menyelesaikan berbagai masalah sosial yang tengah dialami indonesia saat ini, yaitu dengan membudayakan pendidikan karakter.
Upaya pendidikan karakter ini juga telah dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional, yang secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN tahun 2005-2025, di mana
pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.” Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan pula bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Tampak jelas bahwa, Pendidikan karakter diharapkan mampu menciptakan generasi-generasi emas yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas,
kreatif, serta mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada negera Indonesia.
Upaya pendidikan karakter tidak semata-mata merupakan tanggung jawab pemerintah, namun merupakan tanggung jawab semua warga negara. Upaya
pendidikan karakter dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik dilingkungan keluarga, lingkungan akademis sekolahPerguruan Tinggi, maupun
lingkungan masyarakat. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan
mampu berperan lebih aktif dalam mengambil bagian penerapan dan pensosialisasian pendidikan karakter ini. Oleh karena itu, penulis membatasi
ruang lingkup pendidikan karakter pada penerapan pendidikan karakter yang dapat dilakukan mahasiswa di rumah huniannya.
1.2 Batasan Masalah
2
Batasan Masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai penerapan pendidikan berkarakter pada rumah hunian mahasiswa yang meliputi:
manajemen pendidikan karakter dalam rumah hunian mahasiswa
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan yang dibahas dalam karya tulis ini antara lain: a. Bagaimana manajemen yang baik dalam mengusahakan pendidikan karakter
yang dapat diterapkan rumah hunian mahasiswa? b. Bagaimana cara penerapan pendidikan karakter dalam rumah hunian
mahasiswa?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan karya tulis ini adalah: a. Mendukung pemerintah dalam menerapkan pendidikan karakter
b. Mensosialisasikan langkah-langkah yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menerapkan pendidikan karakter dilingkungan tempat tinggalnya
c. Mensosialisasikan langkah-langkah teknis dalam penerapan pendidikan karakter di lingkungan tempat tinggal sehingga mampu diadopsi dan
diterapkan oleh masyarakat sekitar
1.5 Manfaat
Memberikan paradigma baru dan gagasan solusif sebagai upaya penerapan pendidikan karakter yang dapat dilakukan mahasiswa guna membentuk generasi
emas yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, kreatif dan mandiri
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Pendidikan Karakter
3
2.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha sengaja sadar untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objek, bukan hanya
baik untuk indivisu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan Zubaedi, 2011: 15. Pendidikan karakter juga memiliki makna
sebagai suatu proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dangan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai pondasi
bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan
Raharjo, 2010: 17. Berkowitz dan Bier 2005: 7 berpendapat bahwa pendidikan karakter
merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang membantu peserta didik dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui model dan pengajaran
karakter yang baik melalui nilai-nilai universal. Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan karakter adalah usaha sadar
dan terencana dalam menerapkan kebajikan dengan menghubungkan antara moral dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi :
1. mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik,
2. membangun bangsa yang berkarakter Pancasila, 3. mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri,
bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter berfungsi sebagai:
1. membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural, 2. membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia,
4
mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik,
3. membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa
Kementerian Pendidikan Nasional, 2011: 8.
2.1.3 Nilai-Nilai Pemdidikan Karakter
Ada delapan belas Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan Kementerian Pendidikan. Nilai-nilai tersebut bersumber dari agama,
pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan tanggung jawab Sumber: Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman
Sekolah. 2009:9-10.
2.1.4 Komponen Pendidikan Karakter
Tiga komponen karakter yang baik components of good character menurut Thomas Lickona 1992: 21 yaitu moral knowing atau pengetahuan
tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action
atau perbuatan bermoral.
Komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
5
MORAL ACTION
Competence, Will
habit
MORAL FEELING
Conscience, self esteem, empathy,
loving the good, self control,
humality,
MORAL KNOWING
moral awareness, knowing moral
values, prespective taking, moral
reasoning, decision making, self
knowledge
Bagan 1. Komponen Pendidikan Karakter
Sumber: Lickona 1991: 11
Sehingga dengan ketiga komponen pendidikan karakter ini terbentuklah suatu perwujudan perilaku dan sikap hidup.
2.1.5 Proses Pendidikan Karakter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia kognitif, afektif, psikomotorik
dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat. Totalitas psikologis dan sosiokultural
dapat dikelompokkan seperti yang digambarkan dalam Bagan 2 berikut:
6
Bagan 2. Konfigurasi Pendidikan Karakter
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional 2011: 9
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dan internet. Penelusuran sumber data dilakukan
pada 04 April s.d 12 April 2014. Prosedur penulis dalam metode studi pustaka adalah: 1. Penulis menguraikan informasi mengenai definisi dan pendapat beberapa pihak
mengenai pengertian, tujuan, fungsi, media, nilai-nilai, komponen, dan proses dalam pendidikan berkarakter
2. Penulis mengolah hasil studi pustaka menjadi tulisan dalam karya tulis ini. 3. Penulis menganalisa hasil data yang diperoleh dalam pembahasan.
7
4. Penulis mengambil kesimpulan dari berbagai sumber pustaka, kemudian diberikan rekomendasi terhadap hasil analisa tersebut.
3.2 Analisa Data