Evaluasi sistem pemberian kredit usaha kecil : studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, Kulon Progo, DIY.

(1)

xv ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, Kulon Progo, DIY

Novi Woro Nursanti Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit terhadap usaha kecil yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, apakah sudah sesuai dengan kajian teori yang ada dalam tinjauan pustaka dan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit usaha kecil sudah efektif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2009.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pengujian kepatuhan. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu untuk menganalisis sistem pemberian kredit usaha kecil yang dilaksanakan oleh bank. Pengujian kepatuhan digunakan untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit usaha kecil yang diterapkan bank.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pemberian kredit usaha kecil yang diterapkan Bank Rakyat Unit Girimulyo sudah tepat sesuai dengan kajian teori yang ada, dan sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit sudah efektif, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji kepatuhan dimana AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desired Upper Precision Limit) yaitu sebesar 5% yang berarti bahwa sistem pengendalian intern sudah efektif.


(2)

xvi ABSTRACT

THE EVALUATION OF THE DISTRIBUTION SYSTEM OF MICRO BUSINESS CREDIT

A Case Study on Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit, Kulon Progo, Yogyakarta Special Province

Novi Woro Nursanti Sanata Dharma University

2009

The aims of this research are to know how well Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit has already distributed the credit distribution fowards micro business and how effective its internal managerial system manages credit distribution fowards micro business. Has Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit already done accordance with the basic theories of literature? This research done from August to September 2009.

The type of this research is a case study. The techniques of data collection are interview and documentation. The techniques to analyse the data are descriptive analysis and disciplinary evaluation. Descriptive analysis techniques is applied to answer the first problem, that is to analyse the system of micro business credit distribution which has been done by bank. Disciplinary evaluation is applied to analyse the second problem, that is to examine the effectiveness of intern control system in the system of micro business credit distribution which is

applied by bank

The result of the research indicates that the system of micro business credit distribution which is applied by Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit is already appropriate with basic theory of literature, and the intern control system on the system of micro business credit distribution is effective. It can be seen in disciplinary evaluation result where AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desired Upper Precision Limit), that is equal to 5 % which means that inten control system is already effective.


(3)

i

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL

Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, Kulon Progo, DIY S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Novi Woro Nursanti

NIM: 051334049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Demi Nama Bapa Putera Dan Roh

Kudus

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapak dan Ibu tercinta,

terima kasih atas perjuangan dan pengorbanannya selama ini

dan untuk doa serta bimbingan yang tiada henti

terima kasih untuk seluruh cinta kalian

Kakakku tersayang Arie,

terima kasih selalu mengingatkan aku

dan atas kesabarannya selama ini

terima kasih untuk doa dan dukungannya

My lovely husband Hantono,

Terima kasih karena telah menjadi motivator yang luar biasa

buatku

dan untuk seluruh nasehat yang telah membuat aku jauh lebih

baik


(7)

v

LEMB AR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI K ARYA ILMIAH UNT UK KEP ENT INGAN AKADEM IS

Yang be rtanda tan gan dibawah ini, saya m aha siswa Universita s Sanata Dharma Nama : Novi W oro Nursanti

Nomor M aha siswa : 05133 4049

Demi pengem bangan ilm u pengetahuan, sa ya mem berik an kepad a perpusta kaan Unive rsitas Sanata Dhar ma ka rya ilmiah saya yang be rjudul:

EVALUASI SISTEM PEM BER IAN KREDIT USAHA KECIL

(Studi Ka sus pa da Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, Kulon Progo, DIY) beserta peran gkat yang dipe rlukan (bila ada ). Denga n de mikian saya me mbe rikan kepa da Perpusta kaan Universitas Sa nata Dharma h ak untuk m enyimpan, mengalihkan dalam bentuk m edia lain , mengelolan ya dalam bentuk pangka lan data, m endistribusikannya secara terbatas, da n me mpublikasikannya di inte rnet atau media lain untuk ke pentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun m emberika n royalti k epada saya se la ma m enc antu mkan n ama saya sebagai pe nulis.

Demikia n pernyataa n ini sa ya bua t deng an sebena rnya. Dibua t di Yogya karta

Pada tangga l : 1 8 Ja nuari 2010 Yang m enyatakan


(8)

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan diajukan untuk diuji pada tanggal 10 Desember 2009 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja atau tidak, dengan ini saya menarik skipsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 18 Agustu 2010 Yang membuat pernyataan


(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan kasih, berkat dan karunia yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapat berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S. J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

5. Segenap staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan segudang pengetahuan;

6. Samsugi, selaku Pemimpin Cabang BRI Kantor Cabang Wates yang telah memberikan ijin penelitian;


(10)

viii

7. Jamngani, selaku Kepala Unit BRI Unit Girimulyo, beserta segenap karyawan BRI Unit Girimulyo yang telah meluangkan banyak waktu, memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan dan menyediakan data-data yang diperlukan penulis;

8. Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses pembelajaran selama ini;

9. Bapak dan Ibuku tercinta, yang telah banyak berkorban dan berjuang serta tiada hentinya berdoa demi terselesaikannya skripsi ini;

10. Kakakku tersayang Arie, yang selalu bersabar dalam menghadapi aku dan selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini;

11. My husband Hantono, yang selalu siap menjadi tempat berkeluh kesah dan senantiasa memberikan nasehat-nasehat bijak buatku;

12. Teman-teman seperjuangan Whilda, Choopy, Maya, Ochaa, Rita, Galuh, Booim, Tia, Paijo, Eka W.W dan seluruh mahasiswa PAK khususnya angkatan 2005 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih karena telah berproses bersama;

13. Teman-teman kos Anggra, Mb Sari, Mineem, Winda, Noonoong, Liliz, Nunung, Febri, Mz Bram, Om Bentoo, Mb Winda, Tina, Mz Dian, dll, terima kasih telah menciptakan atmosfer kekeluargaan luar biasa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharpkan saran dan kritik. Semoga skrisi ini dapat bermanfaaf bagi pembaca.


(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6


(12)

x

B. Kredit... 7

C. Prosedur Umum Pengkreditan... 15

D. Sistem Akuntansi ... 26

E. Sistem Pengendalian Intern ... 27

F. Usaha Kecil... 29

G. Statistical Sampling... 30

H. Efektifitas ... 34

K. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 36

A. Jenis Penelitian... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36

D. Populasi dan Sampel ... 37

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data... 38

G. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

A. Sejarah Singkat BRI ... 47

B. Gambaran Umum BRI Unit Girimulyo... 49

C. Produk dan Pelayanan Jasa Perbankan... 50

D. Struktur Organisasi BRI Unit Girimulyo ... 51


(13)

xi

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Analisis Data dan Pembahasan Sistem Pemberian Kredit BRI Unit Girimulyo ... 63

B. Analisis Efektifitas Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Pemberian Kredit... 91

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 97

B. Keterbatasan ... 97

C. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

DAFTAR PERTANYAAN... 100


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Halam an Tabel 1: Tabel Sampel Minimum untuk Pengujian Pen gendalian ... ... 44 Tabel 2: Tabel Stop-or-go Decision... ... ... 45 Tabel 3: Co nfidence Level ... ... ... 46 Tabel 4: Profil Karyawan Menurut Jabatan, Jenis Kelamin, dan,

Tingkat Pendidikan ... ... ... 62 Tabel 5: Rangkuman Hasil Analisis terhadap Dokumen dan Catatan

yang digunakan dalam Pemberian Kred it ... ... 69 Tabel 6: Rangkuman Data Tem uan Unit-unit yang Terkait dalam

Sistem Pem berian Kredit ... ... ... 72 Tabel 7: Rangkuman Hasil Analisis Jaringan Prosedur yang Membentuk

Sistem Pem berian Kredit ... ... ... 75 Tabel 8: Rangkuman Hasil Analisis Struktur Organisasi yang Memisahkan

Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas ... ... 83 Tabel 9: Rangkuman Hasil Analisis Sistem Wewenang dan Prosedu r

Pencatatan yang Dapat Memberikan Perlindungan yang Cukup.. ... 85 Tabel 10 : Rangkuman Hasil Analisis Praktek yang Sehat dalam Menjalankan

