Potret kebahagiaan hidup pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (studi etnografi pada pemuda penambang pasir).

(1)

viii ABSTRAK

POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

B. Novian Chandra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Skripsi ini berjudul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir)”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemuda desa yang berprofesi sebagai penambang pasir menggambarkan kebahagiaan hidupnya sebagai penambang pasir yang berusia masih muda dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup tanpa mencicipi pendidikan di perguruan tinggi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu studi etnografi. Studi etnografi memusatkan diri pada suatu objek dengan melakukan pengamatan secara intensif dan mencoba menyatu dengan kehidupan subjek dalam kurun waktu tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan pengamatan secara langsung kemudian membuat catatan etnografis yang disajikan dalam bentuk cerita deskripsi. Penelitian berakhir setelah data yang diperlukan dianggap cukup dan telah menjawab permasalahan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian adalah pemuda penambang pasir di Desa Batur yang terletak di lereng Gunung Merapi yang merupakan bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 2 orang mewakili sekolompok pemuda penambang pasir.

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah kebahagiaan yang dimiliki oleh individu hanya dapat dinilai oleh individunya itu secara pribadi. Individu yang merasa bahagia adalah individu yang telah mendapatkan keiginannya berdasarkan pilihan yang telah dijalani. Mendapatkan kebahagiaan juga tidak semata-mata dengan mempunyai gelar sebagai sarjana dan mempunyai ijazah dari sebuah perguruan tinggi. Semua orang layak mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan pilihan, cara, impian dan arah yang sudah ditetapkan. Kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh orang lain, namun individu itu sendiri yang harus menciptakan dan mendapatkannya, dengan hati dan juga tenaga.


(2)

ix ABSTRACT

PORTRAITS OF LIFE HAPPINES YOUTH NON CONTINUING EDUCATION TO COLLEGE

B. Novian Chandra University Of Sanata Dharma

Yogyakarta

This thesis titled "Portraits of Life Happiness Youth Non Continuing Education to College (Ethnographic Study on Youth Miners Sand)". The issues raised in this research is how the youth village sand miners describe the happiness of his life as an old sand miners who are young and have more than enough income without tasting a college education. The method used in this study is a qualitative research method is an ethnographic study. Ethnographic study focused on an object by performing an intensive and tried to merge with the life of the subject within a certain time. Qualitative research aims to explain the phenomenon with deep through data collection. Data collection techniques in this study through interviews and direct observations and then make a note of ethnographic descriptions presented in story form. The study ended after the necessary data is considered sufficient and has addressed the problem in research. Subjects in the study were young men sand miners in Batur village located on the slopes of Mount Merapi, which is the northern part of Yogyakarta. Subjects numbered 2 represents a group of youths sand miners.

The conclusion that can be drawn based on the results of research and discussion are owned by the individual happiness can only be judged by the individual personally. Individuals who are happy are the people who have earned keiginannya based on the choice that has been undertaken. Happiness is not merely to have a degree as an undergraduate and has a diploma from a college. Everyone deserves happiness according to choice, the way, the dream and the direction that has been set. Happiness is not determined by others, but the individuals themselves who must create and get it, with the heart and also power.


(3)

i

POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

(Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir )

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

B. Novian Chandra 101114086

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

iii


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kehidupan dan kesempatan untuk berkarya 2. Bapak Ig. Sutopo dan Ibuku tercinta R. Sudarsih juga kedua saudaraku

Nikolaus Rino Wiratmoko dan Bv. Okki Herudiyanto yang menopang hidup dan memberikan yang terbaik untuk ku.

3. Semua sahabat, dosen Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma, rekan-rekan Pecinta Honda Classic CB Paingan, Mobta.


(7)

v MOTTO

Bahagia adalah urusan hati, bukan semata-mata rupa yang menawan, mobil mewah dan kemeja yang mahal.

(Maz Chand)

Aku tersenyum bukan berarti hidupku telah sempurna. Itu hanya caraku bersyukur, menikmati hidup.


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

B. Novian Chandra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Skripsi ini berjudul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir)”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemuda desa yang berprofesi sebagai penambang pasir menggambarkan kebahagiaan hidupnya sebagai penambang pasir yang berusia masih muda dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup tanpa mencicipi pendidikan di perguruan tinggi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu studi etnografi. Studi etnografi memusatkan diri pada suatu objek dengan melakukan pengamatan secara intensif dan mencoba menyatu dengan kehidupan subjek dalam kurun waktu tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan pengamatan secara langsung kemudian membuat catatan etnografis yang disajikan dalam bentuk cerita deskripsi. Penelitian berakhir setelah data yang diperlukan dianggap cukup dan telah menjawab permasalahan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian adalah pemuda penambang pasir di Desa Batur yang terletak di lereng Gunung Merapi yang merupakan bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 2 orang mewakili sekolompok pemuda penambang pasir.

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah kebahagiaan yang dimiliki oleh individu hanya dapat dinilai oleh individunya itu secara pribadi. Individu yang merasa bahagia adalah individu yang telah mendapatkan keiginannya berdasarkan pilihan yang telah dijalani. Mendapatkan kebahagiaan juga tidak semata-mata dengan mempunyai gelar sebagai sarjana dan mempunyai ijazah dari sebuah perguruan tinggi. Semua orang layak mendapatkan kebahagiaan sesuai dengan pilihan, cara, impian dan arah yang sudah ditetapkan. Kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh orang lain, namun individu itu sendiri yang harus menciptakan dan mendapatkannya, dengan hati dan juga tenaga.


(11)

ix ABSTRACT

PORTRAITS OF LIFE HAPPINES YOUTH NON CONTINUING EDUCATION TO COLLEGE

B. Novian Chandra University Of Sanata Dharma

Yogyakarta

This thesis titled "Portraits of Life Happiness Youth Non Continuing Education to College (Ethnographic Study on Youth Miners Sand)". The issues raised in this research is how the youth village sand miners describe the happiness of his life as an old sand miners who are young and have more than enough income without tasting a college education. The method used in this study is a qualitative research method is an ethnographic study. Ethnographic study focused on an object by performing an intensive and tried to merge with the life of the subject within a certain time. Qualitative research aims to explain the phenomenon with deep through data collection. Data collection techniques in this study through interviews and direct observations and then make a note of ethnographic descriptions presented in story form. The study ended after the necessary data is considered sufficient and has addressed the problem in research. Subjects in the study were young men sand miners in Batur village located on the slopes of Mount Merapi, which is the northern part of Yogyakarta. Subjects numbered 2 represents a group of youths sand miners.

The conclusion that can be drawn based on the results of research and discussion are owned by the individual happiness can only be judged by the individual personally. Individuals who are happy are the people who have earned keiginannya based on the choice that has been undertaken. Happiness is not merely to have a degree as an undergraduate and has a diploma from a college. Everyone deserves happiness according to choice, the way, the dream and the direction that has been set. Happiness is not determined by others, but the individuals themselves who must create and get it, with the heart and also power.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan karunia dan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari dalam pelaksanaan penyelesaian skripsi ini tanpa bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Gendon Barus M.Si selaku Kaprodi BK.

2. Drs. Robertus Budi Sarwono M.A, selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan kepada saya dalam menulis dan menyususn skripsi.

3. Para dosen Program Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang selama ini sabar dalam memberikan pelajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.

4. Kedua orang tua Bapak Ig. Sutopo dan Ibu R. Sudarsih serta kedua saudara Nikolaus Rino Wiratmoko dan Bv. Okki Herudiyanto dengan segenap kesabaran dan kasih sayangnya memberikan semangat kepada penulis.

5. Semua sahabat selama kuliah, kos ThungThot 212, Kanigoro Media, MOBTA, CB Paingan dan chapter, CB Batur, CB Terung, CB Boko, CB News, Kang Gino, Mas Koziz, Kang Herman yang selalu memberi banyak pelajaran berharga.

6. Teman terbaik Monic dan Si Jagger yang selalu setia memberi waktu kemanapun dan memberi banyak hal baru untuk berkembang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dari pembaca yang penulis harapkan. Dengan seluruh kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus memberikan inspirasi bagi banyak pihak. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis,

B. Novian Chandra


(13)

xi DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.4 C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Definisi Operasional Variabel ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kebahagiaan ... 8

1. Definisi Kebahagiaan ... 8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan ... 9

3. Komponen Kebahagiaan ... 13

B. Pemuda Desa ... 14

1. Pemuda ...14

2. Pemuda Desa ... 16

C. Pendidikan di Perguruan Tinggi ... 18

1. Definisi Pendidikan ... 19

2. Tahapan Pendidikan di Indonesia ... 20

3. Manfaat Pendidikan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

1. Tempat Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Sumber Data ... 27

D. Teknik Pengambilan/Pemilihan Subjek ... 28


(14)

xii

1. Wawancara ... 28

2. Observasi ... ...30

F. Teknik Analisis Data... 31

G. Pengumpulan Data ... 32

H. Reduksi Data ... 32

I. Sajian Data ... 33

J. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan ... 33

K. Validitas Data ... 34

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 35

A. Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Deskripsi Subjek ... 37

1. Subjek I .... ... 37

2. Subjek II ... ... 41

3. Subjek I dan II ... 45

a. Kepribadian ... 45

b. Jenis Kelamin dan Perkawinan ... 47

c. Usia dan Kesehatan ... 48

d. Agama ... 49

e. Pendidikan, Kompetensi dan Pekerjaan-Pendapatan ... 50

f. Waktu Luang ... 52

g. Peristiwa Kehidupan ... 53

h. Deskripsi Kebahagiaan Pemuda Batur ... 54

i. Trianggulasi Teori Kebahagiaan Hidup ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan mayarakat. Tujuan dari pendidikan adalah menjamin kelangsungan hidup secara individu, kelompok masyarakat dan juga bangsa. Faktor penting dalam pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan untuk mencapai keberhasilan dalam proses tersebut yaitu orang tua, guru dan masyarakat. Orang tua bertanggung jawab dalam pendidikan pertama individu dalam keluarga. Guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab di lembaga pendidikan formal/sekolah. Masyarakat tentu mempunyai keinginan yang ingin di capai. Lembaga/sekolah yang memiliki kualitas dan menjamin tercapainya keinginan masyarakat tersebut pastinya akan mendapat respon positif dari masyarakat dengan memberikan dukungan dan menyerahkan pendidikan anaknya.

Seiring berjalannya waktu mulai bermunculan persepsi dalan masyarakat mengenai pendidikan yang sudah tidak lagi dapat menjamin berlangsungnya kehidupan yang baik. “Jumlah penganggur intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen


(16)

2

pada hari Kamis, 23 September 2010. Hal itu menjadi salah satu bukti yang menguatkan dari persepsi masyarakat yang salah terhadap pendidikan. Kesulitan dalam hal ekonomi masyarakat terkadang menjadi alasan utama mengapa subjek tidak mengutamakan pendidikan. Masyarakat akan lebih memilih untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini daripada menuntut ilmu dan menciptakan harapan masa depan yang lebih baik saat ini. Apabila banyak masyarakat mengedepankan pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai salah satu cara untuk menciptakan harapan untuk menjadikan masa depan yang lebih baik, kemungkinan besar Indonesia dapat menjadi negara berkembang yang maju dan berpendidikan tinggi.

Beberapa pemuda mengungkapkan hal yang sama mengenai pendidikan khususnya Perguruan Tinggi. Subjek mengatakan bahwa mencari uang tidak perlu dengan berpendidikan tinggi. Kehidupan sekarang yang sudah dirasakan nyaman, cukup memberikan alasan mengapa ia tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kebanyakan pemuda yang ada di desa Batur telah memiliki penghasilan dari usaha sendiri yang ia kembangkan dari kemampuan individu maupun karena pengaruh dari lingkungan sekitar lereng Gunung Merapi. Pemuda tersebut umumnya berusia kuliah dan usia lulus SMA yang sudah merasakan hasil kerja sendiri sehingga beranggapan bahwa melanjutkan ke Perguruan Tinggi tidak begitu penting.


(17)

3

Melihat upaya para pemuda ini memiliki penghasilan sendiri tentu tidak lepas dari sudut perekonomian masyarakat yang ada di sekitar daerah lereng Merapi. Muntahan lahar yang sempat terjadi pada erupasi Gunung Merapai 2010 silam mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perubahan perekonomian bahkan sampai gaya hidup masyarakat yang ada di sekitar lereng gunung, khususnya masyarakat yang ada di desa Batur. Upaya untuk meningkatkan kehidupan ekonomi membuat mereka sedikit melupakan dunia pendidikan yang notabene menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat desa tersebut. Kegiatan penambangan material yang subjek mulai semakin bertambah maju. Kemajuan yang terjadi berdampak pada pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut. Para pemuda yang seharusnya berada di bangku sekolah maupun kuliah tersulap untuk menjadi penjaga pintu masuk menuju lokasi penambangan, atau menjadi pengemudi alat angkut yang membawa material dan lain lain. Dari kegiatan tersebut masyarakat desa Batur saat ini terbilang mempunyai kehidupan ekonomi di atas rata-rata dilihat dari penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk saat ini. Jika mereka menjadikan permasalahan ekonomi sebagai alasan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mungkin itu hal kurang tepat.

Kehidupan para pemuda yang ada di desa Batur saat ini cukup menarik. Berdasarkan pengamatan peneliti, para pemuda di desa Batur cukup menikmati kehidupan yang dijalani saat ini. Hal itu sangat terlihat secara fisik dari raut wajah


(18)

4

mereka ketika bertatap muka dengan peneliti. Wajah yang cerah dan penuh dengan senyum saat bercakap-cakap. Tawa yang dilontarkan nampak lepas dan ucapan yang terucap selalu antusias menampakkan hati yang bebas tanpa beban. Kebahagiaan dalam hidup adalah impian semua umat dimanapun mereka tinggal, apapun situasi yang terjadi dan bagaimanapun caranya untuk mencapai kehidupan yang bahagia seperti impian mereka.

Kebahagiaan hidup dapat dirasakan dan dinilai dengan kepuasan oleh individu secara pribadi. Sedangkan tingkat kepuasan manusia itu berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, si A merasa puas dengan sepeda motor yang ia miliki dengan segala bentuk dan keaslian sparepart motor dari dealer resmi merk sepeda motor miliknya, sedangkan si B sangat menyukai sparepart sepeda motor yang sesuai dengan trend yang menjadi kegemaran pada saat tertentu dan mengaplikasikannya ke sepeda motor yang ia miliki, misal, sepeda motor dengan lampu HID. Dari contoh di atas, orang lain tidak mengetahui apa yang menjadi alasan mengapa si A maupun si B memilih hal yang berbeda untuk sepeda motornya, yang mengetahui hanya dia sendiri. Ada kemungkinan si A beralasan bahwa dengan sparepart original dari dealer, maka kendaraannya akan lebih nyaman dan si A menjadi lebih tenang dengan hal ini sehingga dia senang menggunakan sparepart original. Sedangkan si B akan lebih senang dengan


(19)

5

kendaraan yang ia miliki dengan trend saat ini, mungkin dengan mengikuti trend, si B menjadi lebih percaya diri menunjukkan dirinya di depan umum.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik melakukan penelitian dengan judul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ; Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir).

B.Rumusan Masalah

1. Seperti apakah gambaran kebahagiaan pemuda penambang pasir di desa Batur?

2. Bagaimana profesi sebagai penambang pasir mempengaruhi kebahagiaan subjek?

3. Bagaimana cara pandang para penambang pasir ini tentang studi lanjut di perguruan tinggi?

C.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran kebahagiaan hidup pemuda di desa Batur.

2. Mengetahui pengaruh profesi sebagai penambang pasir dengan kebahagiaan subjek.

3. Mengetahui cara pandang para penambang pasir tentang studi lanjut di perguruan tinggi.


(20)

6 D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dibuat untuk memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah wacana yang berhubungan dengan persepsi terhadap niat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari populasi penduduk yang ada di sekitar lereng Merapi terutama pemuda yang berada di desa Batur.

2. Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan bagi penulis terkait dengan potret kebahagiaan hidup sekelompok pemuda penambang pasir yang ada di desa Batur yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

E.Definisi Operasional Variabel 1. Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah perasaan seseorang ketika mendapatkan impian/keinginan yang ia miliki sehingga muncul ketenangan, nyaman dengan situasi yang ada di sekitarnya, bahkan merasa puas atas pencapaian yang didapatkan saat itu.

2. Pemuda desa

Pemuda desa merupakan generasi penerus dari sebuah masyarakat yang tinggal di sebuah pemukiman desa Batur. Subjek yang di kategorikan


(21)

7

sebagai pemuda desa adalah pemuda yang berusia remaja dan juga pemuda/pemudi yang masih lajang/belum menikah. Status pemuda selain yang disebutkan dalam kalimat di atas tidak mempengaruhi kategori dari pemuda desa.

3. Pendidikan di Perguruan Tinggi

Pendidikan di Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah. Pendidikan di Perguruan Tinggi memfokuskan pada bidang ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan pilihan yang di sediakan Perguruan Tinggi. Manfaat dari mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi secara akademis maupun teknis sangat banyak, salah satu contoh yaitu individu mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

4. Penambang Pasir

Penambang pasir adalah orang-orang yang berkegiatan mengambil ratusan bahkan jutaaan kubik pasir untuk dijual kepada pembeli. Kegiatan itu dilakukan di sungai yang menjadi jalan untuk aliran lahar ketika gunung berapi mengalami erupsi. Setelah lahar menjadi dingin, di sungai yang dialiri lahar akan meninggalkan butiran pasir dengan jumlah yang sangat banyak. Pasir itu kemudian diambil untuk dimanfaatkan dalam banyak hal.


