11
Jawa Timur dan pada persepsi mahasiswa terhadap akuntan pemerintah. Dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini dengan Alexander
Appi Pasorong 2009 adalah tentang persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap akuntan pemerintah.
Dengan demikian penilitian sekarang merupakan sebuah wacana baru untuk nantinya bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di
sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi
yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
adalah tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Sugihartono, dkk 2007: 8 mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan.
Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Persepsi setiap orang dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari
pandangan setiap orang dalam menyikapi permasalahan tersebut. Menurut Robbins dan Coulter 2005:49, “Persepsi adalah proses pengorganisasian
dan penafsiran kesan inderawi guna mendapatkan arti pengertian mendalam atas lingkungan”. Dalam hal ini persepsi dapat dianggap
sebagai penafsiran individu terhadap objek di kelilingnya, berdasarkan kesan yang diperoleh dari indera mereka”. Dalam hal ini dapat
menimbulkan berbagai persepsi yang berbeda terhadap penilaian suatu objek yang sama.
Bimo Walgito 2004: 70 mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan
respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir,
pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar
individu satu dengan individu lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara
pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian
berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar
kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam
memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya Waidi, 2006: 118.
Jalaludin Rakhmat 2007: 51 menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman 2005: 23 menyatakan: “persepsi merupakan suatu
proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui system alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam
persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
Dari pendapat mengenai persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan seorang individu mengenai pemahaman dan
penilaian suatu objek, dimana setiap orang memiliki persepsi yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
berbeda-beda dari sudut pandang dalam menafsirkan suatu objek, atau dengan kata lain kesamaan atas teori-teori yang dijelaskan adalah persepsi
merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan
segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
2.2.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Sofyandi dan Garniwa 2007 dalam Sembiring 2009, ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu :
1. Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi
oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu. Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan
mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.
2. Target
Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersiapkan. Orang-orang yang keras
suaranya lebih mungkin untuk diperhatikan dalam suatu kelompok daripada mereka yang pendiam. Demikian pula individu-individu
yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak menarik. Gerakan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
bunyi, ukuran, atribut-atribut lain dari target membentuk cara seseorang memandang.
3. Situasi
Situasi adalah hal penting dalam setiap individu melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar
mempengaruhi persepsi-persepsi individu. Menurut Baltus 1983 dalam Siregar 2006 faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi adalah : 1.
Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat
mempengaruhi persepsi untuk sementara waktu ataupun permanen.
2. Kondisi lingkungan
3. Pengalaman masa lalu
Bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau bereaksi terhadap stimulus tergantung dari pengalaman masa lalunya.
4. Kebutuhan dan keinginan
Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan dan
diinginkannya tersebut. 5.
Kepercayaan, prasangka, dan nilai.
Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya. Sedangkan
prasangka dapat menimbulkan bias dalam mempersepsi sesuatu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2.1.2. Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha 2003: 145, proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu :
a. Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulusrangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang
berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya,
kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang
diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang
.
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi
Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi dapat meliputi Thoha, 2004:148:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
1. Faktor-faktor perhatian dari luar
Adapun faktor-faktor perhatian dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan antara lain :
a. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin
besar pula hal-hal itu dapat dipahami. b.
Ukuran Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu
obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. c.
Keberlawanan atau kontras Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulasi luar yang
penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya akan menarik banyak perhatian.
d. Pengulangan
Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar
dibandingkan dengan yang sekali dilihat. e.
Gerakan Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan
memberikan banyak perhatian terhadp obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dengan obyek
yang diam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
2 Faktor-faktor dari dalam
Beberapa aktor dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain :
a. Belajar atau pemahaman learning dan persepsi
Semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya
persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan yang selaras dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi
yanng dipunyai oleh masing-masing orang. b.
Motivasi dan Persepsi Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak bisa
dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.
Dapat dicontohkan dengan suatu masyarakat yang miskin, orang- orang banyak membutuhkan makanan, maka pada setiap
pembicaraan, penyebutan, atau juga pembauan mengenai sesuatu jenis makanan akan merangsang perhatian dan minat oang-orang
dalam masyarakat tersebut. c.
Kepribadian dan Persepsi Dalam membentuk persepsi, unsur ini sangat erat hubungannya
dengan proses belajar dan motivasi, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadiri suatu situasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
2.2.2. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga- lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan BPKP, Badan Pengawas Keuangan BPK dan Instansi Pajak. Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di
instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit
organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau
pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi
pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian
BPKP dan Badan Pemeriksa Keuangan BAPEKA, dan instansi pajak. Tugas akuntan pemerintah antara lain:
a. Pemeriksaan dan pengawasan terhadap aliran keuangan Negara. b. Melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah.
2.2.2.1. Prinsip Etika Akuntan
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007. Kedelapan butir
pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh
seorang akuntan, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan
bebas dari benturan kepentingan. 5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus
melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi
kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling
mutakhir.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh
memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. 7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut
untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional
yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
2.2.2.2. Definisi Akuntansi Pemerintah
Defenisi akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum. Akuntansi merupakan aktivitas pemberian jasa
untuk menyediakan informasi keuangan kepada pengguna dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk aktivitas tersebut dilakukan suatu proses
pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan yang timbul dari kegiatan suatu organisasi untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
menghasilkan informasi keuangan pada waktu tertentu, disertai dengan
suatu penafsiran informasi keuangan tersebut.
Menurut Revision Baswir 2000:21 mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai berikut: ”Akuntansi pemerintahan adalah bagian
dari mikro yang berfungsi mencatat serta melaporkan realisasi
pelaksanaan anggaran ”.
Menurut Bahtiar Arif 2002:3 mendefinisikan akuntansi
pemerintahan sebagai berikut: “Akuntansi pemerintahan dapat
didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah
sistem penafsiran atas informasi keuangan”.
Pada umumnya tujuan akuntansi pemerintahan adalah menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan tentang kejadian-
kejadian ekonomi yang penting dan mendasar serta membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka
mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah dan bahan baku guna mencapai tujuan yang
diinginkan oleh pemerintah. Sedangkan kedalam bagi manajemen adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber dana dan
berbagai proyek alternatif sehingga menyebabkan manajemen mengambil keputusan atas dasar perasaan dan bukan atas dasar
rasionalitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Menurut Abdul Halim 2004:29 akuntansi pemerintahan
mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Pertanggungjawaban accountability and stewardship
Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat dalam bentuk dan waktu yang tepat,
yang berguna bagi pihak yang bertanggung jawab yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintahan. Lebih lanjut, tujuan
pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau badan yang mengelola keuangan negara harus memberikan pertanggungjawaban
atau perhitungan. 2.
Manajerial Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus
menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian
anggaran, perumusan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan
Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat
pengawasan fungsional secara efektif dan efisien. Perkembangan akuntansi pemerintahan tidaklah secepat
akuntansi bisnis, salah satu penyebabnya adalah ketergantungannya pada sistem politik yang berlaku. Akan tetapi akhir-akhir ini tuntutan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
masyarakat menjadikan akuntansi pemerintahan harus berubah. Tuntutan akuntabilitas bernegara yang semakin kencang menuntut pula peranan
akuntansi pemerintahan harus betul-betul mampu menjawab persoalan tersebut.
Adapun peranan dari akuntansi pemerintahan dikemukakan Bahtiar Arif 2000:10 yaitu :
1. Membuat keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas, termasuk identifikasi bidang keputusan yang
rumit dan pemantapan tujuan serta sasaran organisasi. 2. Mengarahkan dan mengendalikan secara efektif sumber daya
ekonomi dan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. 3. Menjaga dan melaporkan kepemilikan atas sumber daya yang
dikuasai oleh organisasi. Pengelolaan keuangan dalam suatu pemerintahan tidak selalu
berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis hal ini dibuktikan dengan kebocoran keuangan atau anggaran hal demikian tentu berpengaruh pada
upaya pencitraan pemerintah yang selama ini sudah menjadi konsensus semua pihak, apa yang diinginkan oleh masyarakat umum dari
pemerintah terkadang kontradiksi dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah terutama dalam pengelolaan keuangan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi pemerintahan dikemukakan
Bahtiar Arif 2002:6 adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintahan. Didalam sistem monarchi atau kerajaan, akuntansi pemerintahan
banyak dipengaruhi oleh raja jika dibandingkan dengan sistem demokrasi parlementer atau presidentil yang banyak dipengaruhi
oleh lembaga eksekutif dan legislatif yang mengalami chek and balance.
2. Sifat Sumber Daya
Sumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung dengan hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak
tidak mengharapkan kontak prestasi langsung dan kontribusi tersebut. Berbeda dengan akuntansi bisnis yang sumber dayanya
terkait secara langsung dengan hasilnya seperti adanya dividen. 3.
Politik Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh politik sebagai
contoh adalah anggaran yang sarat aspek politik . anggaran diartikan sebagai alat politik, maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi
negoisasi politik antara lembaga legislatif yang terdiri dari wakil politik dan pemerintah.
