Berdasarkan teori, dalam menentukan harga obligasi diperlukan estimasi nilai dari arus kas selama periode dan estimasi dari yield yang diharapkan. Arus
kas dari obligasi bagi investor yaitu kupon ditambah dengan nilai pada saat jatuh tempo. Secara umum periode pembayaran kupon yang digunakan di Indonesia
adalah periode triwulan atau semester. Secara sistematis, harga obligasi dapat dirumuskan sebagai berikut Hartono,
2014:219:
NO = ?
? ? ? ?
?
? ?? ?
+
? ?? ? ? ? ?
?
................................................................................ 1 Keterangan:
NO = Nilai intrinsik obligasi
K = Nilai kupon obligasi
NJTn = nilai obligasi pada saat jatuh tempo i
= suku bunga diskonto discount rate yang digunakan t
= periode obligasi 1,2,3,....., n
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Obligasi Korporasi
2.1.4.1 Likuiditas Obligasi
Menurut Hartono 2014:220 likuiditas obligasi dari suatu obligasi menunjukkan seberapa cepat investor menjual obligasinya tanpa harus
mengorbankan harga obligasinya. Frekuensi transaksi perdagangan obligasi ini mencerminkan bahwa obligasi sering dan mudah diperjualbelikan.
Semakin mudah suatu obligasi diperjualbelikan maka semakin menarik minat investor untuk berinvestasi pada obligasi tersebut.
Likuiditas obligasi adalah tingginya volume dari frekuensi transaksi perdagangan obligasi di pasar obligasi. Apabila obligasi yang dibeli
mempunyai likuiditas obligasi cukup tinggi maka harga obligasi tersebut cenderung stabil dan meningkat, begitu pula sebaliknya apabila likuiditas
obligasi tersebut rendah, maka harga obligasi cenderung melemah. Saat membeli obligasi hendaknya memilih obligasi yang likuid yaitu yang selalu
diperdagangkan di pasar obligasi serta diminati oleh investor. Likuiditas obligasi merupakan risiko bagi investor ketika membeli
suatu obligasi. Risiko ini timbul dari kemungkinan tidak likuidnya suatu obligasi. Suatu obligasi menjadi likuid di pasar obligasi jika permintaan akan
obligasi tersebut cukup banyak dan likuiditas obligasi yang tinggi akan memudahkan investor untuk menjual kembali dengan harga premium
sebelum waktu jatuh tempo obligasi tersebut.
2.1.4.2 Waktu Jatuh Tempo
Waktu jatuh tempo merupakan tanggal ketika pemegang obligasi akan menerima uang pokok pinjaman yang jumlahnya sebesar nilai nominalnya
Tandelilin, 2010:42. Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date yaitu tanggal di mana nilai pokok
obligasi tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi. Emiten obligasi mempunyai kewajiban mutlak untuk membayar nilai nominal obligasi kepada
pemegang obligasi pada saat jatuh tempo biasanya tercantum pada kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Waktu jatuh tempo tiap obligasi
bervariasi dari 1 tahun sampai lebih dari 10 tahun. Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama maka akan
semakin tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkan juga berbeda dengan obligasi yang umur jatuh temponya cukup pendek. Perubahan harga
obligasi biasanya disebabkan juga oleh periode jatuh tempo obligasi tersebut. Apabila tingkat suku bunga berubah, harga obligasi yang mempunyai masa
jatuh tempo lebih lama akan lebih banyak berubahnya dibanding obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo pendek Tandelilin, 2010:277.
2.1.4.3 Kupon Obligasi