa membantu guru kelas dalam melayani anak berkebutuhan khusus ABK. Keberadaan
SDLB yang ada jauh dari sekolah yaitu dikota kabupaten. Jarak tempuh ke kabupaten dari sekolah dua jam lebih
dengan mengendarai sepada motor. Disamping itu untuk mendatangkan GPK dari kabupaten masih terkendala
dengan dana. Untuk bantuan dari APBD 1 baik beasiswa maupun bantuan operasional untuk tahun 2015 juga
tidak ada. Sekolah dalam memberikan layanan kepada siswa ABK kalau tidak ada bantuan beasiswa maka hanya
bersumber dari dana BOS yang ada dan digunakan untuk kepentingan operasional sekolah secara bersama-sama
dengan siswa normal lainnya. Mengenai GPK kaitannya dengan sekolah inklusi seperti hasil wawancara dengan
kepala sekolah sebagai berikut:
Sebagai sekolah
inklusi kehadiran
GPK sangat
dibutuhkan oleh sekolah. Karena dengan adanya GPK yang sudah mempunyai pengalaman dalam melayani
siswa ABK sehingga siswa ABK yang ada di SDN 1 Panimbo akan terlayani dengan lebih baik lagi. Akan tetapi
sampai saat ini sekolah belum bisa mendatangkan GPK karena terkendala dengan dana. Untuk melayani siswa
ABK dilakukan guru kelas masing-masing .wawancara tanggal 24 Februari 2016
80
Pendapat tersebut diperkuat oleh Rindho Budi Utomo sebagai berikut:
Sekolah belum mempunyai guru pembimbing khusus GPK, maka guru kelas yang bertindak sebagai GPK
dengan bekal dan kemampuan yang ada agar siswa ABK juga mendapat pelayanan pendidikannya . wawancara
tanggal 24 Februari 2016
Selain itu pendapat dari Mudinem guru kelas tiga juga menjelaskan sebagai berikut:
Sebagai sekolah inklusi kalau hanya mengandalkan guru kelas saja untuk membimbing siswa ABK hasilnya tidak
akan maksimal.Kami selaku guru kelas sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan
kepada siswa ABK, tetapi karena kemam- puan kami yang terbatas maka hasilnya juga belum maksimal. Mestinya
pemerintah harus memikirkan sekolah inklusi yang belum mempunyai GPK untuk menugaskan atau mengangkat
GPK di sekolah inklusi walaupun hanya satu guru sehingga
pelayanan pada
siswa yang
mempunyai kebutuhan khusus menjadi lebih baik .wawancara tangal
24 Februari 2016
Hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pembelajaran di SD Negeri 1 Panimbo
terutama untuk melayani siswa ABK selama ini masih dilakukan oleh guru kelas dan belum pernah mendatang-
kan guru pembimbing khusus. Padahal keberadaan GPK sangat dibutuhkan sekali di sekolah inklusi agar siswa
ABK yang ada bisa terlayani lebih baik lagi karena GPK mempunyai pengalaman khusus untuk mendidik siswa
yang membutuhkan pelayanan khusus. 4.2.2.6 Sumber Dana Inklusi
Sumber dana untuk penyelenggaraanpendidikan-
81
inklusi di SD Negeri 1 Panimbo berasal dari APBD Provinsi dan dana BOS sekolah. Dana yang berasal dari
APBD 1 biasanya berupa beasiswa inklusi dan dana operasional. Untuk memperoleh dana tersebut sekolah
harus membuat proposal setelah ada perintah atau petunjuk dari Pemerintah Kabupaten setempat. Penga-
juan bantuan beasiswa atau dana operasional tidak setiap tahun ada tergantung pada pemerintah provinsi APBD 1.
Bantuan beasiswa yang pernah diperoleh siswa ABK digunakan untuk keperluan mereka. Karena yang
mendapat beasiswa hanya beberapa siswa saja tidak sesuai jumlah ABK yang ada maka dari pihak sekolah
membagikan kepada semua siwa ABK yang ada dengan bagian yang sama. Bantuan operasional yang pernah
diterima di SD Negeri 1 Panimbo sebagai sekolah inklusi diujudkan barang sehingga barang tersebut kadang tidak
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sekolah. Karena dana bantuan atau beasiswa untuk siswa ABK
juga tidak setiap tahun ada, maka sekolah kalau hanya mengandalkan dana BOS yang ada juga tidak cukup.
Untuk mencari bantuan dari pihak lain juga masih kesulitan karena wilayah di SD Negeri 1 Panimbo berada
jauh dari industri atau perusahaan-perusahaan.
