Hasil Grafik dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1. Hasil minyak yang terambil pada rentang waktu 2 sd 6 jam dengan kecepatan putaran 100 sd 300 rpm Kecepatan Berat minyak minyak Waktu jam putaran rpm yg terambil gr Terambil 100 2.657 26.57 150 2.823 28.23 200 3.365 33.65 250 3.956 39.56 2 300 3.897 38.97 100 2.791 27.91 150 3.339 33.39 200 3.792 37.92 250 4.098 40.98 3 300 3.954 39.54 100 2.977 29.77 150 3.599 35.99 200 4.174 41.74 250 4.403 44.03 4 300 4.376 43.76 100 3.026 30.26 150 3.913 39.13 200 4.497 44.97 250 4.695 47.78 5 300 4.732 46.86 100 3.199 31.99 150 3.957 39.57 200 4.559 45.59 250 4.778 47.32 6 300 4.719 47.19 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2. Grafik dan Pembahasan

Gambar 4.1 Hubungan kecepatan putaran pada rentang 100 sd 300 rpm dan waktu ekstraksi 2 sd 6 jam dengan minyak yang terambil 26,57 sd 47,78 Pembahasan: Semakin cepat putaran pengadukan maka semakin banyak minyak yang terambil karena mempercepat kontak solute dengan solvent sehingga proses diffusi solvent ke solid berlangsung cepat. Kondisi ini mempercepat proses ekstraksi mempercepat proses kelarutan minyak. Pada waktu ekstraksi 2 jam diperoleh minyak sebesar 39,56, ekstraksi dengan waktu 3 jam diperoleh 40,98 minyak. Untuk ekstraksi selama 4, 5 dan 6 jam masing – masing diperoleh minyak sebanyak 44,03, 47,78 dan 47,32. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari penelitian kami di dapat bahwa hasil terbaik yang diperoleh dari ekstraksi minyak biji ketapang ini yaitu selama 5 jam dengan kecepatan putaran 250 rpm menghasilkan minyak yang terambil sebesar 47,78. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut kemampuan solvent mengekstrak biji ketapang merupakan yang terbaik. Pada kondisi 300 rpm, solvent mulai jenuh dengan minyak sehingga kemampuan mengekstrak mulai menurun. Akibatnya, minyak yang terambil semakin berkurang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.2 Hubungan waktu ekstraksi pada rentang 2 sd 6 jam dan kecepatan putaran 100 sd 300 rpm dengan minyak yang terambil 26,57 sd 47,78 Pembahasan: Waktu ekstraksi berpengaruh terhadap banyaknya minyak yang terambil. Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak minyak yang diperoleh. Waktu terbaik dari percobaan ini adalah 5 jam. Pada percobaan dengan kecepatan putaran 100 rpm diperoleh minyak 30,26. Untuk kecepatan putaran 150, 200, 250 dan 300 rpm masing-masing diperoleh minyak sebesar 39,13, 44,97, 47,78 dan 46,86. Pada percobaan selama 6 jam, minyak yang diperoleh tidak bertambah karena seluruh minyak telah terambil dengan waktu 5 jam. Pada analisa secara komulatif, diperoleh nilai bilangan asam 4,03 mgKOHgram lebih rendah dibandingkan kelapa dan kelapa sawit yaitu: 9,3 mgKOHgram dan 6,5 mgKOHgram sehingga kualitasnya lebih baik daripada minyak kelapa dan kelapa sawit. Semakin rendah bilangan asam maka semakin rendah juga asam lemak bebas yang ada dalam minyak. Bilangan penyabunan 72,8 mgKOHgram lebih rendah daripada minyak kelapa yaitu: 248 – 265 mgKOHgram dan minyak kelapa sebesar 196 – 205 mgKOHgram. Bilangan iodium sebesar 74,87 lebih tinggi dari kisaran bilangan iod minyak kelapa dan minyak kelapa sawit yaitu: 8,6–11 dan 48 – 56. Asam lemak bebasnya 2,16 lebih rendah dari asam lemak bebas kelapa sawit dan minyak kelapa yaitu: 5 dan 3,5. Berdasarkan perbandingan dengan minyak kelapa dan minyak kelapa sawit dapat disimpulkan bahwa minyak biji ketapang tidak berpeluang sebagai alternatif bahan baku pengganti minyak goreng. Walaupun bilangan asam dan penyabunan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. minyak biji ketapang lebih rendah dari minyak kelapa dan kelapa sawit, namun bilangan iodnya cukup tinggi sehingga tidak dapat dijadikan minyak goreng. Bilangan iod sangat penting dalam menentukan kualitas minyak berdasarkan banyaknya ikatan rangkap dalam asam lemaknya. Semakin besar bilangan iod, maka semakin banyak ikatan rangkap yang ada dalam asam lemak suatu minyak. Sedangkan semakin banyak ikatan rangkap dalam suatu minyak, maka minyak tersebut semakin mudah rusak karena sifatnya yang mudah teroksidasi oksigen dalam udara, senyawa kimia atau proses pemanasan. Bilangan asam dan penyabunan yang rendah dari minyak biji ketapang menjadikan minyak biji ketapang berpeluang dijadikan alternatif sumber minyak nabati atau pembuatan energi alternatif biodiesel. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN