commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gudang atau storage merupakan tempat menyimpan bahan baku yang akan dilakukan proses manufaktur, maupun barang jadi
yang siap dipasarkan. pergudangan memainkan peranan kunci dalam
pengembangan strategi
logistik terpadu.
Operasi pergudangan berkembang pesat sejalan dengan munculnya teknik-
teknik manajemen produksi tepat waktu dan respon cepat. Sistem produksi tepat waktu menjadikan operasi pergudangan seperti
proses penerimaan barang, pencatatan dan proses pergudangan lainnya dilakukan dengan cara yang optimal.
Tujuan keberadaan gudang adalah untuk menyimpan produk sampai produk tersebut diminta oleh pelanggan. Aktivitas
pergudangan pada umumnya meliputi penerimaan receiving, pengalokasian putaway, penyimpanan storage, pemilihan order
picking, pengepakan packaging, dan pengiriman shipping. Dalam perencanaan pergudangan yang baik, penggunaan ruang
penyimpanan yang tersedia secara efektif dan sistem alokasi penyimpanan yang baik harus dilakukan untuk meminimasi.
PT. Batik Danar Hadi merupakan perusahaan yang berskala menengah yang bergerak di bidang Tekstil dan Garmen.
commit to user 2
Perusahaan ini berproduksi dalam dua kategori, diantaranya adaah produksi harianReguler dan produksi pesanan order. Produk
diproduksi dalam berbagai ukuran dan perlakuan finishing sesuai pesanan konsumen. Jika produk pesanan tidak sesuai dengan
warnanya maka prusahaan mampu untuk membuat lagi sesuai dengan pesanan dan barang yang telah diproduksi tersebut masuk
sebagai bahan jadi yang tidak dipakai dimana bahan jadi tersebut masuk digudang bahan jadi yang bertempatkan jadi satu dengan
pengendalian kualitas Quality control. Untuk menyimpan bahan baku dan produk jadinya,
Perusahaan mempunyai satu area gudang barang dimana gudang tersebut jadi satu tetapi berbeda tempat dengan Quality Control, jadi
tempat antara bahan baku dan bahan jadi terpisah oleh sekat yang memisah gudang tersebut menjadi sama luasnya. Aktivitas
pergudangan Perusahaan saat ini meliputi penerimaan bahan baku dan bahan setengan jadi kain yang dilasem digudang bahan baku
dan penerimaan barang jadi dari lantai produksi, penyortiran, penyimpanan barang, tambahan finishing dan packaging digudang
bahan jadi. Permasalahan yang terjadi adalah perluasan ruang gudang
tidak disertai dengan pengaturan alokasi barang jadi yang baik. Setelah proses penyortiran, barang ditempatkan begitu saja di lantai
penyimpanan yang kosong. Penempatan barang dengan jenis dan
commit to user 3
ukuran berbeda ditempatkan secara random dan bercampur. Selain itu fasilitas yang digunakan di dalam gudang masih menggunakan
tenaga manusia untuk mengangkut bahan jadi. Barang jadi ataupun bahan baku yang ditempatkan pada pallet-pallet kayu juga tidak
tersusun dengan rapi. Ketidakteraturan penyusunan pallet ini disebabkan tidak adanya rak untuk menyimpan barang jadi ataupun
bahan baku dan tidak adanya sistem alokasi penyimpanan di gudang barang jadi dan gudang bahan baku. Ketidakteraturan
alokasi penyimpanan barang jadi ini menyebabkan ketidakefisienan pada jalannya barang masuk atau keluar sehingga terjadi
pemborosan pada biaya material handling. Akibat dari tidak adanya sistem alokasi penyimpanan juga
berpengaruh pada ketidakefisienan sistem penempatan barang. Ketidakefisienan ini dapat dilihat dari hasil observasi,dimana banyak
sisa bahan baku ataupun barang jadi yang menumpuk tidak tertata dan tidak tercatat secara rapi. Jika sisa barang jadi atau bahan baku
sudah masuk pada kartu persediaan pun tidak akan berjalan lama dalam proses pencatatan nya dikarenakan barang yang tidak dipakai
menumpuk dan kartu persediaan sudah hilang atau tidak ada lagi maka barang tersebut termasuk barang yang tidak mempunyai
riwayat pencatatan kartu gudang. Penempatan atau alokasi barang di tempat penyimpanan tidak disertai proses pencatatan dan
identitas pallet. Oleh karena itu pada saat pengambilan suatu item
commit to user 4
sering tidak diketemukan. Kesulitan menemukan barang jadi yang tidak dipakai sudah disimpan juga disebabkan oleh banyaknya
jumlah item barang jadi yang disimpan dilihat dari ukuran dan jenisnya.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan adanya perencanaan sistem alokasi penyimpanan yang mampu mengatasi permasalahan
pergudangan yang dihadapi Perusahaan. perencanaan sistem alokasi penyimpanan meliputi penentuan kebutuhan ruang, desain
rak, alokasi penempatan barang dan sistem pencatatan barang. Oleh karena itu, perencanaan sistem alokasi penyimpanan ini
meliputi perencanaan rak penyimpanan, penentuan alokasi penempatan barang dan pembuatan sistem informasi sederhana
pergerakan barang. Perencanaan ini diharapkan menghasilkan sistem pengaturan barang dan pencatatan yang jelas untuk
mengurangi penumpukan barang. maka mengambil judul
“EVALUASI SISTEM ADMINISTRASI OPERASIONAL GUDANG DALAM RANGKA PENCAPAIAN GUDANG YANG OPTIMAL
PADA DEPARTEMEN PRINTING DI PT. BATIK DANAR HADI SONDAKAN”.
commit to user 5
B. Rumusan Masalah