(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kebahagiaan

1. Definisi Kebahagiaan

Hingga saat ini terdapat banyak pengertian mengenai kebahagiaan. Diener, Scollon dan Lucas (2003) menyebutkan bahwa kebahagiaan tidaklah bisa didefinisikan dalam satu bentuk. Kebahagiaan bisa berarti kesenangan, kepuasan hidup, emosi positif, kebermaknaan hidup atau rasa suka. Beberapa pengertian kebahagiaan adalah sebagai berikut:

Galati, Manzano & Sotgiu (2006) mengartikan kebahagiaan adalah sebagai sebuah penilaian menyeluruh tentang kehidupan secara lengkap, yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Sedangkan Veenhoven (dalam Syafitri, 2012) menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan suatu konsep yang subjektif yang sering dialami oleh setiap individu dari waktu ke waktu sebagai gambaran perasaan atau emosi. Kebahagiaan adalah perasaan suka, senang, gembira yang dirasakan oleh individu dan sumber penyebab munculnya kebahagiaan bagi setiap individu berbeda-beda. Dengan kata


(23)

9

lain, hanya orang-orang yang bersangkutan yang dapat mengatakan apakah subjek bahagia atau tidak bahagia dengan kehidupan yang subjek jalani.

Kedua pengertian tersebut mendefinisikan kebahagiaan sebagai penilaian subjektif secara keseluruhan terhadap kehidupan masing-masing individu yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Aristoteles (dalam Bertens, 1993) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup dan ada banyak cara yang ditempuh oleh masing-masing individu. Orang bekerja untuk memperoleh penghasilan dan pencapaian karier. Orang berkeluarga untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Begitu pula orang belajar untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh satu tujuan, yaitu kebahagiaan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Diener (dalam Carr, 2004) menyebutkan bahwa untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan bukanlah merupakan hal yang mudah. Tetapi pada kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa faktor kepribadian dan demografis merupakan faktor utama yang menyebabkan dan berhubungan dengan kebahgaiaan (Carr, 2004; Argyle,


(24)

10

1999). Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang (Argyle, 1999; Carr, 2004; Eddington & Shuman, 2005):

a. Kepribadian

Berdasarkan penelitian mengenai kebahagiaan menunjukkan bahwa orang yang bahagia dan tidak bahagia memiliki profil kepribadian yang berbeda (Diener dkk dalam Carr, 2004). Hubungan antara trait kepribadian dan kebahagiaan tidak bersifat universal pada semua budaya. Pada budaya barat yang individualistik, orang yang bahagia adalah yang memiliki trait ekstraversi, optimis, harga diri yang tinggi dan locus of control internal. Sedangkan orang yang tidak bahagia adalah orang yang memiliki tingkat neurotik yang tinggi. Hal tersebut berbeda dengan orang-orang di budaya timur yang menganut budaya kolektivistik dimana faktor-faktor tersebut tidak berhubungan dengan kebahagiaan. Jadi nilai budaya menentukan trait kepribadian yang mempengaruhi kebahagiaan (Carr, 2004). Menurut Eddington & Shuman (2005) kepribadian menunjukkan peran yang lebih signifikan dibandingkan dengan peristiwa hidup spesifik lainnya dalam menentukan SWB.


(25)

11 b. Variabel demografis

Faktor lain yang juga mempengaruhi kebahagiaan adalah variabel demografis dan lingkungan (Eddington & Shuman, 2005). Faktor-faktor demografis itu adalah:

1) Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang sangat kecil dalam menentukan kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang (Inglehart & Michalos dalam Eddington & Shuman, 2005).

2) Usia

Pada banyak penelitian dan survey menunjukkan bahwa pengaruh usia terhadap kebahagiaan adalah kecil (Argyle, 1999).

3) Pendidikan

Hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan adalah kecil tetapi signifikan (Campbell, Cantril, Diener et al dalam Eddington & Shuman, 2005). Namun hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan merupakan hasil dari korelasi antara pendidikan dengan status pekerjaan dan pendapatan (Campbell, Witter et al dalam Eddington & Shuman, 2005; Argyle, 1999).


(26)

12 4) Pendapatan

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pendapatan berhubungan dengan kebahagiaan Diener et al (1999). Secara umum, orang yang lebih kaya akan merasa lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang lebih miskin (Eddington & Shuman, 2005).

5) Perkawinan

Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau janda (Eddington & Shuman, 2005). Pada beberapa negara, pasangan yang hidup bersama (kohabitasi) secara signifikan lebih bahsagia dibandingkan dengan orang yang tinggal seorang diri (Kurdek, Mastekaasa dalam Eddington & Shuman, 2005). Perkawinan sering ditemukan menjadi salah satu fakrot terkuat yang berkorelasi dengan kebahagiaan (Glenn & Weaver dalam Argyle, 1999).

6) Pekerjaan

Orang yang bekerja akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja (Argyle, 1999; Eddington & Shuman, 2005). Orang yang tidak bekerja mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi, kepuasan hidup yang lebih rendah dan kemungkinan bunuh diri yang lebih tinggi dibandinkan dengan orang yang bekerja (Eddington & Shuman, 2005).


(27)

13 7) Kesehatan

Hubungan yang kuat antara kesehatan dan kebahagiaan muncul pada pengukuran kesehatan melalui self-report, tidak pada penilaian secara objektif oleh ahli. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kesehatan menjadi lebih penting daripada kesehatan secara objektif dalam mempengaruhi kebahagiaan (Eddington & Shuman, 2005). 8) Agama

Banyak survey yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berkorelasi secara signifikan dengan agama, hubungan seseorang dengan Tuhan, pengalaman doa dan partisipasi di dalam aspek keagamaan (Eddington & Shuman, 2005).

9) Waktu luang

Veenhoven et al (dalam Eddington & Shuman, 2005; Argyle, 1999) menunjukan bahwa kebahagiaan berkorelasi cukup tinggi dengan kepuasan waktu luang dan tingkatan aktivitas di waktu luang. Kegiatan yang dilakukan pada waktu luang dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti aktivitas menyenangkan bersama teman, kegiatan olah raga, dan liburan. Sedangkan kegiatan menonton televisi di waktu luang terutama tontonan yang berat kurang dapat meningkatkan bahagia (Eddington & Shuman, 2005; Argyle, 1999).


(28)

14 10)Etnis

Etnis minoritas di suatu negara memiliki kebahagiaan yang lebih kecil karena berdasarkan pada rendahnya pendapatan, pendidikan, dan status pekerjaan yang diperoleh (Argyle, 1999).

11)Peristiwa kehidupan

Intensitas peristiwa positif yang terjadi tidak banyak mempengaruhi kebahagiaan sebagian karena jarang terjadi (Argyle, 1999 Eddington & Shuman, 2005).

12)Kompetensi

Penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kompetensi inteligensi dan kebahagiaan sangat kecil tetapi positif. Kebahagiaan juga berhubungan dengan kerja sama, kepemimpinan dan kemampuan heteroseksual (Argyle, 1999 Eddington & Shuman, 2005).

3. Komponen Kebahagiaan

Diener, scollon dan Lucas (2003) menyebutkan bahwa kebahagiaan memiliki beberapa komponen, yaitu afek positif dan afek negatif. Afek positif dan negatif menggambarkan pengalaman utama dari situasi atau kejadian yang terus terjadi dalam kehidupan manusia. Penilaian afek terhadap situasi tertentu ikut mempengaruhi penilaian individu akan kesejahteraan subjektifnya. Dengan mengetahui tipe kecenderungan reaksi yang dialami


(29)

15

individu, kita memperoleh pemahaman tentang cara individu menilai kondisi dan kejadian yang terjadi dalam hidupnya.

Evaluasi afek terdiri dari emosi dan mood, dimana emosi bersifat lebih sementara karena merupakan respon situasi, sedangkan mood memiliki rentang waktu yang lebih lama daripada emosi. Orang yang bahagia adalah orang yang jarang mengalami afek negatif dan sering mengalami afek positif. Afek positif merupakan perasaan-perasaan positif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertarik, bergairah, kuat, antusias, bangga, waspada, terinspirasi, penuh tekad, penuh perhatian dan aktif. Sedangkan afek negatif merupakan perasaan-perasaan negatif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertekan, kecewa, bersalah, takut, memusuhi, gampang marah, malu, gelisah, gugup dan khawatir.

Uraian di atas menyimpulkan bahwa ada tiga komponen dalam kebahagiaan, yaitu afek positif, afek negatif dan kepuasan hidup. Kebahagiaan akan muncul ketika afeksi positif seseorang lebih besar dari afeksi negatif. Kemunculan itu tentu saja melalui proses evaluasi kognitif dalam kehidupan.


(30)

16 B.Pemuda Desa

1. Pemuda

Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.

Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, pemuda adalah subjek yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan


(31)

17

generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/ kaum muda adalah subjek yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.

2. Pemuda Desa

Masyarakat merupakan kesatuan dari orang-orang yang hidup di daerah tertentu dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan yang sama. Masyarakat memiliki ciri-ciri mempunyai wilayah, merupakan satu kesatuan penduduk, terdiri atas kelompok-kelompok fungsional yang heterogen, mengemban fungsi umum dan memiliki kebudayaan yang sama.

Di Indonesia terdapat dua bentuk masyarakat, yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat kota merupakan kelompok masyarakat dengan jumlah besar, tinggal dan hidup di perkotaan. Sedangkan masyarakat desa merupakan kelompok masyarakat yang tinggal di desa, pinggiran perkotaan dan jauh dari keramaian yang berkapasitas besar seperti perkotaan.

Arti kata desa bearasal dari India, “Iswadesa” yang berarti tempat tinggal negeria asal atau tanah leluhur. Di Indonesia, desa merupakan satuan terkecil dari pemerintahan. Kehidupan desa di Indonesia masih merujuk


(32)

18

pada suatu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas.

Roucok dan Waren (dalam Yuliati, 2003:24) mendefinisikan desa sebagai bentuk yang diteruskan antar kedudukan dengan lembaga-lembaga subjek di wilayah setempat di mana subjek tinggal yaitu ladang-ladang yang berserak dan di kampung yang biasanya menjadi pusat aktivitas subjek bersama.

Ciri-ciri masyarakat desa:

a. Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam. Masyarakat desa pada umumnya sangat bergantung kepada alam. Hal ini dikarenakan memang daerah pedesaan lebih banyak masih alami dan belum mendapat sentuhan pembangunan seperti halnya kota. Masyarakat menggunakan alam sekitar seoptimal mungkin untuk kehidupan subjek. Tanah di pedesaan yang umumnya masih subur banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kelangsungan hidup subjek. Misalnya membuka lahan untuk pertanian padi dan perkebunan.

b. Penduduk di desa merupakan unit sosial dan unit kerja. Penduduk desa merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa kekerabatan yang menempati suatu wilayah sosial tertentu. Penduduk desa biasanya bila bekerja selalu bersama-sama atau berkelompok dengan penduduk lain


(33)

19

membentuk satu unit kerja, misalnya dalam kegiatan panen maka secara otomatis penduduk akan berkelompok untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

c. Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan ini adalah rasa cinta rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata.

C.Pendidikan di Perguruan Tinggi

Perkembangan jaman menuntut masyarakat dari berbagai golongan untuk dapat mengikutinya, di mulai dari masyarakat yang pedesaan hingga perkotaan, kaya maupun miskin. Segala macam bentuk perkembangan tersaji di depan mata. Perkembangan tersebut menuntut masyarakat untuk belajar mengarungi dan menjadi bagian di dalam perkembangan. Menjadi bagian dalam sebuah perkembangan memerlukan proses yang panjang, karena hal ini berkaitan dengan penerimaan hal baru dan perubahan aspek dalam kehidupan masyarakat itu sendiri terutama dalam diri masing-masig individu. Pencapaian perkembangan menjadi maksimal apabila setiap individu berkeinginan untuk mencapainya dan secara sadar menjalani proses yang harus dilaluinya. Salah satu proses untuk mencapai perkembangan yang maksimal yaitu dengan mengikuti proses pendidikan secara


(34)

20

formal. Proses pendidikan formal yang ada di Indonesia saat ini sudah tertata dan terorganisir dengan baik yang peraturannya digariskan dalam udang-undang.

1. Definisi Pendidikan

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan agama”.

Kata pendidikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.

Seorang tokoh pendidikan di Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengartikan kata pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Menurut


(35)

21

Soekidjo Notoatmodjo (2003:16) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga subjek melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Proses belajar disini adalah belajar dalam rangka pendidikan formal di sekolah, sejak sekolah rendah sampai ke tingkat yang tertinggi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka banyak orang beranggapan bahwa bila seseorang telah keluar dari sekolah berarti ia telah selesai proses belajarnya. Bagaimana hidupnya, subjek serahkan pada hasil belajar yang dicapainya sehingga belajar menentukan corak kehidupan seseorang di dalam masyarakat. Bahkan subjek menerima kenyataan ini dengan sepenuhnya, seperti terjadi pada masyarakat pedesaan yang terdiri dari keluarga tani dan buruh yang mempunyai taraf hidup yang masih rendah (Soelaiman Joesoef, 1979:16).

Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai pemahaman individu secara mendalam berdasarkan pemikiran dan perasaan mengenai usaha yang dilakukan secara sadar dari individu itu sendiri, lingkungan masyarakat, keluarga dan juga pemerintah untuk mendapatkan pembelajaran serta prosesnya, guna mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu agar berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan agama.


(36)

22 2. Tahapan Pendidikan di Indonesia

Menurut Endra Maulana (2013), ada beberapa tahapan pendidikan yang harus ditempuh sebelum kita melangkah jauh ke perguruan tinggi. Pada dasarnya, yang namanya pendidikan adalah pembekalan ilmu pengetahuan serta kemampuan bermasyarakat yang nantinya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Tahapan Pendidikan sendiri dibagi dalam beberapa tahap berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, tingkat perkembangan dan usia peserta didik. Berikut tahapan pendidikan di Indonesia:

a. Pendidikan Pada Usia Dini b. Pendidikan Wajib 9 Tahun c. Pendidikan Sekolah Menengah

Pendidikan Sekolah Menengah merupakan program pendidikan lanjutan dari jenjang Pendidikan dasar. Dalam pendidikan ini, para peserta didik mulai diberikan pendidikan yang lebih spesifik berdasarkan kemampuan, minat dan bakat yang subjek miliki. Jika peserta didik memilih melanjutkan pendidikan di tingkat SMK, peserta didik akan memiliki keahlian yang lebih khusus sehingga akan mempermudah peserta didik untuk menemukan lapangan pekerjaan jika subjek enggan atau tidak mampu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.


(37)

23

Pendidikan di perguruan tinggi merupakan pendidikan lanjutan yang berbasis akademik ataupun profesional guna menunjang karir yang ingin dicapai. Menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia hanya didapatkan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA/SMK. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan diberikan kepada setiap warga negara tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, latar belakang sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, kecuali untuk satuan pendidikan yang bersifat khusus.

3. Manfaat Pendidikan

Beberapa manfaat dari mendapatkan gelar sarjana menurut Dena dalam artikel yang dituliskan yaitu:

a. Pertama, gelar sarjana adalah jaminan dari kemandirian finansial, stabilitas dan masa depan yang aman dapat menikmati, memiliki profesi stabil dan yang dipersenjatai dengan satu set keterampilan praktis dan pengetahuan suara.

b. Dunia berubah terus-menerus, sehingga tidak ada yang tahu apa yang diharapkan besok. Oleh karena itu, kita harus siap untuk segalanya, memiliki tanah yang kokoh di bawah kaki kami. Pendidikan tinggi adalah tanah padat yang dapat menyediakan dengan percaya diri untuk masa depan, dan kekebalan dari tetes ekonomis.


(38)

24

c. Pendidikan tinggi dapat memberikan kesempatan untuk menguasai profesi dengan kesempatan kerja yang baik dan keterampilan, yang dalam permintaan. Setelah semua, pendidikan memungkinkan untuk memiliki penghasilan tetap dan kotor.

d. Sebuah gelar sarjana memberi kesempatan besar untuk menjadi master dari hidup sendiri. Orang berpendidikan memiliki lebih banyak waktu luang dan kebebasan pilihan tidak hanya dalam hal peluang karier, tetapi juga dalam arti nilai-nilai moral dan spiritual.

e. Pendidikan tinggi dapat menyediakan dengan kemungkinan untuk menjadi pemikir bebas, untuk melihat jelas dalam implikasi tersembunyi, untuk menganalisis, menggeneralisasi, dan membuat kesimpulan. Dalam kata, mengungkap esensi keberadaan dan membantu meningkatkan pemahaman tentang dunia.

f. Dapat mewujudkan mimpi yang paling dihargai dan berharga, untuk menjadi pilot, memiliki rumah indah di tepi pantai, memiliki mobil. Pendidikan apik membuat impian Anda menjadi kenyataan.

g. Pendidikan tinggi memperluas basis pengetahuan, mempertajam pemikiran kritis, dan mengkonsolidasikan kepercayaan diri.

Pendidikan memberi sesuatu yang tidak dapat diukur dalam bentuk uang yang diperoleh.


(39)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan objek dan sumber data dari tempat yang diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat dan kebenarannya dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Desa Batur Cangkringan. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi di Desa Batur Cangkringan adalah pada karakteristik yang dimiliki sebagai berikut:

a.Kehidupan di desa Batur Cangkringan sangat dekat dengan proses pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Banyak universitas yang ada di wilayah DIY melakukan program kegiatan universitas di desa tersebut. b. Penelitian ini berkaitan kebahagiaan pemuda desa tanpa melanjutkan

pendidikan di perguruan tinggi, maka untuk pemenuhan informasi, penelitian ini dilakukan pada pemuda desa Batur karena subjek penelitian masih tergolong usia mahasiswa.