82 Tabel 4.2
Data ABKpenerima beasiswa tahun 2014 No
Nama Kelas
LP Jenis ABK
Ket 1
Gisela Nabila Syakieb
1 P
Slowleaner 2
Septriasa Ramadani 1
P Slowleaner
3 Adha Desi Lutfiana
1 P
Slowleaner 4
Aditya 2
L Slowleaner
5 Antono
2 L
Slowleaner 6
Bagas Aji Santoso 2
L Tuna rungu sedang
7 Rahayu Ningsih
3 P
Slowleaner 8
Tri Yantik 3
P Slowleaner
9 Septi Wahyuningsih
4 P
Slowleaner 10
Johana Kusuma 4
L Slowleaner
11 Jesen
4 L
Slowleaner 12
Bagas Saputra 4
L Slowleaner
13 Denik Murtasiyah
5 P
Slowleaner 14
Rendy Aditya 5
L Slowleaner
15 Wahyu Pujilestari
5 P
Slowleaner 16
Endik Setiyawan 6
L Slowleaner
17 Andi Romandhon
6 L
Slowleaner 18
Eliyani 6
P Slowleaner
Hasil dokumen beasiswa ABK 2014
4.2.2.7 Pengadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di SD Negeri 1 Panimbo seba
gai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi masih sangat kurang. Hal ini karena untuk ruang kelas saja
sampai sekarang belum lengkap baru ada lima kelas sehingga untuk kelas dua harus masuk siang. Dari pihak
sekolah sebetulnya sudah berusaha mengajukan proposal ke pemerintah terkait melalui UPTD Pendidikan setempat
tetapi belum dapat teralisasi.Tentunya tidak hanya ruangan kelas saja yang kurang di sekolah inklusi juga
83
perlu ada ruangan untuk bimbingan khusus bagi anak ABK.
Untuk sarana dan prasarana lain SD Negeri 1 Panimbo pada tahun 2011 mengajukan proposal ke APBD
1 untuk peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan inklusi. Proposal tersebut dari pemerintah provinsi
diujudkan berupa barang-barang meliputi: peralatan drumband, organ, komputer, LCD, handy camp, puzzel
dan kepentingan kebutuhan inklusi lainnya. Harga bantuan tersebut diperkirakan mencapai Rp.50.000.000
karena sekolah memang tidak menerima rincian harga barangnya, yang diterima hanya daftar nama barang-
barang yang ada. Pengelolaan dan penyimpanan peralatan yang ada
dikelola oleh tenaga administrasi sekaligus sebagai penjaga sekolah. Karena sekolah belum mempunyai
gudang yang layak hanya ada ruangan kecil saja maka peralatan yang ada kurang bisa terawat dengan
baik.Bahkan peralatan tersebut sudah ada yang rusak dan mahal untuk penyervisannya sehingga dibiarkan
begitu saja.Sebagai pengelola dan penyimpanan barang tentu tugasnya tidak hanya menyimpan saja tetapi juga
mencatat dan mengiventariskan barang-barang yang dimiliki sekolah. Petugas ini sekarang dikenal dengan
nama petugas aset sekolah. Seperti penjelasan kepala sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
84 Agar peralatan sekolah yang ada bisa bermanfaat perlu
adanya pengelolaan dan penyimpanan. Sebagai petugas aset saya serahkan kepada tenaga administrasi yang nota
benenya adalah penjaga sekolah dan sudah diangkat CPNS tahun 2014 yang lalu .wawancara tanggal 27
Februari 2016
Begitu juga pendapat Susanto sebagai petugas aset yang menyatakan sebagai berikut:
Sebagai petugas aset saya telah mencatat barang-barang milik sekolah termasuk peralatan bantuan dari APBD 1
untuk siswa ABK. Selain masuk dalam buku inventaris barang-barang tersebut perlu kelola dan dirawat tapi
sayang gudang
penyimpan barang
belum layak .wawancara tanggal 27 Februari 2016
Dari penjelasan kepala sekolah dan petugas aset di atas dapat disimpulkan bahwa untuk sarana dan prasa-
rana di SD Negeri 1 Panimbo sebagai penyelenggara pendidikan inklusi masih jauh dari harapan karena
masih banyak kekurangannya baik sarana maupun prasananya.Untuk itu perlu adanya perhatian dari pihak
pemerintah yang lebih serius lagi agar pendidikan inklusi yang sudah dilaksanakan di SD Negeri 1 Panimbo bisa
berjalan dengan baik. Hasil dari lapangan mengenai sarana dan prasaran
yang belum ada di SD Negeri 1 Panimbo dapat dilihat data seperti di bawah ini:
85 Tabel 4.3
Sarpras yang belum ada di SDN 1 Panimbo No
Nama Barang Manfaat
1 Ruang Kelas
Untuk pembelajaran 2.
