a. Deskripsi
Lukisan Reyog Obyokan III berformat horizontal, dengan panjang 165 cm dan lebar 140 cm. Dibuat menggunakan media cat minyak dan cat akrilik diatas
sebuah kanvas. Lukisan ini menggambarkan tiga objek figur saja, tidak sebanyak pada objek lukisan Reyog Obyokan sebelumnya. Objek tersebut adalah Dhadak
Merak, penari Jathil yang menunggangi eblek kuda kepang, dan Bujangganong. Objek Dhadak Merak terletak di sebelah kiri dan dibuat sangat besar. Namun,
pada bagian atas dan bawahnya terpotong bingkai. Posisi Dhadak Merak divisualisasikan agak miring ke kanan dan terkesan sedang digerakkan, hal itu
dapat dilihat dari rambut Barongan kepala singa dan rumbai-rumbai Dhadak Merak yang dibuat menyamping dan melambung keatas. Bagian bulu merak
sebelah kanan juga dibuat berantakan yang menandai adanya suatu pergerakan. Sedangkan pada bagian sisi kiri digambarkan dengan garis-garis semu pengganti
bentuk bulu merak yang dikibaskan. Dalam lukisan ini, terdapat warna merah dan kuning yang dilukiskan pada
bagian mulut, ujung hidung Barongan, dan rumbai-rumbai yang ada pada Dhadak Merak. Seluruh gigi Barongan pada bagian depan dibuat runcing dan tajam,
namun ada dua gigi bagian belakang yang dibuat tumpul, hampir menyerupai bentuk persegi panjang. Pada bagian depan Dhadak Merak terdapat
tulisan “SENI REOG” dan ornamen berupa lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila
yang diapit oleh dua ekor harimau yang berhadapan. Tepat diatas Garuda Pancasila, bertengger seekor burung merak yang kurang jelas penggambarannya.
Dihadapan Dhadak Merak, terdapat seorang penari Jathil yang sedang menari. Divisualisasikan dengan warna monokrom hitam, penari Jathil menari dan
menunggangi eblek kuda kepang berwarna putih tanpa alas kaki. Biasanya, penari Jathil selalu memakai binggel gelang kaki, namun kali ini Jathil
dilukiskan tidak memakai binggel pada kaki. Posisi berdiri penari Jathil juga dibuat tidak sejajar dengan Dhadak Merak dan Bujanggong, namun terlihat lebih
keatas. Tepat disamping Dhadak Merak, terdapat Bujangganong yang juga sedang
menari. Hal itu terlihat dari gerakan tangan dan posisi rambut-rambut yang menempel pada topengnya. Sama seperti penari Jathil, Bujangganong juga
divisualisasikan dengan warna monokrom hitam. Bujangganong tidak dilukiskan secara utuh seperti penari Jathil, namun dilukiskan tiga per empat bagian
tubuhnya sampai paha.
b.Analisis Formal