H : b
5
= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel LDR terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public.
H
1
: b
5
0, berarti ada pengaruh variabel LDR terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public.
Untuk variabel LDR X
6
dengan nilai t
hitung
sebesar 1,162 t
tabel
sebesar 3,1824. Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
variabel LDR X
6
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public.
Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel LDR secara parsial dapat disimpulkan bahwa t hitung berada pada daerah penerimaan
H . Dapat diartikan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public.
4.5. Pembahasan
Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel likuiditas secara parsial dapat disimpulkan bahwa t
hitung
berada pada daerah penerimaan H
. Dapat diartikan bahwa secara parsial terdapat pengaruh negatif tidak signifikan variabel likuiditas terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank
yang go public. Tidak berpengaruhnya variabel likuiditas disebabkan jumlah uang yang beredar tidak serta merta uang tersebut dialokasikan ke simpanan
deposito. Jika uang beredar tinggi, maka suku bunga akan cenderung turun atau rendah. Namun demikian, besarnya uang beredar tersebut akan dialokasikan ke
banyak sektor dan deposito hanya salah satu vubyek investasi. Berbagai obyek investasi yang menarik dengan adanya jumlah uang beredar yang tinggi adalah:
a. Sektor riil. Sektor ini paling menarik pada saat likuiditas ekonomi tinggi
karena suku bunga cenderung rendah, maka biaya bunga juga akan rendah. Karena suku bunga rendah, maka pemilik dana akan mengalokasikan
dananya pada sektor-sektor riil yang mampu memberikan tingkat pengembalian tinggi.
b. Pasar Modal. Sektor ini juga salah satu obyek yang menarik untuk
berinvestasi, karena dinamisnya saham akan membantu investor mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi.
Simpulan yang dapat disampaikan adalah tidak signifikannya likuiditas ekonomi terhadap suku bunga deposito karena uang beredar yang melimpah
dimasyarakat justru tidak secara keseluruhan disimpan dalam bentuk deposito, karena banyak obyek investasi yang mampu memberikan pengembalian lebih
besar dari bunga deposito. Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel tingkat
inflasi secara parsial dapat disimpulkan bahwa t
hitung
berada pada daerah penerimaan H
. Dapat diartikan bahwa secara parsial variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada
Bank yang go public. Inflasi identik dengan suku bunga, karena didalam suku
bunga sudah terakomodasi inflasi. Tidak signifikannya inflasi terhadap suku bunga disebabkan pada bunga deposito kandungan inflasi relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kandungan inflasi pada suku bunga tabungan. Penyebab kedua adalah inflasi bulanan selalu diumumkan beberapa minggu setelah bulan
berakhir, sehingga suku bunga telah lewat. Berbagai faktor tersebut menyebabkan keberadaan inflasi tidak serta menyebabkan suku bunga
meningkat atau menurun.
Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial dapat disimpulkan bahwa t hitung berada
pada daerah penerimaan H . Dapat diartikan bahwa secara parsial variabel
pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public. Pada negara dengan ekonomi
yang membaik, maka biasanya suku bunga akan memiliki kecenderungan rendah. Pada tahun 2007 dan 2008 dimana tahun dilakukan penelitian diperoleh
bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap suku bunga deposito. Kedua tahun ini agak khusus mengingat terjadi gejolak
ekonomin yang agak berat, seperti harga minyak mentah dunia yang mendekati 150 USD per barrel, IHSG BEI yang turun hingga mencapai 50 serta kurs
yang bergejolak. Artinya bahwa manajemen bank tidak serta merta menaikan atau menurunkan suku bunga terkait dengan pertumbuhan ekonomi, namun
juga masih mempertimbangkan aspek makro lain.
Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel CAR secara parsial dapat disimpulkan bahwa t hitung berada pada daerah penerimaan
H . Dapat diartikan bahwa secara parsial variabel CAR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public. Capital adequacy ratio adalah syarat sebuah bank dapat dikategorikan
sehat oleh BI. Artinya apapun banknya, jika CAR kurang dari 12, maka bank tersebut masuk dalam kategori tidak sehat. Keberadaan CAR tidak digunakan
oleh manajemen bank untuk dasar penentuan suku bunga deposito, keberadaan CAR juga tidak digunakan oleh nasabah untuk memilih bank yang digunakan
untuk menyimpan bunga deposito. Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel ROA
secara parsial dapat disimpulkan bahwa t hitung berada pada daerah penerimaan H
. Dapat diartikan bahwa secara parsial variabel ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go
public. Return on Assets merupakan tingkat pengembalian investasi atau aset. ROA ini merupakan ukuran profitabilitas bank yang berguna bagi investor
untuk menanamkan dananya pada saham bank yang bersangkutan. Keberadaan ROA tidak digunakan oleh manajemen dalam menentukan suku bunga, karena
ROA merupakan sebuah hasil akhir atas proses yang dilakukan perusahaan. Nasabah juga tidak melihat ROA sebagai pertimbangan untuk menenmpatkan
dananya pada deposito suatu bank. Dengan demikian keberadaan ROA
sangatlah penting bagi bank dan investor, namun tidak bagi penentuan suku bunga dan pertimbangan nasabah.
Pengujian atas hipotesis statistik yang diajukan untuk variabel LDR secara parsial dapat disimpulkan bahwa t hitung berada pada daerah penerimaan
H . Dapat diartikan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank yang go public. Sama seperti CAR, keberadaan LDR juga indikasi kesehatan oleh BI.
Jika sebuah bank memiliki LDR rendah, maka terjadi ketidakseimbangan pada bank tersebut. Bank hanya mampu menghimpun dana, namun tidak mampu
mengalokasikan dalam bentuk kredit atau bank hanya mampu mengalokasikan kredit, namun tidak berhasil menggali dana. Kondisi ini menyebabkan bank
masuk dalam kategori tidak sehat. Untuk itu keberadaan LDR tidak sepenuhnya sebagai penentu suku bunga deposito, sehingga tidak memiliki pengaruh
terhadap suku bunga deposito.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN