111
Data yang diperoleh dari narasumber dilakukan pada saat-saat tertentu menyesuaikan keadaan sekolah.
Untuk wawancara dengan kepala sekolah menyesuaikan kegiatan kepala sekolah. Untuk wawancara dengan guru-
guru dilakukan
sewaktu-waktu. Sedangkan
untuk wawancara dengan komite sekolah peneliti mendatangi ke
rumah dan untuk wawancara dengan orang tua wali juga datang ke rumah.
Setelah data
terkumpul kemudian
peneliti membuat laporan evaluasi sambil membenahi keleng-
kapan atau kekurangan data yang ada. Selanjutnya peneliti menulis hasil dari penelitian yang sudah lengkap
dari data yang diperoleh sebagai laporan penelitian yang peneliti lakukan yaitu: Evaluasi Program Pendidikan
Inklusi di SD Negeri 1 Panimbo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun 2016 dengan berpedoman
pada prosedur penelitian.
4.2.4 Komponen Produk
4.2.4.1 Kemampuan siswa ABK Dalam sekolah inklusi bahwa anak-anak yang
belajar di sekolah tersebut terdiri dari siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus ABK. Arti berkebutuhan
khusus bukan berarti anak yang mengalami kekurangan saja akan tetapi berkebutuhan khusus yang dimaksud di
dalamnya terdapat siswa yang mempunyai kelebihan intelegensinya.
112
Di sekolah inklusi SD Negeri 1 Panimbo kebetulan siswa ABK-nya tidak ada yang mempunyai kecerdasan IQ
yang lebih, yang ada kebanyakan slowlearner dan keca- cadan.Namanya juga siswa ABK tentu untuk kemam-
puan dalam menerima pelajaran juga berbeda dengan siswa normal.Walaupun demikian sedikit demi sedikit
lama-lama mereka juga bisa mengalami perubahan terutama siswa yang
slowleaner. Sebagaimana hasil wawancara dengan Rindho Budi Utomo guru kelas enam
sebagai berikut: Kemampuan siswa ABK belum bisa mengikuti sesuai dengan siswa lain yang normal tetapi
juga sudah mengalami perubahan. Terutama anak-anak slowleaner .
Hal tersebut juga dperkuat oleh Aprilia Damayanti guru kelas empat yang menyatakan bahwa:
Siswa ABK di SDN 1 Panimbo terutama yang ada di kelas empat dalam mengkuti pelajaran tidak semuanya jelek.
Mereka sudah ada perubahan terutama dalam membaca untuk siswa slowleaner yang dulu-dulunya susah banget
tapi kini sedikit-sedikt sudah bisa . wawancara tanggal 7 April 2016
Kedua Pendapat diperkuat oleh Mudinem guru kelas tiga yang menyatakan sebagai berikut:
Bagas adalah siswa ABK yang mengalami gangguan pendengaran sedang.Dia sesekali disuruh menirukan
yang diucapkan oleh guru atau temannya dia bisa menirukan
atau mengikuti
walau hanya
sekali pengucapan . wawancara tanggal 7 April 2016
Dari hasil wawancara ketiga guru di atas bisa disimpulkan bahwa anak-anak ABK yang bersekolah di
113
SDN 1 Panimbo dalam mengikuti pelajaran dari bapakibu guru sudah ada perubahan atau bisa
menerima walau tidak selancar siswa yang noramal.Hal ini karena usaha yang dilakukan guru kelas dengan
penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tidak sia-sia terbukti mem- bawa hasil meskipun tidak maksimal.
4.2.4. 2 Perkembangan siswa ABK Mengajar di sekolah inklusi berbeda dengan meng-
ajar di sekolah yang bukan inklusi.Mengajar di sekolah inklusi dibutuhkan tingkat kesabaran, keuletan, kete-
kunan, dan keikhlasan.Hal ini dikarenakan ada dua kategori siswa yang kemampuannya berbeda. Bagi guru
baru akan terasa sedih atau jengkel saat awal mengajar, tetapi lama-kelamaan juga akan terbiasa dengan situasi
dan kondisi yang ada yaitu butuh kesabaran. Siswa ABK dalam pembelajaran di kelas awal masih
butuh bimbingan yang sangat ekstra bila dibanding siswa ABK yang sudah di kelas atasnya.Dari beberapa siswa
ABK baik yang slowleaner maupun yang mengalami kekurangan fisik setelah naik di kelas yang lebih tinggi
ada perkembangan dalam pembelajarannya.Sebagaimana yang disampaikan oleh Aprilia Damayanti guru kelas
empat sebagai berikut:
Dulu ketika saya mengajar di kelas tiga Aditia Maulana siswa ABK slowleaner masih susah kalau disuruh
membaca hanya diam saja.Sekarang setelah di kelas empat sudah mulai bisa membaca meskipun belum
114 lancar. Ini memang butuh ketekunan dalam membimbing
dan mengajarinya .wawancara tanggal 9 April 2016
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Rindho Budi Utomo guru kelas enam yang menyatakan sebagai beikut:
Pada saat awal saya mengajar di kelas enam ada siswa yang lambat belajarnya. Kemampuan membacanya masih
belum lancar, tetapi setelah saya ajar dan saya bimbing dengan sabar mengalami perubahan mungkin juga karena
faktor kematangan
usianya.Tetapi kalau
untuk pengetahuan hasilnya masih jauh bila dibandingkan
dengan siswa yang normal . wawancara tanggal 9 April 2016
Begitu juga pendapat kepala sekolah yang mengajar mulok bahasa jawa untuk kelas empat sampai kelas
enam menyatakan:
Ketika saya mengajar bahasa jawa di kelas lima Rony setiawan siswa ABK slowleaner disuruh membaca bahasa
jawa juga belum bisa. Kemudian saya bimbing dan saya tuntun dalam membacanya sekarang sudah mulai bisa
membaca dengan cara mengejanya . wawancara tanggal 9 April 2016
Dari hasil wawancara ketiga nara sumber di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk kemampuan siswa
ABK dalam pembelajarannya di SD Negeri 1 Panimbo juga mengalami perubahan. Sejalan dengan tingkatan kelas
dan tingkat kematangan perkembangan usianya. 4.2.4. 3 Kemampuan siswa ABK Bersosialisasi
Sebagai mahkluk sosial manusia saling membutuh- kan antara manusia satu dengan manusia lainnya.Karena
manusia tidak bisa hidup sendiri.Kehidupan yang saling membutuhkan antara manusia satu dengan manusia
lainya untuk
saling membantu
disebut berso-
115
sialisai.Begitu juga
siswa ABK
walaupun dirinya
mengalami kekurangan mereka juga perlu teman untuk bermain bersama.Siswa ABK yang bersekolah di SD
Negeri 1 Panimbo baik yang slowleaner maupun yang mengalami kekurangan fisik mampu bergaul dengan baik
bersama teman-teman yang normal lainnya.Begitu juga Bagas Aji Santoso yang mengalami ketunarunguan
sedang juga bisa begaul dengan teman-teman normal lainnya.Sedangkan Satria Gading Adiwinata siswa ABK
tuna daksa folio kelas satu juga bisa bermain dengan teman-temannya meskipun diikuti oleh ibunya.Hasil ini
diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan. 4.2.4. 4 Hubungan Antara Siswa ABK dengan ABK lain
Diantara siswa ABK yang bersekolah di SD Negeri 1 Panimbo tidak menunjukkan adannya ketertutupan diri
mereka.Artinya siswa ABK yang ada bisa saling ber- teman, bergaul dan bermain bersama-sama baik antara
siswa ABK dengan siswa ABK maupun siswa ABK dengan siswa yang normal.
Disaat sebelum masuk dan saat istirahat mereka tampak bersama-sama dalam bermain maupun dalam hal
lainnya.Sepintas diantara mereka tidak ada perbeda- annya.Mana siswa ABK dan mana siswa yang normal
kecuali siswa ABK yang mengalami kecacadan fisik- nya.Perbedaan itu baru tahu setelah masuk di kelas dan
diberi pelajaran oleh gurunya masing-masing.
116
Dari sekian siswa ABK yang bersekolah di SD Negeri 1 Panimbo masih ada tiga siswa yang masih
ditunggui orang tuanya termasuk siswa yang tuna daksa folio karena mereka masih kelas satu. Tetapi dalam
bergaul dengan teman-teman mereka baik-baik saja tidak menunjukkan keanehan atau malu. Hasil dari pengama-
tan langsung dilapangan
4.5 Hambatan dan Solusi 4.5.1 Hambatan