Perpustakaan Wacana membaca dan belajar
3. Ruang Bimbingan
Untuk bimbingan ABK 4.
Kursi Roda Sarana ABK tuna daksafolio
5. Alat Peraga
KBM 6.
Alat Olah Raga Mengembangkan bakat ABK
Hasil pengamatan lapangan
4.2.2.8MenjalinKerjasama dengan Stakeholder Kerjasama sangat dibutuhkan dalam penyeleng-
garaan pendidikan inklusi. Kerjasama tersebut berguna untuk mendukung agar pelaksanaan pendidikan inklusi
dikenal oleh masyarakat umum. Setelah tahu atau kenal harapannya bagi orang tua yang mempunyai anak ABK
mau menyekolahkan di sekolah inklusi terdekat. 4.2.2.8.1 Tokoh Masyarakat
Sebagai tokoh masyarakat sangat besar pengaruh- nya dalam kehidupan di lingkungnnya.Untuk itu sekolah
sangat membutuhkan orang-orang seperti itu agar dima- syarakat mereka juga bisa mensosialisasikan pendidikan
inklusi kepada masyarakat yang ada dilingkungannya untuk mendukung terselenggaranya pendidikan inklusi di
sekolah.
86
4.2.2.8.2 Komite Sekolah Setiap lembaga pendidikan mempunyai mitra kerja
untuk mendukung program sekolah.Mitra kerja tersebut adalah komite sekolah.Tugas komite membantu sekolah
dalam melaksanakan program pendidikan yang dijalan- kan agar terlaksana dengan baik.SD Negeri 1 Panimbo
dalam merencanakan program pendidikan inklusi juga melibatkan komite sekolah. Berikut pernyataan Sunadi
selaku ketua komite:
Komite adalah sebagai mitra kerja sekolah untuk itu saya dan
teman-teman sewaktu-waktu
dibutuhkan siap
membantu semampunya demi kemajuan pendidikan anak-anak bangsa.Dalam merencanakan program sekolah
juga melibatkan komite walaupun tidak semua anggota tapi cukup perwakilan saja.Untuk sarpras terutama
gedung di SDN 1 Panimbo ini kurang karena memang luas tanah juga tidak mencukupi. Melalui pertemuan antara
pihak sekolah, komite, tokoh masyarakat dan wali murid telah menyepakati untuk membeli tanah seluas ± 75 m²
hasil dari iuran wali murid dan pihak sekolah. Untuk pembangunannya baru diajukan ke pemda setempat dan
sampai saat ini belum teralisasi .wawancara tanggal 1 Maret 2016
Dari pendapat komite tersebut diperkuat oleh pendapat kepala sekolah yang menyatakan sebagai
berikut:
Secara umum pihak sekolah dalam merencanakan
program tidak lupa melibatkan komite lebih-lebih sekolah penyelenggara inklusi seperti SDN 1 Panimbo ini. Tugas
komite menampung aspirasi dari masyarakat lalu disampaikan pihak sekolah untuk masukan dalam
membuat program baik program secara umum maupun program inklusi .wawancara tanggal 1 Maret 2016
87
Pendapat tersebut diperkuat oleh Rindho Budi Utomo sebagai berikut:
Dalam menyusun program inklusi sekolah ini tidak lupa mengundang komite sekolah. Peran komite sangat penting
terutama untuk menampung aspirasi dari masyarakat yang bisa digunakan untuk masukan dalam menetapkan
program inklusi .wawancara tanggal 1 Maret 2016
Sudah jelas bahwa komite sekolah sangat dibutuh- kan keberadaannya oleh pihak sekolah dalam perencana-
an program yang berhubungan dengan sekolah inklusi di SD Negeri 1 Panimbo ini. Karena komite sekolah sebagai
wakil dari masyarakat dan orang tua wali murid untuk menyampaikan aspirasi kepada pihak sekolah.
4.2.2.8.3 Orang Tua Wali Wali Murid Selain hubungan dengan komite sekolah, hubungan
dengan orang wali murid juga sangat penting. Terlebih hubungan dengan orang tua ABK. Dengan adanaya
hubungan yang baik maka keharmonisan antara sekolah dengan orang tua wali akan memudahkan untuk men-
dapatkan informasi yang menyangkut dengan siswa berkebutuhan khusus secara mudah.
