Pembahasan
1.  Pengaruh Interaksi Antara Giberellin Dan Cekaman Salinitas Terhadap Pertumbuhan Rosella
Pemberian  giberellin  pada  kondisi  cekaman  salinitas  memperlihatkan pengaruh  nyata  pada  peubah  pertumbuhan  dan  produksi  seperti  persentase
perkecambahan,  tebal  kutikula,  klorofil  a  dan  b,  betakaroten  dan  warna  bunga. Dimana perlakuan giberellin memberikan pengaruh nyata lebih baik pada kondisi
cekaman salinitas. Pemberian giberellin 5 mg L
-1
pada kondisi cekaman salinitas pada  tanaman  rosella  membantu  mempertahankan  keberhasilan  perkecambahan
walaupun  tebal  kutikula,  klorofil  a  dan  b  menurun    dan  tidak  terbentuk  bunga fase  generatif  untuk  dipanen.  Hal  ini  disebabkan  karena  gibberellin  diberikan
pada  saat  perendaman  benih  yang  difokuskan  untuk  mempertahankan keberhasilan perkecambahan sehingga tidak meningkatkan kadar klorofil a dan b.
Pada  penelitian  ini  sebagian  dari  tanaman  rosella  yang  mendapatkan  perlakuan cekaman  salinitas  mengalami  kematian  sehingga  menurunkan  rataan  tebal
kutikula, namun jika dilihat dari rataan tanaman yang mampu bertahan dihasilkan peningkatan  tebal  kutikula  yang  paling  tebal  terdapat  pada  tanaman  rosella  yang
mendapat  perlakuan  cekaman  salinitas.  Magome  et  al.  2004  bahwa  gibberellin dapat  meningkatkan  perkecambahan,  perluasan  daun,  perpanjangan  batang  dan
pembungaan  pada  tanaman  Arabidopsis.  Hal  ini  tidak  sejalan  dengan  hasil penelitian  Hajibagheri  et  al.  1983,  yang  menyatakan  bahwa  pengamatan  pada
salinitas yang tinggi secara signifikan meningkatkan ketebalan kutikula. Salinitas tidak  hanya  mempengaruhi  morfologi  daun  dan  laju  transpirasi  tetapi  juga
Universitas Sumatera Utara
mengarah  pada  pengurangan  kandungan  total  klorofil  seperti  meningkat konsentrasi garam.
Cavusoglu et al 2008, menyatakan dalam penelitiannya bahwa zat pengatur tumbuh  sebagian  besar  meningkatkan  diameter  batang,  epidermis  lebar  sel,
ketebalan  zona  korteks,  lebar  bundel  vaskular,  lebar  xilem,  diameter  trakea  dan lebar floem dibandingkan dengan kontrol bibit ditumbuhkan dalam media garam.
Selain  itu,  menurunkan  ketebalan  kutikula,  panjang  sel  epidermis  dan  ketebalan kambium. Perubahan anatomi menunjukkan bahwa stres garam pada batang lobak
dapat  dikurangi  oleh  regulator  pertumbuhan.  Sebenarnya,  Cavusoglu  and  Kabar 2007, pada penelitiannya tentang lobak, mengamati bahwa zat pengatur tumbuh
meringankan  penghambatan  garam  yang  diinduksi  pada  perkecambahan  biji, persentase hipokotil dan serapan air.
Zat  pengatur  pertumbuhan  seperti  GA
3
dan  24-epibrassinolide EBR  tidak
menyebabkan  peningkatan  ketebalan  kutikula  atau  penurunan  diameter  batang, ukuran  sel  epidermis  dan  parameter  anatomi  lainnya  disebabkan  oleh  salinitas
Zhao et al. 1992, Hu et al. 2005. Ali  et  al  2011,  menyatakan  bahwa  aplikasi  GA
3
mengurangi  efek penghambatan  NaCl  pada  berberapa  parameter  pertumbuhan  dan  pigmen
fotosintesis  pada  Hibiscus  sabdariffa  dengan  menginduksi  aktivitas  enzim  dan meningkatkan  RWC  kadar  air  relatif  dan  dengan  demikian  GA
3
membantu dalam  toleransi  tanaman  terhadap  stres  garam.  Hal  ini  juga  didukung  dengan
pernyataan  Davies  1995,  yang  menyatakan  bahwa  efek  gibberellin  pada pertumbuhan  batang,  GA
1
menyebabkan  hyperelongation  batang  dengan merangsang kedua pembelahan sel dan pemanjangan sel. Hasilnya tinggi sebagai
Universitas Sumatera Utara
lawan  pengkerdilan  tanaman.  Pada  tanaman  hari  yang  panjang,  gibberellin menyebabkan  pemanjangan  batang  dalam  menanggapi  hari  yang  panjang.
Giberellin  dapat  menginduksi  perkecambahan  benih,  gibberellin  dapat menyebabkan  perkecambahan  benih  dalam  beberapa  bibit  yang  biasanya
memerlukan dingin stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi perkecambahan. Gibberellin  memproduksi  enzim  selama  perkecambahan,  giberellin  merangsang
produksi  berbagai  enzim,  terutama  amilase,  contoh  pada  perkecambahan  biji- bijian  sereal.  Gibberellin  mengatur  pertumbuhan  buah,  yang  disebabkan  oleh
aplikasi eksogen dalam beberapa buah misalnya anggur.
2.  Pengaruh  Interaksi  Antara  Perlakuan  Asam  Salisilat  Dan  Cekaman Salinitas