208
Kelas X SMA  MA  SMK  MAK
Tugas  dan  tanggungjawab  para  perancang  pentas  adalah  membantu Sutradara  dalam  penuangan  gagasan  bentuk  seni  ke  dalam  wujud  nyata
pertunjukan. Para penata artistik di dalam pelaksanaan dibantu oleh beberapa orang pekerja pentas yang dipilih oleh penata pentas.
Setelah kamu belajar tentang  unsur-unsur teater,  jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini
1. Apa yang dimaksud dengan unsur dalam karya teater?
2. Apakah kamu dapat merancang karya teater berdasarkan naskah ?
Setelah kamu belajar tentang lingkup teater, pembelajaran berikutnya yakni pemaham simbol di dalam karya teater agar kamu memiliki kepekaan visual,
audio dan kinestetik melalui simbol, perlambangan yang dapat dikembangkan dalam pengalaman melalui pembelajaran berkarya teater.
D.  Simbol  Teater
Pada dasarnya semua karya seni, termasuk karya teater  diekspresikan  menggunakan  bahasa
simbol. Pengertian simbol di dalam seni, termasuk seni teater dapat dipahami sebagai benda, bentuk,
unsur  seni  yang  mengandung  nilai  atau  makna yang  terkandung  di  dalamnya.  Nilai  dalam  seni,
dapat  dibedakan  antara  nilai  bentuk  dan  nilai  isi seni Teater.
Nilai  di  dalam  teater  bersifat  terindra  melalui pendengaran,  dan  penglihatan  kita.  Contoh,  “
timbangan“dapat pahami sebagai sarana media dan  makna  simbolnya  adalah  “keadilan’.  Jika  ,  “
timbangannya  tidak setimbang“, dan maka simbol tersebut dapat dimaknai sebagai “ketidakadilan”.
Coba  perhatikan  Tabel    8.1  mengenai  perbedaan  unsur-unsur  yang terkandung  di  dalam  seni  teater,  baik  tradisional  maupun  non  tradisional
dengan unsur penting meliputi; naskah, pemeran, tata pentas, tempat dan penonton  merupakan  sarana  simbol.  Simbol  yang  dapat  dimaknai  dari
perbedaan dua jenis teater melalui ciri-ciri sebagai identitas teaternya adalah sebagai berikut. Teater tradisional teater daerah kehadiran seninya dapat
dimaknai sebagai simbol adat atau budaya masyarakat dengan Sang Pencita. Adapun teater  non tradisional dapat dimaknai sebagai simbol keduniawian
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 8.18  Penari Topeng warna pengembangan dan
Pelawak Kesenian Warna Tradisi Topeng Banjet Kab.
Karawang-Jabar.
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
209
Seni Budaya
bersifat  estetis.    Hal  ini,  dapat  dipahami  bahwa  teater  tradisional  lebih mengedepankan seni sebagai media upacara, bukan seni  untuk keindahan
sebagaimna seni non tradisional lebih mengutamakan keindahan bentuk.
E.  Nilai  Estestis
Dalam  karya  seni  nilai  adalah  makna,  yang disampaikan melalui media atau sarana simbol.
Nilai di dalam simbol dapat dibagi menjadi nilai bentuk  dan  nilai    isi,  nilai  pesan.  Nilai  estetis
adalah  nilai  bentuk,  bersifat  subjektif. Adapun nilai isi, nilai pesan bersifat objektif.
Nilai  estetis  bersifat  subjektif.  Artinya,  sangat tergantung  kepada  orang  yang  menilainya.
Oleh  karena  itu  nilai  estetis  yang  ditampilkan sang  kreator  atau  pelaku  seni  sangatlah
berbeda  tergantung  ukuran  nilai  estetis  dari sundut  pandang  mana  mereka  rasakan  atau
pakai  ketika  menikmati  atau  mengapresiasi pertunjukan teater.
Berbicara nilai estetis atau nilai keindahan yang dipancarkan karya seni oleh para  pelakunya,  termasuk  karya  teater  dapat  dianalisis  melalui  unsur  dan
struktur  pembentuk  seninya.  Hal  ini  terjadi,  karena  sifat  seni  pertunjukan hadir karena sifat spontan, sesaat dan kolektif. Yakni karya yang ada karena
dilakukan  secara  langsung  dengan  kasat  mata,  terbatas  oleh  ruang  dan waktu di atas panggung, dilakukan atas kerjasama dan kerja bersama antar
beberapa awak pentas dalam mewujudkan karya teater. Untuk menilai karya teater, apakah indah atau tidak indah sangat tergantung
pada jenis dan bentuk seninya. Apakah seni tradisi atau non tradisi, masing –masing pembentuk seninya  memiliki idiom atau pakem atau pola yang tetap
dan baku yang mengikat secara khas. Justru kekhasan atau keunikan  dari bentuk seni teater melalui pola, struktur dan unsur-unsur pertunjukan teater
Setelah kamu belajar tentang simbol di dalam seni teater, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini
1. Apa saja yang kamu ketahui  tentang  simbol  dalam seni teater?
2. Jelaskan perbedaan simbol dalam teater tradisi dan non tradisi
Sumber: Dok.Kemdikbud
Gambar 8.17  Topeng Banjet Sebagai Pertunjukan Teater
Tradisional
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
210
Kelas X SMA  MA  SMK  MAK
yang terkandung di dalamnya adalah daya tarik tersendiri dalam memaknai nilai estetik seni teater tradisional, baik  teater tradisional yang tumbuh dan
berkembang di tengah masyarakat pedesaan maupun teater tradisi yang ada di keraton. Sebagai contoh, bentuk teater tradisional yang ada di Jawa Barat,
antara lain; Longser Bandung, Topeng Banjet Karawang, Subang, Topeng Cisalak Bogor, Uyeg Sukabumi dst.
Adapun  contoh  untuk  teater  tradisional keraton  atau  disebut  adilung,  yakni;
Wayang  Golek,  Wayang  Kulit,  Topeng Cirebon, dst. Dengan nilai keindahan yang
terpancar  adanya  olahan  unsur-unsur pertunjukannya kearah nilai estetika tinggi
yang dipandang
untuk prestisius
kebesaran  raja.  Oleh  karena  itu,  tidak heran  apabila  teater  tradisional  yang
tumbuh  dan  berkembang  di  tengah masyarakat keraton cenderung rumit dan
terkesan  glamour menakjubkan  karena
dikerjakan  oleh  para  empu  atau  ahli dibidang  seni.  Dengan  ciri  atau  tanda
yang ada  sebagai identitas teater keraton adalah  unsur-unsur  pembentuk  seninya
berkembang kearah estetika tinggi dan bersifat adiluhung.
Lain halnya dengan seni teater non tradisi yang  sangat  dipengaruhi  oleh  budaya
barat. Dimana nilai keindahan yang dimunculkan memiliki fungsi di luar untuk
kepentingan  atau  kebesaran  raja  atau untuk kepentingan upacara sebagaimana
teater  yang  tumbuh  dan  berkembang  di tengah  masyarakat  tradisi  kerakyatan,
seperti  Topeng  Banjet,  Topeng  Cisalak, Teater Ardja, Mamanda,  dst.
Dengan demikian ukuran nilai keindahan yang  ada  pada  teater  non  tradisi  atau
teater tradisi yang telah dikembangkan cenderung  untuk  kepentingan  hiburan,
dan menjadi media pencerahan bagi
Summber: Dok. Kemdikbud
Gambar 8.18  Pertunjukan Teater Klasik Indonesia Wayang Kulit dan Topeng
Panji
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 8.19  Pertunjukan Teater Non Tradisional Indonesia
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
211
Seni Budaya
penontonnya  sebagai  tanggapan  atas  kenyataan  hidup  yang  serba  kacau balau  dikemas  dengan  teknik  pertunjukan  modern  mengarah  pada  sifat
individualistik kesenimanannya.
F.  Kreativitas  Teater