5
kendaraan yang ia miliki dengan trend saat ini, mungkin dengan mengikuti trend, si B menjadi lebih percaya diri menunjukkan dirinya di depan umum.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ; Studi Etnografi pada Pemuda Penambang
Pasir.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah gambaran kebahagiaan pemuda penambang pasir di desa
Batur?
2. Bagaimana profesi sebagai penambang pasir mempengaruhi kebahagiaan
subjek?
3. Bagaimana cara pandang para penambang pasir ini tentang studi lanjut di
perguruan tinggi? C.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui gambaran kebahagiaan hidup pemuda di desa Batur.
2. Mengetahui pengaruh profesi sebagai penambang pasir dengan kebahagiaan
subjek.
3. Mengetahui cara pandang para penambang pasir tentang studi lanjut di
perguruan tinggi.
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dibuat untuk memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah wacana yang berhubungan dengan persepsi terhadap niat untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dari populasi penduduk yang ada di sekitar lereng Merapi terutama pemuda yang berada di desa Batur.
2. Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan bagi penulis terkait dengan potret kebahagiaan hidup sekelompok pemuda penambang pasir yang ada di desa
Batur yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah perasaan seseorang ketika mendapatkan impiankeinginan yang ia miliki sehingga muncul ketenangan, nyaman
dengan situasi yang ada di sekitarnya, bahkan merasa puas atas pencapaian yang didapatkan saat itu.
2. Pemuda desa
Pemuda desa merupakan generasi penerus dari sebuah masyarakat yang tinggal di sebuah pemukiman desa Batur. Subjek yang di kategorikan
7
sebagai pemuda desa adalah pemuda yang berusia remaja dan juga pemudapemudi yang masih lajangbelum menikah. Status pemuda selain
yang disebutkan dalam kalimat di atas tidak mempengaruhi kategori dari pemuda desa.
3. Pendidikan di Perguruan Tinggi
Pendidikan di Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah.
Pendidikan di Perguruan Tinggi memfokuskan pada bidang ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan pilihan yang di sediakan Perguruan Tinggi.
Manfaat dari mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi secara akademis maupun teknis sangat banyak, salah satu contoh yaitu individu mampu
menciptakan lapangan pekerjaan.
4. Penambang Pasir
Penambang pasir adalah orang-orang yang berkegiatan mengambil ratusan bahkan jutaaan kubik pasir untuk dijual kepada pembeli. Kegiatan itu
dilakukan di sungai yang menjadi jalan untuk aliran lahar ketika gunung berapi mengalami erupsi. Setelah lahar menjadi dingin, di sungai yang dialiri
lahar akan meninggalkan butiran pasir dengan jumlah yang sangat banyak. Pasir itu kemudian diambil untuk dimanfaatkan dalam banyak hal.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kebahagiaan
1. Definisi Kebahagiaan
Hingga saat ini terdapat banyak pengertian mengenai kebahagiaan. Diener, Scollon dan Lucas 2003 menyebutkan bahwa kebahagiaan tidaklah
bisa didefinisikan dalam satu bentuk. Kebahagiaan bisa berarti kesenangan, kepuasan hidup, emosi positif, kebermaknaan hidup atau rasa suka.
Beberapa pengertian kebahagiaan adalah sebagai berikut:
Galati, Manzano Sotgiu 2006 mengartikan kebahagiaan adalah sebagai sebuah penilaian menyeluruh tentang kehidupan secara lengkap,
yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Sedangkan Veenhoven dalam Syafitri, 2012 menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan suatu konsep
yang subjektif yang sering dialami oleh setiap individu dari waktu ke waktu sebagai gambaran perasaan atau emosi. Kebahagiaan adalah perasaan suka,
senang, gembira yang dirasakan oleh individu dan sumber penyebab munculnya kebahagiaan bagi setiap individu berbeda-beda. Dengan kata
9
lain, hanya orang-orang yang bersangkutan yang dapat mengatakan apakah subjek bahagia atau tidak bahagia dengan kehidupan yang subjek jalani.
