karya tulis Mawapres ita

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Dewasa ini Indonesia tengah mengalami krisis moral, hal ini dapat kita saksikan setiap hari baik dari lingkungan maupun dari informasi yang disajikan oleh media-media masa. Kasus korupsi yang semakin meningkat, terjadinya tindak kekerasan antara suku, ras, etnis dan agama, kasus tawuran yang dilakukan para pelajar, perilaku seks, pemakaian narkoba, semakin rusaknya lingkungan hidup dan masalah-masalah sosial lainnya. Hal ini menunjukkan makin banyak diantara komponen bangsa ini yang makin kehilangan kejujuran, makin hilang rasa kebangsaan, makin kehilangan toleransi dalam menghadapi perbedaan, kehilangan disiplin, dan kehilangan rasa tanggung jawab sosial (Soedarsono, dalam Raka, 2011). Masalah-masalah sosial tersebut juga menunjukkan menurunnya tingkat moral bangsa kita.

Thomas Lickona (1992) menyebut ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Dengan demikian, perlu kita cermati bersama, apakah Indonesia memiliki tanda-tanda seperti diatas? Sebagai warga Negara Indonesia, perlu sikap khawatir terhadap keadaan Indonesia saat ini, dan perlu segera kita cari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Seorang filsuf Yunani Cicero (dalam Lickona, 2004) menyebutkan bahwa “kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh karakter warga negaranya”. Merujuk dari pendapat tersebut diatas, bahwa Kesejahteraan dan masa depan yang cemerlang suatu bangsa sangatlah ditentukan oleh karakter masyarakat suatu bangsa tersebut. Dengan demikian, solusi yang dapat diterapkan untuk


(2)

menyelesaikan berbagai masalah sosial yang tengah dialami indonesia saat ini, yaitu dengan membudayakan pendidikan karakter.

Upaya pendidikan karakter ini juga telah dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional, yang secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.” Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan pula bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tampak jelas bahwa, Pendidikan karakter diharapkan mampu menciptakan generasi-generasi emas yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, kreatif, serta mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada negera Indonesia.

Upaya pendidikan karakter tidak semata-mata merupakan tanggung jawab pemerintah, namun merupakan tanggung jawab semua warga negara. Upaya pendidikan karakter dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik dilingkungan keluarga, lingkungan akademis (sekolah/Perguruan Tinggi), maupun lingkungan masyarakat. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu berperan lebih aktif dalam mengambil bagian penerapan dan pensosialisasian pendidikan karakter ini. Oleh karena itu, penulis membatasi ruang lingkup pendidikan karakter pada penerapan pendidikan karakter yang dapat dilakukan mahasiswa di rumah huniannya.


(3)

Batasan Masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai penerapan pendidikan berkarakter pada rumah hunian mahasiswa yang meliputi: manajemen pendidikan karakter dalam rumah hunian mahasiswa

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan yang dibahas dalam karya tulis ini antara lain:

a. Bagaimana manajemen yang baik dalam mengusahakan pendidikan karakter yang dapat diterapkan rumah hunian mahasiswa?

b. Bagaimana cara penerapan pendidikan karakter dalam rumah hunian mahasiswa?

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan karya tulis ini adalah:

a. Mendukung pemerintah dalam menerapkan pendidikan karakter

b. Mensosialisasikan langkah-langkah yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menerapkan pendidikan karakter dilingkungan tempat tinggalnya

c. Mensosialisasikan langkah-langkah teknis dalam penerapan pendidikan karakter di lingkungan tempat tinggal sehingga mampu diadopsi dan diterapkan oleh masyarakat sekitar

1.5 Manfaat

Memberikan paradigma baru dan gagasan solusif sebagai upaya penerapan pendidikan karakter yang dapat dilakukan mahasiswa guna membentuk generasi emas yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, kreatif dan mandiri

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pendidikan Karakter


(4)

2.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objek, bukan hanya baik untuk indivisu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan (Zubaedi, 2011: 15). Pendidikan karakter juga memiliki makna sebagai suatu proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dangan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan (Raharjo, 2010: 17).

Berkowitz dan Bier (2005: 7) berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang membantu peserta didik dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui model dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai universal.

Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menerapkan kebajikan dengan menghubungkan antara moral dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi :

1. mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik,

2. membangun bangsa yang berkarakter Pancasila,

3. mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

Pendidikan karakter berfungsi sebagai:

1. membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural,

2. membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia,


(5)

mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik,

3. membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.

Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011: 8).

2.1.3 Nilai-Nilai Pemdidikan Karakter

Ada delapan belas Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan Kementerian Pendidikan. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Sumber: Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

2.1.4 Komponen Pendidikan Karakter

Tiga komponen karakter yang baik (components of good character) menurut Thomas Lickona (1992: 21) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan bermoral.

Komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

5 MORAL ACTION Competence, Will habit MORAL FEELING Conscience, self esteem, empathy,

loving the good, self control, humality, MORAL KNOWING moral awareness, knowing moral values, prespective taking, moral reasoning, decision making, self knowledge


(6)

Bagan 1. Komponen Pendidikan Karakter Sumber: Lickona (1991: 11)

Sehingga dengan ketiga komponen pendidikan karakter ini terbentuklah suatu perwujudan perilaku dan sikap hidup.

2.1.5 Proses Pendidikan Karakter

Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat. Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat dikelompokkan seperti yang digambarkan dalam Bagan 2 berikut:


(7)

Bagan 2. Konfigurasi Pendidikan Karakter

Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional (2011: 9) BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dan internet. Penelusuran sumber data dilakukan pada 04 April s.d 12 April 2014. Prosedur penulis dalam metode studi pustaka adalah: 1. Penulis menguraikan informasi mengenai definisi dan pendapat beberapa pihak mengenai pengertian, tujuan, fungsi, media, nilai-nilai, komponen, dan proses dalam pendidikan berkarakter

2. Penulis mengolah hasil studi pustaka menjadi tulisan dalam karya tulis ini. 3. Penulis menganalisa hasil data yang diperoleh dalam pembahasan.


(8)

4. Penulis mengambil kesimpulan dari berbagai sumber pustaka, kemudian diberikan rekomendasi terhadap hasil analisa tersebut.

3.2 Analisa Data

Sifat dan bentuk karya tulis ini adalah deskriptif dan analitis. Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Sehingga, penulis memadukan analisis data-data dengan analisis kualitatif, mengambil kesimpulan dari berbagai sumber pustaka.

3.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah menyesuaikan dengan sistematika penulisan pada pedoman penulisan karya tulis ilmiah pemilihan mahasiswa berprestasi program sarjana tahun 2014.

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Manajemen Rumah Hunian Berkarakter

Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

Dalam literatur manajemen, istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Manajemen sebagai suatu proses

2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen

3. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science).


(9)

Kenyamanan adalah hal utama yang harus diprioritaskan dalam menentukan tempat tinggal. Dari segi lingkungan sosial, kenyamanan ini dapat meliputi interaksi sosial antar penghuni tempat tinggal tersebut. Berikut ini merupakan manajemen untuk membentuk rumah hunian yang berkarakter yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menciptakan kenyamanan di rumah hunian dan sebagai wujud dukungan dalam penerapan pendidikan karakter:

1. Membentuk struktur kepengurusan dalam rumah hunian tersebut yang meliputi ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang lain yang dibutuhkan dalam menerapkan pendidikan karakter.

2. Membentuk suatu keterikatan antar penghuni rumah, sehingga tercipta kepedulian bersama, dan rasa tanggung jawab. Hal ini dilakukan dalam bentuk peraturan, perjanjian, penghargaan dan sanksi bersama.

3. Membentuk Program kerja untuk menciptakan rumah hunian yang berkarakter.

4. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program – program yang telah terlaksana.

4.2 Penerapan Pendidikan Karakter dalam Rumah Hunian Mahasiswa Lingkungan berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan individu. Dengan adanya lingkungan yang berkarakter ini, nilai-nilai karakter pun akan muncul dan menjadi kebiasaan yang baik. Nilai – nilai itu seperti : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Sumber: Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

4.2.1 Pembentukan Struktur Kepengurusan

Pembentukan struktur kepengurusan merupakan langkah awal yang dapat dilakukan mahasiswa dalam rumah hunian untuk meciptakan dan


(10)

menerapkan lingkungan yang berkarakter. Dengan adanya struktur kepengurusan diharapkan terjadinya pengorganisasian yang berjalan efektif, sistematis dan tidak tumpang tindih.

Berikut ini struktur kepengurusan yang dapat dibentuk dalam menciptakan rumah hunian berkarakter:

1. Ketua 2. Sekretaris 3. Bendahara

4. Bidang Kerohanian 5. Bidang Kesehatan 6. Bidang Mading 7. Bidang Olahraga 8. Bidang Kebersihan 9. Bidang Kepustakaan

Setiap bidang dari struktur diatas terdiri dari koordinator dan beberapa anggota yang membantu.

4.2.2 Menyusun Program Kerja

Semua Pengurus dari rumah hunian mahasiswa ini harus memiliki program kerja. Program kerja yang disusun dan dirancang harus memperhatikan nilai-nilai dari pendidikan berkarakter. Ada delapan belas Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan Kementerian Pendidikan. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Sumber: Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

Program Kerja Pengurus yang berkaitan dengan pendidikan karakter dapat berupa:


(11)

a. Ketua

1. Menjalin hubungan baik dengan semua anggota rumah hunian mahasiswa

2. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar rumah hunian mahasiswa

3. Mengkoordinir dan mengawasi program-program kerja setiap pengurus 4. Merancang peraturan rumah hunian mahasiswa

b. Sekretaris

1. Mencatat setiap arsip dan aset yang dimiliki rumah hunian mahasiswa 2. Menjaga aset yang dimiliki rumah hunian mahasiswa

c. Bendahara

1. Mengumpulkan uang kas rumah hunian mahasiswa yang diperlukan untuk kebutuhan bersama

2. Mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran d. Bidang Kerohanian

1. Melaksanakan shalat berjama’ah

2. Melakukan pengajian 1 minggu sekali secara rutin 3. Melakukan Qiyamul Lail bersama setiap 2 minggu sekali 4. Membentuk forum-forum diskusi

5. Mengadakan Rihlah, dengan tujuan mengagumi keindahan ciptaan Allah, dan mensyukuri serta menjernihkan pikiran setelah letih dengan rutinitas

6. Memberikan info-info islami kepada seluruh anggota rumah hunian mahasiswa

7. Mengirimkan SMS islami/ motivasi kepada anggota rumah hunian mahasiswa

e. Bidang Kesehatan

1. Menyediakan obat-obatan sebagai antisipasi jika ada anggota rumah hunian yang sakit

2. Memberikan Info-info kesehatan

3. Mensosialisasikan Bahaya dan penyebab penyakit dan cara mengatasinya

f. Bidang Mading

1. Selalu menyajikan info-info terbaru seputar Nasional ataupun Internasional

2. Menyajikan info-info menarik

3. Memberikan tugas pada anggota rumah hunian secara bergantian untuk berpartisipasi mengisi mading misalnya artiket, puisi dan lainnya. g. Bidang Olahraga


(12)

1. Merekrut anggota rumah hunian mahasiswa yang memiliki bakat, misalnya Voly, Futsal, Bola, Senam, Tari dan sebagainya

2. Melakukan Senam bersama dua kali seminggu

3. Mengikuti kompetisi-kompetisi yang diadakan instansi lain h. Bidang Kebersihan

1. Melakukan gotong royang dua minggu sekali

2. Membuat daftar piket bagi seluruh anggota rumah hunian mahasiswa i. Bidang Kepustakaan

1. Mengumpulkan buku-buku yang bermanfaat dari semua anggota rumah hunian mahasiswa yang kemudian akan dikumpulkan di perpustakaan rumah hunian mahasiswa

2. Mengatur buku-buku yang ada diperpustakaan sehingga menarik minat pembaca

3. Mengadakan lomba cerpen, puisi dan lainnya yang kemudian dijadikan arsip pustaka.

4.2.3 Penghargaan dan Sanksi

Agar setiap program kerja yang telah disusun dapat berjalan dengan baik, hendaknya dilakukan pejanjian antar pengurus dan semua anggota rumah hunian mahasiswa. Misalnya dengan pemberian penghargaan bagi anggota rumah hunian mahasiswa yang dikatagorikan aktif, kreatif atau katagori lainnya. Dan juga perlunya pemberian sanksi bagi semua pihak dari anggota rumah hunian mahasiswa yang melanggar peraturan dan melanggar program kerja yang telah disetujui.

