Evaluasi Implementasi Manajemen Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan
EVALUASI IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 30 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi
OLEH
CLARA ENGELIKA BR GINTING 080709017
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
Ginting, Clara Engelika, 2014. Evaluasi Implementasi Manajemen Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan. Medan : Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen pengembangan koleksi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan. Manajemen pengembangan koleksi meliputi pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan, dan pengawasan.
Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara kepada pustakawan yang ada di perpustakaan, yaitu pustakawan bagian manajemen pengembangan koleksi. Data/informasi diperoleh dari pustakawan yang menjadi responden melalui wawancara dalam bentuk pertanyaan terstruktur secara tertulis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa manajemen pengembangan koleksi belum dilaksanakan dengan baik karena belum maksimalnya pelaksanaan fungsi dari manajemen pengembangan koleksi di perpustakaan sekolah tersebut, akibatnya tujuan perpustakaan pun tidak tercapai.
Peneliti menyarankan agar kepala perpustakaan selaku manajer perpustakaan membuat standar yang ingin dicapai, perencanaan yang rinci dan sistematis mengenai manajemen pengembangan koleksi. Dalam hal ini perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen dan pelaksanaan fungsi selanjutnya adalah implementasi dari fungsi perencanaan.
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan karunia-Nya, kesehatan dan keselamatan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Implementasi Manajemen Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan” sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Sosial di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa uluran tangan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendorong penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Nazaruddin, S.H., M.A selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran , serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum, selaku dosen PA dan dosen penguji I serta ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah membimbing dan memberikan wawasan kepada penulis selama masa perkuliahan.
7. Bang Yudi, sebagai pegawai jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah memberikan kemudahan dalam urusan surat-menyurat.
(4)
8. Ibu kepala sekolah SMP Negeri 30 Medan beserta staf pengajar yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 9. Ibu kepala perpustakaan dan staf perpustakaan SMP Negeri 30 Medan yang telah
memberi bantuan kepada penulis berupa informasi dan keterangann yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
10.Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ngadap Ginting Suka, SH dan Masta Br Barus, SPd yang telah memberi semangat, perhatian dan dukungan moril maupun materil dan yang selalu mendoakan penulis selama ini.
11.Buat abang dan kakak tersayang, Ignasius Ginting, S.Kom/Nanda Isabela Barus, Am.Keb, dan Demensah Ginting, SST yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis dan juga buat Malaikat kecilku Misel Gaudensia yang telah memberi senyum dan tawa kepada penulis dan semoga ini menjadi contoh untuk melangkah kedepan menuju apa yang dicita-citakan.
12.Buat sahabat-sahabat terbaikku Emy, Lois, dan Nova. Kalian tidak bisa tergantikan. Aku berharap persahabatan kita tetap abadi sampai kita tua nanti. Semoga kita bisa berkumpul berempat lagi dengan kesuksesan yang membanggakan. Juga buat sahabatku Monica dan Rosa untuk dukungan, semangat, bantuan, dan doanya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
13.Buat teman-teman angkatan 08 S1 Perpustakaan, yang telah menemani penulis selama masa perkuliahan dan yang telah menjadi teman bersaing dalam belajar. 14.Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki penulis. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.
Medan, Februari 2014
Penulis,
Clara Engelika Br Ginting NIM 080709017
(5)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 3
BAB II. KAJIAN TEORITIS ... 4
2.1. Perpustakaan Sekolah ... 4
2.1.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 4
2.1.2. Tujuan, Fungsi, dan Tugas Perpustakaan Sekolah ... 4
2.1.2.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 4
2.1.2.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 5
2.1.2.3. Tugas Perpustakaan Sekolah ... 7
2.2. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 8
2.2.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 8
2.2.2. Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 8
2.2.3. Komponen-Komponen Koleksi Perpustakaan Sekolah .... 9
2.2.4. Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 10
2.3. Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah . 11
2.3.1. Pengertian Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 11
2.3.2. Fungsi Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 12
2.4. Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... . 13
2.4.1. Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... . 13
2.4.2. Tujuan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 14
2.5. Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 14
2.6. Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka ... 15
2.6.1. Siapa yang Melakukan Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka ... 15
2.6.2. Alat Bantu Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka ... 15
2.6.3. Tata Laksana Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka ... 17
2.6.4. Kriteria Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka ... 18
2.6.5. Prinsip-prinsip Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka ... 18
(6)
2.7.1. Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka ... 19
2.8. Cara Pengadaan Bahan Pustaka ... 20
2.8.1. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian ... 20
2.8.2. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah ... 21
2.8.3. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pertukaran ... 22
2.8.4. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri .... 23
2.8.5. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan ... 23
2.9. Inventarisasi Bahan Pustaka ... 24
2.9.1. Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka ... 24
2.9.2. Inventarisasi Buku Induk untuk Buku ... 24
2.9.3. Inventarisasi Buku Induk untuk Majalah ... 24
BAB III. METODE PENELITIAN ... 26
3.1. Metode Penelitian ... 26
3.2. Lokasi Penelitian ... 26
3.3. Mengidentifikasi Informan ... 26
3.4. Menentukan Informan ... 27
3.5. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.5.1. Prosedur Pengumpulan Data ... 27
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.6. Teknik Analisis Data ... 28
3.7. Keabsahan Data ... 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1. Profil SMP Negeri 30 Medan ... 30
4.2. Visi dan Misi SMP Negeri 30 Medan ... 30
4.3. Pengenalan Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan ... 31
4.3.1. Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan ... 32
4.3.2. Peraturan Perpustakaan ... 32
4.3.2.1. Ketentuan Umum ... 32
4.3.2.2. Keanggotaan ... 33
4.3.2.3. Peminjaman ... 33
4.3.2.4. Ketentuan Khusus ... 33
4.3.2.5. Kebersihan, Ketertiban, Keamanan Lingkungan Perpustakaan ... 33
4.4. Karakteristik Informan ... 34
4.5. Kategori ... 35
4.6. Jumlah Koleksi ... 36
4.6.1. Jumlah Koleksi Buku Fiksi dan Non Fiksi ... 36
4.6.2. Jumlah Koleksi Buku Pelajaran (Buku Wajib) dan Buku Penunjang ... 36
4.6.3. Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan ... 36
4.6.4. Perbandingan Jumlah Koleksi Dengan Jenis Komponen Koleksi Perpustakaan ... 37
4.7. Fungsi Manajemen ... 37 4.7.1. Fungsi Perencanaan Yang Dilaksanakan Dalam
(7)
Manajemen Pengembangan Koleksi Terkait Dengan
Pengadaan Bahan Pustaka ... 37
4.7.2. Pelaksanaan Fungsi Pengorganisasian ... 38
4.7.3. Staffing ... 39
4.7.4. Deskripsi Kerja Dari Fungsi Pengarahan Yang Dilaksanakan Oleh Pihak Perpustakaan ... 39
4.7.5. Penerapan Fungsi Pengawasan Yang Dilakukan Oleh Pihak Perpustakaan ... 40
4.8. Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 41
4.8.1. Penentuan Kebijakan Bahan Pustaka ... 41
4.8.2. Kesesuaian Koleksi Dengan Kebijakan Bahan Pustaka ... 41
4.8.3. Rencana Kebijkan Pengembangan Koleksi ... 41
4.8.4. Penyusun Kebijakan Pemilihan Buku ... 41
4.9. Cara Pengadaan Bahan Pustaka 4.9.1. Kriteria Penerimaan Dan Penolakan Bagi Buku Sumbangan Berupa Hadiah ... 42
4.9.2. Proses Pertukaran Bahan Pustaka ... 43
4.10. Usaha Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan ... 43
4.10.1. Mengenali/Mengkaji Siapa Pengguna Perpustakaan ... 43
4.10.2. Pemanfaatan Pemilihan Koleksi ... 43
4.10.3. Proses Seleksi Sesuai Kebijakan Perpustakaan ... 44
4.10.4. Alat Bantu Seleksi Koleksi ... 44
4.10.5. Pemetaan Koleksi Berdasarkan Kurikulum ... 45
4.10.6. Tersedianya Koleksi Perpustakaan Pada Saat Dibutuhkan ... 45
4.10.7. Tingkat Keterpakaian Koleksi Perpustakaan ... 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1. Kesimpulan ... 47
5.2. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Visualisasi Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka ... 17 Gambar 2. Prinsip-Prinsip Seleksi (Pemilihan) Bahan Pustaka ... 19 Gambar 3. Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan ... 31
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Komponen Dasar dan Komponen Tambahan Dalam
Koleksi Perpustakaan ... 9 Tabel 2. Perbandingan Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah ... 10 Tabel 3. Karakteristik Informan ... 33 Tabel 4. Daftar Koleksi Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan
(10)
ABSTRAK
Ginting, Clara Engelika, 2014. Evaluasi Implementasi Manajemen Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan. Medan : Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen pengembangan koleksi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan. Manajemen pengembangan koleksi meliputi pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan, dan pengawasan.
Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara kepada pustakawan yang ada di perpustakaan, yaitu pustakawan bagian manajemen pengembangan koleksi. Data/informasi diperoleh dari pustakawan yang menjadi responden melalui wawancara dalam bentuk pertanyaan terstruktur secara tertulis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa manajemen pengembangan koleksi belum dilaksanakan dengan baik karena belum maksimalnya pelaksanaan fungsi dari manajemen pengembangan koleksi di perpustakaan sekolah tersebut, akibatnya tujuan perpustakaan pun tidak tercapai.
Peneliti menyarankan agar kepala perpustakaan selaku manajer perpustakaan membuat standar yang ingin dicapai, perencanaan yang rinci dan sistematis mengenai manajemen pengembangan koleksi. Dalam hal ini perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen dan pelaksanaan fungsi selanjutnya adalah implementasi dari fungsi perencanaan.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan mulai tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas telah menjadi kebijakan pemerintah sehingga harus diwujudkan sebaik-baiknya. Upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 bahwa setiap satuan jalur sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.
Salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan. Mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik maupun staf penyelenggara sekolah memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk memperdalam pengetahuan dengan memanfaatkan bahan perpustakaan yang diperlukan baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun untuk bacaan.
Sebagai sumber informasi, perpustakaan sekolah memerlukan koleksi untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kurikulum yang dinamis serta proses belajar yang berdasarkan integrasi dan koordinasi memerlukan sumber-sumber pengetahuan yang luas dan beraneka seperti buku pelajaran, berkala, pamflet, gambar, peta, guntingan surat kabar (kliping) dan bahan-bahan audio visual yang seluruhnya dapat diperoleh di perpustakaan. Oleh karena itu, keberadaan dan ketersediaan koleksi pada perpustakaan merupakan hal yang pokok karena tanpa koleksi kegiatan perpustakaan tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Salah satu jenis koleksi yang ada di perpustakaan adalah koleksi buku. Pada perpustakaan sekolah, koleksi buku merupakan koleksi yang paling sering dijumpai diantara koleksi-koleksi lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan koleksi buku belum dapat ditinggalkan oleh perpustakaan sekolah walaupun koleksi elektronik pada masa kini sudah menjadi alternatif baru mengingat keberadaannya tidak begitu memakan tempat. Salah satu alasan mengapa koleksi buku masih mendominasi koleksi perpustakaan sekolah disebabkan sistem pembelajaran yang masih menggunakan buku-buku teks dan buku pendukung.
Manajemen pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan manajemen yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan perlu memberikan perhatian khusus terhadap manajemen koleksi karena koleksi merupakan salah satu alasan pengguna untuk datang ke perpustakaan. Hal ini mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan. Dalam pengelolaan perpustakaan khususnya pada bidang koleksi
(12)
diperlukan penerapan dari komponen-komponen manajemen pengembangan koleksi yang baik agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan sekolah yang digunakan untuk siswa dan guru di lingkungannya. Dimana perpustakaan ini memiliki koleksi sebanyak 1.338 judul dan 5.039 eksemplar, sementara jumlah siswa sebanyak 880 siswa dan yang menjadi anggota perpustakaan sebanyak 60 siswa. Hal ini dapat dilihat bahwa kurangnya minat siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Penerapan fungsi manajemen dalam pengelolaan koleksi sudah diterapkan di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan kira-kira berjalan 20% sampai 60 % tetapi belum sesempurna mungkin dikarenakan waktu yang terkendala, karena pustakawan harus membagi waktu untuk mengajar dan menjadi staf pustakawan.
Selain itu penerapan fungsi manajemen pengembangan koleksi di perpustakaan SMP Negeri 30 Medan belum berjalan optimal dikarenakan masih banyak terdapat kekurangan disana sini, mulai dari perencanaan atau rancangan perpustakan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan pengawasan belum berjalan dengan baik. Misalnya, perencanaan yang dilakukan akan koleksi perpustakaan sekolah seharusnya mengikuti perkembangan kurikulum dan kebutuhan pengguna; pengorganisasian dilakukan dengan penataan koleksi yang pengkatalogannya yang masih sederhana, begitu juga dengan staffing, pengarahan, dan pengawasan yang penerapannya di lapangan tidak berjalan efektif dan efisien.
Jika dilihat dari masalah diatas, maka dalam mengembangkan manajemen koleksi pada perpustakaan ini, perlu menerapkan dan mengimplementasikan fungsi manajemen dalam pengembangan koleksi dan evaluasi koleksi perlu dilakukan secara menyeluruh agar analisis kekuatan dan kelemahan koleksi dapat diketahui secara jelas oleh pihak perpustakaan sehingga manajemen pengembangan koleksi dapat terlaksana di perpustakaan SMP Negeri 30 Medan dalam jangka pendek maupun panjang.
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ditemukan, peneliti merasa tertarik dan meneliti lebih lanjut mengenai manajemen pengembangan koleksi, sejauh mana perpustakaan mendukung dalam pelaksanaan pengembangan koleksi, maka peneliti menetapkan judul “Evaluasi Implementasi Manajemen Pengembangan Koleksi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan”.
(13)
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah implementasi manajemen pengembangan koleksi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan”?
1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui implementasi manajemen pengembangan koleksi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan”.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1) Bagi Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan, sebagai masukan bahwa pentingya manajemen yang baik dan terprogram terutama dalam pengembangan koleksi sehingga penggunaan perpustakaan menjadi lebih efektif.
2) Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan penelitian dalam bidang manajemen khususnya pengembangan koleksi perpustakaan sekolah.
3) Bagi peneliti, dapat menambah pemahaman dan pengetahuan peneliti tentang manajemen pengembangan koleksi perpustakaan sekolah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, ruang lingkup penelitian ini membahas tentang manajemen pengembangan koleksi yaitu jumlah koleksi, fungsi manajemen, kebijakan pengembangan koleksi, dan cara pengadaan bahan pustaka.
(14)
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. Perpustakaan Sekolah
2.1.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2005 : 2) menerangkan bahwa :
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untu tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Ia berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di tingkat sekolah.
Menurut Siregar (2004 : 9) pengertian perpustakaan sekolah adalah, “suatu tempat dimana para siswa memperoleh akses terhadap informasi dan pengetahuan. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung proses pengajaran dan pembelajaran melalui penyediaan bahan pustaka dan pelayanan yang sesuai dengan kurikulum sekolah”.
Menurut Rahayuningsih (2007 : 6) perpustakaan sekolah adalah, “perpustakaan yang melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.
Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 39) pengertian perpustakaan sekolah adalah, “perpustakaan sekolah yang merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai”.
Dari beberapa pengertian perpustakaan sekolah di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, yang diharapkan dapat menunjang agar proses pendidikan dapat berlangsung lancar dan berhasil baik.
2.1.2. Tujuan, Fungsi, dan Tugas Perpustakaan Sekolah 2.1.2.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
(15)
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan 3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa
6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya (Yusuf, 2005 : 3).
Sedangkan menurut Darmono (2001 : 6) menyatakan bahwa, “perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri”.
Kemudian Milburga (1992 : 57) menyatakan bahwa, “perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru/karyawan dalam lingkungan pendidikan”.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah merangsang siswa untuk mengembangkan diri, mengembangkan bakat dan kemampuannya, maka siswa itu sendiri perlu aktif dan diharapkan tidak puas hanya dengan apa yang diberikan oleh guru di ruang kelas.
2.1.2.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut Sutarno (2006 : 58) fungsi perpustakaan adalah, “suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun, memelihara dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”.
Dalam pencapaian tujuan yang sempurna harus di dukung juga dengan fungsinya. Darmono (2001 : 3) menyatakan bahwa secara umum perpustakaan memiliki beberapa fungsi umum sebagai berikut :
1) Fungsi Informasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar para pengguna perpustakaan dapat:
a. Mengambil ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai
bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya,
(16)
d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,
2) Fungsi Pendidikan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya fungsi ini adalah:
a. Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan,
b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual
c. Mempertinggi sikap social dan menciptakan masyarakat yang demokratis, d. Mempercepa penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru 3) Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk:
a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagi rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik individual maupun secara kelompok,
b. Membangkitkan minat terhadap terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni,
c. Mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam berkesenian,
d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis,
e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan ahli teknologi.
4) Fungsi Rekreasi
Perpusakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:
a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani,
b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang
c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 5) Fungsi Penelitian
Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meluputi berbagai jenis dan bentuk informasi
6) Fungsi Deposit
Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam mauun koleksi lainnya.
Sedangkan menurut Milburga (1992 : 61) secara garis besar fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas 2. Memupuk daya kritis para siswa. Dari sumber pengetahuan yang lebih bernuansa dan
beraneka warna, siswa dapat mengetahui bahwa berbagai informasi ilmu pengetahuan dapat diberikan dengan cara yang berbeda-beda
(17)
4. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Koleksi-koleksi karya sastra dan budaya dari masa ke masa banyak tersimpan di perpustakaan sekolah
5. Sebagai pusat penerangan. Majalah, surat kabar yang memuat tulisan-tulisan yang berisikan penerangan tentang berbagai hal serta tentang perkembangan zaman menjadi sumber informasi bagi siswa untuk tetap berpijak pada zamannya
6. Menjadi pusat dokumentasi. Kliping, laporan kerja para siswa, album-album dapat disimpan di perpustakaan sekolah
7. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita lucu, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas
Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa perpustakaan menjadi satu kesatuan integral (terpadu) yang tidak hanya memenuhi minat siswa membaca buku tetapi diharapkan membantu siswa memperluas dan memperdalam pengetahuan.
2.1.2.3. Tugas Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di sekolah memiliki tugas sebagai berikut :
1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti misalnya buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya 2. Mengolah sumber informasi tersebut pada nomor 1) di atas dengan menggunakan
sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan
3. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu dengan yang lainnya (Yusuf, 2005 : 7).
Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 40) tugas pokok perpustakaan sekolah adalah, “perpustakaan sekolah bertugas menunjang proses pendidikan dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah dan ilmu pengetahuan tambahan-bahan yang lain”.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan sekolah adalah menghimpun atau mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan sumber-sumber informasi kepada seluruh pengguna perpustakaan sekolah.
(18)
2.2. Koleksi Perpustakaan Sekolah
2.2.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa, salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui kualitas koleksinya.
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998 : 2) adalah, “koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.
Sedangkan menurut Harrod Leonard Montague, sebagaimana dikutip oleh Dian Sinaga (2011 : 38) koleksi perpustakaan adalah, “keseluruhan bahan pustaka yang dikumpulkan atau dihimpun oleh perpustakaan, dengan tujuan untuk disajikan kepada para pemakai”.
Menurut SNI (7329 : 2009) pengertian koleksi perpustakaan sekolah adalah, “semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran”.
Yusuf dan Suhendar (2010 : 9) juga mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan adalah, “sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan bahan pustaka, baik yang berbentuk buku maupun non buku, yang dikelola sedemikian rupa oleh suatu perpustakaan sekolah untuk turut serta menjamin kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pembelajaran di sekolah.
2.2.2. Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah
James Thompson, mengutip pendapat Randall dan Godrich dalam Sinaga (2011 : 39) mengemukakan bahwa fungsi koleksi perpustakaan ada empat yaitu sebagai berikut :
1. fungsi referensi (reference function), maksudnya koleksi perpustakaan yang mempunyai fungsi referensi adalah koleksi perpustakaan yang dapat memberikan rujukan tentang berbagai informasi secara cepat, tepat, dan akurat bagi para pemakainya.
2. fungsi kurikuler (curricular function), maksudnya bahan-bahan pustaka yang mempunyai fungsi kurikuler adalah koleksi bahan-bahan yang mampu mendukung kurikulum.
3. fungsi umum (general function), maksudnya fungsi koleksi perpustakaan yang bersifat umum ini berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka dan hasil budaya manusia secara keseluruhan.
(19)
4. fungsi penelitian (research function), maksudnya keberadaan koleksi perpustakaan sekolah harus mampu berfungsi memberikan jawaban atas keingintahuan dari para pemakai perpustakaan.
2.2.3. Komponen-Komponen Koleksi Perpustakaan Sekolah
Pada umumnya, Sinaga yang dikutip oleh Prastowo (2012 : 119) mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah dapat dibedakan kedalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Komponen dasar, koleksi perpustakaann yang dianggap sangat mendasar dan vital keberadaannya bagi suatu perpustakaan
2. Komponen tambahan, kelompok koleksi yang dimaksudkan untuk melengkapi dan menunjang komponen dasar
Berikut adalah tabel perbedaan antara koleksi dasar dan koleksi tambahan yang digambarkan oleh Soejono Trimo sebagaimana dikutip oleh Sinaga (2011 : 47) yaitu :
KOLEKSI PERPUSTAKAAN
KOMPONEN DASAR KOMPONEN
TAMBAHAN
• Bahan-bahan kurikulum(text books)
• Bahan-bahan bagi pendidikan anak luar biasa
• Bahan-bahan bagi pengembangan
profesi guru/pendidik
• Bahan-bahan
tentang daerah dan masyarakat
setempat (local studies)
• Bahan-bahan referensi
• Library science literature
• Bahan-bahan rekreatif
• Bahan-bahan Audio Visual
Tabel 1. Perbedaan Komponen Dasar Dan Komponen Tambahan Dalam Koleksi Perpustakaan
Sumber : Soejono Trimo dalam Sinaga (2011 : 47)
Perbandingan persentase jumlah koleksi dengan jenis komponen koleksi menurut Departemen Pendidikan dalam buku berjudul Pedoman Standard Perpustakaan di Indonesia dapat dijelaskan bahwa bahan-bahan bacaan yag bersifat rekreatif (mengandung unsur hiburan) menempati porsi relatif tinggi kemudian dilengkapi dengan koleksi-koleksi lain yang diarahkan pada pembinaan efisiensi dan proses belajar-mengajar. Berikut ini dapat dilihat pada tabel berikut :
(20)
No. Jenis Komponen Persentase
1. Buku-buku teks 10%
2. Alat peraga 5%
3. Buku-buku referensi 15%
4. Buku-buku tentang perpustakaan 1% 5. Bacaan sehat (fiksi dan keterampilan) 50% 6. Bacaan tentang daerah setempat 4%
7. Buku-buku profesi untuk guru 10%
8. Buku-buku untuk anak luar biasa 5%
Tabel 2. Perbandingan Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah Sumber : Sinaga (2011 : 49)
2.2.4. Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi atau bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya. Koleksi bahan perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural, dan penelitian bagi semua lapisan masyarakat terdiri atas berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah dan non ilmiah. Hal ini terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu :
1. Karya cetak berupa buku teks, buku referensi (rujukan), seperti ensiklopedia, kamus, almanak, annual, dan direktori
2. Karya rekam berupa kaset audio VCD, CD, CD-Rom pengetahuan, video cassette, televisi, dan lain sebagainya (Suwarno, 2011 : 60).
Menurut Sinaga (2011 : 49) jenis koleksi perpustakaan meliputi delapan macam yaitu : 1. Buku teks
2. Alat peraga
3. Buku-buku referensi
4. Buku-buku tentang perpustakaan 5. Bacaan sehat
6. Bacaan lokal
7. Buku-buku profesi untuk guru 8. Buku-buku untuk anak luar biasa
Sedangkan menurut Yusuf (2010 : 9) koleksi perpustakaan dilihat dari segi fisik yang diperlukan untuk perpustakaan sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut :
(21)
2. Kategori bahan bukan buku, merupakan segala jenis bahan yang tidak termasuk ke dalam kategori buku
Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas mengenai komposisi koleksi perpustakaan sekolah, terutama jika dilihat dari segi jenis-jenis koleksi. Sebagai gambaran umum yang dikemukakan oleh Perpustakaan Nasional (1992) adalah sebagai berikut :
1. Koleksi dasar
Disarankan setiap perpustakaan sekolah memiliki koleksi dasar dengan perbandingan 10 judul buku untuk seorang murid dan koleksi ini diharapkan dapat disusun dalam waktu lima tahun dengan perbandingan koleksi yang berjumlah 1.338 judul dan 5.039 eksemplar.
2. Koleksi tambahan
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa jenis-jenis koleksi perpustakaan sekolah sesungguhnya sangatlah beragam dan variatif. Namun, jika dicermati secara lebih teliti bahwa jenis-jenis koleksi sebenarnya secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu koleksi buku, koleksi bahan cetakan bukan buku, koleksi alat peraga, dan koleksi bahan pandang-dengar (audio-video).
2.3. Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
2.3.1. Pengertian Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Manajemen pengembangan koleksi merupakan kunci dari tanggung jawab seorang pengelola perpustakaan. Koleksi sendiri didefinisikan sebagai bahan informasi atau sejenisnya yang dikumpulkan, dikelola, dan diolah dengan kriteria tertentu. Pengelolaan koleksi yang baik akan menentukan berhasil tidaknya suatu program perpustakaan sekolah. Terdapat banyak kegiatan yang dilakukan mulai dari pengadaan, pengolahan teknis (seperti inventarisasi, klasifikasi, dan pelabelan) serta penempatan koleksi di rak.
Menurut Hakim (2011 : 3) menyatakan bahwa, “manajemen pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan manajemen yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan perlu memberikan perhatian ekstra terhadap manajemen koleksi karena koleksi merupakan salah satu magnet yang dapat menarik minat pengguna perpustakaan”.
Sedangkan menurut Johnson (2004 : 2) menyatakan bahwa definisi manajemen pengembangan koleksi adalah, “as a process information gathering, communication, policy formulation, evaluation, and planning”. Manajemen pengembangan koleksi didefinisikan sebagai sebuah proses pengumpulan informasi, komunikasi, perumusan kebijakan, evaluasi, dan perencanaan. Manajemen pengembangan koleksi mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan dalam pengelolaannya khususnya pada bidang koleksi diperlukan landasan dari komponen-komponen manajemen pengembangan koleksi yang baik agar arah kegiatan sesuai dengan yang diinginkan.
(22)
Dalam manajemen pengembangan koleksi, jumlah koleksi bukan suatu hal yang sangat prinsip, namun yang terpenting adalah koleksi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Beberapa hal yang masuk dalam manajemen pengembangan koleksi diantaranya yaitu :
1. Pemetaan koleksi berdasarkan kurikulum
2. Proses seleksi berdasarkan kebijakan sekolah dan ketentuan prosedur pengadaan 3. Pengolahan bahan pustaka, yaitu mulai dari pemberian stempel, pembuatan nomor
klasifikasi, pembuatan nomor panggil, kartu dan kantong buku, lembaran pengembalian serta pembuatan katalog
4. Pemilahan untuk menjaga koleksi tetap layak dimanfaatkan 5. Rencana pengembangan koleksi (Rodiah, 2009 : 4).
Dalam manajemen koleksi setidaknya ada tiga kegiatan pengelolaan perpustakaan yang menjadi fokus perhatian. Ketiga kegiatan tersebut adalah pengadaan, pengolahan serta pelayanan bahan pustaka. Ketiga kegiatan tersebut memiliki kedudukan yang sama dalam rangka mewujudkan koleksi yang berkualitas dan mampu memotivasi pengguna perpustakaan untuk mengakses perpustakaan.
Manajemen pengembangan koleksi diperlukan sebagaimana amanat Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Pasal 19 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Selain itu perpustakaan sekolah juga berupaya mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan.
2.3.2. Fungsi Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Untuk mencapai fungsi manajemen pengembangan koleksi maka penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus mendukung koleksi yang berkualitas dan sesuai kebutuhan pengguna dengan kurikulum dan program-program sekolah dalam mengembangkan koleksinya. Berikut ini akan dijelaskan fungsi manajemen pengembangan koleksi yang dapat diterapkan pada perpustakaan sekolah :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan tentang kebutuhan koleksi sesuai dengan perkembangan kurikulum, dimana pihak perpustakaan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dari perencanaan koleksi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penataan/pengaturan koleksi yang dilaksanakan pihak perpustakaan menangani koleksi yang bertujuan untuk memudahkan pencarian buku bagi pengguna.
(23)
3. Penyusunan staf (Staffing)
Penyusunan staf adalah salah satu fungsi manajemen yang melakukan pengaturan, pemantauan, dan pembinaan staf berdasarkan kemampuan dan bekerjasama dalam mengembangkan koleksi perpustakaan.
4. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah kegiatan yang merinci tugas pihak perpustakaan dalam mengembangkan koleksi yang standar dan berkualitas sesuai program perpustakaan.
5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur rencana pengembangan koleksi untuk memperluas koleksi yang ada sesuai kebutuhan perpustakaan. (Sutarno, 2006 : 135)
2.4. Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
2.4.1. Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Pengembangan koleksi perpustakaan sekolah harus disesuaikan dengan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Pengembangan koleksi juga harus mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 23 Ayat 2 dan 3.
Yusuf dan Suhendar (2005 : 24) menyatakan bahwa belum ada ketentuan yang jelas mengenai komposisi koleksi perpustakaan sekolah, terutama jika dilihat dari segi jenis-jenis koleksi perpustakaan sekolah. Namun demikian, dilihat dari peran perpustakaan sekolah yang masih mengutamakan unsur pembinaan minat baca dan pengembangan daya kreativitas, imajinasi serta karakter siswa maka perbandingan antara jenis koleksi fiksi dan nonfiksi adalah 60:40. Artinya, 60% untuk kategori jenis koleksi fiksi dan 40% untuk jenis koleksi nonfiksi.
Menurut pedoman Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329 : 2009 tentang perpustakaan sekolah, pengembangan koleksi hendaknya memerhatikan hal-hal berikut :
1. dalam upaya meningkatkan minat baca diarahkan pada rasio satu murid sepuluh buku 2. penambahan koleksi buku per tahun sekurang-kurangnya 10% dari jumlah koleksi 3. melanggan minimal satu judul majalah dan satu judul surat kabar yang terkait dengan
proses pembelajaran
4. menyediakan buku pelajaran pelengkap yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru
5. menyediakan bacaan pendukung kegiatan pembelajaran yang meliputi koleksi nonfiksi dan koleksi fiksi dengan perbandingan 60:40
6. menyediakan koleksi referensi minimal meliputi kamus umum bahasa Indonesia, kamus umum bahasa Inggris, kamus bahasa daerah, kamus bahasa Jerman, Prancis, Jepang, Arab, dan Mandarin, kamus subyek, ensiklopedia, sumber biografi, atlas, peta, bola dunia, serta buku telepon
(24)
Yusuf dan Suhendar (2005 : 26) menambahkan bahwa, “pengembangan koleksi ini dapat dilakukan langsung oleh pustakawan ataupun guru pustakawan dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan”.
Sedangkan menurut Sugianto (2001 : 11) pengembangan koleksi adalah, “kegiatan pelayanan teknis yang dilakukan perpustakaan untuk menyediakan dan memberikan layanan informasi kepada pemakai dalam mencapai tujuan”.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan perpustakaan yang memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan program perpustakaan sekolah untuk dianalisis sesuai dengan kebutuhan sehingga perpustakaan sebagai input pendidikan dapat memfasilitasi sekolah mengembangkan koleksinya.
2.4.2. Tujuan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang. Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan koleksinya.
Tujuan pengembangan koleksi yaitu membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai dan didayagunakan secara optimal. Pengembangan koleksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam perpustakaan terutama untuk memperluas koleksi yang ada. Pengembangan koleksi ini terutama berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi.
(Saepudin, 2009 : 1)
2.5. Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Secara umum, pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi (Darmono, 2001 :49) yaitu sebagai berikut :
1. Relevansi
Relevansi artinya aktivitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada
2. Kelengkapan
Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada dalam kurikulum
3. Kemutakhiran
Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dilihat dari tahun terbit
4. Kerjasama
Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien yang melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi
(25)
2.6. Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka
Proses seleksi atau pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan.
Pemilihan koleksi adalah langkah awal dalam pengadaan koleksi perpustakaan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi koleksi-koleksi yang akan dipilih untuk dijadikan koleksi perpustakaan sekolah, catat data koleksi yang dipilih, misalnya judulnya, pengarangnya, penerbitnya, keunggulan-keunggulannya, dan kelemahan, serta harganya. (Prastowo, 2012 : 139)
2.6.1. Siapa yang Melakukan Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka
Perpustakaan berhak untuk melakukan seleksi bahan pustaka, tergantung dari tipe perpustakaan dan struktur organisasi di setiap perpustakaan. Pada prinsipnya personalia yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka mencakup: (a) pustakawan; (b) spesialis subjek termasuk guru; (c) toko buku; (d) komisi perpustakaan; (e) anggota lain.
Menurut Yulia (1993 : 27), pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi yaitu sebagai berikut :
1. Pada perpustakaan sekolah yang berhak melakukan seleksi adalah kepala sekolah/wakilnya dan guru. Pelajar juga boleh menyarankan.
2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah dewan penasehat / penyantun perpustakaan itu, tokoh masyarakat di sekitar perpustakaan umum itu berada.
3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan dosen. Mahasiswa juga boleh menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan perkuliahan.
4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan institusi dimana perpustakaan itu bernaung, dan orang-orang yang mengetahui dengan jelas kebutuhan institusi tersebut.
2.6.2. Alat Bantu Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka
Alat bantu seleksi bahan pustaka sangat diperlukan untuk menseleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Secara umum alat bantu seleksi bahan pustaka
(26)
1. Alat bantu seleksi bahan buku
a. Katalog penerbit dari berbagai penerbit baik dalam negeri maupun penerbit luar negeri.
b. Tinjauan buku yang dimuat dalam majalah ilmiah.
c. Daftar buku IKAPI merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
d. Bibliografi nasional Indonesia yang terbit setiap tiga bulan sekali berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konferensi serta peta.
2. Alat bantu seleksi bahan rujukan
Alat bantu seleksi untuk buku-buku referens terbitan Indonesia masih menjadi satu dengan katalog penerbit.
3. Alat bantu seleksi untuk koleksi serial (terbitan berkala)
Secara umum alat bantu seleksi bahan serial (terbitan berkala) Indonesia belum ada tetapi untuk menseleksi ini biaasanya perpustakaan menggunakan alat bantu seleksi Ulrich’s International Periodical Directory terbitan Amerika.
Menurut Soeatminah (1992 : 76), alat bantu seleksi meliputi : 1) Katalog penerbit dalam dan luar negeri
2) Bibliografi nasional dan internasional 3) Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu 4) Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain 5) Timbangan buku, iklan, dan lain-lain
6) Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu (core list)
Sedangkan menurut Soejono Trimo yang dikutip oleh Sinaga (2011 : 46) menyatakan visualisasi alat bantu seleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut :
(27)
Gambar 1. Visualisasi Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka Sumber : Soejono Trimo dalam Sinaga (2011 : 46)
2.6.3. Tata Laksana Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka
Tata laksana pemilihan bahan pustaka bertujuan mengatur mekanisme pemilihan bahan pustaka yang akan dibeli oleh perpustakaan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan masyarakat yang dilayaninya. Tata laksana pemilihan juga merupakan prosedur yang menjadi pegangan pustakawan atau siapa saja yang terlibat dalam pemilihan bahan pustaka. Prosedur pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut :
1. Setiap pemakai (perorangan atau unit) dapat melakukan pemilihan, baik atas inisiatif sendiri atau atas permintaan pustakawan.
2. Pemakai membuat daftar usulan dengan mengisi formulir yang disediakan perpustakaan dengan data bibliografis secara lengkap.
3. Data untuk buku: pengarang, judul, edisi, tahun, penerbit, ISBN (kalau ada), jumlah yang dipesan, harga satuan.
4. Data untuk majalah: judul, alamat penerbit, frekuensi terbit, ISSN (kalau ada), kapan mulai dilanggan, harga langganan, persetujuan atasan, dan sebagainya.
5. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pemimpin perpustakaan (apabila usul perorangan) atau dengan persetujuan atasan langsung pengusul.
6. Selanjutnya diadakan kegiatan verifikasi terhadap setiap judul bahan pustaka yang telah dipilih. (Darmono, 2001 : 59)
ALAT BANTU SELEKSI BAHAN
PUSTAKA
Research person (para ahli yang dimintai pendapat
atau rekomendasi)
Bibliography (current, local, retrospective, national, universal)
Majalah-majalah profesional ata u books
reviews dalam koran)
Katalog-katalog penerbit, toko buku, dealer, lembaga-lembaga tertentu
(28)
2.6.4. Kriteria Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka
Apapun kriteria pemilihan koleksi yang diterapkan oleh perpustakaan harus dituangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi. Secara umum kriteria-kriteria yang diterapkan dalam memilih koleksi adalah :
1. Tujuan, Cakupan, dan Kelompok Pembaca
Bahan pustaka yang akan dipilih harus mempertimbangkan secara sungguh-sungguh kesesuaiannya dengan tujuan, cakupan, dan pengguna perpustakaan yang bersangkutan.
2. Tingkatan koleksi
Tingkatan koleksi menjadi salah satu faktor utama untuk menentukan koleksi tertentu yakni ada enam kategori tingkatan koleksi, yaitu (1) karya dalam bentuk ringkasan, (2) karya ringan dan populer, (3) karya popular yang serius, (4) karya elementer, (5) karya standar, (6) karya yang tingkat ilmiahnya lebih tinggi misalnya tesis atau disertasi.
3. Otoritas dan kredibilitas pengarang
Otoritas pengarang harus ditentukan secermat-cermatnya jika pengarang bukan pakar yang dikenal dalam bidangnya, kualifikasinya dalam penulisan buku harus diteliti dengan baik.
4. Harga
Harga juga perlu dipertimbangkan misalnya harga buku yang cukup tinggi harus diperhatikan apakah buku tersebut sangat dibutuhkan atau tidak.
5. Penyajian fisik buku
Penampilan fisik buku baru dapat mempengaruhi keputusan seleksi. 6. Struktur dan metode penyajian
Pustakawan dengan latar belakang subjek tertentu biasanya dapat memperoleh gambaran tentang struktur buku melalui daftar isi.
7. Indeks dan Bibliografi
Keberadaan bibliografi dan indeks sebuah buku dapat diketahui secara jelas lewat entri dalam bibliografi nasional (Spiller, 1982 : 83).
2.6.5. Prinsip-prinsip Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam pemilihan atau seleksi bahan pustaka perpustakaan harus berpedoman pada prinsip-prinsip seleksi. Prinsip seleksi merupakan salah satu acuan yang digunakan perpustakaan untuk mengisi koleksi perpustakaannya.
Menurut Darmono (2001 : 58) beberapa prinsip dasar dalam pemilihan koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan untuk masing-masing perpustakaan pada umumnya berbeda
2. Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung
(29)
Menurut Yusuf dan Suhendar (2005 : 26) prinsip pengembangan koleksi perpustakaan sekolah adalah :
1. disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah 2. disesuaikan dengan sistem pendidikan secara nasional
3. disesuaikan dengan daerah tempat perpustakaan sekolah tersebut berada 4. disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa usia sekolah 5. disesuaikan dengan sistem perpustakaan nasional
6. disesuaikan dengan dana yang tersedia
Sedangkan menurut Azile Wofford yang dikutip Idris Suryana K.W. dalam Sinaga (2011 : 45) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan koleksi sebagaimana divisualisasikan dalam gambar berikut :
Gambar 2. Prinsip-Prinsip Seleksi (Pemilihan) Bahan Pustaka Sumber : Idris Suryana K.W. dalam Sinaga (2011 : 45)
2.7. Pengadaan Bahan Pustaka
2.7.1. Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi The community (Social
stratification, interest, needs, selera, dan lapisan masyarakat yang apatis)
Demand is governing factor is selection
materials Select the right books for
the library reader’s
Quality of materials must be related to the other two basic
standards of selection (purpose and need)
Select book which tend toward the enrichment and development of life
The collection is inclusive and contains whatever contribute to the purpose
of the library (the best books and for who...)
Every library collection should be built up according to a definite plan on a board and areal
foundation PRINSIP
SELEKSI BAHAN PUSTAKA
(30)
bahan pustaka. Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi.
Menurut Darmono (2001 : 58) secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan mencakup 3 (tiga) kegiatan utama yaitu :
1. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka
2. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar menukar, penerimaan hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan
3. Inventarisasi bahan yang telah diadakan serta statistik pengadaan bahan pustaka
Menurut Sutarno, (2006 : 174), “pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.
Menurut Soeatminah (1992 : 71) menyatakan bahwa, “pengadaan bahan pustaka adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani”.
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2010 : 25) pengadaan bahan pustaka meliputi 2 (dua) rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah yaitu :
1. Kegiatan pemilihan koleksi, kegiatan mengidentifikasi koleksi-koleksi yang akan dipilih untuk dijadikan koleksi perpustakaan sekolah
2. Cara atau teknik pengadaannya, kegiatan rutin yang dilakukan oleh petugas atau pustakawan sekolah dengan cara-cara seperti pembelian, hadiah, atau sumbangan, swadaya masyarakat setempat, tukar-menukar dengan perpustakaan lain yang sejenis dengan prosedur masing-masing dan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Dari uraian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati para penggunanya.
2.8. Pengadaan Bahan Pustaka
2.8.1. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian
Pembelian merupakan cara pengadaan koleksi yang dilakukan dengan cara membeli koleksi perpustakaan dengan menggunakan anggaran yang dimiliki sekolah. Untuk itu pihak sekolah perlu mengalokasikan dana khusus untuk pembelian koleksi perpustakaan. Setidaknya ada 5% dari total anggaran sekolah yang dapat dialokasikan untuk kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah diluar dari belanja pegawai dan pemeliharaan serta perawatan gedung (SNI : 2009).
(31)
Pembelian bahan bahan pustaka/buku dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu :
1. Pembelian buku melalui toko buku
Pembelian buku melalui toko buku secara langsung dilakukan oleh perpustakaan yang mempunyai jumlah dana pembelian relatif kecil, baik yang berasal dari sumber dana sendiri maupun sumber dana lain yang tidak mempunyai persyaratan pengadaan yang khusus.
2. Pembelian buku melalui penerbit
Pembelian buku melalui penerbit dilakukan secara langsung biasanya judul-judul yang dibutuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit. Sebagai contoh, bila ada sekumpulan judul buku yang diterbitkan oleh penerbit PT. Gramedia, maka pengadaannya dapat dilakukan langsung pada penerbit.
3. Pembelian buku melalui agen buku
Pembelian buku melalui agen buku dilakukan dengan memperoleh buku-buku dari penerbit dengan potongan harga, dan menyimpannya dalam gudang yang besar. Kemudian menjualnya kepada toko buku dan perpustakaan. Agen buku memberikan pelayanan yang efisien dan cepat. ( Yulia, 1993 : 45)
2.8.2. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah
Pembinaan koleksi juga dilakukan dengan mengajukan permintaan hadiah kepada pihak lain (lembaga pemerintah, lembaga ilmiah, perwakilan negara sahabat) baik di dalam maupun di luar negeri. Meskipun perpustakaan tidak boleh terlalu mengandalkan cara ini, ada baiknya juga untuk memanfaatkannya terutama untuk publikasi yang tidak dijual untuk umum.
1. Hadiah atas permintaan
a. Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan kepada pihak lain
b. Daftar dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai surat pengantar yang antara lain menjelaskan kegunaannya
c. Apabila pihak lain itu telah mengirimkannya, petugas perpustakaan harus mencocokkannya dengan surat pengantarnya
d. Perpustakaan mengirim surat ucapan terima kasih dan memberitahukan apakah kiriman yang diterima sesuai dengan surat pengantarnya
e. Selanjutnya bahan diproses seperti biasa 2. Hadiah tidak atas permintaan
Ada kalanya perpustakaan menerima hadiah tanpa terlebih dahulu mengajukan permintaan dan biasanya pihak yang memberi hadiah adalah lembaga yang telah pernah dihubungi sebelumnya (Darmono, 2001 : 68)
Sedangkan menurut Lasa (2007 : 63), untuk memperoleh hadiah atau sumbangan, perpustakaan harus aktif memperkenalkan diri dan mencari peluang untuk bisa memperoleh hadiah.
(32)
2.8.3. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pertukaran
Salah satu cara perpustakaan dalam memperoleh bahan pustaka adalah melalui tukar menukar dengan instansi lain atau dengan perpustakaan lain.
Menurut Darmono (2001 : 67) agar dapat berjalan dengan baik maka tukar menukar bahan pustaka perlu memperhatikan aspek-aspek berikut ini :
1. Apabila perpustakaan memiliki sejumlah buku yang tidak diperlukan lagi, atau jumlah eksemplar yang terlalu banyak maka perpustakaan dapat menawarkannya kepada perpustakaan lain untuk ditukarkan
2. Sebelum ditawarkan, setiap bahan harus ditarik dari peredaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan melalui prosedur yang telah ditetapkan dan dinyatakan dikeluarkan dari inventaris perpustakaan
3. Perpustakaan menyusun daftar penawaran menurut abjad pengarang, dan judul (untuk buku) dan untuk majalah adalah judul, tahun dan nomor terbitan
4. Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada sejumlah perpustakaan lain yang diperkirakan memerlukannya dan telah menjalin kerjasama untuk mengadakan tukar menukar bahan pustaka
5. Perpustakaan penerima menyesuaikan daftar tawaran dengan keperluannya sendiri dan syarat-syarat yang diajukan serta kebijaksanaan perpustakaannya sendiri (peraturan perpustakaan)
6. Perpustakaan penerima memilih bahan yang diperlukannya dan menyusun daftar yang akan ditawarkan sebagai bahan penukar
7. Apabila kedua perpustakaan telah sepakat maka tukar menukar dapat dilaksanakan 8. Setelah kedua perpustakaan ini menerima bahan yang ditukarkan, maka
masing-masing mengolahnya sesuai tata laksana inventarisasi
Menurut Soeatminah (1992 : 73) menyatakan bahwa, “tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak dan ingin ditukarkan dengan perpustakaan lain”.
Sedangkan menurut Yulia (1993 : 56) pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku
2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai
3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan, khususnya pada tingkat internasional
2.8.4. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998 : 19) penerbitan sendiri mencakup :
(33)
a. Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan (depository) semua penerbitan lembaga dan perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga yang bersangkutan
2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin, manual bibliografi, dan lain-lain
Penambahan koleksi perpustakaan dengan penerbitan sendiri dapat dilakukan perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan berseri (bulletin), pamphlet, jurnal, indeks, ataupun bibliografi perpustakaan. Dengan adanya penerbitan sendiri pada suatu perpustakaan, maka akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya.
2.8.5. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan
Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soeatminah, (1992 : 74) adalah sebagai berikut :
1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan.
2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan, seperti:
a. Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu ...x...tahun
b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain
c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya seperti koleksi yang sama
d. Apabila ada pustaka rusak, perpustakaan akan memperbaiki. Tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya
e. Setelah ketentuan itu disepakati bersama, maka kedua belah pihak menandatanganinya dan masing-masing menyimpan 1 dokumen serah terima
Suatu Perpustakaan dapat juga menambah jumlah koleksinya dengan cara menerima titipan dari lembaga ataupun perorangan. Dalam hal penitipan bahan pustaka, harus ada kesepakatan antara pihak yang menitip dengan pihak perpustakaan. Bahan pustaka yang dititip hendaknya harus sesuai dengan kubutuhan pengguna perpustakaan. Bahan pustaka yang dititipkan harus memiliki jangka waktu yang lama. Misalnya 5 tahun atau lebih agar tidak merugikan perpustakaan yang dititipi karena besarnya biaya untuk memperosesnya.
2.9. Inventarisasi Bahan Pustaka
2.9.1. Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka
(34)
Menurut Soeatminah (1992 : 81) mengemukakan bahwa, “inventarisasi adalah kegiatan mencatat setiap eksemplar buku dan mencatat dalam buku yang bersangkutan”.
Jadi inventarisasi bahan pustaka adalah aktivitas pendapatan koleksi perpustakaan yang dibuat ke dalam buku inventarisasi. Pendapatan koleksi perpustakaan dilakukan untuk memudahkan perpustakaan mengetahui koleksi yang menjadi hak milik perpustakaan dengan jelas mengenai informasi yang ada dalam buku induk mulai dari nomor induk, judul, pengarang, tahun, bahasa, jumlah, harga, dan keterangan lainnya.
2.9.2. Inventarisasi Buku Induk untuk Buku
Inventarisasi Buku Induk untuk buku mempunyai fungsi yaitu : 1. Sebagai daftar inventaris koleksi perpustakaan
2. Mengetahui jumlah koleksi perpustakaan dengan cepat
3. Mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakan pada saat / tahun tertentu 4. Untuk mengetahui judul-judul buku yang hilang
5. Mengetahui jumlah koleksi buku menurut jenis, bahasa, pembelian, hadiah, maupun berdasarkan tukar-menukar (Darmono, 2001 : 63)
Tata cara pencatatan buku induk yaitu terdiri dari : 1. Tanggal penerimaan
2. Pengarang 3. Judul
4. Asal perolehan 5. Penerbit
6. Tahun terbit 7. Nomor induk 8. Harga
9. Keterangan lain (bahasa, jumlah, dan lain-lain)
2.9.3. Inventarisasi Buku Induk untuk Majalah
Majalah adalah terbitan yang direncanakan diterbitkan secara periodik selama kurun waktu yang cukup lama untuk subyek tertentu. Majalah biasanya diterbitkan lebih dari satu kali dalam setahun, dengan dibubuhi volume dan nomor yang berurutan untuk setiap terbitan.
Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor yang benar-benar datang; melihat riwayat majalah; dan untuk mengetahui nomor-nomor majalah sebelumnya yang kosong. (Yulia, 1993 : 155)
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan pedoman bagi peneliti tentang bagaimana langkah-langkah suatu penelitian dilakukan. Oleh karena itu metode apapun yang digunakan adalah berkaitan dengan posedur dan teknik serta desain penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.
Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip (Moleong, 2007 : 3) mengemukakan bahwa, “metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif ini berisi tentang prosedur dan strategi yang digunakan dalam riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset.
3.2. Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi merupakan tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan (Moleong, 2007 : 86).
Secara substantif lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan yang beralamat di Jl. Bunga Raya Asam Kumbang, Medan Selayang. Peneliti memilih lokasi ini dengan pertimbangan bahwa perpustakaan SMP Negeri 30 memiliki upaya untuk mengembangkan manajemen koleksi perpustakaan sekolah.
3.3. Mengidentifikasi Informan
Pengertian informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara. Dalam penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu
(36)
SMP Negeri 30 Medan sebanyak 2 (dua) orang.
3.4. Menentukan Informan
Pustakawan Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan yang menjadi informan pada penelitian ini adalah yang melaksanakan kegiatan pengembangan koleksi perpustakaan. Penelitian ini hanya memilih informan kunci yang dianggap mengetahui masalahnya.
Penentuan informan didasarkan pada karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian karena informan tidak dimasukkan dalam generalisasi. Pemilihan informan pertama (entry point) diwawancarai berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan yang bekerja pada SMP Negeri 30 Medan sebanyak 2 (dua) orang yakni :
I1 (Informan 1) sebagai Kepala Perpustakaan I2 (Informan 2) sebagai Pustakawan
3.5. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam kegiatan penelitian sangatlah penting karena berkaitan dengan tersedianya data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, sehingga kesimpulan yang diambil adalah benar. Oleh karena itu metode pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat.
Dalam hal ini, prosedur pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan dengan kunjungan awal ke perpustakaan sekolah untuk mengetahui permasalahan secara umum berdasarkan topik penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
3. Survey Lapangan
Survey lapangan yang dilakukan secara lebih mendalam dengan cara mengamati langsung pada Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan yang menjadi subjek penelitian. Tujuannya, mengumpulkan informasi dari tindakan, pendapat, perilaku dan
(37)
pengetahuan seseorang mengenai pengembangan koleksi perpustakaaan. Pembahasan mengenai pengumpulan data akan dijelaskan dalam teknik pengumpulan data.
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan :
1. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh data utama dalam penelitian ini melalui wawancara kepada informan guna memperoleh data yang akurat dan relevan. Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada informan yaitu Ibu Eni Suriyati, S.Pd, selaku kepala perpustakaan dan Ibu Sri Junisty Bangun, S.Sos selaku pustakawan di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan yang meliputi manajemen pengembangan koleksi.
2. Observasi, dilakukan dengan cara peneliti langsung ke Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung yang meliputi manajemen pengembangan koleksi yang terjadi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan.
3. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010 : 274). Metode ini dilakukan peneliti dengan melihat dan mengambil data dari dokumen yang ada di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan.
3.6. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data deskriptif kualitatif, maka data yang telah dikumpulkan dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi diuraikan dengan bahasa verbal yang kemudian ditarik kesimpulan.
Analisis data menurut Patton (1990 : 268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data pada penelitian kualitatif tidak dimulai ketika pengumpulan data telah selesai, tetapi sesungguhnya berlangsung sepanjang penelitian dikerjakan.
(38)
Karena analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, maka seluruh data mengenai aspek-aspek penelitian akan didapat dengan cara langsung ke lapangan. Untuk menjaga konsistensi proses analisis maka masing-masing pertanyaan penelitian akan dianalisis satu persatu. Dimana pengolahan data akan dideskripsikan dalam suatu penjelasan deskriptif dalam bentuk bahasa verbal yang kemudian ditarik kesimpulan, yang pada akhirnya dengan analisis tersebut diharapkan akan dapat mengemukakan gambaran yang jelas tentang bagaimana manajemen pengembangan koleksi Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan.
Teknik analisis data dilaksanakan dengan analisis deskriptif kualitatif terhadap data-data primer yang diperoleh di lapangan dan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai dokumen tertulis, setelah melakukan analisis dan interpretasi data, selanjutnya akan dilakukan penyajian atau pelaporan hasil penelitian. Dengan demikian analisis data tidaklah menggunakan teknik statistik, sehingga jawaban informan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan dideskripsikan dalam bentuk kalimat-kalimat atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.
3.7. Keabsahan Data
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Menurut Nasution (2003 : 115) menyatakan bahwa, “triangulasi digunakan untuk mengecek kebenaran data dan memperkaya data serta dapat berguna menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif”.
Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah : 1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan observasi. 2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada Bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
(39)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SMP Negeri 30 Medan
SMP Negeri 30 Medan berada di Jl. Bunga Raya Asam Kumbang, Medan Selayang. Sekolah ini didirikan pada tahun 21 November 1984. Di SMP Negeri 30 Medan terdapat 22 kelas, yaitu kelas VII sampai dengan kelas IX.
Tujuan SMP Negeri 30 Medan didirikan sebagaimana menjadikan anak bangsa menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk mencapai semua itu SMP Negeri 30 Medan harus mampu mendidik dan mengajar anak bangsa untuk menjadi yang terdepan.
Untuk pelaksanaan kegiatan olahraga di SMP Negeri 30 Medan sudah dilengkapi lapangan basket, lapangan volley, dan lapangan futsal. Untuk mendukung kegiatan siswa dalam belajar terdapat perpustakaan, laboratorium IPA, dan laboratorium komputer.
Fasilitas lainnya untuk menunjang kegiatan belajar siswa dengan tidak mengesampingkan moral dan akhlak siswa adanya tempat ibadah seperti mushola dan kegiatan agama lainnya seperti kebangkitan rohani yang diharapkan mampu meningkatkan akhlak dan moral siswa. Di SMP Negeri 30 Medan juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: OSIS, Paskibra, Pramuka, Tari Daerah, dan Dance, Seni Lukis.
4.2. Visi dan Misi SMP Negeri 30 Medan Visi :
Mewujudkan siswa/siswi SMP Negeri 30 Medan yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan kesadaran berlingkungan hidup berdasarkan IMTAQ dan IPTEK.
Misi :
Adapun misi dari SMP Negeri 30 Medan adalah :
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2. Meningkatkan keterampilan peserta didik dengan mengikuti kegiatan,
kepramukaan, olahraga, seni dan budaya
3. Membentuk peserta didik yang berbudi pekerti luhur
4. Memupuk rasa persaudaraan dan sikap hormat terhadap orang lain
5. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran secara maksimal 6. Meningkatkan kesadaran berlingkungan hidup
(40)
4.3. Pengenalan Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan
Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan terletak di lingkungan SMP Negeri 30 Medan yang berada di Jl. Bunga Raya Asam Kumbang, Medan Selayang. Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan menempati satu ruangan khusus yang berada di tengah lingkungan sekolah dengan luas ruangan 10x12 m2. Daya tampung perpustakaan adalah 40 (empat puluh) orang. Perpustakaan ini menyediakan fasilitas bagi pengguna, yaitu berupa meja baca sebanyak 12 buah, kursi baca sebanyak 15 buah dan rak buku sebanyak 15 buah.
Adapun jam buka perpustakaan adalah: Senin s/d Kamis : 08.00 s/d 13.00 WIB Jumat s/d Sabtu : 08.00 s/d 12.00 WIB
Tujuan utama Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan adalah menyediakan bahan pustaka yang menunjang kurikulum. Dengan demikian, diharapkan para siswa mendapat kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan daya nalar, untuk guru diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan proses belajar-mengajar.
Gambar 3. Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan
4.3.1. Koleksi Bahan Pustaka Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan
Jumlah koleksi yang dimiliki Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
(41)
Tabel 4. Daftar Koleksi Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan tahun 2013
Nomor Kelas Subjek Eksemplar
000-099 Karya Umum 217
100-199 Filsafat 143
200-299 Agama 259
300-399 Ilmu-Ilmu Sosial 213
400-499 Bahasa 92
500-599 Ilmu Murni 377
600-699 Ilmu Terapan 264
700-799 Kesenian 97
800-899 Kesusastraan 304
900-999 Geografi dan Sejarah 233
Buku Paket 989
Fiksi 496
Non Fiksi 860
Ensiklopedi 222
Kamus 90
Kliping 19
Tesis 7
Skripsi 12
Majalah Unggul 65 Buletin Pusat Perbukuan 60
Mimbar 3
Gerbang Majalah 6 Pendidikan Indonesia 11
Jumlah 5.039
4.3.2. Peraturan Perpustakaan
Untuk memperlancar dan menjaga ketertiban peminjaman serta membaca maka terdapat aturan-aturan yang dibuat oleh pihak pengelola perpustakaan. Adapun tata tertib dan larangan tersebut sebagai berikut :
4.3.2.1.Ketentuan Umum
1. Perpustakaan terbuka untuk siswa/siswi SMP Negeri 30 Medan.
2. Masyarakat di luar SMP Negeri 30 Medan hanya diperbolehkan membaca di tempat dan memfotokopi dengan izin petugas perpustakaan.
(1)
Bacaan sehat (fiksi dan keterampilan) = 40 % Bacaan tentang daerah setempat = 1 % Buku-buku profesi untuk guru = 1 %
Buku-buku untuk anak luar biasa = - (tidak ada)
5. Bagaimanakah fungsi perencanaan yang dilaksanakan dalam manajemen pengembangan koleksi terkait dengan pengadaan bahan pustaka?
Jawab :
Kami merencanakan menambah bahan pustaka. Tindakan kami menambah bahan pustaka biasanya membuat proposal yang diajuin ke penerbit buku dan mereka akan mengantar buku yang jumlahnya bisa 50, 80, sampai 100.
6. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi pengorganisasian pada perpustakaan tersebut?
Jawab :
Sama seperti yang diungkapkan oleh kepala perpustakaan bahwa pelaksanaan fungsi tersebut mencakup pengkoordinasian semua aktivitas yang melibatkan rincian kerja dari kepala sekolah mengenai apa yang harus dilakukan oleh pustakawan terutama pengembangan koleksinya, tetapi kenyataannya belum maksimal pelaksanaannya.
7. Apa saja tugas dari penyusunan staf (staffing) yang dilakukan di perpustakaan tersebut?
Jawab :
Sebenarnya sama saja yang diungkapkan oleh kepala perpustakaan, tugasnya mencakup kegiatan pengaturan, pemantauan, dan pembinaan staf sesuai tanggung jawab yang diberikan sesuai kemampuan dan keterampilan serta memerlukan kerjasama dalam mengembangkan pelaksanaan manajemen koleksi perpustakaan.
8. Adakah deskripsi kerja dari fungsi pengarahan yang dilaksanakan oleh pustakawan?
Jawab :
Tugas saya ya mengarahkan anak membaca, terus membuat jadwal anak membaca, mengawasi anak membaca, karena sistemnya setiap kelas jadi harus dicatat setiap guru yang meminjam buku (bahan pustaka) di perpustakaan.
(2)
9. Bagaimanakah penerapan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pihak perpustakaan?
Jawab :
Saat ini pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah hanya sebatas melihat-lihat keadaan perpustakaan, bagaimana koleksi disusun apakah sudah rapi atau tidak. Karena dia menyerahkan kepada saya untuk melaksanakan fungsi tersebut dalam mengembangkan koleksi yang berkualitas dan tepat.
10.Selain guru dan siswa sebagai pengguna perpustakaan, apakah pengguna perpustakaan sekolah lain dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah ini?
Jawab :
Tidak, pengguna perpustakaan hanya berasal dari sekolah ini dan tidak diberlakukan kepada sekolah lain.
11.Bagaimanakah pemilihan koleksi yang dimanfaatkan pengguna perpustakaan?
Jawab :
Pemilihan koleksi yang dimanfaatkan oleh pengguna tentunya koleksi yang baik dan layak sehingga diperlukan panduan dalam mengembangkan koleksi sesuai kebijakan pengembangan koleksi.
12.Bagaimanakah pustakawan melaksanakan proses seleksi sesuai kebijakan yang ada di perpustakaan?
Jawab :
Kami melaksanakan proses seleksi sesuai kebijakan yang ada di perpustakaan yaitu :
1. Membuat pedoman dan kriteria seleksi
2. Menggunakan daftar atau tipe koleksi yang dibutuhkan untuk seleksi koleksi
3. Melaksanakan seleksi koleksi di lapangan seperti survey ke pengguna dan penerbit, kemudian dilakukan seleksi menggunakan alat bantu seleksi dengan melihat kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan yang dibuat dalam buku Pedoman Pengembangan Koleksi
(3)
13.Apa saja alat bantu yang digunakan saat melakukan seleksi koleksi?
Jawab :
Alat bantu yang digunakan saat ini di perpustakaan yaitu katalog penerbit, tinjauan buku, dan majalah.
14.Bagaimanakah pustakawan melaksanakan pemetaan koleksi berdasarkan kurikulum?
Jawab :
Kami melaksanakan pemilihan koleksi yang memang benar-benar dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan lagi oleh pengguna agar koleksi tersebut layak dimanfaatkan oleh guru maupun siswa.
15. Apakah koleksi yang tersedia di perpustakaan benar-benar dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan?
Jawab :
Untuk saat ini, perpustakaan sekolah berusaha melengkapi koleksi perpustakaan yang memang dibutuhkan pengguna perpustakaan terutama guru dan siswa.
16.Bagaimanakah tingkat keterpakaian koleksi yang disediakan di perpustakaan?
Jawab :
Biasanya pengguna perpustakaan melakukan penelusuran langsung ke rak untuk menemukan buku-buku yang ingin dibacanya secara cepat, kadang dibaca sambil berdiri atau duduk di kursi baca dan selanjutnya meninggalkan buku yang telah dibacanya di atas meja.
17.Siapa saja yang terlibat dalam penentuan kebijakan tersebut?
Jawab :
Pustakawan dan peran guru dan siswa juga dibutuhkan dalam kebijakan tersebut, apakah bahan pustaka dibutuhkan bagi pengguna.
18.Apakah koleksi yang ada saat ini sesuai dengan kebijakan pengembangan koleksi?
(4)
Ya ada yang sesuai dan ada juga yang saat ini belum sesuai dengan kebijakan bahan pustaka karena belum mendukung bagi guru dan siswa sesuai kurikulum pendidikan.
19.Apakah ada rencana kebijakan pengembangan koleksi? Apa sajakah rencana kebijakan pengembangan koleksi tersebut?
Jawab :
Seperti yang diungkapkan oleh kepala perpustakaan bahwa :
1. Menyiapkan rencana perpustakaan untuk membangun dan memelihara koleksinya
2. Merencanakan untuk memperbaiki kelemahan koleksi dan memelihara kekuatan koleksinya dengan memberikan perincian-perincian untuk pedoman bagi perpustakaan
20.Siapakah yang menyusun kebijakan pemilihan buku?
Jawab :
Sama yang diungkapkan oleh kepala perpustakaan bahwa peran pustakawan dan guru serta siswa untuk melaksanakan pemilihan buku dengan koleksi apa yang mereka butuhkan saat ini.
21.Bagaimanakah kriteria penerimaan dan penolakan bagi buku sumbangan berupa hadiah?
Jawab :
Kriteria penerimaan bagi buku sumbangan berupa hadiah dilakukan apabila bahan pustaka yang diterima oleh pihak perpustakaan sudah menunjang pendidikan bagi guru dan siswa sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Sedangkan kriteria penolakan dilakukan apabila bahan pustaka yang ditolak oleh pihak perpustakaan tidak menunjang pendidikan serta kurikulum dan jika bahan pustaka tidak dibutuhkan bagi guru dan siswa.
22.Apakah ada pelaksanaan proses pertukaran bahan pustaka di perpustakaan tersebut?
Jawab :
Tidak, perpustakaan sekolah saat ini tidak melaksanakan proses pertukaran bahan pustaka.
(5)
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Dengan
Siswa Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan Pada tanggal 26 Maret 2014
Bersama ini kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi daftar wawancara ini, sebagai suatu partisipasi dalam pengembangan koleksi Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan.
Nama : Laisa Afla Kelas : IX-2
Petunjuk pengisian
Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan mengenai pengembangan koleksi di Perpustakaan SMP Negeri 30 Medan. Anda diharapkan mengisi pernyataan-pernyataan tersebut.
1. Apakah Anda setuju bahwa koleksi buku yang ada di perpustakaan dapat membantu dalam menyelesaikan tugas dari guru?
Jawab :
Setuju, karena koleksi buku perpustakaan sudah lengkap dan memadai sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik.
2. Menurut Anda, apakah koleksi majalah yang disediakan oleh perpustakaan sudah memenuhi kebutuhan bahan bacaan?
Jawab :
Tidak, karena koleksi majalah dan surat kabar yang ada di perpustakaan hanya sedikit sehingga kebutuhan informasi yang terbaru dan terkini masih kurang.
3. Bagaimanakah tanggapan Anda tentang jenis koleksi buku yang ada di perpustakaan?
Jawab :
(6)
4. Apakah koleksi buku perpustakaan selalu mengikuti perkembangan dan kuriikulum?
Jawab :
Koleksi buku yang ada di perpustakaan sudah mengikuti perkembangan dan kurikulum.
5. Jika Anda terlambat mengembalikan buku, apakah ada dikenakan denda?
Jawab :
Tidak ada dikenakan denda, sehingga waktu membaca buku yang dipinjam dapat berlama-lama untuk dibaca.
6. Apakah Anda sebagai siswa dan pengguna perpustakaan sering mengunjungi perpustakaan dengan memanfaatkan koleksi perpustakaan yang ada saat ini?
Jawab :
Kadang-kadang, karena saya hanya datang ke perpustakaan pada jam istirahat saja itupun kalau ingin meminjam koleksi buku perpustakaan.
7. Jenis koleksi perpustakaan apa yang sering Anda pinjam ke perpustakaan?
Jawab :
Koleksi yang saya pinjam adalah buku fiksi dan non fiksi.
8. Apakah Anda pernah memanfaatkan perpustakaan dengan membaca koleksi pada saat jam pelajaran bukan jam istirahat?
Jawab :
Pernah, pada saat guru tidak mengajar kami diwajibkan untuk membaca koleksi ke perpustakaan dan sesekali walaupun guru ada kami wajib belajar di perpustakaan agar terbiasa memanfaatkan koleksi perpustakaan.
9. Apakah Anda merasa puas dengan kualitas koleksi yang ada saat ini?
Jawab :
Sejauh ini saya merasa puas karena koleksi yang disediakan sesuai kebutuhan dan membantu saya mengerjakan tugas dari guru dengan koleksi di perpustakaan tersebut.