Conclution Drawing Verification Menarik Kesimpulan Verifikasi

kelanjutan dalam penelitian ini. Kita dapat memahami apa masalah yang terjadi dan mengambil kesimpulan yang benar. Penelitian ini menggunakan penyajian data berupa teks yang bersifat naratif, seperti pada penelitian kualitatif lainnya. Dengan mendeskripsikan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Data disajikan berupa uraian yang mengacu pada tahapan dalam kritik seni, yaitu deskripsi, analisis formal, dan interpretasi.

3. Conclution Drawing Verification Menarik Kesimpulan Verifikasi

Kita mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Bagi peneliti yang berkompeten, ia akan mampu menangani kesimpulan-kesimpulan tersebut dengan longgar, tetap terbuka, dan skeptis. Akan tetapi, kesimpulan sudah disediakan, dari mula-mula belum jelas, kemudian dengan meminjam istilah Lasser dan Strauss meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kuat. Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir, bergantung pada besarnya kumpulan- kumpulan catatan lapangan, pengodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan kita, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi sering kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun kita menyatakan telah melanjutkannya secara induktif. Kesimpulan-kesimpulan juga dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung. Secara sederhana, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenaran, kekuatan, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Jika tidak demikian, yang kita miliki adalah cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang tidak jelas kebenaran dan kegunaannya. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan analisis dari data-data yang telah disajikan kemudian diuraikan dan ditarik sebuah kesimpulan sesuai dengan langkah dan tujuan kritik seni tentang lukisan Reyog Obyokan karya Masspoor. Kesimpulannya berupa deskripsi atau gambaran tentang objek yang diteliti yang sebelumnya belum jelas menjadi lebih jelas dan dimengerti oleh penikmat seni. Masa pengumpulan data REDUKSI DATA Antisipasi Selama Pasca PENYAJIAN DATA Selama Pasca = ANALISIS PENARIKAN KESIMPULANVERIFIKASI Selama Pasca Gambar 1: Teknik Analisis Data Model Miles and Huberman = ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN

A. Biografi Masspoor

Masspoor Abdul Karim adalah salah satu pelukis realisme yang terkenal di Ponorogo. Masspoor beralamatkan di Jalan Sultan Agung 99, Ponorogo, Jawa Timur. Pada tahun ini usia Masspoor genap 62 tahun, dia lahir di Ponorogo tepatnya pada tanggal 16 Januari 1955. Dari pernikahannya dengan Puji Astuti ia dikaruniai 3 orang anak, yaitu seorang anak laki-laki yang diberi nama Sidha Arya dan dua orang anak perempuan yang bernama Riri Dwika Andini dan Ridya Nastitie. Namun, anak-anaknya tidak ada yang memiliki bakat melukis seperti Masspoor. Seperti yang dikatakan istri Masspoor dalam wawancara pada tanggal 6 April 2017 Gak enek bakat, gak enek sing iso nggambar. Yo paling iso e opo yoo sekedarlah misale nek aku gak iso gawe garis lurus, deke iso lurus. Yo cuma orek-orek, nek nggambar koyo bapake yo ora. Nek nggambar nurun opo ngono yo iso, tapi gak gelem. Cenderung ikut ke ibu ketoke, bakul. Menurut istri Masspoor, anak-anaknya tidak memiliki bakat menggambar. Ya mungkin bisa, misalnya kalau istrinya Masspoor tidak bisa membuat garis lurus, anaknya bisa. Hanya oret-oretan, kalau menggambar seperti bapaknya ya tidak bisa. Kalau mencontoh gambar apa begitu ya bisa, tapi tidak mau. Kelihatannya cenderung ikut ke ibu, menjadi pedagang. Masspoor menempuh pendidikan formal sampai Sekolah Menengah Atas dan lulus pada tahun 1973. Dalam wawancara pada tanggal 6 Oktober 2016, Masspoor bercerita bahwa