Bentuk penghargaan yang paling baik adalah membuat pegawai mengetahui kalau dirinya dihargai oleh perusahaan, bukan hanya oleh sekelompok kecil orang (As’ad, 2004).

Sanksi adalah segala sesuatu yang dapat memperlemah perilaku dan cenderung untuk mengurangi frekuensi perilaku yang berikutnya dan biasanya terdiri dari permintaan suatu konsekuensi yang tidak diharapkan. Sanksi adalah vonis dari pengadilan terhadap seseorang yang terbukti bersalah (Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia : 1991). Dengan demikian,


(13)

suatu penghargaan dan sanksi yang akan diberikan, juga harus memperhatikan nilai-nilai dari pendidikan karakter.

4.2.4 Evaluasi

Struktur Kepengurusan dalam rumah hunian mahasiswa ini akan berganti tiap periode satu tahun, sehingga sebelum Struktur kepengurusan diganti dengan pengurus yang baru, maka akan jauh lebih baik jika diadakan evaluasi bersama mengenai pragram kerja yang telah dilaksanakan pada kepengurusan yang lama, sehingga kesalahan yang telah terjadi tidak terulang di kepengurusan yang baru dan dapat dijadikan pandangan dan pengalaman untuk pengurus yang baru dalam melaksanakan tugasnya.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pendidikan berkarakter bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik dengan generasi yang berkarakter. Pendidikan Karakter dapat diterapkan kapan dan dimana saja.

Rumah hunian berkarakter merupakan sistem terintegrasi pada rumah hunian mahasiswa yang menerapkan pendidikan karakter sehingga mampu membawa kenyamanan dan kebiasaan karakter yang baik pada penghuninya. Beberapa hal yang menjadi pusat berjalannya sistem tersebut adalah peran aktif mahasiswa yang tinggal pada rumah hunian secara struktural dan memiliki kesamaan tujuan dalam mendukung pendidikan karakter dan menciptakan Indonesia yang lebih baik.

5.2 Saran


(14)

Direkomendasikan kepada seluruh mahasiswa agar dapat memperhatikan konsep dan manajemen rumah huniannya sehingga mampu mendukung konsep pendidikan karakter yang telah lama disosialisasikan dan tujuan dari pendidikan karakter dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Berkowitz, M.W, and Bier, Melinda, C, 2005. What Works In Character Education: A Research-driven guide for educators. Washington, DC: Univesity of Missouri-St Louis.

Chomsatun, 2013. Implementasi pendidikan karakter (kedisiplinan dan kejujuran) pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Semarang. Semarang. Tesis diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penyelesaian Program Magister Manajemen Pendidikan, diakses tanggal 08 April 2014 Kementerian Pendidikan Nasional, 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta

Lickona, Thomas, 1993. Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Nugroho, Hery, 2012. Implementasi pendidikan karakter dalam Pendidikan agama islam Di SMA Negeri 3 Semarang. Semarang. Sinopsis tesis diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister studi Islam konsentrasi pendidikan Islam Program Magister (S2) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, diakses tanggal 10 April 2014 Pusat Kurikulum. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa: Pedoman Sekolah (hal 9-10).

Raharjo, 2010. Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakanakhlak mulia. jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : Balitbang Kemendiknas vol 16 No 3 Mei 2010) hlm 17.

Suyadi, 2012. Model pendidikan karakter pada satuan pendidikan anak usia dini Islam (Studi implementasi pengembangan karakter sejak usia dini pada PAUD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Yogyakarta. Ringkasan hasil penelitian, diakses pada tanggal 07 April 2014


(15)

Tampubolon, Bob Hans Philip, 2013. Studi pada karyawan pelaksana PT. Perkebunan Nusantara IV . Semarang. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, diakses tanggal 12 April 2014

Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan karakter Jakarta : Kencan Prenada Media Group (hlm 15, 162, 185, 191, 263).


