Tinjauan Lukis Masspoor PEMBAHASAN

menjadi seorang pelukis, Masspoor juga mempunyai sebuah toko foto copy dan alat tulis yang lengkap. Bahkan sebelum toko dibuka, Masspoor masih sempat membuat karya-karya sederhana dengan cat air. Objeknya pun istrinya sendiri sebagai studi anatomi.

B. Tinjauan Lukis Masspoor

Masspoor adalah seniman yang aktif berkarya sampai sekarang, mengangkat banyak tema, salah satunya tema kehidupan disekitarnya dan membuatnya menjadi lebih bermakna. Masspoor mengabadikannya melalui sebuah karya dengan media cat minyak dan cat akrilik. Namun, seiiring dengan bertambahnya usia dan menurunnya kesehatan Masspoor karena sakit jantung dan asma, dia lebih sering menggunakan cat akrilik daripada cat minyak karena baunya tidak menyengat. Masspoor menekuni aliran realisme yang terinspirasi dari lukisan karya Basuki Abdullah. Sejak kecil dia sudah berlatih menggambar skets wajah sehingga mempunyai karakter sendiri dalam setiap karyanya. Masspoor mengumpulkan segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya, Basuki Abdullah dari berbagai macam sumber yang ada pada masa itu. Semuanya dikumpulkan menjadi sebuah kliping yang tebal dan lengkap. Seperti yang dituturkan Masspoor pada wawancara 6 Oktober 2016 Awit biyen aku kagum karo Basuki Abdullah dik. Dadi informasi opo wae sing tak temokne neng majalah, surat kabar, koran, kuwi tak guntingi gek tak tempel dadi kliping. Mikke Susanto wae sueneng ngerti klipingku iki dik. Hahahaa. Jare kok iso duwe artikel sampek lengkap kaya ngono. Tema yang diangkat Masspoor tidaklah sedikit, diantaranya adalah potret wanita, penari, pemain tenis, kehidupan sehari-hari, dan Reyog Ponorogo. Potret wanita dapat dilihat pada beberapa lukisannya yang berjudul “Potret Tati Yosepha” tahun 1973, lukisan “Potret penyanyi Ita Purnamasari” tahun 1991, lukisan “TTS” tahun 2011, lukisan “Tamara” tahun 2012, lukisan “Before” tahun 2008, lukisan “After” tahun 2015, lukisan “Issabela Adjani” tahun 2013, lukisan “Mata Najwa” tahun 2010, lukisan “Kristen Steward” tahun 2013, lukisan “Potret Puji Astuti Istri Masspoor” tahun 1986, lukisan “Potret R.A. Kartini” tahun 2015. Tema kehidupan sehari-hari biasa kita lihat pada keadaan di pasar, di jalanan, di sungai, di sawah, dan tempat-tempat lain yang menurut Masspoor indah untuk dilukis. Objek yang diambil Masspoor tak jauh-jauh dari lingkungan Ponorogo sendiri. Beberapa lukisan yang bertema kehidupan sehari-hari diantaranya adalah “Perjuangan I” tahun 2009, lukisan “Perjuangan II” tahun 2008, lukisan “Transaksi” tahun 2002, lukisan “Garis Merah Kehidupan” tahun 2011, lukisan ”Harta yang Berharga I-III” tahun 2008-2009, lukisan “Kuli Gendong Pasar Legi Ponorogo” tahun 2014, lukisan “Kuli Gamping” tahun 2009, lukisan “Tugas Ganda I- II” tahun 2010, lukisan “Pasar Pinggir Jalan” tahun 2002, lukisan “Panen Bolong” tahun 2010, lukisan “Ngrumpi” tahun 2009, lukisan “Pengungsi Madura” tahun 2011, lukisan “Wanita Pande Besi” tahun 2011, lukisan “Menunggu” tahun 2000. Tema Reyog juga merupakan tema yang banyak dibuat oleh Masspoor sebagai objek lukisnya karena kekagumannya terhadap kebudayaan di Ponorogo. Reyog merupakan satu-satunya tarian yang menggunakan topeng terbesar di Indonesia. Disamping itu, cerita dibalik tarian Reyog pun juga menarik untuk diabadikan. Beberapa lukisan yang bertema Reyog diantaranya adalah lukisan “Sastro dan Ganongan” tahun 2015, “Reyog Obyokan I-IV” tahun 2008-2011, lukisan “Reyog Iker” tahun 2009, lukisan “Pemain Reyog” tahun 1997, lukisan “Diantara Reyog Iker” tahun 2000, lukisan “Jatilan” tahun 2009, lukisan “Pemain Reyog Ngambeg” tahun 2011, lukisan “Modern vs Tradisi” tahun 2015, dan lukisan “Suminten Edan” tahun 2006.

C. Teknik Melukis Masspoor