Pelayanan pendidikan di sekolah berkisar antara empat hingga tujuh jam saja sedangkan di rumah siswa
waktunya lebih banyak. Ini artinya orang tua dalam membimbing putra-putrinya di rumah lebih lama
dibanding bapak ibu guru di sekolah. Orang tua yang memperhatikan perkembangan anak ABK-nya sangat
besar manfaatnya untuk masa depannya. Sebagaimana
88
hasil wawancara dengan Ibu Sumiyem yang mempunyai anak ABK sebagai berikut:
Sebagai orang tua wali murid saya sangat mendukung SDN 1 Panimbo sebagai sekolah inklusi. Saya mem- punyai
anak ABK yaitu pendengarannya terganggu kalau dipanggil.hanya sekali bisa menjawab dan selanjutnya
hanya tertawa-tawa saja bila dipanggil. Sekarang sudah kelas tiga dan mengenai hasil belajarnya terserah bapak
ibu guru yang penting dia mau berkumpul dengan teman- temannya di sekolah. Masalahnya kalau di rumah selalu
pergi
kemana saja
kadang-kadang tidak
terkontrol .wawancara tanggal 3 Maret 2016
Pendapat dari Ibu Sumiyem diperkuat oleh pendapat Ibu Dwi Rahayu orang tua wali dari Gading
Satria Adinata kelas 1 siswa tuna daksafolio
Saya mempunyai anak lumpuh dan sudah usia sekolah. Sekarang sudah saya sekolahkan di SDN 1 Panimbo.
Karena saya asli orang Panimbo dan rumah saya jarak dari sekolah kurang lebih hanya lima ratus meter saja.
Saya senang anak saya bisa bersekolah walaupun saya setiap hari harus mengantarnya. Untuk perencanaan
program inklusi saya kurang paham karena anak saya juga baru kelas satu yang penting apa yang diajarkan
sekolah
kepada anak-anak
baik, kita
harusmendukungnya .wawancara tanggal 3 Maret 2016
Hal tersebut di atas juga didukung hasil wawan- cara dengan Ibu Wartiyem wali murid dari Jacinta yang
anaknya normal sebagai berikut:
Biarpun anak saya sekolah bersama-sama anak ABK, saya tidak menghiraukan keberadaanya. Karena mereka
juga pengen sekolah dan berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Sebagai orang tua kita harus menghargai
terhadap anak-anak
yang mempunyai
kebutuhuan khusus ABK agar mereka juga mendapat pendidik-an
sebagaimana yang diperoleh anak normal . wawancara tanggal 3 Maret 2016
89
Hasil wawancara dari ketiga nara sumber di atas dapat disimpulkan bahwa wali murid sangat mendukung
dengan adanya penyelenggaraan sekolah inklusi yaitu SD Negeri 1 Panimbo. Mereka merasa senang karena anaknya
bisa sekolah, begitu juga dengan wali murid yang lain merekajuga bisa menerima keberadaan siswa ABK yang
ada disekolah. Bukti lain berupa dokumen orang tua yang selalu menunggu anaknya karena masih ada siswa kelas
satu yang belum mau tinggal orang tuanya sehingga 4.2.2.9Membina Siswa ke Arah Life Skill
Sekolah berusaha dalam melayani siswa-siswi ABK yang ada,
tujuannya agar mereka bisa mandiri. Maksudnya bahwa siswa ABK yang sudah bersekolah di
SD Negeri 1 Panimbo selain mereka bisa menikmati pen- didikan setidaknya ia dapat melakukan sesuatu sendiri
yang dianggap mampu tanpa bantuan orang lain orang tua. Misalnya memakai baju, makan dan lain-lain.
4.2.2.9.1 Prestasi yang diperoleh siswa ABK Setiap
manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.Kemampuan
tersebut dinamakan
bakat.Begitu juga halnya dengan siswa ABK.Meskipun siswa ABK tentu juga mempunyai bakat di dalam dirinya.
Untuk mengembangkan bakat tersebut perlu dilatih dan dibim- bing agar bisa menonjol. Lebih-lebih siswa ABK
yang bersekolah di SD Negeri 1 Panimbo rata-rata adalah siswa
slowleaner atau siswa lambat belajar.Lambat
90
belajar ini biasanya berhubungan dengan membaca atau menulis dan menerima materi pelajaran. Sedangkan
dibidang lain seperti melukis, menyanyi atau olah raga tentu siswa ABK ini ada yang mampu. Hal ini sesuai hasil
wawancara dengan Susanto sebagai tenaga administrasi atau penjaga yang pernah membimbing siswa ABK untuk
lomba lukis sebagai berikut:
Saya pernah membimbing Bagas siswa slowleaner mengikuti lomba dikabupaten yang diselenggarakan oleh
PLAN di Grobogan mendapat juara dua dan mendapat hadiah sepeda. Kemudia tahun ini mengikuti lomba lukis
POPDA ditingkat kecamatan juga juara dua . wawancara tanggal 5 Maret 2016
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Sugiyarso sebagai guru olah raga sebagai berikut: Pada tahun yang
lalu Ihksan siswa slow leaner pernah ikut seleksi bola POPDA tingkat kecamatan juga terpilih ikut mewakili
tingkat Kecamatan Kedungajati walau akhirnya dikalah- kan oleh Kecamatan Tegowanu .
Selanjutnya kepala sekolah juga mempertegas dari kedua pendapat tersebut bahwa :
Pada POPDA tahun ini 2016 dari sekolah kami mengikuti lomba lukisoleh Bagas siswa slowleaner yang sudah
beberapa kali mengikuti lomba lukis mendapat juara dua di tingkat kecamatan. Sebetulnya dari dua yuri sudah
memenangkan menjadi juara satu tetapi ada satu yuri yang
menyatakan dalam
menggambarnya Bagas
menggunakan penggaris akhirnya digeser men- jadi juara kedua .wawancara tanggal 5 Maret2016
Ini membuktikan bahwa siswa ABK juga mem- punyai potensi di bidang non akademik yang perlu
91
dikembangkan. Walaupun di SD Negeri 1 Panimbo belum mempunyai GPK tetapi juga sudah mampu membimbing
siswa ABK mencapai prestasi apalagi kalau ada guru GPK-nya pasti akan lebih meningkat lagi.
4.2.2.10Menyiapkan Program PPI Untuk hasil pelaksanaan program pendidikan
individual PPI tidak terlaksana.Hal ini karena untuk mewujudkan PPI membutuhkan pengetahuan khusus
yang mestinya dimiliki oleh GPK.Berhubung di SD Negeri 1 Panimbo sebagai sekolah inklusi belum mempunyai
GPK maka hasilnya untuk mengembangkan program pendidikan individual tidak berjalan.Selain dari itu guru-
guru kelas yang biasa menangani anak-anak ABK menyatakan belum mampu dan tidak paham mengenai
PPI. 4.2.2.2Sumber Daya Manusia atau Guru
Sumber daya manusia atau tenaga pendidik dan kependidikan di SD Negeri 1 Panimbo terdiri dari bebe-
rapa komponen antara lain meliputi: 4.2.2.2.1 Kepala Sekolah
Peran kepala sekolah sebagai manajer atau pimpinan sangat besar manfaatnya dalam penyeleng-
garaan pendidikan inklusi. Karena untuk menentukan program inklusi dibutuhkan pemikiran yang komplek
dan pandangan yang luas agar bisa menghasilkan progran yang baik atau strategis. Disamping itu kepala
92
sekolah juga harus pandai-pandai memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah berupa apa saja untuk men-
dukung terselenggaranya pendidikan inklusi di sekolah yang dipimpinnya. Belum lagi kalau ada perubahan atau
pengembangan kurikulum yang disesuiakan dengan ke- butuhan siswa ABK agar semuan siswa terpenuhi akan
kebutuhan pendidikannya. Hal ini sesuai dengan prinsip pendidikan inklusi yaitu melayani pendidikan untuk
semua tanpa perbedaan agar lulusan atau out put mem- punyai ketrampilan untuk hidupnya.
Hal ini sesuai yang diungkapkan Aprilia Damayanti mengenai pentingnya peran kepala sekolah sebagai
berikut;
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam menentukan program di sekolah. Program tersebut
meliputi program akademik maupun non akademik. Apalagi sebagai sekolah inklusi tentu dalam membuat
program berbeda dengan sekolah yang bukan inklusi. Dalam pembuatan program tersebut juga dibantu oleh
guru-guru sehingga bisa memberi masukan bila ada program yang kurang sesuai. Tapi walaupun demikian
berhasil dan tidaknya program adalah tangggungjawab kepala sekolah .wawancara tanggal 8 Maret 2016
Pendapat lain yang mendukung dari pernyataan Aprilia Damayanti adalah Wahyuningsih yang menutur-
kan sebagai berikut:
Program pendidikan sekolah inklusi di sekolah kami disusun
secara bersama-sama
setelah melakukan
pertemuan terlebih dahulu. Dalam menyususun program ini juga disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
sarpras di sekolah yang ada. Kepala Sekolah diharapkan mampu membimbing guru-guru sesuai potensi yang
93 dimilki sehingga program inklusi bisa terlaksana sesuai
tujuan dengan baik .wawancara tanggal 8 Maret 2016
Kedua pendapat di atas diperkuat dengan pendapat Sugiyarso yang menyatakan bahwa:
Penyelenggaraan pendidikan inklusi di SDN 1 Panimbo programnya disusun atau direncanakan oleh kepala
sekolah bersama-sama bapakibu guru melalui perte- muan terlebih dahulu. Dengan demikian maka apa yang
kita butuhkn untuk kepentingan inklusi guru-guru bisa memberi masukan, tapi tanggungjawab program ada
ditangan kepala sekolah .wawancara tanggal 8 Maret 2016
Dari keterangan tiga nara sumber di atas jelas bahwa peran kepala sekolah dalam menyusun atau
membuat program sekolah inklusi sangat menentukan akan keberhasilan program apakah berhasil atau tidak.
