26
4. Pembagian Jam Mengajar Guru Sertifikasi
Dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2009 ini, di antaranya mengatur tentang jumlah beban mengajar wajib bagi guru, tugas
tambahan guru, guru layanan khusus dan lain-lainnya. Sedangkan pada Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 hanya merubah pada
pasal 5 dari Permendiknas No. 39 Tahun 2009 sebelumnya. Berikut ini isi utama gabungan dari Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009
dan Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tersebut.
C. Penelitian yang Relevan
1. Agus Suroyo 2010
Penelitian yang berjudul “Implikasi Kebijakan 24 Jam Mengajar
terhadap Optimalisasi peran Guru PAI dalam Proses Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Wonosari” tersebut dilakukan di Madrasah
Aliyah Negeri Wonosari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 1 Kebijakan yang
diambil para pengambil kebijakan terkait masalah 24 jam mengajar adalah, Mapenda Kementrian Agama Gunung kidul mengambil
kebijakan meningkatkan kegiatan di madrasah, meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru: Kepala MAN Wonosari mengambil kebijakan
memberi jatah 24 jam mengajar bagi guru yang tersertifikasi, mengurangi Guru tidak tetap dan melakukan koordinasi dengan madrasah swasta
untuk menampung guru yang kekurangan jam mengajar. 2
27
implementasi kebijakan 24 jam mengajar di MAN Wonosari belum sepenuhnya mengacu perundang-undangan yang berlaku. 3 kebijakan
24 jam mengajar berimplikasi positif terhadap peranan guru sebagai sumber
belajar, fasilitator,
pembimbing, motivator,
pengelola pembelajaran dan evaluator di dalam kelas. Dengan demikian berarti
kebijakan 24 jam mengajar tidak menjadi kendala untuk mengoptimalkan
peran guru PAI MAN Wonosari dalam proses pembelajaran.
2. Novi Fitrianingsih 2011
Penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Kinerja antara Guru Sertifikasi dan Guru Non Sertifikasi dalam Pembelajaran Di Madrasah
Ibtidaiyah MI Se- Kecamatan Pecangan Jepara” tersebut dilakukan
dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Adapun hasil dari data yang telah didapat dianalisis dengan analisis uji t dengan satu
variabel yaitu kinerja guru, dimana kinerja guru yang dimaksud adalah kinerja guru sertifikasi dan kinerja guru non sertifikasi. Berdasarkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa hipotesis alternatif ditolak artinya hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja antara guru
sertifikasi dan guru non sertifikasi dalam pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah MI Se-Kecamatan Pecangan Jepara. Pengujian hipotesis
penelitian menunjukkan bahwa : 1 Kinerja guru sertifikasi termasuk dalam kategori baik sekali yaitu berada pada interval 101-125 dengan
nilai rata-rata sebesar 101,4. 2 Kinerja guru non sertifikasi termasuk
28
dalam kategori baik yaitu berada pada interval 76-100 dengan nilai rata- rata sebesar 93,1. 3 Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan kinerja guru sertifikasi dan guru non sertifikasi dalam pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah MI Se-Kecamatan Pecangan
Jepara ditunjukkan dengan nilai t
hitung
1,693 lebih kecil dari t tabel untuk taraf signifikansi 5 1,734 maupun t
tabel
untuk taraf signifikansi 1.
D. Kerangka Pikir