BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah tingkat bunga, pernah disampaikan oleh beberapa peneliti yang uraiannya sebagai
berikut: 1.
Rinawati 1999: 57 dengan judul: “Pengaruh Beban Ketergantungan Dan Pendapatan Serta Tingkat Suku Bunga Terhadap Tabungan Masyarakat
Pada Bank Umum Pemerintah Di Jawa Timur”. Dengan variabel terikat Y ialah jumlah tabungan. Sedangkan variabel bebas meliputi beban
ketergantungan X
1
, pendapatan per kapital X
2
, tingkat suku bunga X
3
. Hasil analisis disimpulkan bahwa secara simultan, beban ketergantungan X
1
, pendapatan per kapital X
2
dan tingkat suku bunga X
3
berpengaruh secara nyata terhadap jumlah tabungan Y yang ditunjukkan dengan perhitungan F
hitung
284,921 F
tabel
4,76. Sedangkan secara parsial beban ketergantungan X
1
, pendapatan per kapital X
2
dan tingkat suku bunga X
3
juga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah tabungan Y. hal ini ditunjukkan dengan uji t diperoleh t
hitung
untuk beban ketergantungan X
1
sebesar -4,815, pendapatan per kapital X
2
sebesar 4,496 dan tingkat suku bunga X
3
sebesar 4,543, sedangkan t
tabel
sebesar 2,447. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan model analisis regresi linier berganda.
5
6
el Bank yang go public di BEI.
2. Rialita 1999: ix dengan judul: “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Bunga Tabungan Pada Bank Swasta Di Indonesia”. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan hubungan antara variabel terikat dan
variabel bebas secara simultan dilakukan dengan uji F yang menghasilkan F
hitung
sebesar 6,108 sedangkan F
tabel
adalah 4,76 sehingga F
hitung
F
tabel
. Hal ini berarti ketiga variabel bebas tersebut bersama-sama berpengaruh
secara nyata terhadap tingkat bunga tabungan. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat digunakan uji t. Dari pengolahan data tersebut diperoleh t
hitung
variabel jumlah uang beredar X
1
= -3,401, inflasi X
2
= 2,855 dan pendapatan nasional X
3
= 2,532, sedangkan t
tabel
α; df = 6 adalah 2,447 sehingga t
hitung
ketiga variabel t
tabel
yang berarti jumlah uang beredar X
1
, inflasi X
2
dan pendapatan nasional X
3
secara individu berpengaruh secara nyata terhadap tingkat bunga tabungan Y.
Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan sampel pada Bank dan menggunakan model
analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada variabel bebas. Pada penelitian terdahulu
7
yaitu variabel jumlah uang beredar X
1
dan pendapatan nasional X
3
, sedangkan pada penelitian sekarang yaitu variabel: eksternal berupa
likuiditas perekonomian, inflasi, peryumbuhan ekonomi dan faktor internal berupa CAR, ROA dan LDR
.
3. Kustini 2000: x dengan judul: “Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal
Terhadap Tingkat Suku Bunga Di Indonesia”. Hasil dari uji hipotesis secara simultan dapat diketahui hasil F
hitung
= 68,153 dan F
tabel
= 3,87. Karena F
hitung
68,153 F
tabel
= 3,87 berarti secara simultan bahwa SIBOR X
1
, LIBOR X
2
, JUB X
3
inflasi X
4
, SBI X
5
dan tingkat diskonto X
6
berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku bunga Y. Pengujian secara parsial antara SIBOR X
1
dengan tingkat suku bunga Y dapat diketahui hasil t
hitung
sebesar = 16,487 t
tabel
= 2,365 sehingga secara parsial SIBOR X
1
berpengaruh nyata terhadap tingkat suku bunga Y. LIBOR X
2
dengan tingkat suku bunga Y diperoleh t
hitung
= - 5,359 t
tabel
= 2,365 sehingga secara parsial LIBOR X
2
berpengaruh nyata terhadap tingkat suku bunga Y. JUB X
3
dengan tingkat suku bunga Y diperoleh t
hitung
= 1,179 t
tabel
= 2,365, karena t
hitung
t
tabel
sehingga secara parsial JUB tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku
bunga Y. Hal ini dapat terjadi karena suatu kenaikan penawaran uang dapat mengakibatkan kenaikan permintaan uang untuk tujuan spekulasi
sehingga tidak mempengaruhi tingkat suku bunga. Selain itu dapat terjadi juga karena jumah uang beredar di masyarakat bukan dari sektor rumah
tangga saja yang biasanya bersifat konsumtif. Dimana apabila terdapat
8
kenaikan tingkat suku bunga minat untuk mengkonsumsi berkurang. Sebaliknya untuk spekulasi atau investasi M
2
kestabilan tingkat suku bunga lebih diharapkan. Inflasi X
4
dengan tingkat suku bunga Y diperoleh t
hitung
= -2,551 t
tabel
= -2,365, karena t
htiung
t
tabel
= 2,365 sehingga secara SBI X
5
berpengaruh nyata terhadap tingkat suku bunga Y. Tingkat diskonto X
6
dengan tingkat suku bunga Y diperoleh t
hitung
= 2,509 t
tabel
= 2,365 sehingga secara parsial tingkat diskonto X
6
berpengaruh nyata terhadap tingkat suku bunga Y. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama
menggunakan model analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada varibel bebas dan
variabel tergantung. Pada penelitian terdahulu yaitu variabel SIBOR X
1
, LIBOR X
2
, JUB X
3
inflasi X
4
, SBI X
5
dan tingkat diskonto X
6
dan tingkat suku bunga Y, sedangkan pada penelitian sekarang yaitu variabel eksternal berupa likuiditas perekonomian, inflasi, peryumbuhan
ekonomi dan faktor internal berupa CAR, ROA dan LDR dan tingkat suku bunga deposito Y.
4. Maslichah 2001: x dengan judul: “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Swasta Nasional Di Indonesia”. Model analisis yang digunakan yaitu model analisis regresi
linier berganda dengan metode stepwise yaitu utnuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas tingkat bunga SBI X
1
, jumlah uang beredar X
2
dan kurs rupiah terhadap dollar X
3
terhadap variabel
9
terikat tingkat suku bunga deposito berjangka Y. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hanya variabel tingkat suku bunga SBI
X
1
saja yang berpengaruh secara nyata dan berhubungan positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Sedangkan variabel jumlah uang
beredar X
2
tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku bungan deposito berjangka. Hal ini disebabkan jumlah uang yang beredar di
Indonesia berkaitan dengan penawaran uang yang ditentukan oleh pemerintah, sehingga ketika bangsa Indonesia mengalami krisis moneter
menyebabkan pasar tidak stabil. Dan untuk variabel kurs rupiah terhadap dollar X
3
tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Hal ini disebabkan oleh masalah politik di Indonesia
yang semakin tidak menentu sehingga keadaan pasar menjadi tidak normal anomaly market. Terjadinya anomaly market ini menyebabkan kurs
rupiah berfluktuasi secara tidak stabil. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan
analisis regresi linier berganda. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada variabel bebas dan variabel tergantung.
Pada penelitian terdahulu yaitu tingkat bunga SBI X
1
, jumlah uang beredar X
2
dan kurs rupiah terhadap dollar X
3
terhadap variabel terikat tingkat suku bunga deposito berjangka Y, sedangkan pada penelitian
sekarang yaitu variabel eksternal berupa likuiditas perekonomian, inflasi, peryumbuhan ekonomi dan faktor internal berupa CAR, ROA dan LDR
dan tingkat suku bunga deposito Y.
10
5. Purwitasari 2002: 63 dengan judul: “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penentuan Tingkat Suku Bunga Tabungan Di Indonesia”. Dengan variabel terikat Y ialah tingkat bunga tabungan sedangkan variabel bebas
meliputi jumlah uang beredar X
1
, pengeluaran pemerintah X
2
, produk domestik bruto X
3
, tingkat inflasi X
4
. Hasil analisis dengan menggunakan uji F diketahui F
hitung
sebesar 4,982 lebih besar dari F
tabel
sebesar 3,63 yang berarti secara simultan X
1
secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat bungan tabungan di Indonesia Y.
Berdasarkan uji t diketahui terdapat dua variabel bebas yang tidak signifikan yaitu nilai t
hitung
2,102 untuk jumlah uang beredar X
1
dan nilai t
hitung
0,369 untuk tingkat inflasi X
4
yang berarti lebih kecil dari t
tabel
2,262 sedangkan untuk pengeluaran pemerintah X
2
diperoleh t
hitung
3,528 lebih besar dari t
tabel
2,262 dan untuk produk domestik bruto X
3
diperoleh t
hitung
-2,660 lebih kecil dari t
tabel
-2,262 yang berarti secara parsial variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap tingkat bunga tabungan di Indonesia. Variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat bunga Y tabungan di Indonesia
adalah variabel pengeluaran pemerintah X
2
yang terlihat dari nilai t
hitung
yang terbesar. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan model analisis regresi linier
berganda dan menggunakan variabel tergantung yaitu tingkat suku bunga. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada
variabel bebas. Pada penelitian terdahulu yaitu variabel jumlah uang
11
beredar X
1
, pengeluaran pemerintah X
2
, produk domestik bruto X
3
, tingkat inflasi X
4
, sedangkan pada penelitian sekarang yaitu variabel eksternal berupa likuiditas perekonomian, inflasi, peryumbuhan ekonomi
nal berupa CAR, ROA dan LDR.
2.2. Landasa 2.2.1.