11
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.
3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk
kepentingan pelaksanan kurikulum
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca
dan semangat belajar bagi para siswa. 6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar
para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain
yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Menurut pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan Sekolah
2000,5 tujuan perpustakaan sekolah adalah “Sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar
lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.
2.2 pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka, merupakan salah satu kegiatan kerja pelayanan teknis yang dilakukan oleh perpustakaan informasi kepada
pengguna demi tercapainya tujuan perpustakaan, yaitu mendukung, memperlancar dan meningkatkan kualitas, pelaksanaan program di
sekolah yang bersangkutan. Pengadaan bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan
pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah bahan pustaka yang sudah dimiliki tetapi jumlahnya masih kurang. Jadi,
pengadaan bahan pustaka ada dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang sama sekali
Universitas Sumatera Utara
12
belum dimiliki perpustakaan sekolah. Kemungkinan yang kedua adalah menambah bahan-bahan pustaka yang jumlahnya kurang.
Dari pengertian diatas jelaslah bagi kita bahwa pengadaan bahan pustaka sangat penting. Perpustakaan sekolah yang baik akan dapat
berfungsi sebagai sumber informasi apabila dalam perpustakaan tersebut tersedia bahan pustaka yang dapat meningkatkan proses belajar mengajar
bagi siswa dan guru. Dengan tersedianya koieksi bahan pustaka yang lengkap memungkinkan siswa dapat belajar dan mencari informasi yang
diinginkannya. Kegiatan pengadaan bahan pustaka merupakan suatu kegiatan perpustakaan dalam menyediakan dan menghimpun bahan
pustaka melalui pembelian, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, penerbitan sendiri untuk menjadikan koleksi perpustakaan tersebut.
2.2.1 Pemilihan Bahan Pustaka
Pemilihan bahan pustaka adalah proses mengidentifikasikan bahan-bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada diperpustakaan.
Pemilihan bahan pustaka sangat penting dalam kegiatan pengadaan agar koleksi yang disediakan benar-benar bermanfaat bagi pengguna dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu yang bersangkutan.
Suatu perpustakaan tidak akan ada artinya bila koleksi yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Menurut C. Larasati Milburga dalam bukunya membina perpustakaan Sekolah 2004,75 hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan pemilihan
bahan pustaka antara lain: 1 Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pemakai
perpustakaan serta tidak bertentangan tujuan perpustakaan. 2 Dipilih untuk para pemakai, dihindari jangan sampai pemilihan terlalu
dipengaruhi oleh selera pribadi pustakawan atau sekelompok orang saja. 3 Membawa manfaat kemajuan pengetahuan jiwa baik yang bersifat
informatif, inspiratif maupun rekreatif.
Universitas Sumatera Utara
13
4 Bahan yang dipilih memenuhi syarat atau kualitas pustaka yang baik antara lain, otoritas pengarang, reputasi pengarang, penerbit, daftar isi,
penyajian, susunan karangan, edisi, tisik buku, dan lain-lain. Menuri Sulistyo Basuki 2001,427 tujuan pemilihan buku atau bahan
pustaka adalah :Mengembangkan perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan
pemakai masa kini serta masa mendatang.
2.2.1.1 Prinsip-Prinsip Seleksi
Tujuan perpustakaan adalah menyebarluaskan informasi kepada pengguna. Agar tujuan itu tercapai maka dalam kegiatan pemilihan koleksi perlu adanya
prinsip-prinsip seleksi. Dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka perlu diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut: Pemilihan bahan pustaka hendaknya disesuaikan dengan permintaan pemakai
yang dilayani serta disesuaikan dengan fungsi perpustakaan itu sendiri. 1. Pemilihan bahan pustaka hendaknya disesuaikan dengan permintaan
pemakai yang dilayani serta disesuaikan dengan fungsi perpustakaan itu sendiri
2. Untuk memudahkan tugas seleksi sebaiknya menggunakan alat bantu
seleksi seperti katalog, bibliografi, katalog penerbit, index dan panplet. 3. Memilih bahan pustaka yang tepat untuk pembaca dalam waktu yang
tepat pula 4. Pustakawan harus memberikan pertimbangan dan keputusan yang tepat
atas pemilihan dan kebutuhan pemakai 5. Harus ada kebebasan dan kemerdekaan dalam melaksanakan seleksi itu,
dan menghindarkan pengaruh pribadi atau sekelompok orang 6. Bahan pustaka yang dipilih harus memiliki syarat- syarat kuwalitas yang
ditentukan, antara lain dalam subjek kuwalifikasi pengarang, penerbit dan fisik buku.
Universitas Sumatera Utara
14
7. Pemilihan hendaknya ditujukan untuk kepentingan pemakai dan dapat membantu manfaat kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti
yang positif. Berdasarkan kriteria di atas, kegiatan pemilihan bahan pustaka haruslah
benar-benar memilih bahan pustaka mana yang seharusnya ada dan sangat diperlukan atau yang kurang diperlukan. Menurut Sulistiyo Basuki 2000,428
Tujuan pemilihan bahan pustaka adalah: Mengembangkan koleksi
perpustakaan yang baik dan seimbang sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai masa kini dan masa yang akan
datang .
2.2.2.2 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka
Pengembangan koleksi mencakup kegiatan pemilihan bahan pustaka dan dilanjutkan dengan mengadakan bahan pustaka. Memilih bahan pustaka
memerlukan perkakas bahan pustaka. Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 2004, 38 alat-alat
bantu tersebut : Silabus
Katalog penerbit Bibliogrrafi
Daftar prolehan baru dari prpustaakaan
Tinjauan dan resensi buku
Iklan dan selebaran baru Book in print
Pangkalan data.
Universitas Sumatera Utara
15
Sedangkan menurut Soeatminah 2002,76 alat Bantu mencakup 1. Katalog penerbit dalam dan luar negeri
2. Bibliografi khusus berbagai dalam bidang ilmu 3. Bibliografi nasional dan internasional
4. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain 5. Timbangan buku, dan iklan lain-lain
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini
alat Bantu pemilihan dapat ditelusiri melalui CD-Rom dan internet.
2.2.1.3 Pihak yang Berwenang dalam Pemilihan Bahan Pustaka
Didalam perpustakaan terdapat pihak-pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka. Ini disebabkan bukan hanya perpustakaan saja yang
dapat melakukannya, tetapi juga melibatkan pihak-pihak lain yang dianggap perlu. Pihak yang berwenang dan berkecimpung dalam pemilihan bahan pustaka
haruslah orang yang menguasai subjek dan mengetahui bahan pustaka. Menurut Sulistyo-Basuki 2001, 429 untuk dapat menjadi seorang pemilih
bahan pustaka yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1
Men[guasai sarana bibliografis yang tersedia, paham akan dunia penerbitan khususnya mengenai penerbitan, spesialisasi para penerbit,
kelemahan mereka, standar hasil terbitan yang ada selama ini. 2
Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan, misalnya siapa saja yang menjadi anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah
dilakukan, berapa banyak mereka menggunakan perpustakaan, dan mengapa ada kelompok yang menggunakan koleksi perpustakaan lebih
banyak dari pada kelompok lainnya.
3 Memahami kebutuhan para pengguna
4 Hendaknya personil pemilihan bahan pustaka bersikap netral, tidak
bersikap mendua, menguasai informasi, dan memiliki akal sehat dalam pemilihanbahan pustaka. Biasanya pustakawan berpengalaman memiliki
naluri tajam mengenai sebuah bahan pustaka, apakah perlu dibeli atau tidak walau pun dia tidak dapatmenjelaskan alasan logis pembelian atau
penolakan sebuah bahan pustaka sering kali keputusan perpustakaan itu benar.
5 Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakaan.
6 Mengetahuai bahan pustaka melalui proses membukabuka buku ataupun
melaJaur proses membaca.
Universitas Sumatera Utara
16
Persyaratan tersebut diatas, dapatlah diketahui bahwa pihak yang berwenang dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Pihak-pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka menurut Sulistyo-Basuki 2001,430 adalah:
1 Pustakawan
2 Spesialis subjek termasuk guru
3 Toko buku
4 Anggota komisi perpustakaan
5 Anggota.
2.2.2 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka didalam suatu perpustakaan adalah penting sehingga diperlukan hal-hal yang mendukung agar pengadaan bahan pustaka
tersebut benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Ada beberapa sistem yang dapat digunakan dalam hal pengadaan bahan pustaka di perpustakaan.
Adapun sistem yang digunakan dalam hal pengadaan bahan pustaka menurut Soetminah 2002,71 yaitu:
1. Pembelian 2. Hadiah
3. Tukar-menukar 4. Titipan
Sistem tersebut diatas diadakan untuk lebih mengarah petugas perpustakaan untuk melaksanakan tugas pengadaan bahan pustaka secara tepat, baik dan
sistimatis.
