1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional, baik secara kualitas
maupun kuantitasnya dalam meningkatkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia semakin meningkatkan
kesadaran pentingnya peranan usaha kecil sebagai salah satu tulang punggung dan katub penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Hal ini
dibuktikan dengan usaha kecil tetap tegar dan mampu bertahan berjalan ditengah hempasan krisis ekonomi. Mengingat potensi usaha kecil yang besar
dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi, maka besar pula perhatian yang dibutuhkan usaha kecil untuk mengembangkan usaha terutama dalam hal
modal kerja atau pendanaan. Selama ini banyak dari pengusaha kecil yang mendapatkan modal kerja dari lembaga yang tidak resmi seperti lintah darat
dengan tingkat bunga yang lebih besar dari tingkat bunga yang biasanya ditetapkan oleh bank. Hal ini tentunya sangat merugikan dan akan
mengganggu usaha kecil dalam mengembangkan usahanya. Suatu lembaga yang dapat menjadi alternatif bagi usaha kecil untuk
memperoleh pendanaan atau modal kerja adalah bank. Dalam Undang-Undang Nomor 7 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
sebuah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
simpanan dan
menyalurkannya kepada
masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Suyatno, 2003:4. Dalam hal ini
bank berperan sebagai lembaga perantara dari masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana.
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan truth atau faith. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur di masa mendatang akan sanggup
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan Suyatno, 2003:12. Ini berarti suatu lembaga pemberi kredit baru akan memberikan kredit ketika benar-benar
yakin bahwa debitur akan mampu mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak. Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas
dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam hal ekonomi. Sesuai dengan Paket Kebijakan Pakjan 29 yang mengatur tentang penyempurnaan sistem
pengkreditan, maka dalam rangka mendukung pengembangan usaha kecil sebagian kredit yang diberikan oleh setiap bank kecuali bank asing dan bank
campuran sekurang-kurangnya 20 dari kredit yang diberikan, disediakan bagi usaha kecil yang selanjutnya disebut Kredit Usaha Kecil KUK.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan diperhitungkan dalam penilaian tingkat kesehatan bank Suyatno, 2003:3.
Kredit macet adalah masalah yang dihadapi oleh semua bank pemberi kredit. Salah satu penyebab munculnya kredit macet adalah karena analisa
dan penyidikan pihak bank yang kurang tepat terhadap calon debitur. Oleh karena itu sebagai penyalur dana masyarakat bank perlu memperhatikan
sistem pemberian kredit. Hal ini perlu dilakukan agar proses pemberian kredit kepada calon debitur dapat terlaksana dengan baik dan tepat. Sistem
pemberian kredit yang diterapkan oleh bank dapat berjalan efektif apabila dalam organisasi tersebut terdapat struktur pengendalian intern yang baik pula.
Sistem pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar
tujuan organisasi dapat dicapai. Kebijakan adalah pedoman yang dibuat oleh manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Prosedur adalah langkah-
langkah tertentu yang harus diamati dalam pelaksanaan suatu kebijakan Mulyadi, 1992:68.
Melihat pentingnya sistem pengendalian intern bagi pihak bank khususnya dalam sistem pemberian kredit, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul ”Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil”.
B. RUMUSAN MASALAH