Subjek I dan II

49 Pemahamannya tentang oranglain seringkali menolong ketika ada teman yang butuh pemecahan dalam masalahnya.

C. Subjek I dan II

1. Kepribadian

Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing untuk mencapai kebahagiaanya. Kebahagiaan itu sendiri akan terlihat secara fisik pada seseorang yang telah mengalaminya. Secara pribadi orang yang bahagia akan menunjukkan optimisme dan semangat dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan dua Subjek yaitu Koziz dan Memet, ditemukan dua pengalaman yang hampir sama dalam meniti menuju kebahagiaan hidup subjek. Kesamaan dalam kepribadian yang dimaksud yaitu semangat dan optimisme subjek dalam meniti kebahagiaan tanpa menjalani pepndidikan ke perguruan tinggi. Koziz merasa memiliki semangat dan selalu optimis akan mendapatkan keinginannya meskipun ia tidak menjalani pendidikan ke perguruan tinggi. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz : Koziz : ”Saya milih kerja karena pengen mandiri dan bisa mengelola keuangan sendiri mas. Jadi hasilnya pun memuaskan. Dan karena banyak keinginan yang masih belum tercapai, makanya saya selalu semangat kerja. Kalo nggak semangat lagi, ambruk jatuh mas..” Koziz Memet : “Saya nggak mau ketergantungan dengan bapak ibuk. Kalo kerja sendiri kan bisa tak pake sesuka hati, nggak malu kalo dilihat orang, wong hasil kerja saya kok. Saya selalu semangat mas kalo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 kerja, kalo malas-malasan nggak enak sama yang lain teman kerja, malu sama bapak, karna dulu di suruh kulian malah saya nggak mau dan milih kerja.” Memet Kepribadian yang dimiliki Koziz sangat baik. Dalam kalangan remaja dan teman-temannya dalam komunitas dan juga keluarga, dia dikenal sebagai remaja yang suka membantu dan berpikir sebelum bertindak. Koziz juga bisa membedakan antara tanggung jawab dan kesenangan. Hal ini ia tunjukkan dengan menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal, selalu ikut kegiata- kegiatan yang bertujuan sosial, dan meskipun ia menjadi “orang pen ting” di desanya, ia tidak menutup diri untuk berbaur dan menjadi bagian dari segala bentuk kegiatan pemuda di desa Batur. Dilatih dalam keluarga yang harmonis membuat Memet menjadi pribadi yang jujur, disiplin, dan bertanggungjawab. Akan tetapi Memet tetap lah pribadi yang rendah hati dan menyenangkan. Dia banyak mengerti keadaan orang lain. Memet juga termasuk orang yang ringan tangan. Sebisa mungkin dia akan membantu orang yang meminta bantuan padanya. Pernyataan Koziz dan Memet menunjukkan bahwa mereka mengalami kebahagiaan dan puas akan pencapaian dari masing-masing. Orang yang bahagia memiliki trait optimis dan harga diri yang tinggi Carr, 2004.

2. Jenis Kelamin dan Perkawinan

Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau janda 51 Eddington Shuman, 2005. Jenis kelamin tidak terlalu mempengaruhi kebahagiaan pada seseorang. Dalam kasus ini, kedua Subjek adalah remaja yang baru memasuki masa dewasa awal, subjek belum terlalu memikirkan pasangan hidup dan rumah tangga. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua Subjek ditemukan kemiripan dalam memberikan pernyataan. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz dan Memet : Koziz : “Mungkin ya mas, kalo sudah menikah akan lebih senang, kan ada yang bantuin mikir, atau setidaknya ada temen terus, jadi nggak sepi. Hehehe..tapi untuk sekarang belum mau nikah-nikahan dulu lah, pacaran aja dulu biar kenal.” Koziz Memet : ”Saya tu nggak punya pacar mas, belum kepikiran sama sekali tentang nikah. Mungkin aja nikah bisa bikin lebih baik, ada yang nemani tiap saat. Mungkin lho mas, wong saya belum pernah nikah. Hehe.. tapi keinginan menikah tentu ada mas. Pengalaman teman- teman yang sudah menikah itu, sepertinya subjek lebih senang hidupnya.” Memet Kedua Subjek sama-sama masih remaja akhir dan berkompeten dalam bekerja. Pemikiran tentang pasangan hidup masih belum terlalu menjurus dan meruncing pada hidup berumah tangga. Namun subjek memberi penilaian bahwa hidup berkeluarga akan memberi kebahagiaan yang lebih daripada seseorang yang hidup sendiri.

3. Usia dan Kesehatan

Pada banyak penelitian dan survey menunjukkan bahwa pengaruh usi terhadap kebahagiaan adalah kecil Argyle, 1999. Sedangkan pengaruh kesehatan terhadap kebahagiaan bergantung pada diri sendiri. Usia dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 kesehatan saling berkaitan kuat dalam hidup seseorang. Kedua aspek ini bergantung pada individu itu sendiri. Koziz dan Memet memberi jawaban yang berbeda pada aspek kesehatan dan usia. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap kedua Subjek: Koziz : “Menurut saya, orang bahagia itu kalo punya sesuatu yang diinginkan tercapai keinginan batin dan punya uang. Tapi untuk masalah uang, percuma juga ya mas kalo kita punya segala sesuatu yang kita inginkan, tapi badan ini tidak sehat. Lebih baik saya cegah saja dari sekarang untuk mengurangi resiko terkena penyakit di usia lanjut nanti, dengan tidak merokok dan miras misalnya.” Koziz Pernyataan Koziz menunjukkan kesiapan batin untuk menghadapi masa depan. Kondisi fisik yang sehat tentu menjadi keutamaan baginya, dan ia mulai menjaganya dari sekarang. Menurutnya, bagaimana kita akan menikmati hasil jerih payah kita jika badan kita tidak mampu berdiri lagi. Kesehatan menjadi hal penting bagi Koziz. Memet : “Semakin tua pasti kita semakin mudah terkena penyakit. Makanya segala sesuatunya di persiapkan dari sekarang mas. Misalnya, saya pengen main motor, ya saya puas-puaskan dari sekarang, siapa tau besok saya kepengen main motor, tapi badan sudah nggak kuat lagi tua. Untuk saat ini saya cukup senang mas bisa mendapatkan keinginan saya. Masalah tua dan sakit, itu dipikir kalau sudah saatnya saja. Hehe..” Memet Usia dan kesehatan menurut Memet sangat berhubungan. Semakin tua akan semakin rentan dan rapuh menurutnya. Memet menghabiskan usia mudanya ini untuk menikmati apa yang ada di depan mata dan memikirkan 53 hari esok saat tiba pada waktunya. Ketegasan Memet ini sangat ia nikmati dalam keidupannya sehari-hari dan berjalan sesuai kata hatinya. Hal yang perlu dimengerti adalah menjaga keadaan diri sendiri merupakan hal penting yang benar-benar harus dipahami. Jika sudah mengeti batasan tubuh secara fisik, maka akan lebih mudah menapakkan langkah dan mengatur ritme dimana akan berlari dan dimana akann berhenti.

4. Agama

Menyadari bahwa manusia adalah makhluk lemah di mata Tuhan, dan segala yang dimiliki oleh manusia hanyalah titipan dari Tuhan, ungkapan syukur pun tidan pernah lupa untuk di ucapkan dan dibagikan kepada sesama manusia. Perihal ungkapan syukur adalah bentuk dan ungkapan terima kasih atas kemurahan rejeki, rahmat kesehatan dari Tuhan yang diberikan kepada manusia. Kedua Subjek yang merupakan pemuda dari desa yang sama, selalu mengikuti kegiatan sosial yang telah diagendakan oleh warga desa setempat. Ketika diwawancara, Koziz menyatakan bahwa keinginan untuk berbagi sangat besar mengingat bahwa rejeki yang ia terima juga berhak dinikmati oleh orang lain yang pantas menerimanya. Berikut hasil wawancara dengan Koziz : Koziz : “Di desa sini sering ada kegiatan sosial mas, misalnya kita ke panti asuhan, atau ke desa-desa yang kurang air, kita semua mengumpulkan dana untuk membeli air lalu kita kirim rame-rame. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Kadang di komunitas motor juga berbakti sosial dan saya sangat senang jika ada kegiatan seperti itu. Setidaknya saya bisa menyalurkan rasa syukur saya sama Allah. Saya dimurahkan rejekinya sama Yang Maha Kuasa, saya juga wajib menyalurkan ke yang lain. Selain itu ya nggak lupa shalat, biar hatinya tenang dan dekat dengan Allah.” Koziz Memet : “Bersyukur itu perlu. Kita diberi rejeki dengan mudah, kita juga harus memberi dengan mudah dan iklas kepada yang membutuhkan. Nggak lupa juga shalat mas. Penting untuk ketentraman hati dan kedekatan dengan Sang Pencipta mas.” Memet Pernyataan yang diungkapkan oleh kedua Subjek menunjukkan bahwa kehidupan beragama tidak semata-mata bisa ditinggalkan meskipun di depan mata subjek banyak harta. Bersyukur adalah salah satu cara yang bisa mendekatkan hati dengan Yang Maha Kuasa. Kedekatan hati dengan Yang Kuasa berdampak ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan individu.

5. Pendidikan, Kompetensi dan Pekerjaan-Pendapatan

Hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan adalah kecil tetapi signifikan Campbell, Cantril, Diener et al dalam Eddington Shuman, 2005. Pendidikan yang baik akan membentuk seseorang berkompeten dalam pekerjaan. Hasil wawancara pada kedua Subjek sangat menarik pada aspek ini, berikut hasil wawancara pada Subjek I dan II : Koziz : “Pendidikan ke perguruan tinggi tidak mempengaruhi saya untuk mencapai kebahagiaankeinginan saya mas. Saya sudah membuktikan pada diri saya, tapi bukan berarti pendidikan ke perguruan tinggi itu tidak perlu lho mas. Sekarang pilihan saya adalah apa yang ada saat ini. Saya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 pernah dibujuk hingga dipaksa untuk kuliah, tapi saya nggak mau. Saya lebih senang belajar di luar lingkungan pendidikan resmi mas, ilmu yang saya dapat sudah pasti ada dan benar-benar nampak mata setiap hari, bukan sekedar teori di buku. Mungkin saja kalau saya kuliah, saya bisa bekerja di temapt yang lebih baik daripada sekarang, tapi saya nggak bisa tau apakah saya bisa senang atau nggak mas, saya sudah sangat nyaman di sini. Kerja dekat dengan rumah, milik saya sendiri, pendapatan meskipun tidak banyak ya punya saya sendiri, dan bebas, tidak ada bos-bosan. Hehehe.. ” Koziz Memet : “Saya tidak terlalu pinter untuk berada di dunia pendidikan mas. Lagipula kalau kuliah hanya akan menghabiskan waktu saya. Kuliah juga pasti ketinggalan sama temen-temennya. Mending ke kali aja mas, cari uang, bisa bangung motor, bisa nabung sendiri, bisa bebas berpikir. Kalo mau belajar, atau pengen tau sesuatu tinggal buka internet aja. Kalau masalah belajar, sampai tua pun kita akan belajar to mas, tapi kalo belajar ke perguruan tinggi, saya nggak aja, alasannya yaitu tadi.” Memet Kedua subjek berpikir sederhana namun subjek merealisasikannya dengan baik. Hasil dari pendidikan ke perguruan tinggi hanya akan menempatkan fisik yang berbeda dengan subjek saat ini, namun masalah hati dan kebahagiaan, hasilnya akan sama saja. Subjek bahagia dengan posisi saat ini, dekat dengan rumah, bekerja, mempunyai penghasilan yang mencukupi, merasa bebas dan nyaman dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Berkaitan dengan pekerjaan dan pendapatan, peneliti mendapat jawaban dari celotehan subjek II yang mengatakaan bahwa lapangan pekerjaan di Batur mudah didapatkan jika Merapi mengeluarkan laharnyaerupsi. Ungkapan itu dapat menyimpulkan bahwa selama ini ternyata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 erupsi Gunung Merapi yang dianggap bencana oleh masyarakat luas ternyata menjadi sumber penghasilan dan sumber kebahagiaan bagi subjek penelitian.

6. Waktu Luang

Waktu luang yang tersedia atau sengaja di sediakan oleh individu akan menunjukkan seberapa besar individu tersebut mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Cara mengisi waktu luang antara Subjek I dan II hampir sama, hal ini disebabkan karena kesamaan hobi antara Subjek I dan Subjek II. Hasil wawancara mengungkapkan kebahgiaan subjek saat mengisi waktu luang, berikut kutipan wawancara dari kedua Subjek : Koziz : “Saya menyempatkan diri untuk pergi melihat kota-kota lain atau ke daerah-daerah yang membuat saya panasaran. Selain mengobati rasa penasara, sekalian uji coba mesin motor yang sudah saya buat. Biasanya dengan anak-anak yang ada di bengkel, dengan teman- teman komunitas motor, atatu sesekali mengajak orang tua saya. Kalo cuma di rumah terus takutnya nggak tau apa-apa tentang dunia yang di luar.” Koziz Memet : “Kalo ada libur saya pergi main naik motor mas touring ke luar Jogja. Biasanya dengan rombongan bengkel, atau club motor saya. Seneng kalo ketemu teman- teman yang baru di luar sana.” Memet Kegiatan yang dilakukan pada waktu luang dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti aktivitas menyenangkan bersama teman-teman, olahraga dan liburan. Sedangkan kegiatan menonto televisi di rumah kurang dapat meningkatkan kebahagiaan Eddington dan Shuman, 2005; Argyle, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

7. Peristiwa Kehidupan

Setiap orang memiliki peristiwa penting dalam kehidupannya yang membuatnya harus menentukan pilihan hidup. Ketika seseorang harus memilih, maka optimis dan semangat untuk menjalani benar-benar harus muncul agar pencapaian yang diperoleh sesuai dengan keinginannya. Koziz menceritakan bahwa ketika memilih untuk membuka usaha bengkel ini tidak mudah. Tawaran untuk kuliah pernah ia dapati dari orang tuanya dengan sedikit agak memaksa. Bahkan semua orang yang kenal dengan Koziz diminta untuk membujuknya untuk kuliah. Dia merasa seperti orang yang dicambuki, setiap bertemu dengan orang yang ia kenal, selalu membicarakan tentang kuliah, padahal hal itu sangat bertentangan dengan hatinya yang ingin belajar di luar lingkungan pendidikan. Segala masukan dan wejangan ia terim sampai suatu ketika dia membuat keputusan untuk membuka bengkelnya sendiri dengan modal yang ia dapat hasil dari menjual kendaraan pribadinya. Dengan cara mengejutkan, dia berhasil membuat mesin kendaraan yang masih tergolong unik, yaitu membuat mesin Honda CG125 dengan dua silinder-head. Setealh eksperimennya selesai dan mesin dapat digunakan secara normal, orang tuanya mulai memberi peluang lebih bebas dan memberikan kepercayaan penuh kepada Koziz untuk meruskan apa yang menjadi pilihannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Lain cerita dengan Memet, yang notabene anak tunggal dan segala sesuatunya dapat dengan mudah terpenuhi. Memet memilih tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena ia merasa bukan orang yang pandai berpikir mengenai mata kuliah. Memet sengaja terjun ke penambangan di Kali Gendol karena melihat potensi alam yang menjanjikan. Meskipun ia juga merasa masih banyak belajar dari ayahnya yang juga pengelola lahan tambang, tapi dia sudah berani membuka lahan sendiri dan mengelolanya sendiri. Keyakinan hati yang dimiliki Memet akhirnya membuahkan hasil. Keinginannya untuk menabung, membeli segala kebutuhannya dengan uang sendiri pun terwujud tanpa membebani orang tuanya. Memet merasa bangga dengan pencapaian yang ia capai dalam usia yang cukup muda. Dengan pencapaiannya itu, Memet mengatakan bahwa tidak wajib untuk mengikuti pendidikan ke perguruan tinggi, yang harus ada pada pada diri seseorang adalah pandai melihat peluang, berani berpsekulasi dan memantapkan hati untuk bertindak, tapi belajar juga tidak akan pernah berhenti sampai manusia kembali pada Tuhan.

D. Deskripsi Kebahagiaan Pemuda Batur