(40)

26

c.Penilaian sebagian besar masyarakat terhadap pendidikan tinggi sekarang ini masih ada yang kurang sesuai dengan cita-cita luhur bangsa sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai persepsi pemuda Desa Batur Cangkringan yang memiliki latar belakang masyarakat Kota Pelajar.

d.Kedekatan peneliti dengan masyarakat desa Batur Cangkringan mempermudah proses penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2015 sampai dengan Juli 2015. Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang merupakan salah satu bentuk dari penelitian kualitatif. Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau


(41)

27

melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

Spradley (1977), dalam bukunya yang berjudul “Metode Etnografi” menjelaskan bahwa secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi, baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dianggap sebagai asal-ususl ilmu antropologi. Spradley mengembangkan metode etnografi, juga memberikan langkah-langkah praktis untuk mengadakan penelitian etnografi yang disebutnya sebagai etnografi baru ini.

Sebagai metode penelitian kualitatif, etnografi dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu. Spradley mengungkapkan beberapa tujuan-tujuan penelitian etnografi, yakni: pertama, untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi berperan dalam menginformasikan teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik sekali untuk menemukan teorigrounded.


(42)

28

Kedua, etnografi ditujukan guna melayani manusia. Tujuannya yakni meyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu.

Ada beberapa konsep yang menjadi fondasi bagi metode penelitian etnografi ini. Pertama, Spradley mengungkapkan pentingnya membahas konsep bahasa, baik dalam melakukan proses penelitian maupun saat menuliskan hasilnya dalam bentuk verbal. Sesungguhnya penting bagi peneliti untuk mempelajari bahasa setempat, namun, Spredley telah menawarkan sebuah cara, yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan etnografis. Konsep kedua adalah subjek. Etnografer bekerja sama dengan subjek untuk menghasilkan sebuah deskripsi kebudayaan. Subjek merupakan sumber informasi; secara harafiah, subjek menjadi guru bagi etnografer (Spradley, 1997: 35).


(43)

29 C. Sumber Data

Sutopo, (2002: 50) mengatakan, ”sumber data dalam penelitian kualitatif secara menyeluruh berupa narasumber atau subjek; peristiwa atau aktivitas; tempat atau lokasi; benda, beragam gambar dan rekaman; dokumen dan arsip”. Rumusan masalah akan terjawab dengan berbagai sumber data seperti yang dijelaskan oleh Sutopo. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data primer adalah data yang berupa jawaban langsung dari subjek. Data ini berupa hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa pemuda di Desa Batur Cangkringan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis, misal media massa, arsip hasil penelitian sebagai tambahan data. Beberapa data yang diperoleh adalah catatan dari pengelola lahan tambang yang berada di desa Batur sebagai petunjuk lebih jelas pemuda yang melakukan aktivitas kerja di pertambangan. Menurut Lexy J.Moleong (2002: 90),”Subjek adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Seorang subjek dapat memberikan pandangan tentang objek penelitian. ”Subjek adalah individu yang mempunyai beragam posisi dan memiliki akses informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti” (Sutopo, 2002:50). Posisi yang beragam tersebut menyebabkan perbedaan kelengkapan


(44)

30

informasi yang dimiliki dan diperoleh. Informasi yang diberikan oleh subjek berupa pernyataan, kata-kata, pendapat atau pandangan mengenai subjek penelitian.

D.Teknik Pengambilan/Pemilihan Subjek

Langkah pertama yang peneliti ambil dalam penelitian ini yaitu pendekatan secara pribadi kepada pemilik bengkel dimana para pemuda desa Batur biasa berkumpul atau tempat yang paling sering digunakan untuk mengisi waktu kosong subjek. Melalui pemilik bengkel, peneliti mulai mengenal dan diperkenalkan secara pribadi kepada setiap pemuda yang ada di Desa Batur. Hasil dari perkenalan tersebut peneliti menemukan subjek yang sesuai dengan kriteria untuk menjadi subjek atau narasumber dalam penelitian ini.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, teperinci dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan harus tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (indepth interview).

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti secara lisan. Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti


(45)

31

adalah menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan dibicarakan, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang telah di diperoleh Sugiyono (2010: 322). Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara seperti tape recorder ataupun handphone untuk subjek hasil wawancara dengan subjek. Hasil wawancara sendiri akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan wawancara terstruktur. Panduan wawancara terstruktur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Panduan wawancara

NO ASPEK DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Kepribadian a. Apa yang membuat anda memilih bekerja sebagai penambang pasir daripada melanjutkan pendidikan/ kuliah?

b. Apa yang anda harapkan dari pilihan anda? c. Apakah anda bersemangat dalam menjalankan

pilihan anda? 2. Jenis kelamin dan

perkawinan

a. Apakah hubungan anda dengan lawan jenis mempengaruhi pencapaian keinginan anda? Apakah anda menjadi lebih termotivasi atau tidak?

b. Mana yang lebih anda nikmati, bekerja dengan lawan jenis atau sesama jenis?

c. Apakah anda dengan mudah membangun persahabatan dengan oranglain baik pria maupun wanita?

3. Usia dan Kesehatan a. Pada usia berapa anda akan mencapai target hidup anda dengan segala yang anda miliki


(46)

32 di sini?

b. Adakah hubungan kesehatan dengan kebahagiaan anda?

4. Pendidikan, kompetensi dan

pekerjaan-pendapatan

a. Apakah pendidikan mempengaruhi pencapaian keinginan anda?

b. Apakah kemampuan anda mendukung pencapaian keninginan anda? Apakah mampu berani berani bersaing dengan orang yang kuliah?

c. Jika harus memilih, anda ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau tidak? Alasan?

d. Menurut anda, seseorang yang kuliah apakah akan berbeda dengan orang yang tidak kuliah dalam mencapai keinginan hidupnya? Coba beri alasan!

e. Seandainya anda kuliah, apakah akan membuaat anda merasa lebih baik atau tidak? Mengapa demikian?

f. Bagaimana cara anda mencapai target pendapaatan sesuai keinginan anda dengan bekerja di sungai sebagai penambang pasir? g. Apakah anda puas dengan yang anda

dapatkan saat ini?

h. Apakah jumlah pendapatan mempengaruhi kebahagiaan anda?

i. Menurut anda, apakah orang yang kuliah bisa mendapatkan penghasilan seperti anda? Atau akan berbeda?

5. Agama Ketika keinginan anda tercapai, apakah yang anda lakukan pertama kali? Apa yang anda lakukan sebagai ujud syukur?

6. Waktu luang a. Apa yang anda lakukan saat ada waktu luang? Apakah anda menikmatinya dengan hati yang senang?

7. Peristiwa kehidupan Ceritakan bagaimana anda sampai memilih pilihan anda bekerja di sungai!


(47)

33 2. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan peneliti untuk mengamati perilaku dan proses kerja subjek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif moderat dengan terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh subjek dalam beberapa kegiatan. Dengan observasi pastisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam setiap observasi ini peneliti menyiapkan catatan lapangan untuk mencatat setiap perilaku dan proses kerja subjek sebagai sumber data. Catatan lapangan juga sering digunakan peneliti ketika dalam proses menjalankan teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur.

F. Teknik Analisis Data

Bogdan (Sugiyono: 2010) mengatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehinggga mudah untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Nastion menyatakan bahwa,”melakukan analisis data adalah pekerjaan sulit, memerlukan


(48)

34

kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiaannya. Dengna bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (Interactive Model of Analisys) yang memiliki tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Dalam bentuk ini, peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen dengan komponen pengumpul data selama proses pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data, kemudian bergerak di antara data reduksi, data display, dan conclusing drawing dengan menggunakan waktu yang tersisa bagi penelitian. Berikut penjelasan dari masing-masing tahap:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini didapat dari beberapa sumber antara lain buku-buku yang relevan, informasi dan keterangan berupa pendapat, tanggapan, serta pandangan yang diperoleh dari subjek. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Data dikumpulkan oleh peneliti merupakan data-data yang dapat menunjang penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, fokus wawancara berkaitan dengan persepsi remaja mengenai pendidikan tinggi.


(49)

35 2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu.dengan demikian, peneliti lebih mudah untuk mencari data yang diperlukan. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan beberapa subjek yang paling sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti, sehingga data yang akan diperoleh menjadi lebih akurat dalam mendeskripsikan kebahagiaan pemuda Desa Batur yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tinggi.

3. Sajian Data

Sajian data dilakukan merangkai data atau informasi yang telah direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar/skema, maupun tabel yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada analisis/tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam.


(50)

36 4. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G.Validitas Data

Dalam wawancara untuk mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas penelitian. Sugiyono (2010: 330) menjelaskan bahwa ada dua jenis triangulasi yaitu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peniliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.


