Tebal Kutikula µm Pengaruh Pengaruh Pemberian Giberellin (GA3) dan Asam Salisilat Pada Kondisi Cekaman Salinitas Terhadap Pertumbuhan Rosella (Hibiscus Sabdariffa)

7. Tebal Kutikula µm

Sidik ragam perlakuan giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas pada peubah tebal kutikula 9 dan 10 MST dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15 . Perlakuan giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas berpengaruh sangat nyata pada peubah tebal kutikula pada umur 9 dan 10 MST. Hasil uji beda rata- rata tebal kutikula pada perlakuan giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rata-rata Tebal Kutikula pada Perlakuan Giberellin, Asam Salisilat, dan Cekaman Salinitas Perlakuan Tebal Kutikula µm 9 MST 10 MST Giberellin A Tanpa Giberellin A0 30,378 b 34,227 b GA 3 5 mg L -1 A1 48,832 a 54,765 a Asam Salisilat B 0 mM B0 47,938 a 51,818 a 0.5 mM B1 45,868 b 51,063 b 1 mM B2 25,010 c 30,608 c Cekaman Salinitas C Tanpa Salinitas C0 51.700 a 60.175 a Salinitas 4-5 dsm -1 C1 27.510 b 28.817 b Keterangan : Angka pada kolom dan baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT Duncan Multiple Range Test Perlakuan giberellin memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata tebal kutikula 9 dan 10 MST. Pemberian giberellin 5 mg L -1 A1 meningkatkan tebal kutikula dibanding tanpa giberellin A0. Perlakuan asam salisilat memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata tebal kutikula dimana hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian asam salisilat B0 sedangkan yang terendah pada pemberian asam salisilat 1 mM B2. Perlakuan cekaman salinitas memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata tebal kutikula. Universitas Sumatera Utara Perlakuan tanpa salinitas C0 meningkatkan tebal kutikula dibanding pemberian salinitas 4-5 dsm -1 C1 untuk setiap jenis amatan umur 9 dan 10 MST. Uji beda rata-rata untuk peubah jumlah stomata pada perlakuan interaksi giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rata-rata Tebal Kutikula pada Perlakuan Interaksi Giberellin, Asam Salisilat, dan Cekaman Salinitas Perlakuan Tebal Kutikula µm 9 MST 10 MST Interaksi Giberellin dan Asam Salisilat A0B0 29,345 d 33,675 d A0B1 32,885 c 31,570 e A0B2 28,905 e 37,435 c A1B0 66,530 a 69,960 b A1B1 58,850 b 70,555 a A1B2 21,115 f 23,780 f Interaksi Giberellin dan Cekaman Salinitas A0C0 60,757 a 68,453 a A0C1 - - A1C0 42,643 c 51,897 c A1C1 55,020 b 57,633 b Interaksi Asam Salisilat dan Cekaman Salinitas B0C0 50,250 b 57,085 c B0C1 45,625 d 46,550 d B1C0 54,830 a 62,225 a B1C1 36,905 e 39,900 e B2C0 50,020 c 61,215 b B2C1 - - Interaksi Giberellin, Asam Salisilat dan Cekaman Salinitas A0B0C0 58,690d 67,350 d A0B0C1 - - A0B1C0 65,770c 63,140 e A0B1C1 - - A0B2C0 57,810e 74,870 c A0B2C1 - - A1B0C0 41,810 h 46,820 h A1B0C1 91,250a 93,100 a A1B1C0 43,890 f 61,310 f A1B1C1 73,810b 79,800 b A1B2C0 42,230 g 47,560 g A1B2C1 - - Keterangan : Angka pada kolom dan yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT Duncan Multiple Range Test Universitas Sumatera Utara Perlakuan interaksi gibberellin dan asam salisilat menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap tebal kutikula 9 dan 10 MST dimana untuk tebal kutikula 9 MST hasil tertinggi pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan tanpa pemberian asam salisilat A1B0 dan untuk 10 MST hasil tertinggi pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan pemberian asam salisilat 0,5 mM A1B1 sedangkan yang terendah pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan pemberian asam salisilat 1 mM A1B2 untuk setiap umur amatan 9 dan 10 MST. Perlakuan interaksi giberellin dan cekaman salinitas menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap tebal kutikula 9 dan 10 MST dimana hasil tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan tanpa salinitas A0C0, sedangkan yang terendah pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan tanpa salinitas A1C0. Perlakuan interaksi asam salisilat dan cekaman salinitas menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap tebal kutikula 9 dan 10 MST dimana hasil tertinggi pada perlakuan pemberian asam salisilat 0,5 mM dan tanpa salinitas B1C0 sedangkan yang terendah pada pemberian asam salisilat 0,5 mM dan pemberian salinitas 4-5 dsm -1 B1C1. Perlakuan interaksi giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas berpengaruh sangat nyata terhadap tebal kutikula 9 dan 10 MST dimana hasil tertinggi pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan tanpa pemberian asam salisilat serta pemberian salinitas 4-5 dsm -1 A1B0C1 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan tanpa pemberian asam salisilat serta tanpa pemberian salinitas A1B0C0 dan berbeda nyata satu dengan yang lainnya yaitu dengan perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan asam salisilat 0,5 mM serta tanpa pemberian salinitas A1B1C0, Universitas Sumatera Utara perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan tanpa pemberian asam salisilat serta pemberian salinitas 4-5 dsm -1 A1B0C1, perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan pemberian asam salisilat 1 mM serta tanpa salinitas A0B2C0, perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan pemberian asam salisilat 0,5 mM serta tanpa salinitas A0B1C0, perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L -1 dan pemberian asam salisilat 1 mM serta tanpa salinitas A1B2C0, tanpa pemberian giberellin dan tanpa pemberian asam salisilat serta tanpa pemberian salinitas A0B0C0.

8. Klorofil Amg.g