(1)

menerapkan lingkungan yang berkarakter. Dengan adanya struktur kepengurusan diharapkan terjadinya pengorganisasian yang berjalan efektif, sistematis dan tidak tumpang tindih.

Berikut ini struktur kepengurusan yang dapat dibentuk dalam menciptakan rumah hunian berkarakter:

1. Ketua 2. Sekretaris 3. Bendahara

4. Bidang Kerohanian 5. Bidang Kesehatan 6. Bidang Mading 7. Bidang Olahraga 8. Bidang Kebersihan 9. Bidang Kepustakaan

Setiap bidang dari struktur diatas terdiri dari koordinator dan beberapa anggota yang membantu.

4.2.2 Menyusun Program Kerja

Semua Pengurus dari rumah hunian mahasiswa ini harus memiliki program kerja. Program kerja yang disusun dan dirancang harus memperhatikan nilai-nilai dari pendidikan berkarakter. Ada delapan belas Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan Kementerian Pendidikan. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Sumber: Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

Program Kerja Pengurus yang berkaitan dengan pendidikan karakter dapat berupa:


(2)

a. Ketua

1. Menjalin hubungan baik dengan semua anggota rumah hunian mahasiswa

2. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar rumah hunian mahasiswa

3. Mengkoordinir dan mengawasi program-program kerja setiap pengurus 4. Merancang peraturan rumah hunian mahasiswa

b. Sekretaris

1. Mencatat setiap arsip dan aset yang dimiliki rumah hunian mahasiswa 2. Menjaga aset yang dimiliki rumah hunian mahasiswa

c. Bendahara

1. Mengumpulkan uang kas rumah hunian mahasiswa yang diperlukan untuk kebutuhan bersama

2. Mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran d. Bidang Kerohanian

1. Melaksanakan shalat berjama’ah

2. Melakukan pengajian 1 minggu sekali secara rutin 3. Melakukan Qiyamul Lail bersama setiap 2 minggu sekali 4. Membentuk forum-forum diskusi

5. Mengadakan Rihlah, dengan tujuan mengagumi keindahan ciptaan Allah, dan mensyukuri serta menjernihkan pikiran setelah letih dengan rutinitas

6. Memberikan info-info islami kepada seluruh anggota rumah hunian mahasiswa

7. Mengirimkan SMS islami/ motivasi kepada anggota rumah hunian mahasiswa

e. Bidang Kesehatan

1. Menyediakan obat-obatan sebagai antisipasi jika ada anggota rumah hunian yang sakit

2. Memberikan Info-info kesehatan

3. Mensosialisasikan Bahaya dan penyebab penyakit dan cara mengatasinya

f. Bidang Mading

1. Selalu menyajikan info-info terbaru seputar Nasional ataupun Internasional

2. Menyajikan info-info menarik

3. Memberikan tugas pada anggota rumah hunian secara bergantian untuk berpartisipasi mengisi mading misalnya artiket, puisi dan lainnya. g. Bidang Olahraga


(3)

1. Merekrut anggota rumah hunian mahasiswa yang memiliki bakat, misalnya Voly, Futsal, Bola, Senam, Tari dan sebagainya

2. Melakukan Senam bersama dua kali seminggu

3. Mengikuti kompetisi-kompetisi yang diadakan instansi lain h. Bidang Kebersihan

1. Melakukan gotong royang dua minggu sekali

2. Membuat daftar piket bagi seluruh anggota rumah hunian mahasiswa i. Bidang Kepustakaan

1. Mengumpulkan buku-buku yang bermanfaat dari semua anggota rumah hunian mahasiswa yang kemudian akan dikumpulkan di perpustakaan rumah hunian mahasiswa

2. Mengatur buku-buku yang ada diperpustakaan sehingga menarik minat pembaca

3. Mengadakan lomba cerpen, puisi dan lainnya yang kemudian dijadikan arsip pustaka.

4.2.3 Penghargaan dan Sanksi

Agar setiap program kerja yang telah disusun dapat berjalan dengan baik, hendaknya dilakukan pejanjian antar pengurus dan semua anggota rumah hunian mahasiswa. Misalnya dengan pemberian penghargaan bagi anggota rumah hunian mahasiswa yang dikatagorikan aktif, kreatif atau katagori lainnya. Dan juga perlunya pemberian sanksi bagi semua pihak dari anggota rumah hunian mahasiswa yang melanggar peraturan dan melanggar program kerja yang telah disetujui.

