Heidy Claudia, 2013 Model Pembelajaran Bernyanyi Untuk Meningkatkan Artikulasi Bicara Anak Autis
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3. Penyajian data adalah menyajikan data dari hasil penelitian ini yang sudah
dirangkum dan secara sistematis mengacu pada judul dan rumusan masalah, sehingga diperoleh tema dan pola secara jelas tentang hal yang diteliti agar
mudah diambil kesimpulan dan pengambilan tindakan Haerani, 2012:77.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya untuk mencari makna
dari data yang dikumpulkan dan memantapkan kesimpulan dengan member check atau triangulasi yang dilakukan selama dan sesudah data dikumpulkan.
Dengan demikian proses verifikasi merupakan upaya mencari makna dari data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema hubungan, persamaan,
perbedaan-perbedaan, hal-hal yang timbul dan sebagainya.
H. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sekitar bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 dengan kurun waktu sekitar tiga bulan. Berikut akan dilampirkan jadwal
penelitian yang yelah berlangsung.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Siklus Tanggal
Kegiatan I
12 Februari 2013
a. Pencatatan Baseline.
b. Orang tua mempelajari tiga lagu yang
digunakan di siklus I. c.
Candy mulai mempelajari lagu Halo. 13 Februari 2013
a. Mempelajari lagu Halo.
b. Candy mampu menghafal melodi lagu
Halo. 20 Februari 2013
a. Bermain menirukan kata.
b. Candy bernyanyi lagu Halo, bersahutan
dengan Ibu Irma. 05 Maret 2013
a. Bermain menirukan kata.
b. Candy mempelajari tiga lagu tersebut.
06 Maret 2013 Post Test yang dilakukan Ibu Irma dan dicatat
oleh peneliti.
II
12 Maret 2013 a.
Vokalisi dengan permainan suara ular
Heidy Claudia, 2013 Model Pembelajaran Bernyanyi Untuk Meningkatkan Artikulasi Bicara Anak Autis
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dan pesawat terbang. b.
Candy bernyanyi tiga lagu. 13 Maret 2013
a. Vokalisi
b. Bernyanyi tiga lagu.
19 Maret 2013 a.
Vokalisi permainan pompa balon. b.
Menonton video klip c.
Bernyanyi tiga lagu 03 April 2013
a. Vokalisi pompa balon.
b. Bernyanyi tiga buah lagu.
c. Menonton video klip.
09 April 2013 a.
Bermain tebak nama hewan. b.
Vokalisi bunyi suara ular. c.
Bernyanyi d.
Menonton video klip. 16 April 2013
a. Menonton video klip.
b. Vokalisi bunyi ilar.
c. Bernyanyi lagu Halo.
17 April 2013 Post Test yang dilakukan oleh Ibu Irma. Peneliti
mencatat kata yang diucapkan Candy.
III 07 Mei 2013
a. Berdiskusi sintaksis pembelajaran siklus
III dengan Ibu Irma. b.
Mengajarkan tiga buah lagu baru pada Ibu Irma.
c. Pre Test yang dilakukan oleh Ibu Irma
dan peneliti mencatat sebagai data Baseline.
08 Mei 2013 a.
Candy belajar satu lagu, Simpan Mainan. b.
Bermain tebak nama buah. 14 Mei 2013
a. Vokalisi dan bermain.
b. Bernyanyi Simpan Mainan.
15 Mei 2013 a.
Bermain menirukan kata. b.
Bernyanyi Simpan Mainan dan Nama Buah.
21 Mei 2013 a.
Menonton video klip. b.
Bernyanyi dua lagu, yaitu Simpan Mainan dan Nama Buah.
c. Bermain dan vokalisi.
22 Mei 2013 a.
Candy belajar lagu Kebunku. 25 Mei 2013
Post test yang dilakukan oleh Ibu Irma dan
Heidy Claudia, 2013 Model Pembelajaran Bernyanyi Untuk Meningkatkan Artikulasi Bicara Anak Autis
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
peneliti mencatat kata-kata yang dikuasai Candy.
Heidy Claudia, 2013 Model Pembelajaran Bernyanyi Untuk Meningkatkan Artikulasi Bicara Anak Autis
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu strategi yang dilakukan pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Model
pembelajaran bernyanyi dilakukan pada anak autis yang memiliki gangguan artikulasi. Melalui model pembelajaran bernyanyi ini, anak dapat mempelajari
pengucapan artikulasi dengan lebih senang. Pikiran dan hati yang positif dan menyenangkan akan membuat anak belajar lebih cepat dan lebih mudah.
Model pembelajaran ini melibatkan tiga orang, yaitu Candy subjek penelitian, Ibu Irma, dan peneliti. Ibu Irma menjadi pembimbing utama dari
kegiatan pembelajaran bernyanyi ini, sedangkan peneliti sebagai observer yang mencatat semua kegiatan yang berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran bernyanyi dapat meningkatkan artikulasi bicara pada anak autis.
Kegiatan bernyanyi dapat digunakan untuk meningkatkan artikulasi pada anak autis yang memiliki kemampuan serta minat pada musik. Pada kasus Candy,
model pembelajaran bernyanyi ini dapat meningkatkan gangguan artikulasi pada konsonan “s”. Kendati belum maksimal, Candy sudah konsisten mengucapkan
konsonan “s” dengan jelas di tengah kata, namun belum konsisten mengucapkan konsonan “s” di awal dan akhir kata.
Model pembelajaran ini tidak akan bisa berjalan dengan maksimal tanpa adanya sebuah kegiatan vokalisi. Kegiatan ini sebuah kegiatan permainan yang
akan menstimulus Candy agar mampu dan terbiasa untuk mengucapkan konsonan “s” dengan baik. Melalui permainan tersebut, Candy mampu memposisikan
lidahnya sehingga pada siklus III konsonan “s” dapat diucapkan dengan baik.
Model pembelajaran bernyanyi tidak hanya terbatas untuk meningkatkan gangguan artikulasi, namun dapat meningkatkan kemampuan bahasa reseptif pada
Candy. Melalui lagu Simpan Mainan, Candy mau melakukan instruksi untuk