(51)

37

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, dalam Moleong, 2009: 330-331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakannya secara pribadi, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Peneliti menggunakan pendekatan trianggulasi data dengan mengumpulan data dari beberapa sumber yaitu subjek yang terdiri dari pemuda desa Batur di bengkel dan di tempat bekerja serta orang dewasa yang menjadi orang dekat bagi subjek, dapat juga dianggap sebagai “penasihat”. Dengan begitu terlihat kebenarannya apakah subjek terbuka dalam menceritakan kehidupannya.


(52)

38 BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengenal kelompok penambang pasir pemuda desa Batur sudah sejak tahun 2010. Mulai dari tahun 2014 tepatnya pada bulan Februari peneliti tinggal di desa Batur dengan status sebagai seorang teman dan seseorang yang ingin belajar mengenai mesin sepeda motor tua yang merupakan keahlian para pemuda tersebut untuk memodifikasinya. Melihat kehidupan sehari-hari para pemuda tersebut, peneliti mendapatkan ide untuk membuat tulisan tentang kebahagiaan hidup para pemuda desa Batur. Penelitian etnografi ini mengambil dua subjek untuk menjadi nara sumber sekaligus mewakili kelompok pemuda desa Batur yang berprofesi sebagai penambang pasir.

Pelaksanaan wawancara dengan Subjek I dimulai pada tanggal 29 Juni 2015 dengan datang ke bengkel tempat bekerja Subjek I. Peneliti mempersiapkan pedoman wawancara, perekam suara berupa handphone dan surat persetujuan untuk menjadi Subjek. Penelitian terus berlanjut sampai pada akhir bulan Juli, sedangkan penelitian dengan Subjek II dimulai pada tanggal 04 Juli 2015. Peneliti mempersiapkan hal yang sama ketika melakukan penelitian kepada Subjek I.


(53)

39

Penelitian dengan Subjek II masih terus berlanjut sampai pada bulan Juli dan tidak ada kesulitan untuk bertemu dengan klien.

Sebelum melakukan penelitian tentunya peneliti sudah melakukan pendekatan kepada kedua Subjek penelitian baik melalui media sosial, alat komunikasi, maupun bertemu langsung.

Penelitian yang dilakukan peniliti adalah studi etnografi, maka pertemuan dengan Subjek maupun subjek dapat setiap waktu dan setiap hari dalam kurun waktu 1 bulan antara akhir bulan Juni hingga Juli 2015 dan juga memanfaatkan pengalaman selama tinggal tinggal di desa Batur. Berikut agenda pertemuan dengan Subjek I dan Subjek II dan subjek :

Tabel 2. Agenda pertemuan peneliti dengan Subjek I, Subjek II, dan subjek SUBJEK I dan II

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan 1. Rabu, 01 Juli

2015

Wawancara Kegiatan Subjek I di bengkel 2. Sabtu, 04 Juli

2015

Wawancara Kegiatan Subjek II di lahan tambang

Pandangan Subjek I dan II mengenai pendidikan ke perguruan tinggi

3. Minggu, 05 Juli 2015

Wawancara Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dibuat oleh peneliti

4. Senin, 06 Juli 2015

Wawancara Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dibuat oleh peneliti


(54)

40 5. Rabu, 08 Juli

2015

Mengggali informasi

Informasi mengenai data diri Subjek I dan Subjek II 6. Senin, 13 Juli

2015

Menggali Informasi Keluarga Subjek I dan Subjek II 7. Selasa, 14 Juli

2015

Observasi Mengikuti kegiatan Subjek I dari pagi sampai menjelang malam 8. Kamis, 15 Juli

2015

Observasi Mengikuti kegiatan Subjek II dari pagi sampai malam 9. Minggu, 19 Juli

2015

Menggali informasi melalui subjek

Menggali informasi mengenai Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dibuat oleh peneliti

B.Deskripsi Subjek 1. Subjek I

a. Penghimpunan Data Subjek I

Nama : Koziz (nama samaran) Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta, 29 Juli 1994

Usia : 21

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Rumah : Yogyakarta

Alamat Sekarang : Yogyakarta

Penampilan Fisik : Tinggi, kulit sawo matang, mata sipit, berisi Penampilan Psikis : Tenang, tegas


(55)

41 b. Latar belakang pribadi Subjek I

Seperti kebanyakan anak pada umumnya, Koziz kecil juga mempunyai cita-cita yang ingin ia capai yaitu menjadi mekanik bengkel. Ketika usia SD Koziz sudah banyak melihat berbagai macam bentuk kendaraan bermotor yang ada di sekitar lingkungannya, terutama kendaraan roda dua jenis SuperCross. Dunia motor sudah sangat dekat dengannya dan ia mulai menjajaki di usia SMP dengan pamannya yang juga seorang mekanik di bengkel balap. Memulai dengan menggunakan kunci untuk mengganti oli dan akhirnya sekarang dapat membuat eksperimen mesin motor dengan mengawinkan beberapa mesin motor menjadi satu.

Ketertarikan yang dimiliki Koziz dari kecil hingga saat ini benar-benar ia tekuni sehingga terwujudlah menjadi seorang mekanik motor yang menjadi kepercayaan banyak orang di wilayah Yogyakarta.

c. Analisis Data Subjek I

1) Latar belakang kehidupan keluarga

Latar belakang keluarga Koziz cukup menarik jika dikaitkan dengan pilihan yang ia pilih saat ini. Berikut kutipan ungkapan langsung dari Koziz pada wawancara :

Subjek I : “Bapak Ibu nggak punya bakat atau berbau bengkel. Ibu ngajar di SD sendangkan bapak kerja sebagai staff kantor di Merapi Golf. Saat muda bapak dan ibu kuliah semua dan lulus sebagai sarjana dan subjek sama sekali tidak dekat dengan dunia mesin, ada beberapa teman bapak saja yang memang menjadi


(56)

42

mekanik yang mengajari saya dulu waktu masih SMP. Seetelah lulus SMK, subjek memaksa saya untuk kuliah, bahkan meminta banyak teman saya, keluarga dan sodara-sodara yang lain untuk membujuk saya kuliah, tapi saya nggak

mau..hehehe” (Koziz).

Lahir di keluarga yang mempunyai latar belakang orang-orang berpendidikan tinggi menjadikan Koziz seorang remaja yang cerdas dan berpikir lebih maju dibandingkan teman sebayannya dimana ia tinggal. Latar belakang keluarga itu mendidik Koziz untuk mau belajar pada sesuatu yang ia tekuni. Tidak hanya melalui pelajaran di SMK saja yang ia terapkan, tapi Koziz juga mau belajar kepada banyak orang yang menurutnya bisa mengajari hal-hal baru mengenai dunia motor dan mesin. Selain itu, tidak habis akal, Koziz juga mau belajar melalui internet dan menerapkan dalam kegiatannya di bengkel.

2) Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosio kultural

Lingkungan daerah asal Koziz termasuk golongan menengah dalam hal ekonomi meskipun subjek berada di desa lereng gunung Merapi. Kebanyakan penduduk di desa Batur bekerja sebagai penambang material batu dan pasir di sepanjang aliran Kali Gendol. Berbagai macam pekerjaan subjek, ada yang menjadi pengambil batu secara manual hingga menjadi pengelola lahan tambang.

Macam-macam bentuk pekerjaan yang dijalani penduduk desa Batur tidak membuat subjek menjadi saling iri satu sama lain, hal ini mungkin juga


(57)

43

karena faktor norma dan adat yang masih dipegang oleh masyarakat Jawa di desa, yang harus hihup rukun dan tepa salira. Sosio-kultur di desa Batur adalah suku Jawa. Tidak banyak pendatang dari luar suku Jawa yang tinggal di desa Batur.

3) Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan

Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan Koziz sangat baik. Kondisi fisik Koziz sangat normal dan sehat. Ian mengatakan bahwa belum pernah mengalami gangguan kesehatan yang sangat parah. Hingga saat ini kesehatan Koziz tetap terjaga dan tidak mempengaruhi dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari.

4) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif koziz cukup baik. Hal itu didukung oleh keluarga Koziz yang banyak mendukung perkembangannya dari banyak aspek, termasuk perkembangan kognitif Koziz. Namun pilihan dan dukungan orang tua yang diberikan pada anak tidak selalu menjadi pilhan anak tersebut. Koziz memilih untuk belajar mengenai mesin motor di luar lingkungan pendidikan ketika keluarganya membukakan jalan dan menawarkannya utnuk belajar di pendidikan tingkat tinggi atau kuliah.


(58)

44

Menurut ayahnya, apapun bentuk pilihan yang di pilih si anak, orang tuanya selalu mendukung selama hal itu positif. Dengan cara didik seperti itu Koziz menjadi pribadi yang mampu berkembang dengan cepat dan mempunyai motivasi tersendiri yang membuatnya lebih bersemangat untuk berkembang.

5) Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini

Koziz mempunyai kepribadian yang menarik dalam membangun relasi dengan orang lain. Dia akan terlihat kekanak-kanakan jika sedang bersama dengan teman dekat perempuannya. Di sisi lain, sosok Koziz akan menjadi humoris jika berada di dalam kumpulan banyak orang, namun akan menjadi orang yang sangat serius jika hanya bersama dengan satu orang di dekatnya, terutama saat sedang bekerja. Dalam wawancara, koziz mengatakan sperti berikut:

Peneliti : “Apakah kamu merasa berbeda dengan adanya satu orang

saja di dekatmu?”

Subjek I : “Tidak ada yang berbeda, hanya saja kalau berada dengan satu orang saya lebih suka mengajaknya untuk berpikir serius apalagi saat bekerja. Karena bisa lebih terfokus dalam mengerjakan perkerjaan. Tapi nggak ada maksud untuk

mengajak bertengkar/ bersinggungan hati lhoo.” (Koziz) Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang remaja, Koziz sudah bisa menempatkan diri dimana ia akan serius dan bercanda. Hal


(59)

45

ini menunjukkan bahwa dia tumbuh menadi remaja yang mampu berpikir lebih dewasa.

2. Subjek II

a. Penghimpunan Data Subjek II

Nama : Memet (nama samaran)

Tempat/Tanggal Lahir : Jawa Tengah, 26 November 1995

Usia : 20

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Rumah : Yogyakarta Alamat Sekarang : Yogyakarta

Penampilan Fisik : Tinggi, cokelat, kurus Penampilan Psikis : Tenang, ramah, ceria

Sumber Informasi : Subjek, orang tua, pengelola tambang b. Sejarah Subjek II

Memet mengenal dunia penambangan di Kali Gendol sudah sejak kecil. Ayahnya adalah pengelola di salah satu lahan di Kali Gendol. Meskipun jarang sekali ia bermain atau berada di sekitar lahan tambang pada waktu kecil, namun lingkungan mengajarkan Memet untuk melihat potensi alam yang sangat menghasilkan di Kali Gendol. Rekan-rekan ayah Memet banyak yang sukses dalam usaha mengelola lahan tersebut, tak terkecuali ayah Memet.


(60)

46

Memet mempunyai banyak keinginan yang membuatnya harus mengeluarkan banyak uang. Selama ini, Memet memenuhi keinginannya itu dengan meminta pada orang tuanya. Setelah menginjak usia remaja, Memet merasa bahwa meminta uang pada orang tua membuatnya menjadi tidak mandiri dan merasa malu pada dirinya sendiri. Berikut pernyataan Memet ketika diwawancara:

Subjek II : “Saya malu mas minta uang terus sama orang tua. Subjek punya, tapi kalau saya minta terus, kapan saya bisa

mandiri, apa lagi saya cowok.” (Memet).

Memet memberi jawaban yang mantap dan menegaskan pada dirinya untuk menjadi pria yang tidak keetergantungan pada orang tua. Memet akhirnya memilih mencari uang dengan caranya sendiri.

c. Analisis Data Subjek II

1) Latar belakang kehidupan keluarga

Memet berasal dari keluarga yang mampu. Ayah Memet mengelola lahan tambang di Kali Gendol yang memberinya penghasilan di atas rata-rata. Sedangkan ibu berada di rumah. Sebagai anak tunggal, tentu saja Memet sangat diperhatikan dalam segala hal, termasuk kecukupan kebutuhan dan hobi Memet. Keluarga Memet merupakan keluarga yang damai dan tenteram. Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Memet terlihat baik dan harmonis.


(61)

47

2) Lingkungan Fisik, Sosio-Ekonomi dan Sosio Kultural

Lingkungan daerah Memet termasuk golongan menengah dalam hal ekonomi meskipun subjek berada di desa lereng gunung Merapi. Kebanyakan penduduk di desa Batur bekerja sebagai penambang material batu dan pasir di sepanjang aliran Kali Gendol. Berbagai macam pekerjaan subjek, ada yang menjadi pengambil batu secara manual hingga menjadi pengelola lahan tambang.

Macam-macam bentuk pekerjaan yang dijalani penduduk desa Batur tidak membuat subjek menjadi saling iri satu sama lain, hal ini mungkin juga karena faktor norma dan adat yang masih dipegang oleh masyarakat Jawa di desa, yang harus hihup rukun dan tepa salira. Sosio-kultur di desa Batur adalah suku Jawa. Tidak banyak pendatang dari luar suku Jawa yang tinggal di desa Batur. 3) Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan

Sejak kecil Memet tumbuh dengan sehat dan normal. Secara fisik Memet terlihat sedikit gemuk dan berwajah cerah. Memet belum pernah mengalami sakit parah.


(62)

48 4) Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif Memet sangat baik. Sejak kecil Memet termasuk anak yang cerdas. Di sekolah juga Memet termasuk anak yang berprestasi. Menurut Memet hal itu dipengaruhi oleh didikan orangtua di rumah. Meskipun orangtua Memet tidak selalu mengawasi ataupun menemani belajar, tetapi Memet diharuskan mendapat nilai baik. Sejak kecil Memet belajar mengerti bahwa kedua orangtuanya sibuk bekerja sehingga tidak waktu menemenainya belajar. Hal itu membuat Memet tumbuh menjadi pribadi yang mudah memahami orang dengan baik.

5) Perkembangan Sosial dan Status Sosial Sekarang ini

Memet termasuk pribadi yang disukai banyak orang karena sifatnya yang ramah, terbuka, dan ceria. Berikut kutipan wawancara tidak terstruktur dari salah satu temannya di tambang: Joni (nama samaran):“Memet itu orang yang menyenangkan mas..

udah baik, santai, suka nolong lagi.

Pokoknya kalau sama dia, nyaman mas..”

(Jon)

Memet juga dikenal sebagai pribadi yang bertanggungjawab sehingga banyak teman-temannya yang suka bekerjasama dengannya. Hal itu karena pekerjaan akan terarah, cepat selesai, dan tepat waktu. Memet juga suka mendengarkan teman-temannya yang ingin bercerita padanya.


(63)

49

Pemahamannya tentang oranglain seringkali menolong ketika ada teman yang butuh pemecahan dalam masalahnya.

C.Subjek I dan II 1. Kepribadian

Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing untuk mencapai kebahagiaanya. Kebahagiaan itu sendiri akan terlihat secara fisik pada seseorang yang telah mengalaminya. Secara pribadi orang yang bahagia akan menunjukkan optimisme dan semangat dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua Subjek yaitu Koziz dan Memet, ditemukan dua pengalaman yang hampir sama dalam meniti menuju kebahagiaan hidup subjek. Kesamaan dalam kepribadian yang dimaksud yaitu semangat dan optimisme subjek dalam meniti kebahagiaan tanpa menjalani pepndidikan ke perguruan tinggi.

Koziz merasa memiliki semangat dan selalu optimis akan mendapatkan keinginannya meskipun ia tidak menjalani pendidikan ke perguruan tinggi. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz :

Koziz :”Saya milih kerja karena pengen mandiri dan bisa mengelola keuangan sendiri mas. Jadi hasilnya pun memuaskan. Dan karena banyak keinginan yang masih belum tercapai, makanya saya selalu

semangat kerja. Kalo nggak semangat lagi, ambruk (jatuh) mas..”

(Koziz)

Memet : “Saya nggak mau ketergantungan dengan bapak ibuk. Kalo kerja sendiri kan bisa tak pake sesuka hati, nggak malu kalo dilihat orang, wong hasil kerja saya kok. Saya selalu semangat mas kalo


(64)

50

kerja, kalo malas-malasan nggak enak sama yang lain (teman kerja), malu sama bapak, karna dulu di suruh kulian malah saya

nggak mau dan milih kerja.” (Memet)

Kepribadian yang dimiliki Koziz sangat baik. Dalam kalangan remaja dan teman-temannya dalam komunitas dan juga keluarga, dia dikenal sebagai remaja yang suka membantu dan berpikir sebelum bertindak. Koziz juga bisa membedakan antara tanggung jawab dan kesenangan. Hal ini ia tunjukkan dengan menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal, selalu ikut kegiata-kegiatan yang bertujuan sosial, dan meskipun ia menjadi “orang penting” di desanya, ia tidak menutup diri untuk berbaur dan menjadi bagian dari segala bentuk kegiatan pemuda di desa Batur.

Dilatih dalam keluarga yang harmonis membuat Memet menjadi pribadi yang jujur, disiplin, dan bertanggungjawab. Akan tetapi Memet tetap lah pribadi yang rendah hati dan menyenangkan. Dia banyak mengerti keadaan orang lain. Memet juga termasuk orang yang ringan tangan. Sebisa mungkin dia akan membantu orang yang meminta bantuan padanya.

Pernyataan Koziz dan Memet menunjukkan bahwa mereka mengalami kebahagiaan dan puas akan pencapaian dari masing-masing. Orang yang bahagia memiliki trait optimis dan harga diri yang tinggi (Carr, 2004).