2.2.2.3. Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Sasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi dalam pengelolaan keuangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
manajemen. Organisasi bisnis bertujuan meningkatkan nilai perusahaan, dengan meningkatkan laba dan arus kas hasil operasi secara
berkelanjutan. Sedangkan pemerintahan memiliki tujuan secara umum untuk mensejahterakan rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut, rakyat
membuat aturan umum yang harus dipatuhi pemerintah, berupa kontribusi atau Undang-Undang Dasar dan Undang-undang peraturan-
peraturan lainnya. Meskipun tujuan kedua organisasi berbeda, tujuan akuntansi
bisnis pada hakikatnya adalah sama, yaitu memberikan informasi keuangan atas transaksi keuangan yang dilakukan oleh organisasi kepada
para penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan. Aktifitas organisasi pemerintah dilakukan semata-mata untuk
menyediakan layanan dan meningkatkan layanan tersebut dimasa yang akan datang, laba bukan merupakan orientasi utama. Hal ini sangat
berbeda dengan organisasi financial karena tingkat keberhasilan organisasi diukur dari laba yang diperolehnya. Karena laba bukan
merupakan orientasi utama, organisasi pemerintah tidak mengadakan perhitungan dan pelaporan laba rugi.
1. Pengendalian Manajemen Manajemen Control
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber
daya yang dipercayakan kepada organisasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
2. Akuntanbilitas Accountability
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan
efektif. Program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk
melaporkan kepada public atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.
2.2.3. Pengertian Mahasiswa
Pengertian Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi
tertentu.
Mahasiswa secara bahasa berasal dari dua suku kata yakni Maha
dan Siswa. Maha itu berarti tertinggi, sedang siswa adalah pelajar yang masih berproses dalam mencari pengetahuan dan mengekspresikan apa
yang ada pada dirinya. Dengan demikian mahasiswa adalah seseorang yang melakukan proses pendidikan di perguruan tinggi.
Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi dan menurut mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam
masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
2.2.3.1. Mahasiswa Akuntansi
Mahasiswa akuntansi adalah calon-calon profesional yang harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang penyajian informasi
ekonomi baik itu dari pengolahan data hingga penyajian data bagi pihak- pihak yang membutuhkan informasi tersebut.
Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika
akhirnya masuk kedalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah
terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya Suwardjono 1992 dalam Abdullah 2002.
Program Studi S1 Akuntansi merupakan program studi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang siap menjadi akuntan profesional
dan kompeten berlandaskan wawasan berpikir manajerial. Agar menjadi sarjana yang siap untuk menjadi akuntan yang profesional dan kompeten
di era globalisasi sekarang ini maka para mahasiswa dibekali dengan keterampilan, pengetahuan, dan karakter. Selain itu, guna pengembangan
diri yang berkelanjutan maka mahasiswa juga akan dibekali dengan kemampuan melakukan penelitian yang akan dapat dimanfaatkan bagi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
pengembangan ilmu atau secara khusus dapat digunakan untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2.2.3.2. Mahasiswa Senior dan Junior
Senior adalah seseorang yang memberikan kontribusi pengetahuan kepada kita, atau dengan kata lain ia telah membagi
pengalaman dan pengetahuannya kepada kita. Jika bentuk kelaziman yang biasa kita dapatkan bahwasanya senior adalah mahasiswa yang
lebih dahulu terdaftar namanya di perguruan tinggi yang ada. Senior adalah seseorang yang telah sanggup menjawab
pertanyaan-pertanyaan seputar Ilmu Pengetahuan. Dengan demikian seorang senior mampu menjawab persoalan-persoalan yang berkembang
saat ini dan ia mampu menjelaskan kepada juniornya mengenai solusi yang ia tawarkan Dan mampu mempertanggung jawabkan apa yang ia
jelaskan. Dengan demikian senior adalah orang-orang yang mumpuni
secara intelektual atau tidak di ragukan lagi dan satu hal yang tak kalah pentingnya lagi bahwa ia secara spiritual dekat dengan sang pencipta.
Sementara junior merupakan transisi dari predikat siswa menjadi mahasiswa, atau dengan kata lain mahasiswa yang baru terdaftar
namanya di perguruan tinggi yang ada. Sementara pemahaman dan pengetehuan yang dimiliki belum mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan terkini tentang ilmu pengetahuan khususnya ilmu akuntasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
2.2.3.3. Persepsi Mahasiswa Terhadap Akuntan Pemerintah
Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis melihatnya dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan
menggunakan Accountant Attitude Scale AAS yang dikembangkan oleh Nelson dari aspekdimensi:
a. Akuntan Sebagai Profesi
Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang
menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi
independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada.
b. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu
Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang
ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
c. Akuntan Sebagai Karir
Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih
karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih
karier sebagai akuntan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
d. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok.
Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain,
lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan
perusahaan.
2.3. Kerangka Pikir