2.6. Cincin Newton
Cincin Newton adalah hasil dari interferensi antara gelombang, satu dipantulkan dari pelat gelas bidang dan lainnya dipantulkan dari dasar permukaan
lensa. Interferensi terjadi antara sinar pantul oleh permukaan cembung dan sinar
pantul oleh keping gelas maka jika dilihat dari arah sinar pantul akan tampak cincin terang dan gelap sesuai dengan tebal film atau d seperti yang terlihat pada gambar
2.12
dengan R jari-jari kelengkungan lensa, r jari-jari cincin, d tebal film,
1
n
indeks bias lensa,
2
n
indeks bias udara atau selaput tipis dan
3
n indeks bias keping gelas. Hasil interferensi pada percoaan Cincin Newton terlihat pada Gambar 2.13
lensa Keping gelas
udara cahaya datang
d r
R E
C D
B A
Gambar 2.12 Alat untuk mengamati cincin newton
3
n
2
n
1
n
Hubungan antara jari-jari kelengkungan lensa R, jari-jari cincin r dan tebal film d pada Gambar 2.12 adalah:
2 2
r R
EC −
=
dan
2 2
r d
R R
ED +
− =
=
sehingga
2 2
2 2
2 2
2
2 r
d Rd
R R
r d
R R
+ +
− =
+ −
=
atau
2 2
2 d
dR r
− =
2.31a Karena
2 2
R d
maka Rd
r 2
2
≈ sehingga tebal film dianggap sebagai
R r
d 2
2
= 2.31b
Karena
2 3
1
, n
n n
, maka beda lintasan optic adalah
λ λ
λ ∆
2 1
2 1
2 2
2 1
2
2 2
2 2
2
+ =
+ =
+ =
R r
n R
r n
n d
r 2.32
Jadi untuk cincin Newton terang yang ke-m, diberikan oleh Gambar 2.13 Pola Cincin Newton
λ λ m
R r
n =
+ 2
1
2 2
sehingga
R m
r ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ − =
2 1
λ 2.33
untuk n
2
= 1 udara, dengan λ panjang gelombang, r jari-jari cincin terang, m
bilangan nomor cincin 1, 2, 3, 4, …, dan R jari-jari kelengkungan lensa Untuk cincin Newton gelap yang ke-m diperoleh
R m
r
λ
=
2.34 Pada pusat pola r = 0 terjadi gelap m = 0. Pada tempat tersebut jarak antara lensa
cembung datar dengan permukaan logam d = 0 Jika jarak antara permukaan lensa cembung datar dan keping gelas adalah
o
d seperti gambar 2.14, maka didapatkan tebal film
d d
+ . Agar terjadi cincin gelap maka
beda lintasan optis
d r
d d
±
Gambar 2.14 Cincin newton dengan tebal film tertentu
1
n
3
n
2
n
λ λ
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ +
= +
+ =
∆ 2
1 2
1 2
2
m d
d n
r
atau m
d d
λ =
+ 2
2.35 Pada pusat pola: d = 0, sehingga
m d
λ =
2 Agar pada pusat pola terjadi terang maka
λ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ + =
2 1
2 m
d Pola gelap orde
1 =
m pada posisi
1
d d
= dan pada posisi
2
d d
= untuk orde
2 =
m adalah
sehingga
2 2
2 1
2
2 1
λ λ
λ
= ∆
= =
d d
d
Jadi
2 2
2 2
1 2
1 2
λ λ
λ
= −
= ∆
= −
= ∆
m m
m d
d d
2.36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.7. PEMUAIAN