21
b. Perpustakaan hendaknya dijadikan tempat penyimpanan semua penerbitan lembaga itu
c. Perpustakaan dapat dituntut sebagai penyalur dari semua penerbit lembaga yang bersangkutan
d. Penerbitan perpustakaan itu sendiri, seperti daftar tambahan koleksi,
buletin, manual, bibliografi dan sebagainya. Berdasaarkan uraian diatas penerbitan sendiri sangat memacu para siswa
untuk ikut serta dalam menambah bahan pustaka di perpustakaannya. Siswa dapat menyusun karya tulis dan menyumbangkannya pada perpustakaan.
2.3 Kebijakan Pengadaan
Untuk mencapai sasaran, perpustakaan perlu meletakkan dasar-dasar kebijakan pemilihan buku. Kebijakan ini perlu untuk mencapai hal yang
memuaskan dan mampu memenuhi keperluan pemakai secara efisien. Banyak perpustakaan menganggap bahwa bila dana tersedia cukup, maka kebijakan
pemilihan buku tidak diperlukan. Anggapan ini keliru karena kebijakan pemilihan buku diperlukan baik tersedia dana maupun tidak.
Kebijakan pengadaan tidak hanya menyangkut buku-buku yang harus dibeli tetapi juga buku-buku sumbangan atau. yang dapat diperoleh dengan
cuma-cuma. Kadang-kadang seseorang ingin menyingkirkan buku-buku yang tidak ia perlukan lagi, tetapi tidak ingin membuangnya begitu saja. Oleh karena
itu, mereka memberikan buku-buku kepada perpustakaan. Selama subjek tersebut termasuk dalam lingkup koleksi perpustakaan, buku sumbangan dapat
diterima. Kebijakan pengadaan menurut Soeatminah 2002, 75 adalah ;
1. Kebijakan penggunaan anggaran Misalnya anggaran yang tersedia atau dibagi untuk:
a. pengadaan buku referensi 20 b. pengadaan buku informasi 40
c. pengadaan buku fiksi 10 d. pengadaan majalah 20
e. pengadaan buku lain 10
Namun kebijakan diatas tergantung dari kebijakan setiap perpustakaan. 2. Kebijakan seleksi.
Universitas Sumatera Utara
22
Pada dasarnya semua pemakai perpustakaan mempunyai wewenang untuk mengusulkan atau memilih bahan pustaka. Perpustakaan membuat
kebijakan tentang cara penyampaian usulan, misalnya dengan mengisi formulir yang telah disediakan. keputusan terakhir untuk melaksanakan pengadaan
terlatak ditangan Pustakawan 33 karena dialah yang paling tahu tentang keadaan koleksi perpustakaan, anggaran yang tersedia, dan skala prioritasnya.
2.4 Inventarisasi Bahan Pustaka
Kegiatan inventarisasi sangat diperlukan di dalam pengadaan bahan pustaka di perpustakaan. Setiap bahan pustaka yang baru diterima perpustakaan
baik itu secara pembelian maupun hadiah perlu diperiksa terlebih dahulu, apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan dan
pengembengannya. Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004,13 kegiaatan inventarisasi meliputi:
1. Setiap bahan yang dterima perlu diberi cap tanda milik perpustakaan pada tempat.
2. Setiap bahan didaftar pada buku induk dengan kolom-kolom antara lain : a. Nomor urut pendaftaran
b. Tanggal pendaftaran c. Nomor induk sebaiknya dengan numeral
d. Pengarang e. Judul
f. Edisi dan tahun g. Penerbit
h. Harga kalau dibeli i. Sumber kalau hadiah atau tukar menukar
j. Lain-lain misalnya bahasa
Memberi nomor induk dapat diurutkan terus menerus dari tahun ketahun atau setiap berganti tahun dimulai pemberian nomor baru. Nomor induk ini
dibutuhkan juga buku, pada tempat yang sudah ditentukan.
3. Setelah selesai pencatatan buku induk, pembubuhan cap, inventarisasi dan sebagainya, bahan itu diteruskan sub bagian klasifikasi dan katalogisasi untuk
diproses selanjutnya. 4. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perdaftaran buku perpustakaan
antara lain ialah bila membeli buku dengan judul yang sama lebih dari satu eksemplar harus didaftar satu lebih satu. Artinya, tidak boleh diberi satu
nomor urut induk untuk sejumlah eksemplar buku dengan judul yang sama.
Universitas Sumatera Utara
23
Dengan demikian jumlah buku yang ada di perpustakaan dapat dihitung sekaligus dengan melihat nomor urut.
2.5 Pengadaan bahan pustaka melalui akses internet