2.2.2.1 Pembelian
Pengadaan bahan pustaka melalaui pembelian merupakan cara yang paling efektif karena melalui pembelian perpustakaan dapat memilih bahan pustaka
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan membeli kita dapat menentukan apa yang dibutuhkan pengguna,
dengan demikian sedikit banyaknya akan terhindar dari pengadaan yang tidak sesuia dengan kebutuhan pengguna.
Universitas Sumatera Utara
17
Menurut Soeatminah 2002,75 untuk mengadakan koleksi lewat pembelian, perpustakaan perlu menyediakan anggara. Disamping anggaran,
perpustakaan harus menentukan macam dan jenis bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.
Untuk memudahkan pemesanan buku yang akan dibeli, perpustakaan perlu membuat daftar pemesanan buku yang memuat:
1 Pengarang
2 Judul buku
3 Edisi terbitan
4 Penerbit dan tahun terbit
5 Harga, jumlah eksemplar, nama pemesanan
6 Alamat dan tanggal pemesanan
Pembelian dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1
Toko buku 2
Penerbit, baik didalam negeri maupun luar negeri 3
Agen buku, baik didalam negeri maupun luar negeri 1. Pembelian buku melalui toko buku
Pembelian buku secara langsung pada toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan karena efisien dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.
Disamping ada kekurang yang sering ditemui yaitu tidak semua subjek atau judul buku yang dibutuhkan perpustakaan tersedia ditoko buku. Bagi buku terbitan
luar negeri sering memakan waktu yang lama. 2 . Pemesan buku melalui penerbit
Penerbit adalah suatu perusahaan yang mengambil naskah pengarang, mengeditnya dan memproses dalam bentuk buku. Penerbit Indonesia Pada
umumnya melayani permintaan perpustakaan, namun tidak demikian halnya dengan penerbit asing hanya melayani pembelian toko buku ataupun penjaja
vendor, sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku. 3 . Pemesanan buku melalui agen buku
Penerbit luar negeri menjual bukunya keagen buku jobber atau vendor. Agen buku memperoleh buku dari penerbit dengan potongan harga, dan
menyimpannya dalam gudang besar, kemudian menjualnya kepada toko buku
Universitas Sumatera Utara
18
dan perpustakaan. Dalam kaitan hubungan transaksi antara penerbit dan perpustakaan, agen buku merupakan partner dihampir semua aspek perdagangan.
Apabila dana perpustakaan terbatas maka pembelian dapat dilakukan berdasarkan prioritas, buku mana yang paling utama dibutuhkan oleh pengguna.
2.2.2.2 Hadiah
Selain cara pembelian, proses pengadaan bahan pustaka dapat melalui hadiah, terutama bagi perpustakaan dengan dana yang terbatas. Pada umumnya
perpustakaan di Indonesia banyak menerima hadiah buku-buku sebagai penambah koleksi. Hadiah buku sering diberi tampa diminta khususnya
diperoleh dari lembaga penelitian, lembaga asing, kedutaan asing, instansi pemerintah maupun Swasta. Permintaan dapat dilakukan dengan secara lisan
yang dikuatkan dengan cara tertulis melalui surat, supaya ada bukti autentik. Langkah yang perlu ditempuh dalam mengajukan permintaan hadiah
pustaka menurut Soeatminah 2002, 72 adalah sebagai berikut: 1. Menyusun daftar bahan pustaka yang akan dimintakan sebagai hadiah.
2. Mengirimkan kapada alamat yang dituju sebagai surat permohonan dengan penjelasan kegunaannya, serta dilampiri daftar yang telah disiapkan,
penanggung ongkos kirim bahan pustaka perlu ditekankan dalam surat. 3. Apabila bahan pustaka hadiah datang, maka perlu diperiksa dan
dicocokkan dengan surat pengantarnya, dan apabila sudah cocok dapat langsung diinventaris.
4. Mengirimkan ucapan terimakasih kepada pengirim, beserta pengembalian tanda terima.
Hadiah buku yang diterima tampa diminta sering tidak sesuai dengan tujuan pustaka yang penerima. Untuk buku-buku hadiah seperti ini dapat
dimanfaatkan oleh perpustakaan itu dengan cara ditawarkan atau ditukarkan dengan perpustakaan lain yang
membutuhkan melalui proses tukar-menukar buku.
Universitas Sumatera Utara
19
Menurut FKBA 2001,35 Ada dua perolehan hadiah yaitu hadiah atas usulan dan hadiah tanpa diminta, hadiah yang diminta sudah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan sesuai dengan kebutuhan , sedangkan hadiah tanpa diminta sering tidak cocok dengan tujuan perpustakaan penerima sehingga perlu
diseleksi lebih jauh untuk dijadikan koleksi perpustakaan.
2.2.2.3 Tukar Menukar
Penambahan koleksi bahan pustaka dapat juga diperoleh dengan cara tukar menukar antar perpustakaan, misalnya: satu perpustakaan memiliki koleksi buku
yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan perpustakaan atau dianggap lebil jumlah eksemplarnya dari tiap judul buku, dapat ditawarkan kapada
perpustakaan lain. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tukar menukar menurut Soeatminah 2002,74 adalah sebagai berikut:
1. Setiap pustaka yang akan ditukarkan harus dikeluarkan dari koleksi, diambil katalognya, dan diberi
Dan diberi tanda stempel tanda pengeluaran dari koleksi. Dari dalam buku inventaris juga dicatat dikolom keterangan, sehingga sudah resmi bukan milik
perpustakaan yang bersangkutan.
2. Sejumlah pustaka yang akan ditukarkan dibuatkan daftar yang diurutkan berdasarkan abjad, misalnya.
Buku : nama pengarang dan judul. Majalah : judul, volume, tahun, nomor. 3. Perpustakaan mengirimkan daftar tersebut kepada sejumlah perpustakaan yang
diperkirakan akan membutuhkannya, lengkap dengan syarat pertukaran, misalnya ongkos kirimnya
4. Perpustakaan penerima memilih pustaka yang diperlukan dan mengirim daftar pustaka yang ditawarkan sebagai gantinya.
5. Apabila kedua perpustakaan telah sepakat, maka proses tukar menukar dapat dilakukan, dan masing-masing dapat mulai mengiventaris pustaka hasil tukar-
menukar. Kerjasama tukar menukar bahan pustaka antar perpustakaan dilakukan
bukan berdasarkan atas harga buku, melainkan atas pengertian saling bantu membantu.
Universitas Sumatera Utara
20
2.2.2.4 Titipan
Penambahan buku dapat juga melalui titipan. Sering juga perpustakaan dititipi sejumlah pustaka oleh seseorang atau lembaga. Pustaka yang dititip boleh
dipinjamkan, tetapi statusnya tetap milik penitip. Soeatminah 2002,74 memberi langkah-langkah pengelolaannya sebagai berikut:
1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat
dipinjamkan. 2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi
dengan keterangan seperti: a. Pustaka sesuai daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama
jangka waktu beberapa tahun. b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh
diperlakukan sama dengan koleksi lain. c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya
seperti koleksi yang lain. d. Apabila ada pustaka yang rusak, perpustakaan akan memperbaiki, tetapi
apabila hilang perpustakaan tidak menggantinya. e.
Setelah ketentuan berikut disepakati bersama, maka kedua belah pihak menandatangani dan masing-masing menyimpan satu dokumen serah
terima. Dengan adanya penitipan bahan pustaka di perpustakaan, koleksi
perpustakaan akan menjadi lebih banyak. Kegiatan penitipan bahan pustaka ini sering terjadi di perpustakaan, misalnya pada perpustakaan khusus.
2.2.2.5 Penerbitan Sendiri
Pengandaan. bahan pustaka dengan penerbitan sendiri merupakan salah satu kegiatan perpustakaan dalam hai pengembangan bahan koleksi. Penerbitan
sendiri adalah penerbitan yang dilakukan suatu lembaga yang bersangkutan atau unit-unit dilingkungannya. Biasanya bahan pustaka terbitan sendiri yang banyak
dimuat di perpustakaan sekolah adalah berupa kliping, membuat gambar atau peristiwa penting.
Menurut pedoman umum bahan perpustakaan sekolah 2000,6 pengertian penerbitan sendiri mencakup:
a. Penerbitan dari lembaga induk dimana perpustakaan berada.
Universitas Sumatera Utara
21
b. Perpustakaan hendaknya dijadikan tempat penyimpanan semua penerbitan lembaga itu
c. Perpustakaan dapat dituntut sebagai penyalur dari semua penerbit lembaga yang bersangkutan
d. Penerbitan perpustakaan itu sendiri, seperti daftar tambahan koleksi,
buletin, manual, bibliografi dan sebagainya. Berdasaarkan uraian diatas penerbitan sendiri sangat memacu para siswa
untuk ikut serta dalam menambah bahan pustaka di perpustakaannya. Siswa dapat menyusun karya tulis dan menyumbangkannya pada perpustakaan.
2.3 Kebijakan Pengadaan