Awaliyah Safitri, 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI KELAS IV SDN PANANCANGAN 5 KOTA SERANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam menerapkan teknik bahasa dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran berbicara dalam konsep bercerita serta dapat
mengetahui tingkat keberhasilan
2. Bagi Guru
a. Dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran berbicara dalam
konsep bercerita pada siswa dimasa yang akan datang. b.
Dapat membantu guru untuk menentukan suatu teknik yang kreatif yang menunjang keberhasilan pembelajaran, mampu menarik perhatian
dan minat bakat siswa. 3.
Bagi Siswa Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan memiliki kemampuan
bercerita pada pembelajaran berbicara dengan baik dan terampil dalam menciptakan karya sastra khususnya cerita.
E. Definisi Operasional
Berdasarkan permasalahan yang terjadi diperoleh suatu bentuk judul yang bila didefinisikan secara operasional adalah sebagai berikut:
1. Berbicara
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang didahului oleh keterampilan menyimak, pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang
diperoleh anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Sebelum matang dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan
dalam kegiatan berbahasa yang diungkap Rachmat dalam Hamalik, 2012:282.
2. Bercerita
Awaliyah Safitri, 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI KELAS IV SDN PANANCANGAN 5 KOTA SERANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tarigan dalam Rahayu, 2003:9 menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada orang lain. Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat
pengertian-pengertian atau makna-makna menjadi jelas. Dengan bercerita, seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan berbagai
perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan pengalaman yang
diperolehnya.
3. Metode Role-Playing
Hamalik 2009:199 mengungkapkan bahwa bermain peran atau sosio drama adalah suatu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan
untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insani. Bermain adalah sebuah proses belajar melalui bermain peran yang dapat mengembangkan pemahaman
dan identifikasi terhadap nilai. Siswa dalam bermain peran menempatkan diri pada posisi orang lain, apabila ia menghayati peran itu ia akan dapat
memahami tidak saja apa yang telah dilakukan orang tersebut. Dengan memegang peran tersebut ia juga dapat memahami mengapa suatu tindakan
harus dilakukan, nilai apa yang mendasari pertimbangan tindakan tersebut dan bagaimana orang yang dilakoni itu menghadapi situasi tertentu.
Hasan dalam Supriatna, 2007:159 menjelaskan bahwa bermain adalah suatu proses belajar dimana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan
orang lain. Dalam proses ini yang paling penting adalah siswa mencoba berpikir, berperasaan, dan bertindak bukan sebagai dirinya tetapi sebagai
orang lain. Siswa harus mencoba dalam melakukan sesuatu, bagaimana berfikir, berperasaan dan bertindak yang mungkin berbeda dengan apa yang ia
lakukan yang saat itu dia dalam posisi sebagai siswa.
F. Metode Penelitian