Tergantung bagaimana manajemen kepala sekolah dalam menerapkan progran tersebut, karena guru-guru hanya
sebagai pelaksana program saja dan tanggungjawab sepenuhnya ada di kepala sekolah.
4.2.2.2.2 Guru Kelas Guru kelas adalah gurupendidik yang mengajar di
kelas dan sekaligus sebagai wali kelas yang diajarnya. Guru kelas hanya berlaku di tingkat Sekolah Dasar SD
saja. Sebagai sekolah inklusi maka guru kelas harus mengajar siswa yang normal dan siswa inklusi satu kelas
secara bersama-sama.Lebih-lebih sekolah inklusi yang belum ada Guru Pembimbing Khusus GPK maka kerja
guru kelas harus lebih ekstra dan membutuhkan
94
kesabaran tersendiri. Karena tidak semua guru bisa dan mampu mendidik siswa ABK tanpa adanya kesabaran,
ketulusan, keiklahasan, ketekunan yang dimiliki. Seperti pendapat kepala sekolah berikut ini:
Walaupun saya sebagai kepala sekolah baru, saya
berusaha untuk lebih memberi motivasi atau semangat kepada guru-guru. Karena sekolah kita adalah sekolah
inklusi maka dalam mengajar di sekolah tersebut kita harus siap mental dan mempunyai kesabaran. Karena
yang diajar bukan hanya anak normal saja
tapi didalamnya terdapat siswa ABK yang kemampuanya
berbeda dengan siswa yang lainnya. Lebih-lebih terhadap siswa ABK yang mempunyai ketunaan. Kalau hanya
untuk siswa yang slowleaner mungkin masih bisa diarahkan. Dalam bekerja seperti ini dasarnya memang
harus ibadah sebagaimana ajaran yang telah diajarkan pada agama kami . wawancara tanggal 10 Maret 2016
Pendapat lain disampaikan oleh Mudinem sebagai guru kelas tiga yang ada siswa tuna rungu tuna rungu
sedang identifikasi dari sekolah sementara karena siswa tersebut kadang-kadang kalau dipanggil masih ada reaksi
atau merespon walau hanya sekali dan memang belum ada identifikasi yang pasti dari pihak berwenang. Tentu
siswa yang seperti ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam pelayanannya.Sebagaimana pendapat
yang diucapkan Mudinem adalah sebagai berikut:
Untuk pertama kali mengajar kelas tiga ini saya belum tahu kalau ada siswa ABK. Karena saya juga guru baru
di sekolah ini tetapi setelah satu minggu dan berkat informasi dari kepala sekolah dan guru-guru lain saya
mulai tahu atau paham bahwa mengajar di sekolah inklusi memang harus sabar dan telaten. Disamping itu
siswa ABK juga butuh pendidikan setidaknya untuk dirinya sendiri. Dengan demikian saya berusaha
semampu saya untuk bisa membimbing siswa tersebut
95 dan tentunya de ngan bantuan kepala sekolah dan guru
yang lainnya .wawancara tanggal 10 Maret 2016
Sebagai penguat argumentasi di atas tentang kesabaran dan ketelatenan dalam mengajar di sekolah
inklusi seperti yang diungkapkan oleh Rindho Budi Utomo sebagai berikut:
Pada awal penyelenggaraan pendidikan inklusi ini kami para guru juga bingung dan belum siap karena tidak
punya bekal
untuk melayani
siswa ABK.Dengan
bimbingan dan arahan dari kepala sekolah pada waktu itu lama-kelamaan kami berusaha semampu kita dengan niat
ihklas membantu anak-anak ABK agar bisa bersama-sama dengan siswa normal belajar bersama di sekolah ini.Yang
kami butuhkan hanya kesabaran, kegigihan serta keuletan untuk melayani mereka . wawancara tanggal 10
Maret 2016
Dari keterangan ketiga sumber di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penyelenggaraan sekolah
inklusi dibutuhkan persiapan yang cukup, baik kesiapan mental maupun kesiapan moral yang berupa kesabaran,
ketelatenan, keikhlasan dan keuletan untuk melayani siswa ABK. Karena tanpa adanya kesabaran, keuletan,
ketekunan maka pendidikan inklusi tidak akan bisa berjalan dengan baik. Selain penjelasan dari nara sumber
keterangan mengenai persiapan penyelenggaraan sekolah inklusi juga diperoleh dari dokumen yang berupa hasil
notulen pertemuan. 4.2.2.2.3 Guru Bidang Studi
Guru bidang
studi atau
juga disebutguru
matapelajaran bisanya berlaku di sekolah lanjutan
96
setingkat SLTP atau SLTA. Pada umumnya untuk guru bidang studi ditingkat sekolah dasar meliputi
guru agama, guru penjas atau guru olah raga.Pekerjaan
sebagai guru termasuk pekerjaan formal dan profesional baik guru yang mengajar ditingkat bawah paud sampai
yang mengajar ditingkat menengah SLTA.Dikatakan formal karena guru mengajar dilembaga resmi
dan waktunya ditentukan atau diatur. Sedangkan dikatakan
profesional karena guru mempunyai keahlian tertentu sesuai kualifikasinya yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Begitu juga guru bidang studi keberadaannya sangat dibutuhkan untuk sekolah inklusi. Tugas guru bidang
studi sama dengan guru kelas atau GPK yaitu membimbing dan melayani siswa ABK sesuai mata
pelajaran yang
diampunya. Sebagaimana
yang diungkapkan kepala sekolah sebagai berikut:
Di sekolah inklusi keberadaan guru bidang studi sangat dibutuhkan. Karena dengan keberadaan guru bidang studi
siswa ABK akan mendapatkan penga- laman atau
pelajaran tertentu. Contohnya guru agama maka akan mengajarkan akhlaq atau ilmu agama, guru olah raga
tentunya juga akan mengajari teori dan praktek olah raga yang mampu siswa ABK lakukan sehingga mempunyai
ketrampilan untuk hidupnya . wawancara tanggal 12Maret 2016
Begitu juga pendapat dari Kundori guru agama islam yang menyatakan sebagai berikut:
Saya termasuk guru agama baru di sekolah inklusi ini karena merangkap untuk memenuhi jam kerja. Sebelum
saya disini
dirangkap guru
wiyata dari
sekolah tetangga.Pendidikan agama sangat penting diajarkan
97 kepada
anak-anak termasuk
anak ABK.
Dengan pendidikan agama ahklaq anak akan terbentuk. Saya
memprogramkan kepada mereka menulis kaligrafi untuk meng embangkan bakat atau potensi pada anak-anak
termasuk anak ABK . wawancara tanggal 12Maret 2016
Pendapat Kepala Sekolah dan Kundori diperkuat oleh pendapat Sugiyarso sebagai guru penjaskes atau
olah raga yang menyatakan sebagai berikut:
Sebagai sekolah penyelenggara inklusi saya selaku guru olah raga harus bertindak lebih hati-hati karena anak-
anak yang saya ajar tidak hanya anak normal saja tetapi ada anak ABK yang harus saya layani dan bimbing secara
bersama. Agar ketahuan bakatnya dan kemapuannya saya berusaha untuk mencari dengan mengajarkan beberapa
cabang olah raga melalui eksta sehingga nantinya bisa ditangani secara khusus . wawancara tanggal 12Maret
2016
Dari penjelasan ketiga nara sumber di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan guru bidang studi
atau guru mata pelajaran sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan sekolah inklusi guna membantu anak-
anak khususnya anak ABK agar bakat atau kemampuan yang dimiliki bisa berkembang sesuai kematangan
usianya sebagai life skillnya. Pembianaan tersebut difokuskan pada kegiatan ekstakurikuler.
4.2.2.2.4 Tenaga AdministrasiPenjaga Meskipun sebagai tenaga administrasi atau penjaga
mereka juga mempunyai peran dalan penyelenggaraan pendidikan inklusi. Peran tenaga tehnis tentu berbeda
dengan peran guru kelas atau guru bidang studi. Kalau peran guru kelasbidang studi bisa langsung kepada
98
siswa ABK, tetapi kalau peran tenaga tehnis bisa langsung dan tidak langsung. Sebagaimana yang
diungkapkan Susanto sebagai penjagatenaga adminis- trasi sebagai berikut:
Kadang saya dimintai bantuan oleh kepala sekolah untuk membimbing siswa ABK melukis dalam lomba
POPDA di tingkat kecamatan maupun lomba-lomba di tingkat kabupaten. Karena saya sedikit-sedikit bisa
menggambar. Popda tahun ini lomba seni lukis mendapat juara dua ditingkat kecamatan .wawancara
tanggal 15 Maret 2016
Hal senada juga disampaikan oleh kepala sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
Sekolah kami mempunyai tenaga administrasipenjaga yang mempunyai kemampuan melukis dengan baik bila
dibanding kan dengan bapakibu guru lainnya. Untuk itu bila ada lomba lukis saya suruh
untuk membimbing siswa yang dipersiapkan untuk mengikuti lomba, baik
siswa normal maupun siswa ABK.Dalam lomba Popda tahun ini siswa dari SDN 1 Panimbo mendapat juara
duauntuk seni lukis .wawancara tanggal 15 Maret 2016
Dari keterangan hasil wawancara menunjukkan bahwa selain guru tenaga kependidikan dalam hal ini
penjagatenaga administrasi
juga berperan
dalam membimbing
siswa ABK
agar pendidikan
inklusi terlaksana.
