82
mendalam dan kurang memperhatikan masalah lingkungan hidup yang lain. Karena itu, menurut penulis jika masalah lingkungan hidup belum memberikan dampak yang besar
terhadap kenyamanan hidup warga masyarakat, mungkin GKS belum membahasnya secara serius hingga saat ini. Padahal lingkungan hidup merupakan salah satu hal mendasar dan
memerlukan perhatian serius dari semua pihak termasuk gereja. Mengingat dampak yang dihasilkan berpengaruh kepada banyak orang. Karena itu, seharusnya tidak menunggu sampai
masalahnya muncul baru mengkaji masalah lingkungan hidup, namun sebaiknya itu harus selalu diberikan perhatian yang serius dalam merancang program yang baik, terarah dan
spesifik supaya lingkungan hidup tetap terjaga karena hal ini berpengaruh pada kehidupan semua makhluk.
4.3 Masalah Lingkungan Hidup di GKS ditinjau dari berbagai perspektif
Bentuk kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup tidak saja ditinjau dari satu segi seperti pendidikan lingkungan namun masalah lingkungan hidup ini bersumber dari
aspek-aspek yang lain juga mendukung. Karena itu, dalam pembahasan berikut, penulis menganalisis masalah lingkungan hidup yang terjadi di GKS dari berbagai perspektif.
4.3.1 Perspektif Teologi Sosial
Masalah lingkungan hidup memang merupakan salah satu masalah sosial yang belum pernah selesai sampai saat ini. Apalagi masalah ini merupakan masalah
yang dialami oleh seluruh masyarakat dunia. Karena itu, muncul teologi sosial sebagai bentuk keprihatinan gereja terhadap berbagai masalah-masalah sosial yang muncul.
Teologi sosial tentunya berakar dari teologi itu sendiri yang berfungsi kritis
83
mengarahkan seluruh perhatian dan pengalaman orang beriman kepada yang mutlak sekaligus juga pengalaman itu dibagikan melalui kesaksian mengenai kasih Yesus
Kristus yang dirasakan. Untuk itulah, setiap teologi apapun pasti memiliki segi sosialnya
3
yang dapat dikembangkan sesuai dengan konteks sosialnya. Di GKS, pemahaman mengenai teologi sosial masih merupakan sesuatu
yang abstrak. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman GKS tentang dasar teologisnya sendiri terhadap lingkungan hidup yang masih kabur. Meskipun demikian, praktek-
praktek dari teologi sosial itu sendiri sudah ada. Di mana gereja juga ikut ambil bagian dalam memikirkan masalah-masalah sosial melalui kerja sama dengan pemerintah
untuk memperhatikan orang-orang yang kurang mampu. Menurut koordinator bidang kesaksian dan pelayanan, bentuk keprihatian GKS terhadap masalah sosial dilakukan
melalui pembagian beras padat karya ataupun pembagian anakan-anakan pohon umur panjang kepada warga jemaatnya.
4
Berdasarkan pemahaman dan aktivitas GKS dalam menyikapi masalah- masalah sosial yang ada, masalah penting yang perlu diperhatikan GKS yakni dasar
teologi sosial dan pemahaman yang baik dan benar terhadap teologi sosial itu sendiri. Jika kedua hal ini masih kabur maka pemaknaan GKS terhadap semua tindakan
konkret yang dilakukan juga kurang tepat sasaran. Karena GKS akan terjerat dalam kegiatan rutinitas yang dilakukan tanpa harus memahami dengan jelas alasan dibalik
kegiatan tersebut. Hal ini secara berkelanjutan akan terbawa hingga pada generasi yang akan datang di mana pemahaman mereka juga tentunya akan semakin kabur
3
Eka Darmaputera via Soegeng Hardiyanto, Pergumulan dalam pengharapan: Teologi Sosial dan Gerakan Keesaan
. BPK Gunung Mulia. 1999:Jakarta, 130.
4
Wawancara dengan bapak Yulius Rory Teofilus, koordinator bidang kesaksian dan pelayanan, kantor Sinode, 26 Oktober 2015, pukul 10:20 Wita.
84
tentang makna dari teologi sosial, jika saat ini tidak ada pemahaman yang jelas terkait lingkungan. Karena itu teologi sosial dipahami sebagai sebuah pemahaman teologis
ajaran prinsip-prinsip yang dapat membentuk makna dalam aktivitas sosial gereja bagi sesama. Screy juga menambahkan bahwa teologi sosial harus dilihat sebagai sebuah
usaha untuk mengembangkan lebih jauh etika sosial teologis yang berangkat dari ajaran sosial gereja.
5
Penekanannya yakni pada dasar teologis dan ajarannya yang terkait dengan pokok teologi dan ajaran.
Oleh karena itu, dalam menanganinya, dibutuhkan dasar yang kuat dan jelas sebagai penuntun dalam mengambil sikap dan tindakan. Salah satu dasar yang
harus diperhatikan dalam konteks GKS adalah dasar teologi. Dasar teologi ini berperan sentral karena sebagian besar manusia mengakui adanya kuasa yang berada
di luar dirinya yang mengatur seluruh kehidupan di alam semesta ini yakni, Tuhan dalam kehidupannya.
Jika dilihat dalam teologi Kristen, teologi tidak saja dipandang sebagai refleksi iman dalam praksis gereja, namun juga mendorong praksis gereja itu sendiri
dalam konteks konkret.
6
Pada pemahaman ini, teologi bukanlah sekedar teori belaka melainkan ia merupakan suatu tindakan nyata yang berdampak bagi banyak orang dan
lingkungan hidup. Di GKS, fokus perhatian terhadap masalah sosial terutama ditujukan kepada sesama manusia, seperti pelayanan diakonia, sedangkan perhatian
terhadap alam masih sangat terbatas. Keadaan ini tentunya merupakan kenyataan yang kurang seimbang. Karena yang ada di dunia ini bukan hanya manusia tetapi juga
5
Wawancara dengan bapak Yulius Rory Teofilus, koordinator bidang kesaksian dan pelayanan, kantor Sinode, 26 Oktober 2015, pukul 10:20 Wita.
6
Eka Darmaputera via Soegeng Hardiyanto, Pergumulan dalam pengharapan: Teologi Sosial dan Gerakan Keesaan
. BPK Gunung Mulia. 1999:Jakarta, 130.
85
lingkungan hidup. Namun di sisi yang lain diakui bahwa terdapat perhatian dan kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup tetapi bentuk kepedulian itu jika dikaitkan
dengan teologi sosial masih sangat terbatas. Jika diperhatikan lebih jauh, kebanyakan program yang dilakukan GKS mengikuti program pemerintah. GKS sendiri belum
mempunyai pemahaman yang mendalam tentang kepedulian terhadap lingkungan hidup. Pada prakteknya fokus dari kebanyakan program diarahkan untuk kepentingan
manusia. Dengan demikian, penulis dapat mengatakan bahwa teologi sosial yang ada di GKS masih bersifat antroposentris atau berpusat pada manusia. Sehingga GKS
perlu melihat kembali dan memperbaharui teologi sosial yang dibangun supaya diseimbangkan antara perhatian terhadap manusia dan juga lingkungan hidup.
Lebih lanjut hal tersebut tentunya dijalankan oleh GKS sebagai salah satu lembaga sosial yang berbasis pada iman Kristen.
4.3.2 Perspektif Fungsi Sosial Gereja