Kedua pengertian tersebut mendefinisikan kebahagiaan sebagai penilaian subjektif secara keseluruhan terhadap kehidupan masing-masing
individu yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Aristoteles dalam Bertens, 1993 menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama
dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup dan ada banyak cara yang ditempuh
oleh masing-masing individu. Orang bekerja untuk memperoleh penghasilan dan pencapaian karier. Orang berkeluarga untuk memenuhi kebutuhan akan
cinta dan kasih sayang. Begitu pula orang belajar untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk
memperoleh satu tujuan, yaitu kebahagiaan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan
Diener dalam
Carr, 2004
menyebutkan bahwa
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan bukanlah
merupakan hal yang mudah. Tetapi pada kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa faktor kepribadian dan demografis merupakan faktor utama yang
menyebabkan dan berhubungan dengan kebahgaiaan Carr, 2004; Argyle, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1999. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang Argyle, 1999; Carr, 2004; Eddington Shuman, 2005:
a. Kepribadian
Berdasarkan penelitian mengenai kebahagiaan menunjukkan bahwa orang yang bahagia dan tidak bahagia memiliki profil kepribadian yang
berbeda Diener dkk dalam Carr, 2004. Hubungan antara trait kepribadian dan kebahagiaan tidak bersifat universal pada semua budaya.
Pada budaya barat yang individualistik, orang yang bahagia adalah yang memiliki trait ekstraversi, optimis, harga diri yang tinggi dan locus of
control internal. Sedangkan orang yang tidak bahagia adalah orang yang memiliki tingkat neurotik yang tinggi. Hal tersebut berbeda dengan
orang-orang di budaya timur yang menganut budaya kolektivistik dimana faktor-faktor tersebut tidak berhubungan dengan kebahagiaan. Jadi nilai
budaya menentukan trait kepribadian yang mempengaruhi kebahagiaan Carr, 2004. Menurut Eddington Shuman 2005 kepribadian
menunjukkan peran yang lebih signifikan dibandingkan dengan peristiwa hidup spesifik lainnya dalam menentukan SWB.
11
b. Variabel demografis
Faktor lain yang juga mempengaruhi kebahagiaan adalah variabel demografis dan lingkungan Eddington Shuman, 2005. Faktor-faktor
demografis itu adalah: 1
Jenis Kelamin Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin
merupakan faktor yang sangat kecil dalam menentukan kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang Inglehart Michalos dalam
Eddington Shuman, 2005. 2
Usia Pada banyak penelitian dan survey menunjukkan bahwa pengaruh usia
terhadap kebahagiaan adalah kecil Argyle, 1999. 3
Pendidikan Hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan adalah kecil tetapi
signifikan Campbell, Cantril, Diener et al dalam Eddington Shuman, 2005. Namun hubungan antara pendidikan dan
kebahagiaan merupakan hasil dari korelasi antara pendidikan dengan status pekerjaan dan pendapatan Campbell, Witter et al dalam
Eddington Shuman, 2005; Argyle, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4 Pendapatan
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pendapatan berhubungan dengan kebahagiaan Diener et al 1999. Secara umum, orang yang
lebih kaya akan merasa lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang lebih miskin Eddington Shuman, 2005.
5 Perkawinan
Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau
janda Eddington Shuman, 2005. Pada beberapa negara, pasangan yang hidup bersama kohabitasi secara signifikan lebih bahsagia
dibandingkan dengan orang yang tinggal seorang diri Kurdek, Mastekaasa dalam Eddington Shuman, 2005. Perkawinan sering
ditemukan menjadi salah satu fakrot terkuat yang berkorelasi dengan kebahagiaan Glenn Weaver dalam Argyle, 1999.
6 Pekerjaan
Orang yang bekerja akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja Argyle, 1999; Eddington Shuman, 2005. Orang
yang tidak bekerja mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi, kepuasan hidup yang lebih rendah dan kemungkinan bunuh diri yang
lebih tinggi dibandinkan dengan orang yang bekerja Eddington Shuman, 2005.
13
7 Kesehatan
Hubungan yang kuat antara kesehatan dan kebahagiaan muncul pada pengukuran kesehatan melalui self-report, tidak pada penilaian secara
objektif oleh ahli. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kesehatan menjadi lebih penting daripada kesehatan secara objektif
dalam mempengaruhi kebahagiaan Eddington Shuman, 2005. 8
Agama Banyak survey yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berkorelasi secara
signifikan dengan agama, hubungan seseorang dengan Tuhan, pengalaman doa dan partisipasi di dalam aspek keagamaan
Eddington Shuman, 2005. 9
Waktu luang Veenhoven et al dalam Eddington Shuman, 2005; Argyle, 1999
menunjukan bahwa kebahagiaan berkorelasi cukup tinggi dengan kepuasan waktu luang dan tingkatan aktivitas di waktu luang.
Kegiatan yang dilakukan pada waktu luang dapat meningkatkan kebahagiaan, seperti aktivitas menyenangkan bersama teman,
kegiatan olah raga, dan liburan. Sedangkan kegiatan menonton televisi di waktu luang terutama tontonan yang berat kurang dapat
meningkatkan bahagia Eddington Shuman, 2005; Argyle, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
10 Etnis
Etnis minoritas di suatu negara memiliki kebahagiaan yang lebih kecil karena berdasarkan pada rendahnya pendapatan, pendidikan, dan
status pekerjaan yang diperoleh Argyle, 1999. 11
Peristiwa kehidupan Intensitas peristiwa positif yang terjadi tidak banyak mempengaruhi
kebahagiaan sebagian karena jarang terjadi Argyle, 1999 Eddington Shuman, 2005.
12 Kompetensi
Penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kompetensi inteligensi dan kebahagiaan sangat kecil tetapi positif. Kebahagiaan juga
berhubungan dengan kerja sama, kepemimpinan dan kemampuan heteroseksual Argyle, 1999 Eddington Shuman, 2005.
3. Komponen Kebahagiaan
Diener, scollon dan Lucas 2003 menyebutkan bahwa kebahagiaan memiliki beberapa komponen, yaitu afek positif dan afek negatif. Afek
positif dan negatif menggambarkan pengalaman utama dari situasi atau kejadian yang terus terjadi dalam kehidupan manusia. Penilaian afek terhadap
situasi tertentu ikut mempengaruhi penilaian individu akan kesejahteraan subjektifnya. Dengan mengetahui tipe kecenderungan reaksi yang dialami
15
individu, kita memperoleh pemahaman tentang cara individu menilai kondisi dan kejadian yang terjadi dalam hidupnya.
Evaluasi afek terdiri dari emosi dan mood, dimana emosi bersifat lebih sementara karena merupakan respon situasi, sedangkan mood memiliki
rentang waktu yang lebih lama daripada emosi. Orang yang bahagia adalah orang yang jarang mengalami afek negatif dan sering mengalami afek positif.
Afek positif merupakan perasaan-perasaan positif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertarik, bergairah, kuat, antusias, bangga, waspada,
terinspirasi, penuh tekad, penuh perhatian dan aktif. Sedangkan afek negatif merupakan perasaan-perasaan negatif yang ada dalam diri individu seperti:
afek tertekan, kecewa, bersalah, takut, memusuhi, gampang marah, malu, gelisah, gugup dan khawatir.
Uraian di atas menyimpulkan bahwa ada tiga komponen dalam kebahagiaan, yaitu afek positif, afek negatif dan kepuasan hidup.
Kebahagiaan akan muncul ketika afeksi positif seseorang lebih besar dari afeksi negatif. Kemunculan itu tentu saja melalui proses evaluasi kognitif
dalam kehidupan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
B. Pemuda Desa