Bentuk penghargaan yang paling baik adalah membuat pegawai mengetahui kalau dirinya dihargai oleh perusahaan, bukan hanya oleh sekelompok kecil orang (As’ad, 2004).

Sanksi adalah segala sesuatu yang dapat memperlemah perilaku dan cenderung untuk mengurangi frekuensi perilaku yang berikutnya dan biasanya terdiri dari permintaan suatu konsekuensi yang tidak diharapkan. Sanksi adalah vonis dari pengadilan terhadap seseorang yang terbukti bersalah (Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia : 1991). Dengan demikian,


(4)

suatu penghargaan dan sanksi yang akan diberikan, juga harus memperhatikan nilai-nilai dari pendidikan karakter.

4.2.4 Evaluasi

Struktur Kepengurusan dalam rumah hunian mahasiswa ini akan berganti tiap periode satu tahun, sehingga sebelum Struktur kepengurusan diganti dengan pengurus yang baru, maka akan jauh lebih baik jika diadakan evaluasi bersama mengenai pragram kerja yang telah dilaksanakan pada kepengurusan yang lama, sehingga kesalahan yang telah terjadi tidak terulang di kepengurusan yang baru dan dapat dijadikan pandangan dan pengalaman untuk pengurus yang baru dalam melaksanakan tugasnya.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pendidikan berkarakter bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik dengan generasi yang berkarakter. Pendidikan Karakter dapat diterapkan kapan dan dimana saja.

Rumah hunian berkarakter merupakan sistem terintegrasi pada rumah hunian mahasiswa yang menerapkan pendidikan karakter sehingga mampu membawa kenyamanan dan kebiasaan karakter yang baik pada penghuninya. Beberapa hal yang menjadi pusat berjalannya sistem tersebut adalah peran aktif mahasiswa yang tinggal pada rumah hunian secara struktural dan memiliki kesamaan tujuan dalam mendukung pendidikan karakter dan menciptakan Indonesia yang lebih baik.


(5)

Direkomendasikan kepada seluruh mahasiswa agar dapat memperhatikan konsep dan manajemen rumah huniannya sehingga mampu mendukung konsep pendidikan karakter yang telah lama disosialisasikan dan tujuan dari pendidikan karakter dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Berkowitz, M.W, and Bier, Melinda, C, 2005. What Works In Character Education: A Research-driven guide for educators. Washington, DC: Univesity of Missouri-St Louis.

Chomsatun, 2013. Implementasi pendidikan karakter (kedisiplinan dan kejujuran) pada siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Semarang. Semarang. Tesis diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam penyelesaian Program Magister Manajemen Pendidikan, diakses tanggal 08 April 2014 Kementerian Pendidikan Nasional, 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta

Lickona, Thomas, 1993. Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Nugroho, Hery, 2012. Implementasi pendidikan karakter dalam Pendidikan agama islam Di SMA Negeri 3 Semarang. Semarang. Sinopsis tesis diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister studi Islam konsentrasi pendidikan Islam Program Magister (S2) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, diakses tanggal 10 April 2014 Pusat Kurikulum. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa: Pedoman Sekolah (hal 9-10).

Raharjo, 2010. Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakanakhlak mulia. jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : Balitbang Kemendiknas vol 16 No 3 Mei 2010) hlm 17.

Suyadi, 2012. Model pendidikan karakter pada satuan pendidikan anak usia dini Islam (Studi implementasi pengembangan karakter sejak usia dini pada PAUD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Yogyakarta. Ringkasan hasil penelitian, diakses pada tanggal 07 April 2014


(6)

Tampubolon, Bob Hans Philip, 2013. Studi pada karyawan pelaksana PT. Perkebunan Nusantara IV . Semarang. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, diakses tanggal 12 April 2014

Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan karakter Jakarta : Kencan Prenada Media Group (hlm 15, 162, 185, 191, 263).