Pengujian Asumsi Klasik 1. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2.7. Loan to Deposit Ratio LDR

LDR digunakan untuk mengetahui seberapa besar dana yang diterima bank disalurkan dalam bentuk kredit. Hasil perhitungan LDR dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7: Deskripsi Variabel LDR Tahun 2007-2008 LDR No Nama Bank Tahun 2007 Tahun 2008 1 PT Bank Mandiri 50,83 54,79 2 PT Bank Rakyat Indonesia 63,35 74,26 3 PT Bank Central Asia 42,20 51,52 4 PT Bank Nasional Indonesia 55,64 63,91 5 PT Bank Pan Indonesia 84,19 74,47 Max 84,19 74,47 Min 42,20 51,52 Rata-rata 59,24 63,79 Sumber: www.idx.co.id Dari Tabel 7 nampak bahwa selama periode penelitian yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 rata-rata LDR kelima bank yang go publik adalah sebesar 59,24 dan 63,79. Tahun 2007 dan 2008 nilai LDR tertinggi terdapat pada Bank Pan Indonesia sebesar 84,19 dan 74,47. Sedangkan nilai LDR terendah terjadi pada Bank Central Asia sebesar 42,20 dan 51,52. 4.3. Pengujian Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda. Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya VIF Variance Inflation Factor dan tingkat tolerance. Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas Gujarati, 1995:166. Hasil pengujian multikolonieritas selengkapnya nampak pada Tabel 8: Tabel 8: Uji Multikolinieritas Variabel VIF Likuiditas 1,450 Inflasi 5,138 Pertumbuhan Ekonomi 4,154 CAR 1,638 ROA 1,151 LDR 2,338 Sumber : Lampiran 3 Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas atau non multikolinieritas, karena nilai VIF dari masing-masing variabel X 1 , X 2 , X 3, X 4, X 5 dan X 6 lebih kecil dari 10. Syarat tidak terjadi multikolinieritas jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10 Cryer, 1994 : 681.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya homoskedastisitas dapat dilakukan dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi rank spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil sebagai berikut: Tabel 9: Nonparametric Correlation Variabel Sign  Keterangan Likuiditas 0,625 0,05 Homoskedastisitas Inflasi 0,310 0,05 Homoskedastisitas Pertumbuhan Ekonomi 0,446 0,05 Homoskedastisitas CAR 0,934 0,05 Homoskedastisitas ROA 0,907 0,05 Homoskedastisitas LDR 0,676 0,05 Homoskedastisitas Sumber: Lampiran 3 Karena hasil analisis menunjukkan tidak adanya korelasi antara residual dengan variabel bebasnya tidak ada yang signifikan, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan tidak terjadi Heteroskedastisitas.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Istilah auto korelasi autocorrelation dapat didefinisikan sebagai korelasiketerkaitan antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang Gujarati, 1988 : 201. Salah satu asumsi penting dari perhitungan asumsi klasik adalah tidak terdapatnya auto korelasi atau kondisi yang berurutan diantara pengganggu disturbance yang digunakan dalam fungsi regresi. Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya. Untuk melihat ada atau tidak adanya autokorelasi dapat dilihat dari besarnya Angka Durbin Watson, dengan patokan: 1. Angka D-W dibawah –2 ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diatas +2 ada autokorelasi negatif 3. Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilihat pada kurva di bawah ini. Gambar 1: Kelompok Daerah Dalam Uji D-W 0,99 1,978 3,80 d 3,01 0,20 Ada Autokorelasi Positif Daerah Kritis Daerah Ketidak- pastian atau keragu- raguan Tidak Ada Autokorelasi positif dan tidak ada Autokorelasi negatif Daerah Ketidak- pastian atau keragu- raguan Daerah Kritis Menolak H Tidak Menolak H Menolak H d Ada Autokorelasi Negatif f d Sumber: Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar, Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988, Halaman 216. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 3,001 lampiran 3 terletak diantara nilai dU= 3,01 n = 10 dan k = 6 dan nilai 4-dU sebesar 0,99 sehingga variabel yang diteliti dalam model ini tidak terdapat auto korelasi baik positif maupun negatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang diperoleh pada penelitian ini bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Pengujian yang dilakukan pada model yang dihasilkan tidak terdapat pelanggaran asumsi klasik yaitu: Non Heteroskedastisitas, Non Multikolinearitas dan Non Auto Korelasi sehingga model tersebut valid sebagai estimator.

4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis