57
sebagai profesi = 0,000 0,05, dan akuntan pemerintah sebagai aktivitas kelompok = 0,020 0,05, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan
antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior dalam mempersepsikan profesi akuntan pemerintah baik pada segi karir, segi ilmu, segi profesi
dan segi aktivitas kelompok
4.3. Implikasi Penelitian
Profesi Akuntan Pemerintah berbeda dengan profesi Akuntan Publik, dimana Akuntan Pemerintahan adalah akuntan profesional yang bekerja di
instansi pemerintahan, yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit
organisasi dalam pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang
bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan BPKP, Badan Pemeriksa Keuangan BPK, dan Instansi Pajak.
Sementara Akuntan Publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam pemeriksaan terhadap
laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya dan juga menjual jasa konsultan pajak, konsultasi bidang manajemen, penyusunan sistem akuntansi, dan
penyusunan laporan keuangan Auditing ; Mulyadi, 1992:27. Yang disebut sebagai akuntan publik adalah yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58
KAP. Untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja. Telah lulus dari
fakultas ekonomi, jurusan akuntansi. Telah mendapat gelar akuntan dari panitia ahli pertimbangan persamaan ijazah akuntan dan mendapat ijin
praktik dari menteri keuangan. Profesi akuntan publik dibayar oleh kliennya tapi berbeda dengan profesi lainnya, karena seorang akuntan harus bersikap
independen atau tidak memihak kepada siapapun sekalipun klien yang telah membayarnya.
Disinilah yang mengakibatkan persepsi mahasiswa senior dan mahasiswa junior berbeda, karena mereka beranggapan bahwa profesi
akuntan publik lebih menjanjikan dari segi materi, dan sebaliknya dengan profesi akuntan pemerintah. Karena pada etika akuntan pemerintah mengacu
pada Aturan akuntan pemerintah ini harus diterapkan oleh pemeriksa BPKP
dalam menjalankan tugas profesinya menberikasn jasa kepada pemerintah dan masyarakat sangat memerlukan kepercayaan hasil kerjanya. Aturan
diterapkan untuk menjaga citra instansi sebagai instansi kepercayaan dibidang pengawasan. Akuntan ini bekerja disektor pemerintah. Ada pun
penganturan prilaku pemeriksa BPKP dibagi dalam 3 bagian yaitu: 1.
Perilaku pemeriksa sesuai tuntuntan organisasi a. Wajib menanti segala peraturan perundang – undangan
b. Harus memiliki semanat pengabdian tinggi kepada organisasi c. Harus memiliki keahlian integritas tinggi
d. Harus memiliki keahlian tugas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59
e. Harus mempertahankan objektivitas f. Wajib menyimpan rahasia Negara, auditee, dan hanya
mengemukakan kepada dan atas perintah penjabat berwenang. 2. Perilaku pemeriksa dalam interaksi dengan sesama pemeriksa
a. Wajib menggalangkan kerjasama yang sehat sesama pemeriksa b.
Harus saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku
c. Harus memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan
3. Perilaku pemeriksa dalam interaksi dengan pihak yang diperiksa a.
Senantiasa harus jaga penampilan b.
Harus mampu
menjalininteraksi sehat dengan auditee c.
Harus mampu menciptakan iklim kerja yang sehat d.
Wajib menggalangkan kerjasama sehat Sementara menurut saya dengan profesi akuntan pemerintah ini
adalah sangat bagus. Dimana adanya suatu profesi yang bertanggung jawab dalam tugasnya, berprilaku professional dalam tugas yang
diembannya. Kode etik untuk profesi akuntan pemerintah mengacu pada kode
etik profesi akuntan pada umumnya, dimana : 1.
Tanggung jawab profesi bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
2. Kepentingan publik
Berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme. 3. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan
sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi Kehati-hatian profesional akuntan dituntut harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling
mutakhir.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
6. Kerahasiaan Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila
ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. 8. Standar
teknis Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu
dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektifitas.
4.4. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu