a Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia b
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional
c Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kaidah penulisan pilihan ganda meliputi 1 soal harus sesuai dengan indikator, 2 pilihan jawaban harus homogen dan logis dalam arti isi, 3
setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar, 4 pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda, 5 panjang rumusan pilihan relatif sama, 6 pilihan jawaban angka diurutkan, 7 semua pilihan jawaban logis, 8 kalimat yang
digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, 9 bahasa yang digunakan baku dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional, 10 letak jawaban benar ditentukan secara acak.
3. Konstruksi Tes Hasil Belajar
a. Validitas
Gronlund dalam Sukardi, 2008: 30, mengungkapkan bahwa validitas adalah ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen
evaluasi. Suatu instrumen dikatakan valid, apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sudjana 2009: 12
validitas merupakan sesuatu yang berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa
yang seharusnya
dinilai. Selanjutnya
Surapranata 2004:
50 mengungkapkan bahwa validitas merupakan suatu konsep yang berkaitan
dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari ketiga pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah
ketepatan suatu instrumen atau alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Surapranata 2004: 51 ada empat pendekatan yang sering dinamakan empat muka validitas four face validity yang digunakan
untuk menentukan validitas yaitu: 1.
Validitas Isi Validitas isi sering disebut dengan validitas kurikulum yang
mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Salah satu cara yang
digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes dengan melihat soal-soal yang membentuk tes itu. Jika keseluruhan
soal nampak mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak diragukan lagi bahwa validitas isi sudah terpenuhi.
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk yaitu suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan kata
lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-
soal mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang
terdapat dalam kurikulum. 3.
Validitas Prediksi Validitas Prediksi merupakan suatu validitas yang menunjukkan
kepada hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
4. Validitas Konkuren
Validitas konkuren sering dikenal sebagai validitas empiris yaitu menunjuk pada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai dengan
keadaan sekarang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konkuren apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman.
b. Reliabilitas