pemberian salinitas 4-5 dsm
-1
A1B1C1, perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan pemberian asam salisilat 1 mM serta tanpa salinitas A0B2C0, perlakuan
pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan tanpa pemberian asam salisilat serta tanpa salinitas A1B0C0, perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan pemberian asam salisilat 1 mM serta tanpa salinitas A1B2C0, tanpa pemberian giberellin
dan tanpa pemberian asam salisilat serta tanpa pemberian salinitas A0B0C0.
9. Klorofil Bmg.g
-1
bs
Sidik ragam perlakuan giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas pada peubah klorofil b dapat dilihat pada Lampiran 17
. Perlakuan giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas berpengaruh sangat
nyata pada peubah klorofil b. Hasil uji beda rata-rata klorofil b pada perlakuan giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Klorofil B pada Perlakuan Giberellin, Asam Salisilat, dan Cekaman Salinitas
Perlakuan Klorofil B mg.g
-1
bs Giberellin A
Tanpa Giberellin A0 674.167 b
GA
3
5 mg L
-1
A1 1044.667 a
Asam Salisilat B
0 mM B0 887.250 b
0.5 mM B1 1073.750 a
1 mM B2 617.250 c
Cekaman Salinitas C
Tanpa Salinitas C0 1306.833 a
Salinitas 4-5 dsm
-1
C1 412.000 b
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT Duncan Multiple Range Test
Uji beda rata-rata untuk peubah klorofil b pada perlakuan interaksi giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas dapat dilihat pada Tabel 18.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18. Rata-rata Klorofil B pada Perlakuan Interaksi Giberellin, Asam Salisilat, dan Cekaman Salinitas
Perlakuan Klorofil B mg.g
-1
bs Interaksi Giberellin dan Asam Salisilat
A0B0 586.500 f
A0B1 810.000 c
A0B2 626.000 d
A1B0 1188.000 b
A1B1 1337.500 a
A1B2 608.500 e
Interaksi Giberellin dan Cekaman Salinitas
A0C0 1348.333 a
A0C1 -
A1C0 1265.333 b
A1C1 824.000 c
Interaksi Asam Salisilat dan Cekaman Salinitas
B0C0 1205.000 c
B0C1 569.500 e
B1C0 1481.000 a
B1C1 666.500 d
B2C0 1234.500 b
B2C1 -
Interaksi Giberellin, Asam Salisilat dan Cekaman Salinitas
A0B0C0 1173.000 g
A0B0C1 -
A0B1C0 1620.000 a
A0B1C1 -
A0B2C0 1252.000 d
A0B2C1 -
A1B0C0 1237.000 e
A1B0C1 1139.000 h
A1B1C0 1342.000 b
A1B1C1 1333.000 c
A1B2C0 1217.000 f
A1B2C1 -
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT Duncan Multiple Range Test
Perlakuan giberellin memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata klorofil b. Pemberian gibberellin 5 mg L
-1
A1 meningkatkan kadar klorofil b dibanding tanpa pemberian gibberellin A0. Perlakuan asam salisilat memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata klorofil b dimana hasil tertinggi terdapat pada pemberian asam salisilat 0.5 mM B1, sedangkan yang terendah pada
Universitas Sumatera Utara
pemberian asam salisilat 1 mM B2. Perlakuan cekaman salinitas memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata klorofil b. Perlakuan salinitas 4-5 dsm
-1
C1 menurunkan kadar klorofil b dibanding tanpa salinitas C0. Perlakuan interaksi gibberellin dan asam salisilat menunjukkan pengaruh
sangat nyata terhadap klorofil b dimana hasil tertinggi pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan asam salisilat 0,5 mM A1B1, sedangkan yang terendah pada perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan tanpa pemberian asam salisilat
A0B0. Perlakuan interaksi giberellin dan cekaman salinitas menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap klorofil b dimana hasil tertinggi pada perlakuan
tanpa pemberian gibberellin dan tanpa salinitas A0C0, sedangkan yang terendah pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan pemberian salinitas 4-5 dsm
-1
A1C1. Perlakuan interaksi asam salisilat dan cekaman salinitas menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap klorofil b dimana hasil tertinggi pada perlakuan
pemberian asam salisilat 0,5 mM dan tanpa salinitas B1C0 sedangan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian asam salisilat dan pemberian
salinitas 4-5 dsm
-1
B0C1. Perlakuan interaksi giberellin, asam salisilat dan cekaman salinitas
berpengaruh sangat nyata terhadap klorofil b dimana hasil tertinggi pada perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan asam salisilat 0,5 mM serta tanpa
salinitas A0B1C0 sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan tanpa pemberian asam salisilat serta pemberian salinitas 4-5 dsm
-1
A1B0C1 dan berbeda nyata dengan perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan asam salisilat 0,5 mM serta tanpa pemberian salinitas A1B1C0, perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan asam salisilat 0,5 mM serta
Universitas Sumatera Utara
pemberian salinitas 4-5 dsm
-1
A1B1C1, perlakuan tanpa pemberian gibberellin dan pemberian asam salisilat 1 mM serta tanpa salinitas A0B2C0, perlakuan
pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan tanpa pemberian asam salisilat serta tanpa salinitas A1B0C0, perlakuan pemberian gibberellin 5 mg L
-1
dan pemberian asam salisilat 1 mM serta tanpa salinitas A1B2C0, tanpa pemberian giberellin
dan tanpa pemberian asam salisilat serta tanpa pemberian salinitas A0B0C0.
10. Umur Panen HST