2. Jenis Kelamin dan Perkawinan

Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau janda


(1)

73

bongkar mesin bagian luar aja, nanti yang nerusin saya.. Chand Ohh.. begitu.. orang tua ikut ngurusi bengkel ndak mas?

Koziz Nggak mas, Cuma ngasih tempatnya aja.

Chand Gimana dulu awalnya mas bisa buka bengkel gini?

Koziz Memang punya keinginan mas dari kecil dulu. Trus main ke bengkel-bengkel yang udah tua-tua di Jogja ini.

Chand Kenapa nggak belajar di perguruan tinggi?

Koziz Walah, nek kon kuliah malah ora sanggup mas. Enak belajar langsung sama yang sudah pengalaman di lapangan. Ilmune langsung bisa di pakai.

Chand Pernah punya niat kuliah nggak dulu? Atau memang sudah berencana lulus SMK langsung buka bengkel?

Koziz Memang nggak punya niat kuliah kok mas. Dulu iya dipaksa sama orang tua saya, harus kuliah kayanya. Sampai minta teman-teman saya ngrayu biar kuliah, tapi saya tetep nggak mau mas,. Nggak sanggup otaknya, nanti nek malah berhenti di tengah jalan piye.

Chand Orang tua kecewa dong mas?

Koziz Awalnya sih iya mas, trus saya yakinkan kalo bengkel saya pasti sukses. Chand Caranya? Sampai orang tua percaya pada mas Koziz?

Koziz Saya bikin mesin dua silinder mas. Dari mesin itu kan yang buat contoh , trus banyak orang yang percaya saya mampu main-main dengan mesin. Hehehehe.. Trus orang tua percaya juga. Yang penting saya tu nggak main narkoba, miras, maling. Heheheheh

Chand Nah, selain di bengkel, mas Koziz kan kerja juga di kali ya? Bagaimana bisa sampai ke sana mas? Sedangkan usaha di bengkel ini sudah semakin berkemabang, bahkan sudah bisa dikatakan anda sukses di bengkel?


(2)

74

masih banyak lagi proses yang harus dilalui mas. Kenapa bisa kerja di kali? Itu karna saya diajak sama om saya yang memang kerja di tambang. Om saya kebetulan mempunyai lahan di sana dan mampu mengelola lahan itu. Setelah berkembang, beliau mengajak saya dan pemuda-pemuda di sini untuk membantunya. Lumayan juga penghasilan dari sana mas, bisa dikatakan lebih dari cukup untuk isi kantong peuda seusia kami.

Chand Menurut mas Koziz adakah hubungan antara pendapatan anda termasuk juga teman-teman di sini dengan keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi? Koziz Kalu menurut saya sih ada mas. Logikanya, orang yang sudah merasa cukup dan

mampu mendapatkan uang tanpa harus menggunakan ijazah, tentu tidak mau sekolah atau kuliah lagi kan? Kalau saya secara pribadi ya semaacam itu berpikirnya mas. Hehe

Chand Pernahkan mas Koziz berpikir bahwa pendapatan orang yang bekerja dengan ijazah bergelar sarjana akan berbeda dengan yang tidak menggunakan ijazah?

Koziz Pernah mas. Bukan berarti saya meremehkan ya, tapi saya cukup dengan yang ada saat ini, penghasilan saya yang tidak bergelar sarjana saat ini sudah mencukupi kebutuhan saya.

Chand Ketika anda memutuskan untuk menjalani kehidupan yang ada sekarang ini, apakah ada penyesalan atau malah muncul motivasi dan semangat yang membuat anda merasa lebih hidup?

Koziz Ya, saya merasa lebih bersemangat mas dengan keputusan saya. Akhirnya saya mendapatkan yang saya inginkan, uang, hobi, dekat dengan orang tua, teman-teman. Chand Anda merasa bahagia sebagai diri anda sekarang?

Koziz Saya bahagia mas, saya bersyukur bisa seperti ini.

Chand Apa yang akan anda lalukan setelah semua ini benar-benar sukses?

Koziz Saya pikir saya akan terus mengembangkan sumber daya yang saya punya, karna sukses dan kebahagiaan akan terus saya dapatkan kalau saya selalu mengembangkan


(3)

75 dan mencoba meraihnya.

Chand Baiklah. Saya rasa cukup mas Koziz informasi yang saya terima. Terima kasih telah meluangkan waktu anda.

Wawancara

Subjek II: Memet

Juli 2015

SUBJEK WAWANCARA

Chand Selamat siang.. Memet Selamat siang Mas

Chand Mas, kegiatannya apa aja kalau di sini?

Memet Ya kalo pulang sekolah Cuma bantu bantu mas di kali. Chand Iya Mas. Emange ada kegiatan lain selain di kali? Memet Ke bengkel mas, bantuin mas Ayis.

Chand Lebih banyak di bengkel atau di kali mas?

Memet Imbang mas, soale kalo di kali juga sudah di jadwalkan, jadi kalo di kali libur, ya ke bengkel.

Chand Ya ya.. apakah kegiatan seperti ini dilakukan setiap hari?

Memet Setiap hari mas, terutama kalo libur sekolah. Kalau hari biasa ya tentu saja mengutamakan sekolah dulu, kan pulangnya juga cepet kalo sekolah.


(4)

76

Memet Tentu saja demi uang mas. Apa lagi. Selain itu saya juga pengen banyak belajar mas, belajar cari uang, mengelola uang saya sendiri, sama belajar otak-atik mesin. Chand Bagaimana sikap mas Memet dengan kekgiatan anda ?

Memet Biasa saja mas, ya, bisa dikatakan mereka mendukung saya. Chand Ada cita-cita belajar di perguruan tinggi setelah lulus sekolah ini?

Memet Kalau pengen sih ada mas, tapi, belum sampai berniat lebih untuk kuliah. Chand Alasanya?

Memet Masih seneng cari duit mas, lebih realistis. Di kali bisa dapat duit untuk saku saya secara pribadi dan lebih dari cukup kalo untuk “jajan”, untuk nggarap motor. hehehehe

Chand Orang tua kecewa dong mas?

Memet Pernah ditanya tentang kuliah, saya jawab seperti yang saya katakan tadi, mereka awalnya tidak mau menerima, namun saya bisa meyakinkan prospek masa depan saya di depan orang tua. Sampai sekarang mereka tidak mempertanyakan lagi, karene mungkin mereka pikir suatu saat saya bisa berubah pikiran dan berniat untuk kuliah. Hehe

Chand Apakah pilihan mas Memet saat ini cukup membuat anda bahagia mas?

Memet Saya bahagia kok mas, saya senang menjalani hari-hari seperti ini. mungkin orang lain lihat, saya hanya monoton berkegiatan itu-itu saja. Bagi saya itu bukan masalah, lha wong saya aja seneng kok. Yang penting punya duit, bisa main motor, nggak ngganggu duit orang tua.

Chand Jadi bahagia itu menurut mas Memet apa?

Memet Bahagia itu kalau semua yang saya inginkan terpenuhi, terutama terpenuhi dengan cara dan usaha saya sendiri.

Chand Kalau kuliah itu bisa membuat bahagia nggak mas?

Memet Kayo tergantung sama orangnya masing-masing, kalo keinginannya kuliah, dan itu terpenuhi sampai lulus kuliah dan mendapatkan ijazah, trus bisa kerja dengan


(5)

77

ijazahnya itu, mungkin menurut orang tersebut itulah kebahagiaan. Artinya, keinginan yang terpenuhilah yang membuat bahagia. Sama saja kalau saya bisa dapat duit dari kali, saya bahagia. Hahaha.. nggak harus kuliah.

Chand Tapi bukan berarti kuliah itu nggak penting kan?

Memet Nggak mas, belajar itu penting. Kulaih, sekolah, atau kursus bagi saya salah satu bentuk belajar yang resmi, sama saja itu namanya belajar. Tapi belajar juga tidak harus di tempat yang formal, di bengkel juga bisa belajar.

Chand Ketika anda memutuskan untuk menjalani kehidupan yang ada sekarang ini, apakah ada penyesalan atau malah muncul motivasi dan semangat yang membuat anda merasa lebih hidup?

Memet Secara pribadi saya cukup senang, tidak ada penyesalan mas. Saya selalu bersemangat untuk menjalani hari-hari saya seperti ini. Kalau bisa nanti saya akan membuat usaha sendiri entah itu jadi pemilik alat-alat tamabgn untuk disewakan atau usaha yang lain.

Chand Anda merasa bahagia sebagai diri anda sekarang? Memet Saya bahagia mas, saya sangat bersyukur.

Chand Apa yang akan anda lalukan setelah semua ini benar-benar sukses? Memet Terus belajar untuk berkembang.

Chand Baiklah. Saya rasa cukup mas Memet informasi yang saya terima. Terima kasih telah meluangkan waktu anda.


(6)

78 Lampiran II