Tugas dan Fungsi Tiap Unit Organisasi... ... 88 Tabel 11 : Rangkuman Hasil Analisis Karyawan yang Mutunya Sesu ai dengan


(15)

xiii

Tabel 12: Hasil Uji Efektifitas Sistem Pengendalian Intern terhadap Sistem Pemberian Kredit ... 93


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1: Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit... 21 Gambar 2: Struktur Organisasi BRI Unit Girimulyo... 52 Gambar 3: Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit BRI Unit Girimulyo ... 77


(17)

xv ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, Kulon Progo, DIY

Novi Woro Nursanti Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit terhadap usaha kecil yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, apakah sudah sesuai dengan kajian teori yang ada dalam tinjauan pustaka dan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit usaha kecil sudah efektif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2009.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pengujian kepatuhan. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu untuk menganalisis sistem pemberian kredit usaha kecil yang dilaksanakan oleh bank. Pengujian kepatuhan digunakan untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit usaha kecil yang diterapkan bank.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pemberian kredit usaha kecil yang diterapkan Bank Rakyat Unit Girimulyo sudah tepat sesuai dengan kajian teori yang ada, dan sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit sudah efektif, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji kepatuhan dimana AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desired Upper Precision Limit) yaitu sebesar 5% yang berarti bahwa sistem pengendalian intern sudah efektif.


(18)

xvi ABSTRACT

THE EVALUATION OF THE DISTRIBUTION SYSTEM OF MICRO BUSINESS CREDIT

A Case Study on Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit, Kulon Progo, Yogyakarta Special Province

Novi Woro Nursanti Sanata Dharma University

2009

The aims of this research are to know how well Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit has already distributed the credit distribution fowards micro business and how effective its internal managerial system manages credit distribution fowards micro business. Has Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit already done accordance with the basic theories of literature? This research done from August to September 2009.

The type of this research is a case study. The techniques of data collection are interview and documentation. The techniques to analyse the data are descriptive analysis and disciplinary evaluation. Descriptive analysis techniques is applied to answer the first problem, that is to analyse the system of micro business credit distribution which has been done by bank. Disciplinary evaluation is applied to analyse the second problem, that is to examine the effectiveness of intern control system in the system of micro business credit distribution which is

applied by bank

The result of the research indicates that the system of micro business credit distribution which is applied by Bank Rakyat Indonesia Girimulyo Unit is already appropriate with basic theory of literature, and the intern control system on the system of micro business credit distribution is effective. It can be seen in disciplinary evaluation result where AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desired Upper Precision Limit), that is equal to 5 % which means that inten control system is already effective.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional, baik secara kualitas maupun kuantitasnya dalam meningkatkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia semakin meningkatkan kesadaran pentingnya peranan usaha kecil sebagai salah satu tulang punggung dan katub penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Hal ini dibuktikan dengan usaha kecil tetap tegar dan mampu bertahan berjalan ditengah hempasan krisis ekonomi. Mengingat potensi usaha kecil yang besar dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi, maka besar pula perhatian yang dibutuhkan usaha kecil untuk mengembangkan usaha terutama dalam hal modal kerja atau pendanaan. Selama ini banyak dari pengusaha kecil yang mendapatkan modal kerja dari lembaga yang tidak resmi seperti lintah darat dengan tingkat bunga yang lebih besar dari tingkat bunga yang biasanya ditetapkan oleh bank. Hal ini tentunya sangat merugikan dan akan mengganggu usaha kecil dalam mengembangkan usahanya.

Suatu lembaga yang dapat menjadi alternatif bagi usaha kecil untuk memperoleh pendanaan atau modal kerja adalah bank. Dalam Undang-Undang Nomor 7/ 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah sebuah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk


(20)

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Suyatno, 2003:4). Dalam hal ini bank berperan sebagai lembaga perantara dari masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana.

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan (Suyatno, 2003:12). Ini berarti suatu lembaga pemberi kredit baru akan memberikan kredit ketika benar-benar yakin bahwa debitur akan mampu mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam hal ekonomi. Sesuai dengan Paket Kebijakan (Pakjan) 29 yang mengatur tentang penyempurnaan sistem pengkreditan, maka dalam rangka mendukung pengembangan usaha kecil sebagian kredit yang diberikan oleh setiap bank (kecuali bank asing dan bank campuran) sekurang-kurangnya 20% dari kredit yang diberikan, disediakan bagi usaha kecil yang selanjutnya disebut Kredit Usaha Kecil (KUK). Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan diperhitungkan dalam penilaian tingkat kesehatan bank (Suyatno, 2003:3).


(21)

Kredit macet adalah masalah yang dihadapi oleh semua bank pemberi kredit. Salah satu penyebab munculnya kredit macet adalah karena analisa dan penyidikan pihak bank yang kurang tepat terhadap calon debitur. Oleh karena itu sebagai penyalur dana masyarakat bank perlu memperhatikan sistem pemberian kredit. Hal ini perlu dilakukan agar proses pemberian kredit kepada calon debitur dapat terlaksana dengan baik dan tepat. Sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh bank dapat berjalan efektif apabila dalam organisasi tersebut terdapat struktur pengendalian intern yang baik pula. Sistem pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai. Kebijakan adalah pedoman yang dibuat oleh manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Prosedur adalah langkah-langkah tertentu yang harus diamati dalam pelaksanaan suatu kebijakan (Mulyadi, 1992:68).

Melihat pentingnya sistem pengendalian intern bagi pihak bank khususnya dalam sistem pemberian kredit, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sistem pemberian kredit terhadap usaha kecil yang diterapkan oleh BRI Unit Girimulyo, apakah sudah sesuai dengan teori yang ada dalam kajian pustaka?


(22)

2. Apakah sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit usaha kecil yang dilakukan oleh BRI Unit Girimulyo sudah efektif?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apakah sistem pemberian kredit terhadap usaha kecil yang diterapkan oleh BRI Unit Girimulyo sudah sesuai dengan teori yang ada dalam kajian pustaka.

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit usaha kecil yang dilakukan oleh BRI Unit Girimulyo sudah efektif.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Bank

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak Bank terutama mengenai sistem pemberian kredit usaha kecil dan sistem pengendalian intern yang telah dilaksanakan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pustaka dan dapat memberikan informasi mengenai sistem pemberian kredit usaha kecil.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini menambah pengalaman bagi peneliti dan menjadi kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama berada di bangku kuliah.


(23)

E. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori-teori yang relevan dengan rumusan masalah yang diangkat.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah berdirinya bank, gambaran umum bank, produk dan pelayanan jasa bank, struktur organisasi, dan personalia dari bank.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis data dan pembahasan.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari analisis data yang telah dilakukan, saran yang diharapkan berguna bagi bank, dan keterbatasan-keterbatasan penelitian.


(24)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. BANK

1. Pengertian Bank

Dalam Undang-undang Nomor 7 / 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Undang-undang Pasal 5, menurut jenisnya bank terdiri atas: a. Bank Umum

Adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu.

Menurut Pasal 21 Undang-undang Nomor 7/1992, bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa salah satu dari:

a. Perusahaan Perseroan b. Perusahaan Daerah (PD) c. Koperasi


(25)

Sedangkan bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa salah satu dari:

a. Perusahaan Daerah (PD) b. Koperasi

c. Perseroan Terbatas

d. Bentuk lain yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah 2. Fungsi Bank

Pada pokoknya bank merupakan (Gilarso, 1986: 296): a. Tempat penitipan atau penyimpanan uang.

b. Lembaga pemberi atau penyalur kredit. c. Perantara dalam lalu lintas pembayaran.

B. KREDIT

1. Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.

Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan atau pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan


(26)

prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu). Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah:

Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utang-utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.

Raymond P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking mengatakan bahwa (Suyatno, 2003: 12):

Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

2. Unsur-unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya.


(27)

Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah (Suyatno, 2003:14): a. Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu

Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

c. Degree of Risk

Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai suatu akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Dengan adanya unsur risiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.

d. Prestasi

Yaitu objek kredit. Objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai.


(28)

3. Tujuan Kredit

Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagaiagent of developmentadalah untuk (Suyatno, 2003: 15): a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan.

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan

dapat memperluas usahanya. 4. Kebijakan Kredit

Berdasarkan kebijakan dibidang ekonomi dan pembangunan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka secara umum dapat dikemukakan bahwa kebijakan kredit perbankan adalah sebagai berikut (Suyatno, 2003: 15) :

a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan ekonomi.


(29)

b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang diprioritaskan.

c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukanbank ability-nya.

d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit.

e. Overdarft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi plafon kredit yang disetujui) dilarang.

f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang (kredit untuk membayar pajak dan bea cukai).

g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan dan safety).

5. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain (Suyatno, 2003: 36) :

a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.


(30)

6. Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut (Suyatno, 2003: 25-29):

a. Kredit dilihat dari sudut dan tujuannya

1) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumsi.

2) Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.

3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali.

b. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya

1) Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.

2) Kredit jangka menengah (medium term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.

3) Kredit jangka panjang (long term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.

c. Kredit dilihat dari sudut jaminannya 1) Kredit tanpa jaminan (unsecured loan). 2) Kredit dengan agunan (secured loan).


(31)

d. Kredit dilihat dari sudut penggunaanya 1) Kredit Eksploitasi

Adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. 2) Kredit Investasi

Adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

Berbagai bentuk kredit untuk pengusaha golongan ekonomi lemah adalah (Suyatno, 2003: 34-48):

a. Kredit Candak Kulak

Adalah kredit modal kerja jangka pendek (maksimum 3 bulan) yang diberikan kepada pedagang kecil/ bakul di pasar-pasar untuk memperlancar usahanya.

b. Kredit Mini

Adalah kredit yang diberikan kepada golongan pengusaha kecil di pedesaan, misalnya petani, pedagang, pengrajin dan nelayan serta buruh-buruhnya.

c. Kredit Midi

Adalah kredit yang diberikan kepada nasabah-nasabah yang semula usahanya dibiayai dengan kredit mini, kemudian membutuhkan modal yang lebih besar karena perkembangan usahanya.


(32)

d. Kredit Investasi Kecil (KIK)/Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)

1) Kredit Investasi Kecil

Adalah kredit jangka menengah atas panjang yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan proyek dan pendirian proyek baru. 2) Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)

Adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan modal yang hanya dipergunakan secara terus-menerus untuk kelancaran usaha.

e. Kredit Atas Dasar Kelayakan

Adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, dengan penilaian kredit yang lebih ditentukan pada pertimbangan kelayakan dan tidak dititikberatkan pada tersedianya tambahan jaminan.

f. Kredit Umum Pedesaan (Kupedes)

Adalah kredit yang diberikan untuk

mengembangkan/meningkatkan usaha-usaha kecil yang sudah ada di pedesaan, baik usaha-usaha yang sebelumnya pernah dibantu


(33)

dengan fasilitas kredit mini/kredit midi dan jenis kredit yang lain maupun usaha-usaha dari calon nasabah baru.

C. PROSEDUR UMUM PENGKREDITAN

1. Prosedur Umum Pengkreditan terdiri atas (Suyatno, 2003: 69-87): a. Permohonan Kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup:

1) Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit. 2) Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

3) Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah berakhir jangka waktunya.

4) Permohonan-permohonan fasilitas lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.

b. Penyidikan dan Analisis Kredit

1) Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

a) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

b) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antar bank


(34)

dan pemeriksaan pada daftar-daftar hitam dan daftar-daftar kredit yang macet.

c) Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.

d) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.

2) Yang dimaksud dengan analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

a) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidak dapat dipertimbangkannya suatu permohonan kredit.

b) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit.

Setiap permohonan kredit perlu diteliti apakah memenuhi persyaratan kelayakan. Dalam menilai permohonan kredit bank biasanya berpegang teguh pada LIMA C (Gilarso, 1986: 303):

(1) Character, bagaimana watak/sifat pribadi, cara hidup dan tingkah laku orang yang mengajukan permohonan kredit; Dapatkah ia diandalkan?


(35)

(2) Capital, berapa modal/kekayaan yang dimilikinya; apakah ia akan mampu melunasi hutangnya, apakah dia solvable?

(3) Capacity, bagaimana kemampuan dalam mengelola perusahaannya dengan baik sehingga mendatangkan hasil; apakah perusahaan itu rendable? Bagaimana manajemen perusahaan, pemasarannya, teknik produksinya, administrasi dan pembukuannya, dsb? (4) Collateral, jaminan apa atau berapa yang dapat

diberikannya? Menurut Undang-undang bank umum tidak boleh memberi kredit kepada siapapun tanpa jaminan.

(5) Condition of economy, keadaan/iklim ekonomi, kemungkinan perkembangan dan peraturan peraturan perkreditan yang berlaku. Misalnya dalam masa inflasi pemerintah membatasi pemberian kredit, proyek-proyek tertentu tidak boleh dilayani, usaha-usaha tertentu harus diberi prioritas.

c. Keputusan atas Permohonan Kredit

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.


(36)

d. Penolakan Permohonan Kredit Penolakan permohonan dapat terjadi: 1) Oleh bagian kredit atau cabang

Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. 2) Oleh bagian kredit atau cabang setelah mendapat keputusan

penolakan direksi.

e. Persetujuan Permohonan Kredit

Yang dimaksud dengan persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut maka biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah.

f. Pencairan Fasilitas Kredit

Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam prakteknya, pencairan kredit ini berupa pembayaran dan atau pemindahanbukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya.


(37)

g. Pelunasan Fasilitas Kredit

Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah terhadap bank yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian kredit.

2. Dokumen-dokumen yang Digunakan Dalam Pemberian Kredit

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi (Suyatno, 2003:69-87):

a. Surat permohonan nasabah

b. Daftar isian yang disediakan oleh bank c. Daftar lampiran yang diperlukan d. Surat jaminan

e. Dokumen-dokumen laporan penyidikan dan analisis kredit f. Surat keputusan

g. Dokumen pengikat jaminan h. Dokumen perjanjian kredit i. Informasi untuk bagian lain j. Bukti pencairan kredit k. Bukti pembayaran

3. Unit-unit yang terkait Dalam Sistem Pemberian Kredit a. Bagian Pelayanan Kredit

Bagian ini bertugas memberikan pelayanan di bagian depan dan memberi penjelasan mengenai prosedur pemberian kredit beserta syarat-syarat yang diperlukan.


(38)

b. Bagian Pembahas Kredit

Bagian ini bertugas untuk menerima permohonan kredit, melakukan penyelidikan dan analisis kredit, serta membuat laporan penilaian kredit.

c. Bagian Pelaksana Kredit

Bagian ini bertugas untuk membuat keputusan kredit, dilakukan oleh pejabat yang berwewenang.

d. Bagian Administrasi

Bagian ini bertugas untuk mencairkan kredit yang disetujui dan menyediakan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pencairan kredit.

e. Bagian Pencairan Kredit

Bagian ini bertugas untuk mencairkan kredit yang disetujui dan menyediakan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pencairan kredit.

f. Bagian Pelunasan kredit

Bagian ini bertugas untuk melayani pelunasan kredit. g. Bagian Akuntansi


(39)

BAGAN ALIR SISTEM PEMBERIAN KREDIT Bagian Pelayanan Nasabah

Keterangan :

SPN = Surat Penilaian Jaminan LSJK = Lampiran Sesuai Jenis Kredit FPK = Formulir Pembukaan Kredit LPK = Laporan Penilaian Kredit

Mulai

Penjelasan prosedur

kredit

Menerima permohonan

kredit

Penjelasan prosedur dan syarat

SPN LSJK Surat Jaminan FPK


(40)

Bagian Pembahas Kredit

SPN LSJK Surat Jaminan FPK

Menilai Permohonan

kredit

Penyelidikan dan analisis

Membuat LPK

SPN LSJK Surat Jaminan FPK

LPK

N 2


(41)

Bagian Pelaksanaan Kredit

2

FPK LPK

Membuat Keputusan

Membuat Surat Penolakan Diberikan

persetujuan dan membuat Surat

Keputusan

FPK LPK Surat Keputusan

3


(42)

Bagian Administrasi Kredit

3

FPK LPK Surat Keputusan

Meneliti Kelengkapan persyaratan

FPK LPK Surat Keputusan Bukti Pencairan Bukti pembayaran Kartu angsuran

5

N

Diotorisasi oleh bagian

kredit

Surat yang sudah diotorisasi

Selesai Surat Penolakan


(43)

Bagian Pencairan Kredit Bagian Pembukuan

Gambar 1: Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit (Evaluasi Sistem Pemberian Kredit, Monika 2008:18-22) 5

Bukti Pencairan Bukti Pembayaran Kartu Angsuran

Mengecek kebenaran dokumen

6

6

Bukti Pembayaran Bukti Pencairan Kartu Angsuran

Jurnal N


(44)

D. SISTEM AKUNTANSI 1. Pengertian

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 3).

2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Unsur-unsur dalam suatu sistem akuntansi (Mulyadi, 2001: 4-5) adalah: a. Formulir

Formulir merupakan dokumen pertama yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

c. Buku Besar

Buku besar (General Ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

d. Buku Pembantu

Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.


(45)

e. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, dan laporan harga pokok penjualan.

E. SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1. Pengertian

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut (Mulyadi, 2001: 163).

2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Tujuan dari sistem pengendalian intern adalah (Mulyadi, 2001: 63): a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi


(46)

3. Unsur Sistem Pengendalian Intern

Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah (Mulyadi, 2001: 164-170):

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwewenang.

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit).

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.

4) Perputaran jabatan (job rotation).

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.


(47)

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, dapat ditempuh dengan cara berikut:

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

F. USAHA KECIL 1. Pengertian

Usaha kecil adalah kegiatan-kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahum 1995.

Kriteria usaha kecil tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-(satu milyar rupiah).

c. Milik warga negara Indonesia.

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.


(48)

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. 2. Masalah-masalah yang dihadapi usaha kecil (Glendoh, 2001: 2)

a. Perolehan modal berasal dari sumber tidak resmi seperti tabungan keluar pinjaman dari kerabat dan mungkin dari lintah darat.

b. Hubungan antara keterampilan teknis dan keahlian dalam pengelolaan usaha industri kecil ini dengan pendidikan formal yang dimiliki pekerjaannya umumnya lemah.

c. Peralatan yang digunakan adalah sederhana dengan kapasitas output yang rendah pula.

G. STATISTICAL SAMPLING

Statistical samplingdibagi menjadi dua, yaituattribute samplingdan variable sampling. Attribute sampling disebut juga proportional sampling digunakan terutama untuk menguji efektifitas sistem pengawasan intern (dalam pengujian kepatuhan), sedangkan variable sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam rekening (dalam pengujian substantif). Ada tiga model attribute sampling: (1) fixed-sample-size attribute sampling, (2) stop-or-go sampling, (3) discovery sampling (Mulyadi, 1992: 161-180).

1. Fixed-Sample-Size Attribute Sampling


(49)

a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas sistem pengawasan intern.

b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. c. Penentuan besarnya sampel.

Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

1) Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence levelatau disingkat R %.

2) Penaksiran presentase terjadinyaattributedalam populasi. 3) Penentuan batas ketepatan yang diinginkan (desired upper

precision limitatau DUPL ).

4) Penggunaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan besarnya sampel.

d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.

e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektifitas unsur sistem pengawasan intern.

f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadapattributeanggota sampel. 2. Stop-Or-Go Sampling

Jika menggunakan fixed-sample-size attribute sampling, kemungkinan akan terlalu banyak menggunakan sampel. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan modelattribute samplingyang lain, yaitu stop-or-go sampling. Dalam stop-or-go sampling ini, jika tidak


(50)

ditemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan maka pengambilan sampel dapat dihentikan. Prosedur yang harus ditempuh dalam menggunakanstop-or-go samplingadalah sebagai berikut:

a. Tentukandesired upper precision limitdan tingkat keandalan Pada tahap ini ditentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih dapat diterima. Tabel dalam stop-or-go sampling menyarankan untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 97,5%.

b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan untuk menentukan sampel pertama yang harus diambil. Setelah tingkat keandalan dan desired upper precision limit (DUPL) ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya sampel minimum yang harus diambil oleh akuntan dengan bantuan Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan.

c. Buatlah tabelstop-or-go decision

Setelah besarnya sampel minimum ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat tabel keputusan stop-or-go. Dalam tabel stop-or-go decision akan diambil sampel sampai 4 kali. Pengambilan sampel dihentikan jika DUPL = AUPL (desired upper precision limit sama dengan achieved upper precision limit). Pada tingkat


(51)

kesalahan sama dengan nol, AUPL dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Confidence level factor at desired reliability for occurrence observed

AUPL = _____________________________________________

Sample Size

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Pada tingkat kesalahan sama dengan nol pada pengambilan sampel sebanyak 60, DUPL = AUPL, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL.

3. Discovery Sampling

Umumnya kondisi yang diperlukan sebagai dasar penggunaan discovery samplingadalah:

a. Jika akuntan memperkirakan tingkat kesalahan dalam populasi sebesar nol atau mendekati nol persen.

b. Jika akuntan mencari karakteristik yang sangat kritis, yang jika hal ini ditemukan, merupakan petunjuk adanya ketidakberesan yang lebih luas atau kesalahan yang serius dalam laporan keuangan. Prosedur pengambilan sampel dalam discovery sampling adalah sebagai berikut:

a. Tentukanattributeyang akan diperiksa.

b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya.


(52)

d. Tentukandesired upper precision limit. e. Tentukan besarnya sampel.

f. Periksaattributesampel.

g. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel.

Discovery sampling digunakan pula oleh akuntan dalam pengujian substantif . Jika tujuan pemeriksaan akuntan untuk menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak potensial terhadap satu rekening, discovery sampling umumnya dipakai untuk tujuan tersebut.

H. EFEKTIFITAS

Secara singkat efektifitas (hasil guna) dapat dipahami sebagai derajad keberhasilan suatu organisasi (sampai seberapa jauh suatu organisasi dapat dinyatakan berhasil) dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut (Setyawan, 1988: 56). Sistem pengendalian intern adalah efektif apabila pada pengujian kepatuhan ditemukan AUPL = DUPL.

I. KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Monika Sari Chandra Dewiyanti (2008) yang berjudul ”EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT” (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Unit Semin, Gunung Kidul, DIY) menyatakan bahwa:


(53)

Sistem pemberian kredit yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Semin sudah tepat sesuai dengan kajian teori yang ada, dan sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit sudah terbukti efektif, terbukti dengan hasil uji kepatuhan dimana AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desired Upper Precision Limit) yaitu sebesar 5% yang berarti bahwa sistem pengendalian intern adalah efektif.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunita Sari Herawati (2003) yang berjudul, ”EVALUASI SISTEM PEMBERIAN DAN PENGENDALIAN KREDIT’ (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Unit Demangan, Sleman, DIY), menyatakan bahwa:

Sistem pemberian kredit yang dilaksanakan di BRI Unit Demangan sudah baik, hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya berbagai unsur sistem pemberian kredit sesuai dengan kajian teori yang ada. Sistem pengendalian intern yang dilaksanakan di BRI Unit Demangan juga sudah efektif, hal ini terbukti dengan adanya pemisahan tanggungjawab, dokumen dengan nomor urut tercetak, otorisasi dan pencatatan tanggal transaksi serta prosedur pemberian kredit sesuai dengan peraturan yang ada.


(54)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan pada objek tertentu yang sampelnya terbatas sehingga hasil kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, Kulon Progo, DIY.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2009.

C. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah: a. Pimpinan Bank

b. Kepala Bagian Kredit c. Bagian Pembahas Kredit d. Bagian Pelaksana Kredit


(55)

e. Bagian Administrasi Kredit 2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah prosedur-prosedur dalam sistem pemberian kredit usaha kecil.

D. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit dan dokumen pendukungnya.

2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen pokok dan dokumen pendukung yang digunakan dalam pemberian kredit yang ditujukan pada usaha kecil (KUPEDES).

E. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Penelitian ini menggunakan stop-or-go sampling dalam teknik pengambilan sampel. Alasan digunakannyastop-or-go sampling adalah jika tidak ditemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu maka pengambilan sampel dapat dihentikan atau dengan kata lain dapat mencegah pengambilan sampel yang terlalu banyak. Model ini juga digunakan ketika akuntan merasa yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Langkah-langkah yang ditempuh adalah:


(56)

1. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas pengendalian intern. Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif dari suatu unsur yang membedakannya dengan unsur yang lain. 2. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah: 1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya-jawab secara lisan kepada subjek yang akan diteliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat berkas, catatan, dan dokumen lain yang terdapat dalam perusahaan. Data yang akan didokumentasikan dalam penelitian ini adalah mengenai prosedur dan dokumen permohonan kredit, prosedur dan dokumen penyelidikan dan analisis kredit, prosedur dan dokumen pencairan kredit, dan dokumen administrasi kredit.


(57)

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang pertama, yaitu untuk menganalisis sistem pemberian kredit usaha kecil yang dilaksanakan oleh bank. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab masalah pertama adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan data hasil penelitian tentang sistem pemberian

kredit usaha kecil yang dilaksanakan oleh bank berikut analisis dan pembahasannya, yaitu meliputi:

1) Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pemberian kredit usaha kecil.

2) Unit organisasi yang terkait.

3) Jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit usaha kecil.

4) Sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit usaha kecil.

b. Melakukan analisis yaitu dengan cara membandingkan data hasil penelitian yang diperoleh dengan prosedur sistem pemberian kredit yang berlaku di bank secara teoritis.


(58)

2. Pengujian Kepatuhan

Pengujian kepatuhan digunakan untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit usaha kecil yang diterapkan di bank. Metode yang dipakai untuk menganalisis pengendalian intern adalah metode stop-or-go sampling. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukanattributeyang akan diperiksa.

Attributeyang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Attribute I : Pemberian nomor urut tercetak Attribute II : Kelengkapan dokumen pokok dan

dokumen pendukungnya Attribute III : Pemberian tandatangan tanda

otorisasi pejabat yang berwewenang b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya.

Populasi yang akan diambil sampelnya dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem pemberian kredit tersebut adalah semua arsip atau surat keputusan pemberian kredit usaha kecil dan dokumen pendukungnya yang akan diambil selama periode tertentu.

c. Menganalisis efektifitas pengendalian intern dengan melakukan pengujian kepatuhan dengan metode stop-or-go sampling. Prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut:


(59)

1) Menentukandesired upper precision limitdan tingkat keandalan. Pengujian kepatuhan ini menggunakan tingkat keandalan (R%) sebesar 95%, sedangkan batas ketepatan atas (DUPL) yang diinginkan adalah 5%.

2) Menentukan sampel pertama yang harus diambil menurut tabel besarnya sampel minimum.

Jika pengendalian intern baik, maka disarankan untuk tidak menggunakan tingkat keandalan kurang dari 95% dan menggunakan DUPL 5%. Dengan demikian pada umumnya dalam pengujian pengendalian, tidak pernah memilih besarnya sampel kurang dari 60.

3) Membuat tabelstop-or-go decision.

Cara menyusun tabelstop-or-go decisionadalah sebagai berikut: Langkah I:

Pada langkah pertama ditentukan besarnya sampel minimum dengan menggunakan tabel 1. Jumlah sampel dicantumkan dalam kolom Besarnya Sampel Kumulatif langkah 1 (tabel 2). Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan, maka dapat dihentikan pengambilan sampel, dan mengambil kesimpulan bahwa pengendalian intern yang diperiksa adalah efektif. Pengambilan sampel dihentikan jika DUPL = AUPL. Pada tingkat kesalahan sama dengan nol, AUPL dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(60)

Confidence level factor at desired reliability for occurrence observed

AUPL = _____________________________________________

Sample Size

Menurut tabel 3confidence level factorpada R%= 95 dan tingkat kesalahan sama dengan nol adalah tiga, oleh karena itu, AUPL = 3/60 = 5 %. Pada tingkat kesalahan sama dengan nol DUPL = AUPL, dapat disimpulkan jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel sama dengan nol, maka sistem pengendalian intern adalah baik, karena AUPL = DUPL. Langkah 2:

Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tersebut sama dengan satu, maka confidence level factor pada R%= 95 adalah sebesar empat koma delapan (tabel 3). Dengan demikian, jika tingkat kesalahan yang dijumpai dalam sampel sebanyak satu, AUPL = 4,8/60 = 8% adalah melebihi DUPL yang ditetapkan sebesar 5%. Oleh karena itu AUPL>DUPL, maka diperlukan sampel tambahan. Sampel tambahan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Confidence level factor at desired reliability level for accurances observed SampleSize= ________________________________________________________________


(61)

Langkah 3:

Jika dalam pemeriksaan terhadap attribute 96 anggota sampel pada langkah dua tersebut ditemukan dua kesalahan atau penyimpangan, maka auditor akan mengambil 30 anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke-3 ini jumlah sampel komulatif menjadi sebanyak 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya dijumpai dua kesalahan, maka AUPL = 6,3/126 = 5%. Dengan demikian jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian intern adalah efektif, dan auditor akan menghentikan pengambilan sampelnya, karena AUPL = DUPL.

Langkah 4 :

Jika dari hasil pemeriksaan sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan, maka diambil kesimpulan bahwa dengan 95% keyakinan kemungkinan terjelek tingkat kesalahan dalam populasi tidak melebihi 5%. Dengan kata lain, struktur pengendalian intern bank terhadap sistem pemberian kredit adalah efektif.


(62)

Tabel 1: Tabel Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian

Sumber : Mulyadi, 2002: 265

Acceptable Upper sample size based on convidence levels Precision Limit ________________________________

90% 95% 97,5%

10% 24 30 37

9 27 34 42

8 30 38 47

7 35 40 53

6 40 50 62

5 48 60 74

4 60 75 93

3 80 100 124

2 120 150 185


(63)

Tabel 2: TabelStop-or-go Decision

Sumber : Mulyadi, 2002: 266

Langkah ke besarnya sampel berhenti jika lanjutkan ke lanjutkan kumulatif yang di- kesalahan langkah ke langkah gunakan kumulatif yang berikutnya 5 jika

kesa-terjadi sama dengan lahan paling tidak sebesar

1 60 0 1 4

2 96 1 2 4

3 126 2 3 4

4 156 3 4 4


(64)

Tabel 3: TabelConfidence Levels

Sumber : Mulyadi, 1992: 176

Number of Confidence Levels

Occurances _______________________________________

90% 95% 97,5%

0 2.4 3.0 3.7

1 3.9 4.8 5.6

2 5.4 6.3 7.3

3 6.7 7.8 8.8

4 8.0 9.2 10.3

5 9.3 10.6 11.7

6 10.6 11.9 13.1

7 11.8 13.2 14.5

8 13.0 14.5 15.8

9 14.3 16.0 17.1

10 15.5 17.0 18.4

11 16.7 18.3 19.7

12 18.0 19.5 21.0

13 19.0 21.0 22.3

14 20.2 22.0 23.5


(65)

47 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH SINGKAT BANK RAKYAT INDONESIA

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri pada tanggal 16 Desember 1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia.

Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948 menyebabkan kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah adanya perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan perubahan nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan gabungan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluarlah Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara


(66)

Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan undang No. 14 tahun 1967 tentang undang Perbankan dan undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekpor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan pemerintah. Sampai sekarang BRI tetap konsisten memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil yaitu dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Agar dapat memberikan pelayanan secara merata kepada seluruh masyarakat Indonesia, BRI telah mengembangkan jaringan dengan membuka Kantor Unit hampir disetiap Kecamatan di Indonesia, dimana salah satunya adalah BRI Unit Girimulyo Kantor Cabang Wates, DIY.


(67)

Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia. 1. Visi:

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi:

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktekgood.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

B. GAMBARAN UMUM BRI UNIT GIRIMULYO

Pelayanan BRI ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia dan atas usulan Kantor Cabang Wates kepada Kantor Wilayah BRI Yogyakarta, maka didirikanlah Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo pada tahun 1970. BRI Unit Girimulyo terletak di jalan raya Sribit, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Adapun tujuan pendirian BRI Unit Girimulyo ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan pelayanan jasa perbankan.


(68)

Daerah pemasaran BRI Unit Girimulyo meliputi tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Giripurwo, Kelurahan Pendoworejo dan Kelurahan Jatimulyo. Mengingat nasabah BRI Unit Girimulyo berasal dari berbagai desa di Kecamatan Girimulyo, maka didirikanlah Kantor Kas Pembantu di daerah Cublak pada tahun 1999 dengan maksud agar nasabah tidak menempuh jarak yang terlalu jauh jika ingin mendapatkan pelayanan jasa perbankan. Akan tetapi Kantor Kas Pembantu ini hanya dapat memberikan beberapa pelayanan perbankan saja yaitu penerimaan simpanan dan pengajuan permohonan kredit sedangkan untuk pencairan kredit harus dilakukan di Kantor Unit Girimulyo.

C. PRODUK DAN PELAYANAN JASA PERBANKAN BRI UNIT

GIRIMULYO

BRI Unit Girimulyo menghasilkan produk dan pelayanan jasa perbankan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk dan pelayanan jasa perbankan tersebut adalah:

1. SIMPEDES (Simpanan Pedesaan), yaitu merupakan simpanan masyarakat yang diperuntukkan bagi penabung baik perorangan maupun kelompok yang penyetoran maupun penarikannya tidak dibatasi jumlah dan waktunya sepanjang saldo nasabah masih memenuhi ketentuan yang berlaku.

2. DEPOBRI (Depositio Berjangka Bank Rakyat Indonesia), yaitu merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya tidak dapat


(69)

dilakukan sewaktu-waktu atau penarikan hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu sesuai dengan perjanjian.

3. KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan), adalah salah satu jenis fasilitas kredit yang disediakan oleh BRI yang dananya berasal dari tabungan masyarakat dan ditujukan untuk pengembangan usaha kecil.

4. Pengiriman Uang Keluar, adalah perintah dari pihak ketiga/nasabah kepada BRI untuk mengirimkan sejumlah uang.

5. Pengiriman Uang Masuk, adalah proses penerimaan uang di BRI Unit dari hasil pengiriman uang yang berasal dari unit kerja yang lain.

6. Penyediaan Layanan Jasa Bank lainnya, seperti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

D. STRUKTUR ORGANISASI BRI UNIT GIRIMULYO

Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memerlukan suatu organisasi yang mampu mengantar perusahaan tersebut ke dalam tujuan yang hendak dicapai. Bagian-bagian dari organisasi tersebut diharapkan mampu menjalankan tugas, wewenang dan tanggungjawab sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang telah menjadi kebijakan perusahaan. BRI Unit Girimulyo yang merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa perbankan, melalui organisasi yang telah disusun berharap agar organisasi tersebut mampu membawa perusahaan ke dalam tujuannya. Di bawah ini adalah bagan struktur organisasi BRI Unit Girimulyo.


(70)

Struktur Organisasi BRI Unit Girimulyo

Gambar 2: Struktur Organisasi Unit Girimulyo Sumber Data: BRI Unit Girimulyo

Berikut ini adalah tugas dan tanggungjawab dari Kepala Unit, Mantri,Deskman danTellerBRI Unit Girimulyo.

1. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Unit

a. Tugas Pokok Kepala Unit, adalah sebagai berikut :

1) Memimpin Kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok (penerimaan simpanan, pemberian pinjaman, dan pelayanan jasa bank lainnya yang telah ditetapkan ), serta membina BRI Unit dalam rangka pelayanan BRI Unit kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

2) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BRI Unit.

3) Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir atau selalu mengevaluasi pelaksanaan kerja pada pegawai BRI Unit yang menjadi bawahannya.

4) Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di BRI Unit yang meliputi:

KEPALA BRI UNIT

MANTRI DESKMAN/

PEMBUKU


(71)

a) Pengurusan Kas

(1) Mengambil kas bersama-sama Teller dari brandkas pada awal hari dan pada saat diperlukan selama jam kerja. (2) Menyimpan kelebihan kas dalam brandkas setiap saat (bila

terdapat kelebuhan maksimum kas Teller) dan sisa kas akhir hari setelah diyakini kebenarannya, penyimpanan ini harus dilakukan bersama-sama denganTeller.

(3) Menyetor kelebihan atau meminta tambahan kas induk BRI Unit ke atau dari Kantor Cabang.

(4) Mencatat setiap pergerakan Kas Induk tersebut dalam Register “U”.

b) Administrasi Pembukuan

(1) Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi pembukuan berdasarkan prosedur operasional BRI Unit dan dalam batas-batas wewenang yang berlaku (memfiat atau vor fiat pengeluaran sesuai dengan batas wewenang yang dimiliki). (2) Mencocokan tapak validasi PC pada bukti kas dengan

backsheet postingnya(untuk BRI Unit yang berkomputer). (3) Memeriksa kebenaran hasil posting dengan kartu SL dan

bukti kasnya (untuk BRI Unit Manual).

(4) Menandatangani semua bukti kas yang telah diperiksa pada kolom cap atau stempel “Telah Diperiksa” dan membubuhkan paraf pada setiap SL.


(72)

(5) Memeriksa semua kelengkapan bukti kas dan dokumen lainnya pada setiap akhir hari, menandatangani backsheet validasi,backsheet posting,balance sheet, setiap akhir hari, memeriksa bahwa semua bukti kas pembayaran telah difiat dengan benar sesuai kewenangannya, serta telah dibubuhi cap atau stempel sesuai dengan masing-masing aplikasinya. c) Pelayanan Kepada Nasabah

(1) Mengawasi kelancaran pelayanan kepada setiap nasabah yang dilakukan olehTellerdanDeskman/Pembuku.

(2) Turut membantu menyelesaikan keluhan-keluhan langsung dari nasabah.

(3) Secara aktif memantau kegiatan nasabah dan memastikan bahwa semua nasabah diperlakukan sama baik dan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

d) Memeriksa register-register, berkas-berkas, dan surat- surat berharga.

e) Memeriksa administrasi personalia dan logistik.

5) Memutus permintaan pinjaman, fiat bayar pinjaman atau simpanan fiat bayar biaya eksploitasi dan menandatangani surat-surat sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

6) Mengadakan hubungan dan kerjasama yang baik dengan unit-unit atau sub unit organisasi BRI dan instansi laninnya, sesuai dengan


(73)

tugas pokok BRI Unit serta dalam batas-batas wewenang yang dimiliki.

7) Memberikan bimbingan, membuat daftar penilaian karya dan prestasi kerja secara periodik, serta saran usulan kenaikan pangkat bawahannya kepada Pinca.

8) Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun simpanan.

9) Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk mengembangkan usaha BRI Unit.

10) Melaksanakan pengawasan atas pemeliharaan, perawatan, penyediaan material termasuk gedung atau ruangan kerja dan perlangkapan peralatan kantor lainnya.

11) Mampu melaksanakan pekerjaan Mantri BRI Unit, Deskman/Pembuku dan Teller serta mengganti fungsinya dalam hal yang bersangkutan berhalangan.

12) Menyampaikan laporan secara periodik dan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.

13) Menyampaikan informasi dan laporan kepada pemilik apabila terjadi penyimpangan dalam penerimaan simpanan atau pinjaman.

14) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai ketentuan.


(74)

b. Tanggung Jawab Kepala Unit adalah sebagai berikut :

1) Pencapaian sasaran atas rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan, termasuk pencapaian target di bidang pengumpulan dana dari masyarakat atau kinerja usaha BRI Unit.

2) Kelancaran tugas-tugas operasional, termasuk efisiensi dan tercapainya tingkat kepuasan nasabah atas pelayanan yang diberikan oleh setiap petugas BRI Unit.

3) Tersedianya kas yang selalu cukup.

4) Terpeliharanya mekanismeBuilt In Control(waskat) di BRI Unit.

5) Ketertiban dan disiplin kerja serta keterampilan pegawai BRI Unit yang dipimpinnya.

6) Memelihara citra BRI Unit dan BRI umumnya dimata masyarakat. 7) Kelengkapan petunjuk-petunjuk kerja.

8) Kebenaran isi laporan dan ketepatan waktu penyampaian laporan. 9) Terselenggaranya kerjasama yang baik dengan instansi lainnya.

10) Terjadinya penyimpangan yang mengakibatkan kerugian bagi BRI Unit. 11) Kelengkapan berkas pinjaman, simpanan, kepegawaian, dan logistik. 12) Keamanan, ketertiban, dan kebersihan kantor BRI Unit.

13) Peningkatan keterampilan dan pengetahuan atas diri sendiri maupun bawahannya.


(75)

2. Tugas dan Tanggung Jawab Mantri

a. Tugas Pokok Mantri, adalah sebagai berikut :

1) Memeriksa permintaan pinjaman di tempat usaha nasabah yang meliputi usahanya, letak jaminan dan menganalisanya, serta mengusulkan putusan pinjaman kepada Kepala Unit.

2) Melaksanakan pemberian terhadap nasabah pinjaman dan simpanan. 3) Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa bank kepada masyarakat

serta mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan BRI Unit.

4) Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara memeriksa di tempat usaha nasabah, menagih, dan mengusulkan langkah-langkah penanggulannya.

5) Menyampaikan hasil kunjungan ke tempat nasabah kepada Kepala Unit. 6) Memelihara dan mengerjakan rencana kerja, buku tourne, dan buku

eksploitasi kendaraan bermotor.

7) Menyampaikan laporan kepada Kepala Unit apabila dijumpai adanya penyimpangan dalam pelaksanaan operasional BRI Unit.

8) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

9) Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit, sepanjang tidak melanggar asas pengawasan intern.


(76)

b. Tanggung Jawab Mantri adalah sebagai berikut :

1) Kebenaran hasil pemeriksaan ke tempat nasabah yang meliputi kegiatan usahanya, letak jaminan, analisa serta usul putusan pinjamannya.

2) Ketepatan pemasukan angsuran pinjaman dan pemasukan tunggakan pinjaman.

3) Perkembangan dan kemajuan usaha pinjaman, simpanan, dan pelayanan jasa bank lainnya di BRI Unit.

4) Penguasaan data dan pemanfaatan situasi atau perkembangan perekonomian di wilayah kerjanya, guna kepentingan BRI Unit.

5) Penguasaan data perkembangan usaha masing-masing nasabah.

6) Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya di mata masyarakat. 7) Keberhasilan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit.

3. Tugas dan Tanggung JawabDeskman/ Pembuku

a. Tugas PokokDeskman/ Pembuku adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan posting semua transaksi yang terjadi di BRI Unit.

2) Menata usahakan register-register yang berkaitan dengan pencatatan pelayanan pinjaman.

3) Menata usahakan register-register simpanan dan pinjaman. 4) Menata usahakan register pemberantasan tunggakan. 5) Menata usahakan register surat berharga.

6) Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan lainnya di BRI Unit dengan sebaik-baiknya.


(77)

7) Mengelola penyimpanan berkas-berkas pinjaman dan simpanan.

8) Mengerjakan semua laporan BRI Unit, kecuali laporan Neraca dan Rugi/Laba.

9) Menata usahakan pengarsipan dari bukti-bukti pembukuan di dalam amplop yang telah ditentukan berdasar urusan buku besar dan tanggal pembukuan.

10) Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sepanjang tidak bertentangan dengan asas pengawasan intern.

b. Deskman/Pembuku bertanggung jawab langsung kepada Kepala Unit, atas: 1) Ketertiban dan kebenaran setiap posting transaksi yang ada di BRI Unit. 2) Ketertiban dan keamanan penyimpanan berkas-berkas pinjaman,

simpanan, pengarsipan bukti-bukti kas dan pembukuan. 3) Ketepatan dan kebenaran penyampaian data-data laporan.

4) Kebenaran dan ketertiban administrasi pembukuan, surat berharga, dan dokumen penting lainnya.

5) Kelengkapan dan penyimpanan kartu, register serta buku-buku lainnya yang berkaitan dengan administrasi pembukuan.

6) Kecepatan dan kecermatan pelayanan administrasi setoran dan pengambilan, baik simpanan maupun pinjaman atau jasa bank lainnya. 4. Tugas dan Tanggung JawabTeller

a. Tugas PokokTelleradalah sebagai berikut :

1) Bersama-sama dengan Kepala Unit menyelenggarakan pengurusan kas di BRI Unit.


(78)

2) Menerima uang setoran dari nasabah dan memvalidasi dalam Personal Computer/PC.

3) Membayarkan uang kepada nasabah yang berhak setelah ada fiat bayar dari yang berwenang dan memvalidasi dalamPC.

4) Memfiat atas pengambilan simpanan sebatas kewenangan yang dimilikinya.

5) Memvalidasi bukti kas dalamPC.

6) Menyetorkan setiap ada kelebihan kas Teller ke dalam Kas Induk selama jam kerja, dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari ke Kas Induk, dengan menggunakan tanda setoran dan mengisinya pada “model 16”.

7) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit, sepanjang tidak bertentangan dengan asas pengawasan intern.

b. Teller bertanggung jawab langsung kepada Kepala Unit atas : 1) Pengurusan kas bersama Kepala Unit.

2) Kelancaran dan ketepatan pelayanan penerimaan setoran dan pembayaran uang dari dan ke nasabah.

3) Keamanan dan kecocokan uang kas yang ada di ruangTeller. 4) Kelengkapan bukti-bukti kas tunai yang ada dalam pengawasannya 5) Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada

umumnya, melalui pelayanan loket.

6) Tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Unit, sepanjang tidak bertentangan dengan asas pengawasan intern.


(79)

E. PERSONALIA

Sumber daya manusia bagi suatu perusahaan memegang peranan yang amat vital bagi pencapaian tujuan perusahaan. Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dengan bidang perkerjaan tentunya akan mendukung perusahaan dalam menjalankan seluruh aktivitas operasionalnya.

Pemilihan dan penempatan sumber daya manusia pada posisi tertentu dalam sebuah perusahaan bukanlah suatu masalah yang mudah. Sumber daya manusia yang nantinya dipilih adalah sumber daya manusia yang benar-benar memiliki ketrampilan, kemampuan dan pengetahuan yang luas terhadap bidang pekerjaannya.

Berikut ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan/personalia BRI Unit Girimulyo:

1. Perekrutan karyawan dilakukan oleh Kantor Wilayah BRI Yogakarta. 2. Jumlah kebutuhan karyawan diusulkan oleh Kantor Unit kemudian

disampaikan ke Kantor Cabang selanjutnya direkomendasikan ke Kantor Wilyah BRI.

3. Jam kerja karyawan adalah mulai pukul 07.30 - 16.30 WIB.

4. Kantor BRI Unit Girimulyo beroperasi pada hari Senin sampai dengan hari Jumat yaitu pada pukul 08.00 – 15.00 WIB.

5. Mutasi karyawan dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun sekali. 6. Sistem penggajian terdiri atas:


(80)

b. Tunjangan jabatan

c. Tunjangan pendidikan anak d. Tunjangan hari raya

Dalam menjalankan aktivitas usahanya, saat ini BRI Unit Girimulyo memiliki enam karyawan dan berikut ini adalah profil karyawan BRI Unit Girimulyo:

Tabel 1 Profil Karyawan Menurut Jabatan, Jenis Kelamin, dan Tingkat Pendidikan.

Jabatan Jumlah Orang

Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

L P SMP SMA/

SMK

D-3 S-1

Ka Unit 1 √ - - √ -

-Mantri 2 √ - - √ - √

Deskman 1 - √ - - - √

Teller 1 - √ - - - √

Penjaga Malam

1 √ - - √ -

-Jumlah 6 4 2 - 3 - 3


(81)

63 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT BRI UNIT GIRIMULYO

Dalam rangka mendukung pengembangan usaha kecil pemerintah memberikan perhatian yang diwujudkan melalui pemberian modal kerja berupa kredit melalui lembaga perbankan. Salah satu hambatan yang dihadapi para pengusaha kecil untuk mengembangkan usaha adalah masalah pendanaan atau modal kerja. Melalui lembaga perbankan pemerintah berharap masyarakat dalam hal ini adalah pengusaha kecil dapat menikmati dana yang relatif murah dan mudah untuk membiayai usaha-usaha mereka. Fasilitas kredit yang diberikan oleh lembaga perbankan juga diharapkan dapat membantu pengusaha kecil agar dapat meningkatkan usaha, memperluas usaha dan bahkan untuk mendirikan usaha dalam sektor yang lain. Pada akhirnya pemberian kredit diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan mendukung pembangunan nasional.

Kredit yang diberikan tentunya mengandung resiko bagi pihak bank sendiri, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan menerapkan asas-asas pemberian kredit yang sehat. Bank juga harus menerapkan sistem pemberian kredit yang baik agar keberlangsungan usaha pengkreditan tetap terjamin. Lembaga perbankan


(82)

juga wajib melaksanakan prosedur pengkreditan secara benar dan tepat mulai dari pengajuan permohonan kredit sampai pelunasan kredit nantinya.

BRI Unit Girimulyo yang beroperasi di Kecamatan Girimulyo menawarkan fasilitas kredit bagi para nasabahnya. Jenis kredit yang ditawarkan berupa Kredit Umum Pedesaan atau KUPEDES yaitu salah satu jenis fasilitas kredit yang disediakan oleh BRI yang dananya berasal dari tabungan masyarakat dan ditujukan untuk pengembangan usaha kecil. KUPEDES dengan sasaran usaha kecil diberikan untuk semua sektor usaha yang meliputi pertanian, perdagangan, perindustrian dan usaha-usaha lain yang menurut analisa bank layak mendapat fasilitas kredit. Unsur-unsur sistem pemberian kredit di BRI Unit Girimulyo terdiri atas:

1. Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pemberian kredit usaha kecil.

2. Unit-unit yang terkait dalam sistem pemberian kredit.

3. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit. 4. Sistem pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit.

Untuk menjawab masalah yang pertama akan diuraikan unsur-unsur sistem pemberian kredit usaha kecil di BRI Unit Girimulyo satu persatu di bawah ini.

1. Dokumen dan Catatan yang Digunakan

a. Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKPP)

Dokumen ini berisi keterangan-keterangan yang berhubungan dengan permintaan kredit calon debitur yang meliputi identitas diri,


(83)

pekerjaan atau usaha, status calon debitur pada BRI atau pada bank lain mengenai hutang, jenis usaha yang akan dibiayai kredit, besar pinjaman yang diminta, jangka waktu dan cara pembayaran yang diminta, rencana penggunaan kredit yang diminta, alasan atau latar belakang permohonan kredit dan jaminan yang disediakan nasabah. SKPP ini diisi dan ditandatangani oleh calon debitur yang bersangkutan dan juga ditandatangani Deskman. Selanjutnya SKPP diserahkan kepada Kepala Unit untuk diproses lebih lanjut. Dokumen ini telah sesuai apabila dibandingkan dalam teori yang ada karena dokumen ini berisi surat permohonan nasabah dan daftar isian bank.

b. Laporan Penilaian Sehubungan dengan Permohonan Kredit Umum Pedesaan Serta Pemeriksaan Di Lapangan

Setelah nasabah mengajukan SKPP selanjutnya pihak bank melakukan penilaian sehubungan dengan permohonan kredit nasabah. Penilaian ini dilakukan oleh seorang Mantri dan hasil penilaian tersebut diajukan kepada Kepala Unit untuk nantinya dijadikan pertimbangan berapa besarnya pinjaman yang layak diberikan kepada nasabah yang bersangkutan. Terdapat tiga model laporan penilaian permohonan kredit yaitu model 70a untuk pinjaman kredit sampai dengan Rp. 10.000.000,- model 70b untuk pinjaman kredit di atas Rp 10.000.000,- s.d Rp 50.000.000,- dan model 70c untuk pinjaman kredit antara Rp 50.000.000,- s.d Rp


(84)

100.000.000,-. Dokumen ini terdiri atas tiga bagian yaitu informasi dasar, penilaian Mantri serta usul dan putusan kredit. Berikut adalah penjelasan dari tiga bagian yang terdapat dalam laporan penilaian permohonan kredit:

1) Informasi Dasar, berisi:

a) Besar pinjaman yang diminta.

b) Jangka waktu pinjaman, tenggang waktu dan cara pembayaran angsuran kredit.

c) Pekerjaan atau bidang usaha pokok dan usaha sampingan. d) Riwayat pinjaman serta angsuran yang lalu (3 periode

terakhir).

e) Rekening tabungan di BRI dan saldo tabungan yang terakhir. f) Besarnya pinjaman isteri atau suami yang sedang berjalan di

BRI atau di bank lain.

g) Keadaan usaha saat ini yang meliputi alat-alat produksi yang dimiliki dan kondisi teknisnya, omzet penjualan produksi atau barang dagangan perbulan, biaya-biaya yang diperlukan perbulan, pendapatan bersih perbulan.

h) Surat-surat yang dilampirkan berkaitan dengan usaha. i) Informasi tentang karakter nasabah.

2) Penilaian Mantri, berisi:

a) Perhitungan proyeksi pendapatan setelah menerima kredit perbulan.


(85)

b) Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka akan diprediksi kredit akan dapat dilunasi dalam jangka waktu berapa bulan. c) Daerah pemasaran, perluasan pemasaran dan cara atau sistem

pemasaran barang dan jasa yang dihasilkan. d) Pengadaan bahan baku.

e) Jenis dan nilai agunan. 3) Usul dan Keputusan, berisi:

a) Usul dan Putusan

Bagian usul dan putusan diajukan oleh Mantri kepada Kepala Unit.

b) Keputusan

Bagian keputusan berisi keputusan final dari Kepala Unit tentang permohonan kredit dari nasabah.

Dokumen ini telah sesuai apabila dibandingkan dengan teori yang ada yaitu merupakan dokumen dalam penyidikan dan analisis kredit.

c. Laporan Penilaian Agunan

Laporan penilaian agunan berisi analisis aset dari nasabah yang akan dijadikan jaminan kredit. Jenis aset yang sering digunakan sebagai jaminan kredit adalah surat kepemilikan tanah. Penilaian agunan berupa tanah dilakukan oleh mantri dengan melihat langsung ke lapangan yaitu dengan mengidentifikasi tanah di lapangan, mengidentifikasi tanah berdasarkan surat tanah, mengidentifikasi


(86)

bangunan yang berdiri di atas tanah yang dijaminkan dan mengidentifikasi data lingkungan. Dokumen ini diisi oleh seorang Mantri dan ditandatangani oleh calon debitur, Mantri dan Kepala Unit. Dokumen ini telah sesuai apabila dibandingkan dengan teori yang ada yaitu merupakan surat penilaian jaminan.

d. Surat Pengakuan Hutang

Dokumen ini berisi pernyataan pengakuan hutang oleh debitur terhadap sejumlah uang yang diterimanya, serta disertai beberapa persyaratan mengenai pelunasan kredit yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dokumen ini ditandangani oleh debitur disertai dengan materai. Terdapat dua model surat pengakuan hutang yaitu model 03 untuk pinjaman yang baru dan model Addendum SH-03 untuk pinjaman kredit yang belum lunas tetapi mengajukan lagi. Dokumen ini telah sesuai apabila dibandingkan dengan teori yang ada yaitu merupakan dokumen pengikat jaminan. Di samping dokumen-dokumen di atas BRI juga melakukan pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh Deskman sehubungan dengan semua kejadian yang terjadi dalam sisitem pemberian kredit, adapun catatan akuntansi yang digunakan adalah:

1) Jurnal

Catatan ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi mulai dari pencairan kredit sampai dengan pelunasan kredit.


(1)

119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI