Latar Belakang Masalah Potret kebahagiaan hidup pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (studi etnografi pada pemuda penambang pasir).

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan mayarakat. Tujuan dari pendidikan adalah menjamin kelangsungan hidup secara individu, kelompok masyarakat dan juga bangsa. Faktor penting dalam pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan untuk mencapai keberhasilan dalam proses tersebut yaitu orang tua, guru dan masyarakat. Orang tua bertanggung jawab dalam pendidikan pertama individu dalam keluarga. Guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab di lembaga pendidikan formalsekolah. Masyarakat tentu mempunyai keinginan yang ingin di capai. Lembagasekolah yang memiliki kualitas dan menjamin tercapainya keinginan masyarakat tersebut pastinya akan mendapat respon positif dari masyarakat dengan memberikan dukungan dan menyerahkan pendidikan anaknya. Seiring berjalannya waktu mulai bermunculan persepsi dalan masyarakat mengenai pendidikan yang sudah tidak lagi dapat menjamin berlangsungnya kehidupan yang baik. “Jumlah penganggur intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen dibandingkan dengan 2009”. Kutipan kalimat tersebut diambil dari Kompas.com 2 pada hari Kamis, 23 September 2010. Hal itu menjadi salah satu bukti yang menguatkan dari persepsi masyarakat yang salah terhadap pendidikan. Kesulitan dalam hal ekonomi masyarakat terkadang menjadi alasan utama mengapa subjek tidak mengutamakan pendidikan. Masyarakat akan lebih memilih untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini daripada menuntut ilmu dan menciptakan harapan masa depan yang lebih baik saat ini. Apabila banyak masyarakat mengedepankan pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai salah satu cara untuk menciptakan harapan untuk menjadikan masa depan yang lebih baik, kemungkinan besar Indonesia dapat menjadi negara berkembang yang maju dan berpendidikan tinggi. Beberapa pemuda mengungkapkan hal yang sama mengenai pendidikan khususnya Perguruan Tinggi. Subjek mengatakan bahwa mencari uang tidak perlu dengan berpendidikan tinggi. Kehidupan sekarang yang sudah dirasakan nyaman, cukup memberikan alasan mengapa ia tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kebanyakan pemuda yang ada di desa Batur telah memiliki penghasilan dari usaha sendiri yang ia kembangkan dari kemampuan individu maupun karena pengaruh dari lingkungan sekitar lereng Gunung Merapi. Pemuda tersebut umumnya berusia kuliah dan usia lulus SMA yang sudah merasakan hasil kerja sendiri sehingga beranggapan bahwa melanjutkan ke Perguruan Tinggi tidak begitu penting. 3 Melihat upaya para pemuda ini memiliki penghasilan sendiri tentu tidak lepas dari sudut perekonomian masyarakat yang ada di sekitar daerah lereng Merapi. Muntahan lahar yang sempat terjadi pada erupasi Gunung Merapai 2010 silam mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perubahan perekonomian bahkan sampai gaya hidup masyarakat yang ada di sekitar lereng gunung, khususnya masyarakat yang ada di desa Batur. Upaya untuk meningkatkan kehidupan ekonomi membuat mereka sedikit melupakan dunia pendidikan yang notabene menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat desa tersebut. Kegiatan penambangan material yang subjek mulai semakin bertambah maju. Kemajuan yang terjadi berdampak pada pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut. Para pemuda yang seharusnya berada di bangku sekolah maupun kuliah tersulap untuk menjadi penjaga pintu masuk menuju lokasi penambangan, atau menjadi pengemudi alat angkut yang membawa material dan lain lain. Dari kegiatan tersebut masyarakat desa Batur saat ini terbilang mempunyai kehidupan ekonomi di atas rata-rata dilihat dari penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari- hari untuk saat ini. Jika mereka menjadikan permasalahan ekonomi sebagai alasan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mungkin itu hal kurang tepat. Kehidupan para pemuda yang ada di desa Batur saat ini cukup menarik. Berdasarkan pengamatan peneliti, para pemuda di desa Batur cukup menikmati kehidupan yang dijalani saat ini. Hal itu sangat terlihat secara fisik dari raut wajah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 mereka ketika bertatap muka dengan peneliti. Wajah yang cerah dan penuh dengan senyum saat bercakap-cakap. Tawa yang dilontarkan nampak lepas dan ucapan yang terucap selalu antusias menampakkan hati yang bebas tanpa beban. Kebahagiaan dalam hidup adalah impian semua umat dimanapun mereka tinggal, apapun situasi yang terjadi dan bagaimanapun caranya untuk mencapai kehidupan yang bahagia seperti impian mereka. Kebahagiaan hidup dapat dirasakan dan dinilai dengan kepuasan oleh individu secara pribadi. Sedangkan tingkat kepuasan manusia itu berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, si A merasa puas dengan sepeda motor yang ia miliki dengan segala bentuk dan keaslian sparepart motor dari dealer resmi merk sepeda motor miliknya, sedangkan si B sangat menyukai sparepart sepeda motor yang sesuai dengan trend yang menjadi kegemaran pada saat tertentu dan mengaplikasikannya ke sepeda motor yang ia miliki, misal, sepeda motor dengan lampu HID. Dari contoh di atas, orang lain tidak mengetahui apa yang menjadi alasan mengapa si A maupun si B memilih hal yang berbeda untuk sepeda motornya, yang mengetahui hanya dia sendiri. Ada kemungkinan si A beralasan bahwa dengan sparepart original dari dealer, maka kendaraannya akan lebih nyaman dan si A menjadi lebih tenang dengan hal ini sehingga dia senang menggunakan sparepart original. Sedangkan si B akan lebih senang dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 kendaraan yang ia miliki dengan trend saat ini, mungkin dengan mengikuti trend, si B menjadi lebih percaya diri menunjukkan dirinya di depan umum. Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik melakukan penelitian dengan judul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ; Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir.

B. Rumusan Masalah