kecil, harga obligasi tersebut cenderung turun karena daya tarik untuk investor atau bagi calon pembeli obligasi tersebut sangat sedikit.
2.1.5 Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen pemeringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi Hartono, 2014:230.
Menurut Fahmi 2012:146 peringkat obligasi menggambarkan kredibilitas dan prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu aset
lancar perusahaan. Berikut penjelasan dari tiap peringkat obligasi menurut Hartono 2014:230:
Tabel 2.1 Peringkat obligasi Peringkat
Keterangan
AAA
AA
A
BBB
BB, B CCC, CC, C
Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi.
Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi.
Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi tetapi lebih rentan terhadap
kondisi yang berubah terbalik dibandingkan dengan kasus dari AA.
Mempunyai kemampuan cukup untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi. Bahkan lebih rentan
terhadap kondisi yang berubah terbalik dibandingkan dengan obligasi peringkat A.
Dianggap spekulatif terhadap kemampuan untuk mebayar bunga dan membayar kembali pokok obligasi. BB
menunjukkan tingkat terendah dari spekulasi dan C menunjukkan tingkat tertinggi dari spekulasi.
D
+ atau - Gagal default.
Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relatif di dalam suatu kategori.
2.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono, 2012:93.
2.2.1 Pengaruh likuiditas obligasi terhadap perubahan harga obligasi korporasi
Yuan 2001 menyatakan bahwa likuiditas obligasi berpengaruh positif terhadap perubahan harga obligasi karena likuiditas obligasi yang tinggi akan
menyebabkan obligasi lebih menarik karena tingginya minat investor untuk membeli obligasi tersebut sehingga menyebabkan perubahan harga obligasi
semakin meningkat. Penelitian yang dilakukan Damena et al. 2014 di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012 dengan jumlah sampel 65 obligasi dimana hasil penelitiannya memperoleh likuiditas obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan harga obligasi. Penelitian Subagia dan Sedana 2015 yang menggunakan sampel 54
obligasi dimana variabel likuiditas obligasi berpengaruh positif dan signifikan