4.2.2.3 Motivasi Guru Guru adalah penentu keberhasilan suatu sekolah
baik dari segi akademik dan non akademik. Baik dan tidaknya suatu sekolah tergantung bagaimana cara guru
membimbing atau memberi pelajaran kepada siswa-
99
siswinya. Kalau sekolah ingin mendapat prestasi maka guru-gurunya juga harus giat, semangat dan mempunyai
motivasi untuk maju.Wujud motivasi tersebut bisa
ditunjukkan dalam bentuk apapun baik dalam tingkah laku, dalam RPP maupun dalam pembelajaran. Sebagai-
mana pernyataan dari Rindho Budi Utomo guru kelas enam sebagi berikut:
Mengajar di sekolah inklusi berbeda dengan mengajar di sekolah reguler lainnya. Mengajar di sini harus semangat
dan mempunyai motivasi terutama yang berhubungan dengan anak-anak ABK agar mereka juga bisa bergaul
bersama-sama kita, baik
di kelas maupun di luar kelas .wawancara tanggal 17 Maret 2016
Begitu juga yang disampaikan oleh Wahyuningsih guru kelas dua sebagai berikut:
Saya guru baru di sekolah ini.Pada awal saya mengajar saya belum tahu kalau sekolah ini sekolah inklusi.Karena
yang diajar ada anak ABK maka sebagai pendidik kita harus punya semangat dan motivasi tersendiri untuk
melayani mereka agar mereka juga bisa menerima kita dengan baik sehingga mau menerima pelajaran yang kita
ajarkan . wawancara tanggal 17 Maret 2016
Sebagai guru lebih-lebih mengajar di sekolah inklusi dibutuhkan
motivasi yang lebih bila dibanding mengajar di sekolah reguler lainnya. Ini bukan berarti
mengajar di sekolah reguler tidak butuh motivasi akan tetapi motivasi yang dibutuhkan tentu berbeda dengan
yang di sekolah inklusi. Karena dengan motivasi yang tinggi maka anak-anak ABK juga akan merespon apa
yang disampaikan. 4.2.2.4 Karakteristik peserta didik
100
Sudah barang tentu bila dilihat karakteristiknya sebagai sekolah inklusi menunjukkan adanya perbedaan
yang mencolok antara siswa normal dan siswa ABK. Ini bisa dilihat dari tingkah laku maupun kebiasaan sehari-
hari yang dilakukan dari siswa-siswi. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah yang
menuturkan sebagai berikt:
Sebagai sekolah inklusi bila dilihat karakteristik dari anak-anak sangat beragam. Terutama anak-anak ABK
kadang-kadang menunjukkan sikap yang aneh-anah seperti Bagas siswa kelas tiga saat tanda masuk
dibunyikan ia ikut masuk kelas tetapi beberapa saat kemudian kelaur dan tidak mau masuk lagi .wawancara
tanggal 19 Maret 2016
Bukti lain mengenai karakteristik siswa juga disampaikan oleh Muhamad Lutfhi sebagai berikut:
Anak-anak kelas yang sekarang ini secara keseluruhan menurut dan tertib bila dibandingkan dengan kelas
lainnya. Hal ini saya bisa membanding- kan karena ketika kelas lima tahun kemarin saya yang mengajarnya. Akan
tetapi kelas lima yang sekarang saya ajar ada beberapa siswa yang agak bandel dan kalau diberi tugas masih ada
yang tidak tidak mengerjakan .wawancara tanggal 19 Maret 2016
Kesimpulan dari
hasil wawancara
di atas
menunjukkan bahwa karakteristik peserta didik di SD Negeri 1 Panimbo sangat beragam.Terlebih bagi siswa
ABK kadang-kadang menunjukkan sifat-sifat yang aneh dan sulit dimengerti oleh guru-guru maupun siswa
lainnya.
4.2.3 Komponen Proses